PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PRODUK PANGAN HALAL DITINJAU DARI ASPEK KEMANFAATAN

Abstrak Pangan merupakan kebutuhan fisik primer bagi manusia yang harus dipenuhi guna mempertahankan hidup, Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam. Peraturan perlindungan hukum produk pangan halal di Indonesia belum sepenuhnya memberikan hak-haknyaa kepada masyarakat bahkan menimbulkan keresahan di masyarakat sehingga peraturan prodsuk halal tidak menjamin adanya perlindungan hukum dan tidak memberi kemanfaatan bagi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengupayakan perlindungan hukum produk pangan halal dilihat dari aspek kemanfaatan hukum. Adapun rumusan masalah dari pemelitian ini adalah 1) Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen produk pangan halal dalam hukum positif di Indonesia dan 2) Bagaimana konstruksi ideal perlindungan hukum bagi konsumen produk pangan halal ditinjau dari aspek kemanfaatan. Penelitian ini mengunakan pendekatan normatif dengan analisis konseptual dan perundang-undangan, serta teknik pengumpulan data mengunakan studi kepustakaan. Temuan dalam penelitian ini adalah dari hasil analisisi yang peneliti lakukan peraturan jaminan produk halal belum memberikan perlindungan hukum dan kemanfaatan hukum bagi masyarakat Indonesia karena masih banyak ditemukan peraturan jaminan produk halal yang tidak jelas, multitafsir, tidak harmonis dengan peraturan lainya, belum melakukan pembaruan terhadap peraturan pemerintah yang lama, dan syarat pendamping PPH yang terlalu umum sehingga tidak memberikan kepastian perlindungan hukum dan kemanfaatan bagi masyarakat. Seharusnya peraturan perlindungan produk pangan halal harus jelas, tidak multi tafsir, harmonis antar peraturan, dan mudah dipahami. Dengan demikian, melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan konsribusi pemikiran tentang meningkatkan perlindungan hukum melalui kemanfaatan hukum bagi produk pangan halal yang beredar di Indonesia

Behavioral Strategies and Predicting Impulsive Aggression in Among Students With Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder

Researchers have explored the relationship between the application of written attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) impulsive aggression (IA) behavioral intervention strategies with current public-school educational plans in reducing aggression and how exclusion of behavioral strategies may increase aggression and impact students’ long-term ability to control emotions. However, the social learning theory of aggression suggests that positive self-efficacy and modeling may improve effective coping. This study explored the relationship between aggression as measured by the modified overt aggression scale and the individualized education program (IEP)/504 Plan behavioral strategies’ effectiveness for ADHD aggression as measured by a repeated measured analysis of variance. Data were collected using IEP and 504 Plans of children with ADHD and recorded disciplinary reports in a charter school district in central Arkansas. The study results revealed that ADHD–IA was significantly related to their modifications. The study helps fill the knowledge gaps in the modification design for ADHD–IA and attempts to bring student ADHD coping to mainstream classrooms that will better serve the educational system. Possible implications for positive social change that could result from this study include improved strategies for teachers instructing students with ADHD and IA and improved educational outcomes among this population

Biblioteca virtual redELE

Resumen tomado de la publicación. Memoría del máster (Universidad de Barcelona, 2004)El objetivo general del trabajo es saber más sobre las ideas y representaciones que llevan los alumnos griegos a la clase de español. La mayoría ya hablan más idiomas y entonces llegan con representaciones adquiridas acerca de la enseñanza y aprendizaje de las lenguas extranjeras. En segundo lugar, como son adultos y ellos deciden estudiar español, ya tienen formadas algunas ideas sobre la lengua que van a aprender. Ya que sus creencias conducen sus motivaciones, actitudes y procesos de aprendizaje. El profesor tiene que saber cómo puede intervenir para reforzar las representaciones que favorecen el aprendizaje y transformar aquéllas que lo obstaculizan.MadridES