13 research outputs found

    Potensi Ekstrak Spirulina sp. Sebagai Imunostimulan Pada Bidang Akuakultur: The Potential of Spirulina sp. Extract as an Immunostimulant in the Aquaculture Field

    Get PDF
    Aquaculture is an important industry that plays a role in meeting the world's animal protein needs. One of the main challenges in aquaculture is maintaining the health of cultivated aquatic organisms. Spirulina, a type of nutrient-rich blue-green microalgae, has garnered attention as a natural immunostimulant capable of enhancing the immune system of aquatic organisms. This article explains the immunostimulant properties of spirulina, including the bioactive compounds it contains, such as polysaccharides, proteins, photosynthetic pigments, and lipopolysaccharides. These compounds can boost the production of immune cells and phagocytic activity, which can help aquatic organisms combat pathogens. Furthermore, the article discusses the potential benefits of using spirulina extract in aquaculture, including increased resistance to diseases, faster growth, and improved nutritional quality of aquatic organisms. However, there are also challenges to address, such as determining the appropriate dosage and optimal application methods. This article contributes to the understanding of how spirulina extract can be utilized to enhance the health and productivity of aquatic organisms in aquaculture. With further research and the development of improved application methods, the potential of spirulina extract as an immunostimulant in aquaculture can be more fully realized, helping to meet the increasing global demand for protein

    POTENSI DAN KADAR NUTRISI IKAN RUCAH YANG DIDARATKAN DI PANTAI AMPENAN, NUSA TENGGARA BARAT

    Get PDF
    Penelitian ini berfokus pada ikan rucah, hasil samping dari kegiatan penangkapan ikan yang masih menjadi bagian signifikan dari tangkapan nelayan di Pantai Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sayangnya, seringkali ikan rucah ini tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga berpotensi menjadi limbah dan menimbulkan risiko pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas ikan rucah yang didaratkan di Pantai Ampenan, Mataram, dengan fokus pada analisis kadar nutrisi. Metode purposive sampling digunakan dalam penelitian ini, dengan analisis yang bersifat deskriptif. Sampel ikan yang diperoleh dari nelayan dianalisis untuk menentukan kadar protein, lemak, dan air. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein pada ikan rucah yang didaratkan di Pantai Ampenan, Mataram berkisar antara 71,52% hingga 72,34% untuk fillet, dan 54,80% hingga 70,60% untuk seluruh tubuh. Sedangkan kadar lemak ikan rucah bervariasi antara 0,65% hingga 4,23% untuk fillet, dan 0,96% hingga 6,31% untuk seluruh tubuh.Temuan ini mengindikasikan bahwa ikan rucah memiliki potensi nutrisi yang signifikan, terutama dalam hal kadar protein. Evaluasi ini memberikan wawasan yang berharga terkait potensi pemanfaatan ikan rucah sebagai sumber nutrisi yang bernilai, serta menciptakan pemahaman lebih lanjut terkait dampak lingkungan dan manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari optimalisasi pemanfaatan ikan ini

    Pelatihan Pembuatan Pakan Pellet Moist Untuk Budidaya Lobster di Desa Ekas Buana, Lombok Timur

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai bahan baku dan keterampilan untuk pembuatan pakan pellet moist pada pembudidaya lobster di desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi interaktif, tutorial dan praktik langsung. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa stakeholder yaitu 5 orang dosen Prodi Budidaya Perairan Universitas Mataram sebagai tim inti dan 1 orang mahasiswa, 16 orang pembudidaya lobster dan 5 orang pihak CSR PLN Peduli. Kegiatan dilakukan di rumah salah satu pembudidaya lobster di Desa Ekas Buana, Lombok Timur.  Peserta juga mendapatkan flyer untuk memudahkan pembuatan pakan moist secara mandiri di kemudian hari. Kompisisi pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan moist ini terdiri dari ikan rucah (678,9 g), meat and bone meal (MBM: 167,7 g), tepung kepala udang (48 g), minyak nabati (4,8 g), lesitin kedelai (9,5 g), kalsium karbonat (7,2 g), vitamin dan mineral mix (9,5 g), tepung gluten (26,4 g), dan tepung terigu (48 g).  Peralatan yang digunakan dalam pembuatan pakan moist adalah sebagai berikut: alat cetak pellet moist (penggiling daging sederhana), baskom, dandang, gelas, timbangan elektrik dan toples untuk menyimpan pakan. Tahapan pembuatan pakan pellet moist yaitu 1) persiapan bahan, 2) pencampuran bahan mulai dari yang jumlahnya sedikit dan sama jenisnya (tepung-tepungan, minyak-minyakan dan ikan rucah), 3) pengukusan dengan air mendidih selama 5 menit dan pencetakan, 4) pengeringan (kering angin) dan pemotongan. &nbsp

    Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Maggot sebagai Biokonversi Limbah Organik di Desa Tanjung, Lombok Utara

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan Budidaya Maggot sebagai biokonversi limbah organik di Dusun Kandang Kaoq, Desa Tanjung, Lombok Utara. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu survei dan persiapan bahan, demonstrasi media penetasan telur maggot, dan pendampingan. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi interaktif.  Kegiatan ini melibatkan beberapa stakeholder terdiri dari 30 orang masyarakat Dusun Kandang Kaoq, 10 orang mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram, dan 6 orang Dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram. Masyarakat Dusun Kandang Kaoq sangat antusias untuk mengikuti penyuluhan dan sosialisasi budidaya maggot sebagai biokonversi limbah organik. Selain itu, mereka mendapatkan pemahaman baru mengenai peluang dan potensi untuk membudidayakan maggot BSF sebagai alternatif sumber pendapatan tambahan

    Penyuluhan Teknik Budidaya Ikan Menggunakan Keramba Jaring Apung di Danau Lebo Kabupaten Sumbawa Barat

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi. Kegiatan diikuti oleh 42 orang peserta yang berasal dari daerah di sekitar danau Lebo Meraran. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi dilakukan di daerah pinggir danau. Materi penyuluhan yang disampaikan adalah tentang teknik pembuatan keramba, dan teknik budidaya di keramba jaring apung. Sebagai bahan demonstrasi maka disediakan miniatur keramba jaring apung yang dibuat dengan skala sebenarnya untuk ditampilkan pada saat kegiatan berlangsung. Para peserta sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini yang dibuktikan dengan keaktifan para peserta untuk berdiskusi secara terarah tentang topik yang disampaikan oleh pemateri. Hasil dari evaluasi yang dilakukan melalui tes tanya jawab secara langsung diketahui bahwa para peserta dapat mengerti tentang materi yang disampaikan serta berkeinginan untuk mengimplementasikan kegiatan budidaya ikan di keramba

    Pemanfaatan Rumput Laut Latoh (Caulerpa sp.) Sebagai Snack Sehat Pencegah Stunting di Desa Bulu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara

    Get PDF
    Stunting is a condition of malnutrition associated with chronic nutritional insufficiency. The stunting rate in Central Java Province was recorded at 20.9%. Then in 2022 it will drop to 20.8%. However, this figure still needs to be reduced to the lowest number. According to UNICEF Indonesia, the cause of stunting is the practice of parenting and feeding children who are inadequate, causing high rates of malnutrition. The nutritional intake needed by toddlers and pregnant women can be in the form of folic acid, vitamins, minerals, iron, calcium, fiber to protein. One of the foodstuffs that have a high nutritional content is latoh. This service aims to provide counseling or education about the importance of nutrition in children to prevent stunting. In addition, it can educate the public about the processing techniques of Latoh seaweed as a healthy snack. This service activity method begins with preparation, delivery of material, and trying to make processed products made from latoh together. Results from the activities carried out there were 50% of respondents who consumed latoh on counseling days. In addition, nutrition is important for children by consuming healthy latoh preparations. Then the presenter also conveyed the technique of processing Latoh seaweed into a healthy snack.Stunting is a condition of malnutrition associated with chronic nutritional insufficiency. The stunting rate in Central Java Province was recorded at 20.9%. Then in 2022 it will drop to 20.8%. However, this figure still needs to be reduced to the lowest number. According to UNICEF Indonesia, the cause of stunting is the practice of parenting and feeding children who are inadequate, causing high rates of malnutrition. The nutritional intake needed by toddlers and pregnant women can be in the form of folic acid, vitamins, minerals, iron, calcium, fiber to protein. One of the foodstuffs that have a high nutritional content is latoh. This service aims to provide counseling or education about the importance of nutrition in children to prevent stunting. In addition, it can educate the public about the processing techniques of Latoh seaweed as a healthy snack. This service activity method begins with preparation, delivery of material, and trying to make processed products made from latoh together. Results from the activities carried out there were 50% of respondents who consumed latoh on counseling days. In addition, nutrition is important for children by consuming healthy latoh preparations. Then the presenter also conveyed the technique of processing Latoh seaweed into a healthy snack

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Loligo Sp.) Terhadap Hemosit Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Terinfeksi White Feces Disease

    Get PDF
    Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi tinggi merupakan tujuan dari budidaya udang secara intensif untuk memenuhi kebutuhan pasar akan udang. Penyakit merupakan salah satu kendala dalam bidang perikanan, salah satu penyakit yang sering menyerang udang sekarang adalah penyakit kotoran putih (white feces disease). Penyebab utama penyakit kotoran putih adalah gregarine yang terinteraksi dengan vibrio. Penggunaan antibiotik untuk pengendalian penyakit sudah dibatasi, karena dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten dan menimbulkan residu pada udang. Oleh karena itu digunakannya bahan alami yang berfungsi sebagai antibakteri yaitu tinta cumi-cumi (Loligo sp.) yang dapat melawan bakteri Vibrio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) terhadap hemosit udang vaname (L. vannamei) yang terinfeksi white feces disease. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan dan Laboratorium Hidrobiologi Divisi Lingkungan dan Bioteknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya pada tanggal 19 Maret 2018 hingga 1 April 2018. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian ekstrak tinta cumi-cumi dengan dosis 6 ppm (A), 8 ppm (B), 10 ppm (C), dan Kontrol (K). Parameter utama dalam penelitian adalah mengetahui hemosit udang vaname, sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah gejala klinis dan kualitas air (pH, suhu, salinitas, DO, nitrat, nitrit, amonia, TOM, dan alkalinitas). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak tinta cumi-cumi berpengaruh terhadap jumlah total hemosit udang vaname. Adapun rerata jumlah total hemosit udang vaname untuk perlakuan A (6 ppm) yaitu 6,8 x 106 sel/ml, perlakuan B (8 ppm) yaitu 23,15 x 106 sel/ml dan perlakuan C (10 ppm) yaitu 11,23 x 106 sel/ml, sedangkan perlakuan K (Kontrol) yaitu 3,44 x 106 sel/ml. Jumlah total hemosit terbaik udang vaname yaitu pada perlakuan B (8 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak tinta cumi-cumi terhadap jumlah total hemosit udang vaname yaitu dengan dosis ekstrak tinta cumi-cumi tertentu akan menghasilkan jumlah total hemosit udang vaname yang tinggi. Grafik yang terbentuk adalah kuadratik, dengan persamaan y = -5186026666 + 1314226666,6x – 81800000x2 dan koefisien R2 = 0,9719. Pemberian ekstrak tinta cumi-cumi berpengaruh terhadap jumlah diferensial hemosit udang vaname. Adapun rerata jumlah diferensial hemosit udang vaname pada masing-masing sel untuk perlakuan A (6 ppm) yaitu sel hialin 44,67%, sel granular 29%, sel semi granular 26,33%, perlakuan B (8 ppm) yaitu sel hialin 57,33%, sel granular 22%, sel semi granular 20,67% dan perlakuan C (10 ppm) yaitu sel hialin 48,33%, sel granular 28,67%, sel semi granular 23%, sedangkan perlakuan K (Kontrol) yaitu sel hialin 26,33%, sel granular 38,33%, sel semi granular 35,33%. Jumlah diferensial hemosit terbaik udang vaname dilihat dari sel hialin yaitu pada perlakuan B (8 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak tinta cumi-cumi terhadap total sel hialin udang vaname yaitu dengan viii dosis ekstrak tinta cumi-cumi tertentu akan menghasilkan total sel hialin udang vaname yang tinggi. Grafik yang terbentuk adalah kuadratik, dengan persamaan y = -490 + 176,14x – 10,78x2 dan koefisien R2 = 0,7097. Hasil pengamatan gejala klinis udang vaname yaitu udang vaname yang terinfeksi white feces disease. Ciri-ciri morfologi yang ditimbulkan yaitu hepatopankreas berwarna putih pucat dan usus yang terlihat kosong. Selain itu ditemukan kotoran putih yang mengambang di permukaan air media pemeliharaan pada perlakuan kontrol (K). Sedangkan pada udang yang diberi ekstrak tinta cumi-cumi baik pada perlakuan A (6 ppm), B (8 ppm), C (10 ppm) sudah tidak terlihat gejala klinis seperti pada perlakuan kontrol (K). Hasil dari pengamatan parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, salinitas oksigen terlarut (DO), nitrat, nitrit, amonia, TOM, dan alkalinitas menunjukkan hasil yang secara umum normal sehingga perbedaan hasil hemosit udang vaname selama penelitian berlangsung disebabkan oleh perlakuan dosis ekstrak tinta cumi-cumi yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) berpengaruh terhadap hemosit udang vaname yang terinfeksi white feces disease. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan B dengan dosis ekstrak tinta cumi-cumi sebesar 8 ppm dengan rerata jumlah total hemosit yaitu sebesar 23,15 x 106 sel/ml dan jumlah diferensial hemosit pada masing-masing sel yaitu sel hialin 57,33%, sel granular 22%, dan sel semi granular 20,67%

    PEMANFAATAN DAUN KETAPANG SEBAGAI SOLUSI PENANGGULANGAN PENYAKIT IKAN HIAS DI LABUAPI, LOMBOK BARAT

    No full text
    Budidaya ikan hias merupakan salah satu kegiatan yang saat ini cukup banyak diminati. Hal ini disebabkan permintaan yang cukup tinggi dan cenderung mudah untuk melakukannya, sebab dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh pembudidaya adalah penyakit yang menyerang ikan hias. Ketika ikan hias terkena penyakit maka dapat menyebabkan kematian pada ikan sehingga merugikan bagi pembudidaya. Cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan daun ketapang. Daun ketapang diketahui memiliki banyak manfaat, selain sebagai pengatur pH air dapat juga berfungsi untuk mengobati ikan hias yang terkena penyakit akibat serangan dari bakteri. Hal tersebut disebabkan kandungan senyawa fitokimia seperti flavonoid. Selain dari antibakteri daun ketapang juga memiliki kandungan antioksidan yang mampu meningkatkan pertumbuhan ikan hias. Hasil dari pengabdian masyarakat ini mendapatkan respon dan antusias yang sangat baik dari masyarakat terkait pemanfaatan daun ketapang dalam mencegah dan mengobati ikan yang terserang penyakit.   &nbsp

    Potensi Bubuk Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Loligo sp.) sebagai Imunostimulan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Melawan Penyakit Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)

    Get PDF
    Udang vaname (L. vannamei) merupakan udang alternatif selain udang windu (Penaeus monodon) yang dapat dibudidayakan secara intensif yang memiliki keunggulan dapat tumbuh secepat udang windu (3 g/minggu). Masalah yang muncul pada komoditas budidaya udang vaname adalah serangan penyakit udang. Kendala pada pembudidaya udang saat ini adanya penyakit IMNV di pertambakan. Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) merupakan salah satu virus yang menyerang udang vaname pada bagian otot dan hepatopankreas yang mengancam budidaya udang di Indonesia bahkan dunia. Dalam manajemen kesehatan budidaya udang, strategi pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu imunostimulan. Salah satu alternatif imunostimulan yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh udang adalah bubuk ekstrak tinta cumi-cumi. Ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) diketahui selain dapat digunakan untuk menangani penyakit oleh bakteri juga dapat untuk melawan penyakit oleh virus karena diduga memiliki kandungan senyawa alkaloid. Oleh karena itu pada penelitian ini membahas tentang pengaruh respon imun non spesifik udang vaname (L. vannamei) yang telah diberi perlakuan bubuk ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) untuk melawan penyakit IMNV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian antara lain ekstraksi tinta cumi-cumi hingga menjadi bubuk, identifikasi senyawa aktif bubuk ekstrak tinta cumi-cumi dengan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS), uji Polymerase Chain Reaction (PCR) udang sampel IMNV, persiapan wadah dan hewan uji, pembuatan inokulum IMNV, uji Lethal Dose 50 (LD50) dan Lethal Concentration 50 (LC50), suplementasi bubuk ekstrak tinta cumi-cumi pada pakan, pemberian perlakuan pakan, uji tantang IMNV pada udang vaname, dan pemeliharaan. Selama pemeliharan dilakukan uji parameter imun dan parameter kualitas air. Parameter imun pada udang yang diamati meliputi Total Haemocyte Count (THC), Respiratory Burst (RB), Superoxide Dismutase (SOD), Survival Rate. Pengukuran parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), salinitas, nitrat, nitrit, amonia, Total Organic Matter (TOM), dan alkalinitas. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pemberian imunostimulan bubuk ekstrak tinta cumi-cumi mampu meningkatkan aktivitas respon imun non spesifik udang vaname (Litopenaeus vannamei) untuk melawan penyakit IMNV. Peningkatan aktivitas imun tersebut ditandai dengan peningkatan nilai Total Haemocyte Count (THC) tertinggi 59,7 x 105 sel/ml, Respiratory Burst (RB) tertinggi 1,13, dan Superoxide Dismutase (SOD) tertinggi 0,98 unit/ml. Hasil ini juga didukung dengan Survival Rate (SR) yang tinggi sebesar 83,33%. Hasil penelitian yang didapatkan setelah infeksi IMNV menunjukkan dosis yang paling optimal untuk udang vaname yaitu 500 mg/kg

    Teknologi Microbubble untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.)

    No full text
    Catfish (Clarias sp.) is one of the economically important freshwater fish that has been widely cultivated both traditionally and intensively. Catfish has many advantages such as fast growth, resistance to disease, and can live in water conditions that are low in oxygen content. The use of microbubble technology is expected to support the performance of catfish farming with a biofloc system. With the application of this technology, it is hoped that the oxygen supply from micro-sized air bubbles will increase. Because the diameter of the air bubble is less than 50 µm, it is expected to last a long time in the water and can spread horizontally so that it can be utilized optimally by catfish and biofloc. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of microbubble technology on the growth performance of catfish. The research method used a completely randomized design, with 4 treatments and 3 replications. The variables measured during the study included survival rate, length and weight growth, specific growth rate, feed conversion ratio (FCR), and water quality including temperature, dissolved oxygen (DO), pH, ammonia (NH3), nitrite (NO2-), nitrate (NO3-), oxygen consumption rate (OCR), and total organic matter (TOM).Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan ekonomis penting air tawar yang telah banyak dibudidayakan baik secara tradisional maupun secara intensif. Ikan lele memiliki banyak kelebihan seperti pertumbuhannya yang cepat, tahan terhadap penyakit, dan dapat hidup dalam kondisi perairan yang rendah kandungan oksigennya. Penggunaan teknologi microbubble atau gelembung mikro diharapkan dapat mendukung kinerja budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Dengan aplikasi teknologi tersebut, diharapkan suplai oksigen yang berasal dari gelembung udara berukuran mikro menjadi meningkat. Karena dengan diameter gelembung udara yang kurang dari 50 μm, diharapkan mampu bertahan lama di dalam air serta dapat menyebar secara horizontal sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh ikan lele dan bioflok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas teknologi microbubble terhadap kinerja pertumbuhan ikan lele. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Variabel yang diukur selama penelitian meliputi laju sintasan, pertumbuhan panjang dan berat, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan (FCR), serta kualitas air yang meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), pH, amonia (NH3), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), tingkat konsumsi oksigen, dan total bahan organik
    corecore