21 research outputs found
PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN DI SEKTOR PARIWISATA, RESTORAN DAN HOTEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESAI (BEI) PERIODE 2009-2013
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pentingnya informasi laba berakibat pada kecenderungan manajemen melakukan disfunctional behavior yang dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi dalam konsep keagenan, dimana tiap-tiap pihak mempunyai perbedaan kepentingan. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi praktik perataan laba.
Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan-perusahaan di sektor pariwisata, restoran dan hotel yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan variabel dependen Size, ROA, NPM, DER serta variabel independen yaitu praktik perataan laba.
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Size, ROA, NPM, DER peneliti menggunakan deskriptif statistik dan regresi logistic.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba.
Kata kunci : Praktik Perataan Laba, Size, Return On Assets, Net Profit Margin, Debt to Equity Rati
Improving the Distillate Production of a Solar-driven Membrane Distillation Unit by Combining with a Heat Pump
A solar-driven membrane distillation system has been built and tested. The system uses PV panel for electricity and solar-thermal collector to generate heat for the operation of the membrane distillation unit to produce water. Hence, this sytem can be considered as a stand-alone system. In order to increase the performance of the MD unit in producing water, a heat pump was coupled with the MD unit. Two of one-day operation based tests were conducted using heat pump (i.e. WHP = With Heat Pump) and without using heat pump ((i.e. WoHP = Without Heat Pump). These two test were conducted to investigate the effect of the heat pump on the system. The test results show that the T.Feed of the WHP test sharply increased (in a very steep slope) from 18°C to about 45°C initially and stable at 49°C. In contrary, the T.Feed of the WoHP test only increase a little of about 6°C only. At higher T.Feed, the feed water will evaporate earlier and faster than at the lower one, which resulted in more production of distillate. While, T.Cond.IN for the WHP test were much lower than that of WoHP test. The temperature difference was approximately 5°C throughout the hours of test. The heat pump successfully increased the temperature of the feed water by pre-heating it and in the same time decreased the temperature of the condenser, especially T.Cond.IN. These two conditions (i.e. higher T.Feed and lower T.Cond.IN) have led to a higher distillate production rate. The results also show that the average distillate output rate of the WHP test was about 11.62 L/h, which is almost twice that of the WoHP test (i.e. 5.98 L/h). Additionally, the total distillate production of the WHP test was about 70.1 which is almost twice that of the WoHP test (i.e. 34.72 L)
Banana Pseudo-Stem Fiber: Preparation, Characteristics, and Applications
Banana is one of the most well-known and useful plants in the world. Almost all the parts of this plant, that are, fruit, leaves, flower bud, trunk, and pseudo-stem, can be utilized. This chapter deals with the fiber extracted from the pseudo-stem of the banana plant. It discusses the production of banana pseudo-stem fiber, which includes plantation and harvesting; extraction of banana pseudo-stem fiber; retting; and degumming of the fiber. It also deals with the characteristics of the banana pseudo-stem fiber, such as morphological, physical and mechanical, durability, degradability, thermal, chemical, and antibacterial properties. Several potential applications of this fiber are also mentioned, such as the use of this fiber to fabricate rope, place mats, paper cardboard, string thread, tea bags, high-quality textile materials, absorbent, polymer/fiber composites, etc
Formation of fine particles using supercritical fluid (SCF) process: Short review
This paper will discuss about the utilization of supercritical fluid (SCF) process to produce fine particles. Supercritical fluids (SCFs) process can be considered as an emerging “clean” technology for the production of small-size or fine particles (e.g. micron-size). Microsphere is a material in micron scale which has been widely used as adsorbent, catalyst support, and drug delivery system. For advanced application, those materials are formulated in the form of porous microspheres. There are several methods that can be used using SCFs. Those method are, Rapid Expansion of Supercritical Solution (RESS), Gas Anti-Solvent/Supercritical Anti-Solvent (GAS/ SAS), Aerosol Solvent Extraction System (ASES), dan Solution Enhanced Dispersion by Supercritical Fluids (SEDS) and Particle from Gas-Saturated Solutions/Suspensions (PGSS). Considering the morphology of material which will be used to prepare microsphere, each of methods above has specific advantages and disadvantages toward the material. Based on the literatures, the ASES method is more likely to produce porous microparticles (microspheres). In the ASES method, porous microsphere formation is the result of interactions between: degrees of supersaturation, nucleation velocity and crystal growth
ORAL HISTORY WAYANG MBAH GANDRUNG SEBAGAI KESENIAN KHAS KEDIRI
Wayang mbah gandrung merupakan kesenian khas kediri dimana sejarah
wayang ini berasal dari ditemukannya sebuah kayu jati yang hanyut terkena
banjir, yang kemudian dibelah dan terdapat sepasang wayang. Wayang ini
memiliki beberapa perbedaan dan keunikan yang berbeda dari wayang lainnya,
seperti : wayang mbah gandrunng hanya dimainkan pada satu suro, kemudian
apabila ada orang yang memiliki nadzar / janji, untuk meminta kesembuhan.
Wayang ini memiliki persyaratan ketika akan dimainkan yaitu beberapa ritual
yang harus dilaksanakan. Dalam pelaksanaan ritual atau slamatan terdapat
pantangan yaitu ketika memasak masakan yang akan dihidangkan untuk ritual
tidak diperbolehkan untuk dicicipi. Keunikan lainnya adalah perlengkapan
wayang ini harus dibawa dengan cara dipikul dan tidak boleh dinaikkan
kendaraan, hal ini merupakan tradisi yang masih terus dijaga dan dilaksanakan.
Keunikan lainnya adalah wayang ini tidak boleh dikeluarkan dari kotak
penyimpanan apabila tidak ada pertunjukan, dan untuk membukannya juga
terdapat persyaratan atau ritual berupa sesajen.
Proses pergantian dalang juga unik. Dalang wayang mbah gandrung hanya
akan berganti ketika dalang pertama meninggal. Dan proses pergantiannya juga
melalui mimpi yang nantinya akan muncul nama siapa yang akan menjadi dalang.
Menjadi dalang wayang mbah gandrung juga tidak boleh merangkap jabatan.
Dalam artian apabila telah menjadi dalang wayang mbah gandrung, tidak
diperbolehkan memiliki jabatan lain. Dalam cerita yang dimainkan pada wayang
mbah gandrung juga tergantung dari apa yang di dapat oleh dalang melalui
wangsit. Cerita yang dimainkan biasanya mengangkat kerajaan mojopahitan atau
mataraman atau singosari.
Wayang mbah gandrung juga mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata. Wayang ini diakui sebagai kesenian khas kediri karena wayang ini
TUGAS AKHIR ORAL HISTORY WAYANG ... ACHMAD CHAFIDZ
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
ditemukan di wiayah kediri, selain itu juga cerita yang diangkat. Selain itu pihak
dinas juga membuat promosi pengenalan wayang yang dilakukan melalui
pembuatan leaflet dan brosur yang dapat mengenalkan wayang mbah gandrung
menjadi lebih dikenal. Pengaruh dari wayang ini salah satunya adalah kabupaten
kediri mendapat perhatian dari pemerintah pusat dengan diakuinya dalang wayang
mbah gandrung sebagai maestro seni tradisi. Dalang yang diakui tersebut
merupakan dalang terdahulu.
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa wayang mbah gandrung
merupakan wayang yang ditemukan dalam bongkahan kayu jati dan hingga kini
masih menyimpan banyak keunikan yang membuatnya berbeda dengan wayang
lain.
Oleh karena itu sejarah lisan memiliki kaitan yang erat dengan kegiatan
penelusuran arsip atau informasi yang sudah menjadi tugas seorang mahasiswa
D3 Teknisi Perpustakaan terutama yang mengambil kearsipan untuk menggali
sebuah informasi. Target yang ingin diapai penulis adalah memberikan informasi
yang lengkap terkait kesenian wayang mbah gandrung kepada masyarakat dalam
hal perluasan khasanah arsip. Dengan begitu penulis berharap dengan adanya oral
history wayang mbah gandrung ini, dapat membantu memudahkan masyarakat
dalam melakukan pencarian informasi tentang wayang mbah gandrung sebagai
kesenian asli Kediri. Untuk itu penulis membuat produk oral history dengan judul
“Oral History Wayang Mbah Gandrung Sebagai Kesenian Khas Kedir