21 research outputs found

    The Analysis of Amount and Various Age of Productive Female Bali Cattle That Slaughtered at Abbatoirs

    Get PDF
    Base on the ability for surviving at the limited vegetations, Bali cattle is famous as a pioneer cattle. Although the fertility of Bali cattle has known so high (up to 80%), but the slaughter of productive female of Bali cattle from year to year is so high too, so that the existance of Bali cattle in the future is threatened extinct. The accurate data indicating the amount of Bali cattle slaughtered at the abbatoirs are not available yet, exactly from the Pesanggaran and Mambal abbatoirs as the bigger abbatoirs in Bali. The study used 246 heads of Bali cattle originated from Pesanggaran, and 232 heads of Bali cattle originated from Mambal abbatoirs, respectively. The study indicated as many as 81,7%, and 87,5% of Bali cattle slaughtered at those abbatoirs were female. According to their ages, most of them were productive too, i.e. 99% at Pesanggaran, and 67,49% at Mambal abbatoirs, respectively. These result indicated it is needed a special attention from the Bali government exactly from the Animals Husbandry Officer in order to prevent the loss of Bali cattle populations in the future

    EFEKTIVITAS REPELENSI SERBUK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) TERHADAP KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L) PADA BERAS MERAH (Oryza nivara)

    Get PDF
    Beras merupakan kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Produk pertanian seperti beras merah (Oryza nivara) yang disimpan di dalam gudang akan memperoleh gangguan hama (Sitophilus oryzae L). Beras yang terserang hama ini biasanya butirannya menjadi tidak utuh dan bisa remuk seperti tepung sehingga kualitasnya menurun. Pada umumnya pengendalian hama kutu beras (Sitophilus oryzea L) masih menggunakan pestisida kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas beras. Oleh karena itu diperlukan pengganti pestisida kimia tersebut dengan pestisida yang bahan dasarnya dihasilkan dari tanaman atau sering disebut pestisida nabati sebagai alternatif pengurangan penggunaan pestisida kimia. Salah satu tanaman tersebut adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) yang memiliki kandungan senyawa kimia yaitu alkaloid, safonin, flavonoid, tannin, polifenol dan minyak atsiri. Kandungan senyawa tersebut dapat dijadikan alternatif untuk mengusir serangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk daun pandan wangi dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah dan mengetahui dosis serbuk daun pandan wangi yang efektif dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah. Penelitian ini dilakukan 2 eksperimen yaitu eksperimen I dan eksperimen II dengan perlakuan dosis serbuk daun pandan wangi yaitu 0, 50 dan 100 gram dalam waktu 6, 12 dan 18 jam. Masing – masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Perbedaan antara eksperimen I dan eksperimen II adalah pada penempatan kutu beras. Hasil penelitian pada eksperimen I di akhir pengamatan menunjukkan jumlah rata - rata kutu beras sebanyak 7,5; 55 dan 45%, sedangkan pada eksperimen II di akhir pengamatan menunjukkan jumlah rata - rata kutu beras sebanyak 5; 15 dan 27,5% untuk dosis serbuk daun pandan wangi 0, 50 dan 100 gram. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa serbuk daun pandan wangi dapat dijadikan alternatif dan efektif dalam mengendalikan kutu beras pada beras merah dan eksperimen I lebih efektif digunakan daripada eksperimen II. Serta dosis serbuk daun pandan wangi 50 gram sudah efektif digunakan untuk menolak kutu beras dengan jumlah beras merah 100 gram.&nbsp

    Pelatihan dan Pengembangan Mekanik pada PT. Samekarindo Indah di Balikpapan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelatihan dan pengembangan mekanik pada Perusahaan PT. Samekarindo Indah di Balikpapan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Teknik penentuan informan yang digunakan oleh penulis adalah purposive sampling. Human Resource Development, Manager, dan mekanik merupakan informan dalam penelitian ini. Penulis menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik untuk menguji keabsahan data. Hasil dari penelitian menunjukan metode yang digunakan terbukti efektif, seperti proses pelatihan calon karyawan yang menggunakan metode pelajaran didalam kelas dan pelatihan sambil bekerja, sedangkan dalam proses pengembangan karyawan, metode yang digunakan oleh PT. Samekarindo Indah adalah metode rotasi pekerjaan, lalu pendekatan dengan bawahan lalu kembali lagi menggunakan metode pelatihan
    corecore