20 research outputs found

    Patterns of Food Consumption and Production of Mountainous Community in Sinjai District, South Sulawesi Province, Indonesia

    Get PDF
    Food availability of one area affects its community food consumption patterns. The area will use its natural resources to satisfy all needs of its society. This study aimed to explain the patterns of consumption and production of food in a mountainous area. This research is a descriptive study using both qualitative and quantitative approaches. In qualitative approach, the data obtained by indepth-interview and Focus Group Discussion (FGD), whereas quantitative data obtained through household surveys of 40 households as samples. Field data collection is done systematically through questionnaires and interviews. There are two data sources namely primary data and secondary data. Primary data were obtained from people in the local area either as informants selected using snowball techniqueor respondents selected purposively. Furthermore, the secondary data were obtained from the literature that correlates with research areas. The result shows that the pattern of food production in the mountainous region is divided into two types based on the land used that is wetland and dry land. The wetland is used by mountainous community to produce food such as rice and corn with a frequency of twice a year. As for the dry land, it is cultivated to produce vegetables that are produced throughout the year as daily necessities. The pattern of consumption in the community correlates with the amount, type and consumptive frequency of the food. In general, people in mountainous areas still consume rice as a staple food by eating vegetables and fish as complementary with a frequency of 2-3 times a day. This is because the access is still relatively easy to obtain these foods

    Socio-Cultural Support For The Sustainability Of Food Production And Consumption In Highland Communities In Sinjai District, South Sulawesi Province.

    Get PDF
    Socio-culture is increasingly recognized as an important part towards sustainable food production and consumption.  This evolution is reflected in the fact that socio-culture is now generally referred to as one of the main drivers of sustainable food production and consumption. This study focuses on socio-cultural aspects in relation to the food production subsystem and food consumption subsystem in highland communities in West Sinjai District, Sinjai Regency, South Sulawesi Province. Using a qualitative approach, case study method, with data collection techniques, in-depth interviews, full observation, documentation and triangulation. So that it can see in depth the socio-cultural reality of the highland community. The socio-cultural apparatus is one of the supporting factors in the realization of the sustainability of food production and consumption in highland communities. The socio-cultural apparatus is one of the supporting factors in realizing the sustainability of food production and consumption in upland communities.  The socio-cultural component in the food production of highland communities strongly emphasizes the value of togetherness, the value of mutual cooperation and religious values. These values are implemented into food production activities from land preparation to harvesting such as; "Appada Elo"; "Appatinro Bine"; "Passibaling"; "Ganre Pare Beru".  The socio-cultural component of food consumption in highland communities also emphasizes religious values (a symbol of gratitude to the creator and getting closer to their ancestors), the value of togetherness (serving food to others as a form of respect and appreciation) and prestige values (types of food such as: local varieties of brown rice). These values are wrapped in community norms that have been maintained for generations as an effort to maintain the sustainability of community food production and consumptio

    PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PENYULUH TERHADAP ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Di Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai)

    Full text link
    Refleksi dari masih kurangnya kapasitas penyuluh, merupakan isu menarik untuk diteliti. Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat mengungkapkan pengaruh penerapan kompetensi sumber daya manusia berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman kerja yang akan mendorong dan mendukung penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif sedangkan metode pengolahan data digunakan analisis data secara deskriptif dan analisis data kuantitatif digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja penyuluh pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia pengetahuan merupakan variabel berpengaruh dominan terhadap kinerja penyuluh. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,703 menunjukkan bahwa keempat variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat kinerja penyuluh pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai sebesar 70,30% dan sisanya sebesar 29,70% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. KATA KUNCI : Penyuluh, Pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman kerj

    ANALISIS PEMASARAN KENTANG (Solanum tuberosum) DI KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis marjin pemasaran setiap pola saluran pemasaran yang digunakan petani kentang, (2) Menganalisis farmer’s share pemasaran kentang, (3) Menganalis pendapatan petani kentang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani, pedagang dan pengecer, yang memasarkan kentang di Kecamatan Sinjai Barat KabupatenSinjai. Sampel petani ditentukan secara acak sederhana sebanyak 28 petani. Sedangkan sampel pedagang dan pengecer ditentukan dengan metode snow ball sampling. Jumlah sampel pedagang pengumpu l4 orang, pengecer 12 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran kentang di Kecamatan Sinjai Barat terdiri dari dua yaitu (1) petani produsen menjual ke pedagang pengumpul dan kemudian menjual kepedagang pengecer dan selanjutnya pedagang pengecermendistribusikan kekonsumen, (2) petani produsen menjual ke pedagang pengecer dan selanjutnya pedagang pengecer mendistribusikan kekonsumen. Saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran II (Petani – Pedagang Pengecer) dengan margin Rp. 967 dan farmer share yang diterima petani adalah 88,31%. Pendapatan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran tertinggi pada pedagang pengumpul, selanjutnya pedagang pengecer dan petani produsen, dimana masing-masing lembaga pemasaran memperoleh keuntungan yang layak dan dapat meningkatkan pendapatan. Kata Kunci : Margin, Farmer Share, Pendapata

    MODEL PENYULUHAN PARTISIPATIF TERHADAP RESPON ADOPSI PETANI DI KABUPATEN SINJAI

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai model pendekatan penyuluhan di Kecamatan Sinjai Selatan. Mengkaji efektifitas model pendekatan penyuluhan partisipatif dalam proses identifikasi potensi dan masalah, merencanakan, merumuskan tujuan, melaksanakan monitoring dan evaluasi di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari petani responden melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner dan interview serta data sekunder, yaitu data yang diperoleh dinas atau instansi terkait.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penyuluhan partisipatif mampu membangun dan mengembangkan kemandirian petani dalam pengelolaan usaha tani. Sistem Top down yang selama ini dilakukan. Pergeseran paradigma penyuluhan ke sistem Bottom up membimbing petani untuk merancang jenis usaha yang menguntungkan. Kata Kunci : Model Penyuluhan, Partisipatif, Adopsi Petani

    PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG TERHADAP UPAYA PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU BIBIT TERNAK HASIL PROGRAM INSEMINASI BUATAN DI KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI

    Full text link
    Penyuluhan merupakan wadah pembelajaran bagi peternak untuk meningkatkan pengetahuannya. Diharapkan, dari pengetahuan yang tinggi, akan meningkatkan sikap dan keterampilan peternak tentang teknologi IB. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Persepsi Peternak Sapi Potong pada Upaya Pemerintah Terhadap Mutu Bibit Ternak Hasil Program Inseminasi Buatan. Penelitian dilaksnakan pada bulan Januari - Februari 2020, sedangkan lokasi penelitian adalah Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Populasi diambil seluruh peternak sapi potong yang mengkuti program Inseminasi Buatan (IB) dengan jumlah peternak sebanyak 376 orang dengan umlah sampel yang telah ditemukan yaitu 40 orang, Menjawab pertanyaan penelitian mengenai rumusan masalah satu dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan skala likert, sedangkanmengenai rumusan masalah dua dianalisis menggunakan anaisis korelasi. Persepsi peternak pada nilai ekonomi, nilai sosial dan karasteristik mutu bibit hasil Inseminasi Buatan (IB) terdapat pada kategori tinggi.Persepsi nilai ekonomi peternak mempunyai hubungan sedang (r = 0,495) terhadap upaya pemerintah dalam hal penyediaan benih/semen yang pengadaan sarana dan prasarana (0.274), sosialisasi (-0.044), pelatihan, monitoring dan evaluasi (-0.142) dan optimaisasi kelahiran (0,274) masing-masing memiliki kategori lemah. Nilai sosial peternak yang dihubungkan dengan upaya pemerintah memiliki hubungan kuat dengan optimalisasi kelahiran (0.730), bernilai sedang dengan kualitas semen (0.570) dan bernilai lemah dengan sosialisasi IB (-0176), pengadaan sarana dan prasarana (0.188) dan pelatihan, monitoring evaluasi (0.206). Sedangkan Persepsi Peternak pada karasteristik bibit hasil IB di hubungkan dengan upaya pemerintah memiliki hubungan kuat pada kualitas semen (0.724), memiliki hubungan sedang pada upaya optimalisasi kelahiran (0.599) dan pengadaan sarana dan prasarana (0.458) serta memiliki hubungan lemah pada upaya sosialisasi (0.170) dan pelatihan, monitoring, evaluasi (0.100). Kata Kunci: sapi potong; insiminas buatan, persepsi; Kabupaten Sinja

    REVITALISASI PENYEBARAN INFORMASI DALAM KEBUTUHAN INOVASI PERTANIAN MASYARAKAT TANI

    Full text link
    Penelitian ini didasarkan pada pendekatan dan pola komunikasi penyebaran informasi dalam kebutuhan inovasi pertanian masyakat tani pada penyuluhan pertanian. Fokus masalah penelitian, yaitu bagaimana bentuk/pola penyebaran informasi pertanian, apakah informasi dan inovasi pertanian sudah sesuai dengan kebutuhan dan harapan petani, dan bagaimana respon petani. Lokasi penelitian di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Unit analisis adalah kelompok tani yang sudah lama terbentuk untuk studi mendalam guna tercapainya tujuan penelitian. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Penyuluhan pertanian di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan tiga bentuk/pola komunikasi, yaitu pola komunikasi linear/divergen, pola komunikasi konvergen, dan pola komunikasi partisipatif. Kebutuhan inovasi pertanian di di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan sangat berkembang dan beragam ke arah kebutuhan informasi dan inovasi yang semakin spesifik baik secara individu, kelompok, mapun wilayah. Respon petani terhadap pola informasi dan inovasi pertanian yaitu, pada pola komunikasi linear petani menerima inovasi secara paksa tanpa memperhatikan tanggapan petani. Pada pola komunikasi konvergen petani mulai membuka diri untuk memperoleh informasi inovasi dari berbagai sumber. Sedangkan pola komunikasi partisifatif petani sudah mulai dapat menentukan sendiri inovasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kata Kunci : Penyuluhan, Komunikasi, Inovasi, Revitalisas

    ANALISA KELAYAKAN USAHA TANI KOPI (Coffea Sp) DI KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI

    Full text link
    Kopi adalah komoditi strategis untuk dikembangkan, akan tetapi banyak kendala yang dihadapi petani dalam pengelolaannya. Kendala tersebut baik dari segi teknis budidaya maupun dari aspek finansial. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan teknis usahatani kopi di daerah penelitian dan bagaimana tingkat kelayakan finansial usahatani kopi di daerah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sinjai Borong Kabupatan Sinjai, yang berlangsung selama 2 bulan yaitu Mei sampai juni 2016. Menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, Teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, di dapatkan sampel sebanyak 60 KK/Responden. Usahatani kopi di daerah penelitian secara teknis berdasarkan lokasi, teknologi, Layout layak dan on-farm, dapat di simpulkan bahwa secara teknis layak untuk di usahakan. Demikian pula dari aspek finasial, dari skala usaha per hektar, nilai NPV> 0 yaitu sebesar 5.125.371, nilai IRR sebesar 19,50 % sedangkan nilai Net B/C >1 yaitu sebesar 1,26. Untuk skala per petani nilai NPV sebesar 32.994.930, nilai IRR sebesar 37,56 % dan nilai Net B/C sebesar 1,90. Sehingga usahatani kopi Layak di usahakan. KATA KUNCI : Analisa, kelayakan, usahatani kop

    POLA KEMITRAAN USAHA TANI CABAI DI DESA GUNUNG PERAK KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI

    Full text link
    Pengembangan komoditas tanaman cabai belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa permasalahan yang dihadapi dalam usaha hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana Gambaran Umum Usahatani Cabai di Kabupaten Sinjai (2) Bagaimana Pola Kemitraan Usahatani Cabai di Kabupaten Sinjai. Dilaksanakan di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Pengumpulan data dilakukan melalui survey, observasi, dan wawancara menggunakan kuisioner terhadap 61 responden/petani Cabai yang dipilih secara acak sederhana. Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif berupa frekuensi, persentase, rataan skor dan total rataan skor. Hasil Penelitian menunjukkan, Pengembangan kluster cabai di Kabupaten Sinjai memfasilitasi penyediaan saluran irigasi untuk lahan budidaya cabai dan bantuan bibit seluas 15,5 Ha, melakukan perluasan kluster dari sisi penambahan kelompok petani binaan dalam program kerja sama di kecamatan Sinjai Barat dengan kegiatan pengembangan awal berupa fasilitas capacity building terkait good agriculture practices budidaya cabai, serta memfasilitasi pelatihan keterampilan pengolahan cabai kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat. Pola kemitraan yang dijalankan antara petani termasuk kedalam pola kemitraan Kerjasama Oprasional Agribisnis (KOA). Tipe kemitraan yang dijalankan oleh Wanita Tani Gunung Perak dan petani Cabai di Kecamatan Sinjai Barat termasuk kedalam tipe kemitraan sinergis yaitu tipe yang berdasarkan pada kesadaran saling membutuhkan dan mendukung pada semua pihak mitranya. Tipe ini menunjukan hubungan sinergis yang saling menguntungkan dan memperkuat serta menjadikan kerjasama bisnis terjalin secara berkesinambungan. Kata Kunci: Pola Kemitraan, Usaha tani, Cabai, Kabupaten Sinja
    corecore