4 research outputs found

    Perbandingan Produksi Susu dan Hormon Kortisol Sapi Perah Pada Musim Tropis

    No full text
    Indonesia merupakan negara tropis dimana suhu udara dan kelembapan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara sub-tropis sehingga THI atau indeks suhu dan kelembapannya berbeda. Perbedaan musim ini dapat mengakibatkan peningkatan panas tubuh pada sapi sehingga terkena heat stress. Heat stress diartikan sebagai ketidakmampuan hewan untuk mengeluarkan panas tubuh, sehingga menyebabkan perubahan fisiologis pada sapi perah serta produktivitasnya menurun. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan musim tropis terhadap produksi susu dan kadar hormon kortisol pada sapi perah. Subjek penelitian ini adalah sapi perah peranakan Friesien Holstein (PFH) pada periode multiparous milk lactation dengan berat badan ±450 kg yang diamati parameter darah dan fisiologis tubuhnya pada musim kemarau dan musim hujan. data akan diolah menggunakan analisis statistika dengan aplikasi Statistical Analysis System (SAS) versi 9.3 windows. dari data yang didapat akan dibandingkan produksi susu dan kadar hormon kortisol pada musim yang berbeda, yaitu pada musim kemarau dan musim hujan. Hasil penelitian menunjukkan musim hujan menyebabkan penurunan produksi susu dibandingkan musim kemarau pada grup (p=0.004). Musim hujan juga meningkatkan kadar hormon kortisol yang signifikan dibandingkan musim kemarau pada grup (p=0.0031) Kata kunci : sapi perah, heat stress

    Combination of Bawang Dayak Extract and Acarbose Against Male White Rat Glucose Levels

    Full text link
    Diabetes is a chronic metabolic disease with signs of increased blood glucose levels. Type 2 diabetes is common diabetes in adults. Bawang dayak is one of the plants believed to have the efficacy of curing various types of diseases. The purpose of this study was to find out the comparison of hypoglycemic effects between combinations of bawang dayak extract and acarbose with single acarbose. This study was an experimental study using 32 white mice divided into two groups. Group one was given a combination of bawang dayak at a dose of 100 mg/kg BW and acarbose at a dose of 40 mg/100 g BW, while group two was given acarbose at a dose of 40 mg/100 g BW. Treatment is administered after the test animal is induced with dexamethasone at a 1 mg/kg BW dose dissolved in NaCl 0.9% subcutaneously for 12 days. Measurement of glucose levels was carried out using a glucometer. Data retrieval was carried out every three days for 15 days after previously fulfilled for +10 hours. Blood glucose level data were analyzed with the General Linear Model test. The combination of bawang dayak-acarbose onion extract had a greater decrease in blood glucose levels than single acarbose. Average reduction in blood glucose levels for D+3; D+6; D+9; D+12; and D+15 was 187.31; 168.56; 140.81; 119.81; and 102.56 mg/dl, respectively. The General Linear Model test results showed a p <0.05 value that significantly impacted blood glucose levels between groups

    Pengaruh Perbedaan Musim Tropis Terhadap Dry Matter Intake Dan Glukosa Darah Pada Sapi Perah

    No full text
    Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki kelembapan dan suhu lebih tinggi dari negara lainnya. Meningkatnya kelembapan dan suhu dapat berpengaruh pada kondisi fisiologis sapi perah. Salah satu dampak yaitu dapat memicu kondisi stres panas. Stres panas merupakan kondisi dimana hewan tidak mampu mengeluarkan panas dari tubuh sehingga berdampak pada penurunan produktivitas. Dalam mengukur tingkatan stres, digunakan Temperature Humidity Index (THI) yaitu interaksi antara suhu dengan kelembapan lingkungan yang menggambarkan kenyamanan sapi perah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan musim tropis terhadap dry matter intake dan glukosa darah pada sapi perah. Subjek penelitian ini adalah sapi perah peranakan Friesien Holstein (PFH) pada periode multiparous milk lactation dengan berat badan ±450 kg, yang kemudian diamati parameter darah dan fisiologis tubuhnya pada musim kemarau dan musim hujan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis statistika menggunakan aplikasi Statistical Analysis System (SAS) versi 9.3 windows dan dibandingkan antara dry matter intake serta kadar glukosa darah pada musim kemarau dan musim penghujan. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil bahwa musim penghujan berpengaruh pada dry matter intake yang ditunjukan dengan adanya penurunan pada hari ke-10 (p=0.04), hari ke-12 (p=0.00), hari ke-16 (p=0.03) dan hari ke-17 (p=0.01). Musim penghujan juga berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa dibandingkan musim kemarau ditunjukan dengan adanya perbedaan numerikal pada kategori grup hari ke-10 (p=<.0001) dan hari ke-20 (p=0.04)

    Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Produktivitas Telur Ayam Kampung Unggulan Balitbangtan (KUB) Fase Layer

    Full text link
    Kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban dan suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh dalam produksi telur. Ayam KUB atau Ayam Kampung Unggulan Balitbangtan adalah strain ayam petelur baru yang mempunyai kemampuan maksimal dalam berproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban, dan suhu terhadap produktivitas telur Ayam KUB Fase layer pada umur minimal 43 minggu. Data diperoleh dengan desain penelitian cross-sectional melalui pengukuran dan perhitungan terhadap data populasi. Rata-rata faktor lingkungan berupa kecepatan angin, pencahayaan, kelembaban dan suhu adalah secara berurutan yaitu 1.46 m/s, 17.53 lux, 72.11%, dan 27.71oC. Produktivitas telur Ayam KUB Petelur umur 43-46 minggu adalah 66.11%. Seluruh faktor lingkungan secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 31.4% terhadap produktivitas telur Ayam KUB
    corecore