45 research outputs found

    Penggunaan Lindi Hitam Sebagai Bahan Pelunak Dalam Kompon Karet Alam

    Full text link
    Sifat fisika vulkanisat dan karakteristik kematangan kompon karet alam yang mengandung lindi hitam dan analisis spektrometri FTIR dari lindi hitam telah dikaji untuk mengevaluasi penggunaan lindi hitam sebagai bahan pelunak. Bahan pelunak jenis aromatik digunakan sebagai bahan pelunak kontrol. Bahan pelunak dari lindi hitam dibuat dengan perlakuan berdasarkan jenis bahan pembasa yang ditambahkan pada lindi hitam serta jumlah kadar padatannya. Hasil pengujian spektrometri FTIR dapat menyimpulkan gugus fungsi yang terikat pada struktur molekul lindi hitam dan hasil interpretasi spektra FTIR menunjukkan bahwa lindi hitam mengandung senyawa cincin aromatik pada struktur molekulnya dan mengandung gugus fungsi –OH, -C-O, serta –C=O. Berdasarkan hasil pengujian karakteristik kematangan kompon menunjukkan bahwa kompon karet yang mengandung bahan pelunak lindi hitam tanpa perlakuan ataupun dengan perlakukan penambahan bahan pembasa NH4OH dan NaOH memiliki waktu masak optimum (t90) dan waktu scorch (t2) yang lebih cepat dari pada kompon karet yang mengandung bahan pelunak kontrol (Minarex). Hasil pengujian sifat fisika vulkanisat menunjukkan bahwa vulkanisat yang mengandung lindi hitam tanpa perlakuan penambahan bahan pembasa dengan kadar padatan sebesar 60% memiliki kinerja yang setara dengan vulkanisat yang mengandung bahan pelunak kontrol. Diterima : 15 Februari 2013; Disetujui : 25 Mei 2013 How to Cite : Cifriadi, A. (2013). Penggunaan lindi hitam sebagai bahan pelunak dalam kompon karet alam. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 20-29. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/13

    Carbon Black and Lignin Hybrid Filler in Designing NR Based Cushion Gum Composite Formulation

    Get PDF
    Lignin has high potential to be used as rubber cushion gum compound ingredient due to its unique properties. Cushion gum is an adhesive used to bind a new tread to the surface of used tires in a retread tire factory. An experiment was carried out to evaluate the performance of hybrid filler consisting of carbon black and lignin in affecting the physical and mechanical properties of natural rubber (NR) based cushion gum composite. The composition of carbon black/lignin was arranged at 40/10 phr and 35/15 phr. Carbon black grade N220, N330, and N550 were used in this research. Meanwhile, the lignin was specifically in the form of sodium lignosulfonate. The cushion gum compound was also formulated with the addition of pine tar oil as bio-based plasticizer. Commercial cushion gum was used as a comparison. The result showed that the hybrid filled NR cushion gum composite with N330/lignin at 40/10 (coded as SP2) was the most appropriate formula. Compared to commercial cushion gum, the SP2 hybrid filled cushion gum had comparable or even better processability and mechanical properties, attributed to high crosslink density. The excellent adhesive strength of the SP2 NR cushion gum composite was due to the presence of high content of the phenolic functional group in lignin and pine tar oil

    Carbon Black and Lignin Hybrid Filler in Designing NR Based Cushion Gum Composite Formulation

    Get PDF
    Lignin has high potential to be used as rubber cushion gum compound ingredient due to its unique properties. Cushion gum is an adhesive used to bind a new tread to the surface of used tires in a retread tire factory. An experiment was carried out to evaluate the performance of hybrid filler consisting of carbon black and lignin in affecting the physical and mechanical properties of natural rubber (NR) based cushion gum composite. The composition of carbon black/lignin was arranged at 40/10 phr and 35/15 phr. Carbon black grade N220, N330, and N550 were used in this research. Meanwhile, the lignin was specifically in the form of sodium lignosulfonate. The cushion gum compound was also formulated with the addition of pine tar oil as bio-based plasticizer. Commercial cushion gum was used as a comparison. The result showed that the hybrid filled NR cushion gum composite with N330/lignin at 40/10 (coded as SP2) was the most appropriate formula. Compared to commercial cushion gum, the SP2 hybrid filled cushion gum had comparable or even better processability and mechanical properties, attributed to high crosslink density. The excellent adhesive strength of the SP2 NR cushion gum composite was due to the presence of high content of the phenolic functional group in lignin and pine tar oil

    Design of Elastomeric Bridge Bearing Pad Compound Formula Based on Hydrogenated Natural Rubber

    Get PDF
    Laminated elastomeric bearing pad which is commonly produced by natural or chloroprene rubber is functioned as isolation system in bridge or flyover structures. In the research, hydrogenated natural rubber (HNR) was evaluated its feasibility to be used as base elastomer on steel-laminated bearing pad production by designing rubber compound formula. The compounding procedures of HNR applied various vulcanization system and carbon black filler types. The physical and mechanical tests result showed that only hardness parameter could fill the standar quality requirement of commercial elastomeric bearing pad as stated in AASHTO M251 in the range of 50 "“ 70 Shore A scale. The tensile property and compression set value of the HNR vulcanizates were under the requirement. This was due to low rubber-filler interaction and rigidity of crosslink network. The low interaction was more evident with increasing carbon filler particle size. By adjusting semi efficient vulcanization system and used N220 as carbon filler in designing compound formula,HNR was regarded as alternative promosing base elastomer for elastomeric bridge bearing pad manufacture. Nevertheless, it was necessary to improve the procedure to achieve better tesile property and compression set parameter

    Uji Coba Pembuatan Pelunak Karet Alami Berbasis Minyak Jarak Pagar Epoksi

    Full text link
    Hasil penelitian pendahulan diketahui bahwa penggunaaan minyak jarak pagar epoksi memiliki kompatiblitas yang baik dengan vulkanisat karet NBR dan mampu menggantikan pelunak dioktil flalat (DOP). Kompatibilitas yang baik, serta besarnya peluang pasar minyak nabati epoksi yang mencapai 50 ribu ton per tahun maka perlu dilakukan upaya untuk memproduksi minyak jarak pagar epoksi dalam skala lebih besar. Pada penelitian ini akan digunakan hasil percobaan laboratorium sebagai acuan peningkatan skala produksi minyak jarak pagar epoksi. Proses produksi peningkatan skala dilakukan dengan sistem batch. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai kondisi dan karakteristik produksi tahap peningkatan skala (rendemen produksi), kualitas produk yang dihasilkan serta stabilitas kualitas produk selama masa penyimpanan 1 bulan di suhu ruang. Peningkatan skala menghasilkan rendemen minyak jarak pagar epoksi murni sebesar 65,11% dan nilai oksiran sebesar 1,43%. Kestabilan mutu produk epoksi selama 1 bulan penyimpanan cenderung tidak stabil. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa proses produksi sistem batch dan penyimpanan selama 1 bulan berpengaruh signifikan terhadap mutu produk epoksi. Diterima : 9 Januari 2015; Direvisi : 28 Maret 2015; Disetujui : 7 Mei 2015 How to Cite : Kinasih, N. A., & Cifriadi, A. (2015). Uji coba pembuatan pelunak karet alami berbasis minyak jarak pagar epoksi. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 91-100. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/17

    Karakterisasi Minyak Jarak Terhidrogenasi Sebagai Bahan Pelunak Karet Alami

    Full text link
    Minyak jarak castor terhidrogenasi diharapkan dapat berfungsi sebagai bahan pelunak karet alami. Bahan pelunak harus memiliki kesesuian yang baik dengan karet agar diperoleh efektivitas pencampuran yang tinggi. Percobaan ini akan mempelajari kinerja dan pengaruh minyak jarak castor terhidrogenasi sebagai bahan pelunak karet alami pada pembuatan kompon karet SIR 20 dan EPDM 6250 terhadap karakteristik vulkanisasi kompon dan sifat fisika vulkanisat karet. Dosis bahan pelunak ditetapkan 10 dan 20 bsk. Kinerja minyak jarak castor terhidrogenasi dibandingkan dengan bahan pelunak komersial golongan parafinik yaitu HVI 60 dan HVI 650. Tahapan dalam percobaan diawali dengan pembuatan kompon, kemudian vulkanisasi kompon dan pengujian sifat fisika vulkanisat karet. Saat pembuatan kompon dilakukan pengamatan terhadap waktu dan konsumsi energi pengkomponan serta persentase kehilangan berat kompon. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan minyak jarak castor terhidrogenasi mampu menurunkan waktu dan energi pengkomponan serta persentase kehilangan berat kompon. Pengaruh minyak jarak castor terhidrogenasi pada karakteristik vulkanisasi sangat tampak pada penurunan modulus torsi sebagai akibat terputusnya rantai molekul karet. Penambahan minyak jarak castor terhidrogenasi juga menurunkan kekerasan, kekuatan tarik, dan pampatan tetap tetapi meningkatkan perpanjangan putus dan kekuatan sobek baik vulkanisat karet SIR 20 maupun EPDM 6250. Dengan demikian minyak jarak castor terhidrogenasi dapat digunakan sebagai bahan pelunak karet alami terutama dalam pembuatan kompon karet sintetik EPDM. Diterima : 19 Juli 2013; Direvisi : 27 Agustus 2013; Disetujui : 9 November 2013 How to Cite : Puspitasari, S., & Cifriadi, A. (2014). Karakterisasi minyak jarak terhidrogenasi sebagai bahan pelunak karet alami. Jurnal Penelitian Karet, 32(1), 65-73. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/15

    Pembuatan Bahan Pelunak Alami Untuk Kompon Karet Melalui Reaksi Hidrogenasi Minyak Jarak Castor

    Full text link
    Bahan pelunak karet merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan saat pembuatan kompon untuk melunakan karet sehingga memudahkan pencampuran dan mempersingkat waktu pengkomponan. Minyak jarak castor termodofikasi berpeluang dikembangkan sebagai bahan pelunak karet alami yang dapat mensubstitusi bahan pelunak berbasis minyak bumi. Pada penelitian ini dipelajari pembuatan bahan pelunak karet alami dari minyak jarak castor melalui reaksi hidrogenasi. Tahapan dalam penelitian mengikuti alur berikut : 300 ml minyak jarak castor ditambah dengan N2H4 55% dan H2O2 42% pada berbagai konsentrasi setelah suhu reaksi (25oC dan 40oC ) tercapai selama 7 jam. Pada akhir reaksi, air yang terbentuk dipisahkan dari minyak jarak castor terhidrogenasi. Minyak jarak castor terhidrogenasi bebas air kemudian dikarakterisasi. Minyak jarak castor terhidrogenasi dengan spesifikasi terbaik selanjutnya disintesis pada skala yang lebih besar. Hasil percobaan menunjukkan bahwa selama reaksi terjadi Perubahan suhu warna dan fasa, serta timbul buih dan gas. Karakterisasi minyak jarak castor terhidrogenasi mengindikasikan bahwa kondisi optimal reaksi hidrogenasi diperoleh pada konsentrasi N2H4 55% sebesar 2M, H2O2 42% sebesar 0,6M, dan suhu reaksi 40oC. Berdasarkan nilai bilangan iod, minyak jarak castor terhidrogenasi tersebut termasuk dalam bahan pelunak dari golongan minyak nabati terhidrogenasi Tipe II. Diterima : 3 Juni 2013; Direvisi : 1 Agustus 2013; Disetujui : 18 Oktober 2013 How to Cite : Puspitasari, S., & Cifriadi, A. (2014). Pembuatan bahan pelunak alami untuk kompon karet melalui reaksi hidrogenasi minyak jarak castor. Jurnal Penelitian Karet, 32(1), 56-64. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/15

    Karakteristik Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Epoksi Murni Sebagai Pelunak Vulkanisat Karet Nbr

    Full text link
    Penggunaan bahan pelunak kelompok ftalat pada karet NBR seperti dioktil ftalat (DOP), diisononil ftalat (DINP) dan diisodecil ftalat (DIDP) mulai dibatasi, karena merusak lingkungan dan kesehatan. Salah satu bahan pelunak alternatif yang digunakan adalah minyak jarak pagar epoksi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemurnian minyak jarak pagar epoksi terhadap karakteristik vulkanisat karet NBR. Penggunaan minyak jarak pagar epoksi murni akan dibandingkan dengan minyak jarak pagar epoksi sebelum pemurnian dan DOP pada pembuatan kompon karet NBR. Karakteristik minyak jarak pagar epoksi murni dianalisa secara kuantitatif (nilai oksiran dan % terepoksidasi) dan kualitatif (FTIR). Karakterisasi vulkanisat karet NBR ditunjukkan melalui hasil pengujian sifat fisiknya. Hasil uji sifat fisika vulkanisat karet NBR menunjukkan bahwa minyak jarak pagar epoksi murni dapat menggantikan DOP sebagai pelunak karet NBR. Diterima : 9 Mei 2014; Direvisi : 11 Juni 2014; Disetujui : 19 Juli 2014 How to Cite : Kinasih, N. A., & Cifriadi, A. (2014). Karakteristik minyak jarak pagar (Jatropha curcas L) epoksi murni sebagai pelunak vulkanisat karet NBR. Jurnal Penelitian Karet, 32(2), 198-205. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/16

    Studi Kinetika Vulkanisasi Belerang Pada Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengisi

    Full text link
    Ketiga jenis sistem vulkanisasi belerang yaitu vulkanisasi konvensional, semi-efisien, dan efisien digolongkan berdasarkan perbandingan jumlah belerang dengan bahan pencepat yang digunakan. Beberapa parameter yang berpengaruh dalam vulkanisasi diantaranya temperatur vulkanisasi, waktu pra vulkanisasi, laju vulkanisasi, dan waktu optimum proses vulkanisasi. Untuk menentukan laju vulkanisasi pada sistem vulkanisasi belerang dapat diukur dengan menggunakan alat rheometer. Data hasil pengujian rheometer dapat digunakan untuk menghitung konstanta laju reaksi dan energi aktivasi berdasarkan persamaan Arrhenius. Penelitian ini melakukan studi tentang kinetika reaksi vulkanisasi belerang pada kompon karet alam tanpa bahan pengisi untuk ketiga sistem vulkanisasi belerang pada suhu 145,150, 160, dan 1800C dengan pengamatan kinetika reaksi ditentukan pada saat nilai modulus torsi 20, 60, dan 90% proses vulkanisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi aktivasi terendah dicapai oleh sistem vulkanisasi efisien pada saat modulus torsi 20, 60, dan 90% berturut-turut sebesar 27,2734 kj/mol,42,2979 kj/mol,dan 53,9900 kj/mol. Diterima : 27 Februari 2013; Disetujui : 18 April 2013 How to Cite : Cifriadi, A., & Falaah, A. F. (2013). Studi kinetika vulkanisasi belerang pada kompon karet alam tanpa bahan pengisi. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 159-167. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/14
    corecore