4 research outputs found

    IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN KAPAR (Belontia hasselti) YANG DIPELIHARA DI KOLAM TERPAL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ektoparasit pada ikan Kapar (Belontia hasselti) yang dipelihara di kolam terpal. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel ikan Kapar yang mengalami gejala penyakit di kolam terpal. Identifikasi ektoparasit pada ikan dilakukan di laboratorium. Sebagai pembanding juga dilakukan pengambilan sampel ikan Kapar di sungai Sebangau tempat asal ikan ini diambil untuk melihat apakah ada ektoparasit bawaan dari alam. Hasil penelitian memperlihatkan serangan ektoparasit banyak terdapat di insang ikan. Jenis ektoparasit diperoleh 3 ektoparasit antara lain Dactylogyrus sp, Myxobolus sp, Vorticella sp. Namun, ektoparasit yang menyerang ikan Kapar lebih dominan jenis Dactylogyrus sp. Kisaran suhu dan pH masih normal untuk kehidupan ikan Kapar. Namun Kisaran DO dikolam terpal lebih rendah yaitu berkisar 3 mg/l dibandingkan di sungai Sebangau yaitu berkisar 4 mg/l meskipun sudah ada tambahan aerasi, kemungkinan hal inilah yang menyebabkan ikan mengalami stress

    Microbial abundance and diversity in water, and immune parameters of red tilapia reared in bioflocs system with different fish density (25 fish/m3, 50 fish/m3, and 100 fish/m3)

    Get PDF
    ABSTRACTThe objective of this experiment was to study microbial abundance and diversity in the water, and immune parameters of red tilapia Oreochromis sp. cultured in bioflok system with different fish stocking densities. The experiment comprised of two different factors, carbon source addition (bioflocs and control), and fish stocking density (25 fish/m3, 50 fish/m3, dan 100 fish/m3), with an experimental period of 99 days. Microbial load in water was determined biweekly, whereas immune parameters represented by fish blood profile were measured on day 0, 50, and 90. There was no significant difference in total bacteria count in the water of all treatments; there was however a tendency shown by all treatments that the microbial load in water increased along with the culture period. There were 4 genera of bacteria which particularly found in bioflok system, which are Acinetobacter sp., Corynobacterium sp., Listeria sp., dan Pseudomonas sp, and are suggested to play a role in bioflok formation. The percentage of phagocytic index of fish in bioflok system was higher than that in control, and may indicate that bioflok may stimulate the fish immune system.Keywords: bioflocs, red tilapia, bacteria, blood profile. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan keragaman jenis bakteri dalam air dan parameter imunitas ikan nila Oreochromis sp. yang dipelihara dalam sistem bioflok dengan kepadatan ikan yang berbeda. Penelitian terdiri atas dua faktor perlakuan yaitu penambahan sumber carbon (bioflok dan kontrol), dan padat penebaran ikan (25 ekor/m3, 50 ekor/m3, dan 100 ekor/m3) dengan lama waktu pemeliharaan ikan selama 99 hari. Kelimpahan bakteri diukur setiap 2 minggu sekali selama masa pemeliharaan. Parameter imunitas meliputi gambaran darah diukur dengan pengambilan contoh darah yang dilakukan pada tiga ekor ikan pada hari ke 0, 50, dan 99. Kelimpahan bakteri pada semua perlakuan pada setiap titik pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Semua perlakuan menunjukkan kecenderungan peningkatan kelimpahan bakteri seiring dengan masa pemeliharaan. Terdapat 4 genus bakteri yang hanya ditemukan pada kolam bioflok yaitu Acinetobacter sp., Corynobacterium sp., Listeria sp., dan Pseudomonas sp yang diduga berperan dalam pembentukan bioflok. Persentase indeks fagositik pada ikan dengan perlakuan bioflok lebih tinggi dibanding kontrol, yang mengindikasikan peran bioflok sebagai stimulus sistem imun.Kata kunci: bioflok, nila merah, bakteri, gambaran darah

    Identification and prevalence of ectoparasites and endoparasites in kerandang fish Channa pleurophtalma and catfish Clarias batrachus captured from Sebangau River

    Get PDF
    ABSTRACT   This study aimed to determine types, prevalence, and intensity of ectoparasites and endoparasites that infect kerandang fish Channa pleurophtalma and catfish Clarias batrachus. Sampling was carried out in Sebangau River, while identification was carried out at the Fish Quarantine, Quality Control, and Safety Station, Palangka Raya. Examination of ectoparasite infection included bilateral body mucus, caudal fin, and gills. Endoparasite examination was done by observing the fish organs, such as liver, blood, meat, intestines, and stomach. The parasite analysis was determined by calculating the prevalence and intensity. In kerandang fish, the ectoparasites were identified as Trichodina sp., Gyrodactylus sp., Epistylis sp., Dactylogyrus sp., while the endoparasites were Camallanus sp. and Neoechinorhyncus. In catfish, the ectoparasites were identified as Trichodina sp., Dactylogyrus sp., Myxobolus sp., and Costia sp., while the endoparasites were Camallanus sp. Dominant ectoparasite that infected fish was Dactylogyrus sp. on fish gills. For endoparasites, the dominant endoparasites were identified as Neoechinorhyncus in kerandang fish and Camallanus sp. in catfish. The highest prevalence was found in Dactylogyrus sp. at 27%. The prevalence was categorized as a frequent infection. The highest ectoparasite intensity level was obtained from Trichodina sp. at 20.3 ind/fish in kerandang fish and Dactylogyrus sp. at 12.2 ind/fish in catfish. This intensity level is categorized in a medium intensity. Keywords: Channa pleurophtalma, Clarias batrachus, ectoparasites, endoparasites   ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ektoparasit dan endoparasit yang menginfeksi ikan kerandang Channa pleurophtalma dan ikan lele Clarias batrachus serta prevalensi dan intensitas parasitnya. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Sebangau sedangkan identifikasi dilaksanakan di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palangka Raya. Pemeriksaaan infeksi ektoparasit meliputi; lendir tubuh bilateral, sirip ekor, dan insang. Pemeriksaan endoparasit dilakukan dengan cara mengamati bagian organ tubuh ikan seperti hati, darah, daging, usus, dan lambung. Untuk mengetahui tingkat serangan parasit pada ikan dianalisis dengan menghitung prevalensi dan intensitas. Pada ikan kerandang parasit yang teridentifikasi ektoparasit adalah Trichodina sp., Gyrodactylus sp., Epistylis sp., Dactylogyrus sp., dan endoparasit adalah Camallanus sp., dan Neoechinorhyncus. Pada ikan lele parasit ektoparasit yang teridentifikasi adalah Trichodina sp., Dactylogyrus sp., Myxobolus sp., dan Costia sp., sedangkan pada endoparasit adalah Camallanus sp. Ektoparasit yang dominan menginfeksi kedua ikan ini adalah Dactylogyrus yang terdapat pada insang. Sedangkan untuk endoparasit, pada ikan kerandang endoparasit yang dominan adalah Neoechinorhyncus dan endoparasit pada ikan lele adalah Camallanus sp. Prevalensi tertinggi pada ikan kerandang dan ikan lele adalah Dactylogyrus yaitu masing-masing 27%. Berdasarkan hasil prevalensi parasit pada ikan kerandang dan ikan lele termasuk kedalam kategori infeksi sering. Intensitas tertinggi pada ikan kerandang adalah Trichodina sp. dengan nilai 20.3 ind/ekor dan pada ikan lele adalah Dactylogyrus sp. dengan nilai intensitas 12.2 ind/ekor. Dari hasil intensitas parasit pada kedua ikan tersebut termasuk dalam kategori intensitas sedang. Kata kunci: Channa pleurophtalma, Clarias batrachus, ektoparasit, endoparasi

    DOMESTIKASI IKAN KAPAR (Belontia hasselti) YANG TERTANGKAP DI SUNGAI SEBANGAU

    No full text
    The Kapar fish  (Belontia hasselti) is the consumption fish that is obtained only on wild caught. Not yet succeeded in culture this fish, so domestication is needed as an early stage of the aquaculture. The purpose of this research was to knowning the stages of domestication of Kapar fish caught from the Sebangau river in the process of adaptation to new habitats in semi-permanent ponds which is seen from the observation of water quality as well as the growth and survival rate of the Kapar fish. Environmental adaptation for culture fish is the key to successful domestication. Observations of water quality in the fish's wild habitat with the quality of the water where the fish adapt in the pond are slightly different, especially the DO and pH values, but the water quality is still within the tolerance of the Kapar fish to live. The water quality parameters show the temperature in the range 27-29 °C, DO in the range 3-4.2 mg.L-1, and pH in the range 7-7.4. The growth in length and weight during the research showed that the fish were able to adapt feeding. The length and an average weight of Kapar fish until the research were 12.1 cm in length and 31.4 g of weight and it was known that during the research period the absolute length growth of Kapar fish was 1 cm and the absolute weight growth was 8 g . Results of data analysis carried out during the research that the survival rate of Kapar fish is 83 %.     
    corecore