2 research outputs found

    The Dynamics of Religious Conflict in Indonesia: Contestation and Resolution of Religious Conflicts in The New Order Age

    Get PDF
    Social conflicts in Indonesia are often associated with political turmoil and disappointment with the hegemony of power.  Therefore, it is important to understand comprehensively how the dynamics of religious conflict in Indonesia, especially during the New Order era.  As we know that this research is a literature study to understand the contestation of religious conflicts and how conflict resolution was implemented by the government in resolving ethnic-religious conflicts during the New Order era.  Using qualitative methods, this study finds that there are several factors of ethnic and religious conflicts in Indonesia, especially during the New Order era, namely group identity conflicts, levels of chaos and social mobilization, repressive actions by power groups, and collective conflicts between communal groups.  This study also shows that for the resolution of social conflicts, the government uses a repressive and security approach to control the community, and there is also a cultural approach from civil society as a form of resistance for the government.  Civil society also plays an active role in promoting peace agreements between conflicting groups.Konflik sosial di Indonesia seringkali dikaitkan dengan kekacauan politik dan kekecewaan terhadap hegemoni kekuasaan. Karena itu, penting untuk memahami lebih komprehensif bagaimana dinamika konflik agama di Indonesia, khususnya pada masa Orde Baru. Sebagaimana kita ketahui bahwa. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan untuk memahami kontestasi konflik agama dan bagaimana resolusi konflik yang diterapkan oleh pemerintah dalam penyelesaian konflik agama-etnis pada masa Orde Baru. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa faktor konflik etnis dan agama di Indonesia, khususnya pada masa Orde Baru, yaitu konflik identitas kelompok, tingkat kekacauan dan mobilisasi sosial, tindakan represif oleh kelompok kekuasaan, dan konflik kolektif diantara kelompok komunal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa untuk penyelesaian konflik sosial, pemerintah menggunakan pendekatan represif dan keamanan untuk mengontrol masyarakat, dan juga ada pendekatan budaya dari masyarakat sipil sebagai salah satu perlawanan bagi pemerintah. Masyarakat sipil juga berperan aktif dalam mendorong kesepakatan damai antara kelompok-kelompok yang berkonflik

    Relasi Iman dan Kesehatan Mental Perspektif Psikologi Agama

    No full text
    Tantangan globalisasi dan modernisasi dewasa ini membawa ekses yang nyata terhadap orientasi iman dan perilaku beragama yang dianut oleh seseorang, ada yang mengarah pada ekses positif dan ada yang negatif. Dua orientasi sikap beragama kemudian juga berimplikasi pada status kesehatan mental masing-masing pemeluk agama, apakah mengarah pada mental yang sehat atau sebaliknya. Kajian ini menggunakan perspektif psikologi agama milik Gordon Allport, di mana merupakan suatu pendekatan yang dipilih untuk melihat protret penghayatan keberagaman individu, pengalaman-pengalaman yang dirasakan, dan implikasinya bagi kesehatan mental. Orientasi keberimanan dan perilaku religius seseorang pada satu sisi menitikberatkan pada komitmen menghayati dan menjalankan agama secara utuh (kaffah), tidak dogmatis, tidak egoistis, dinamis, dan berimplikasi positif bagi kesehatan mental. Orientasi religius yang seperti ini, seringkali dikategorisasikan sebagai orientasi religius yang bersifat intrinsik. Pada sisi lain, ada yang menekankan keberagamaannya pada hal-hal yang bersifat dogmatis, egoistis, motif pribadi, adanya prasangka, dan berimplikasi negatif bagi kesehatan mental. Inilah yang dikategorisasikan dengan orientasi religius yang bersifat ekstrinsik. Dalam konteks ini, pilihan orientasi beragama, akan menentukan status kesehatan mental pada setiap pemeluk agama
    corecore