263 research outputs found

    Pembangunan Koridor Ekonomi Sumatera Barat Sebagai Strategi Memperkuat Konektifitas Dengan Perekonomian Negara ASEAN

    Full text link
    The improvement of development economic zone through economic corridor begins with the development of primary commodities which have been increasing household income. It followed by the development of basic infrastructure through the development of regional logistic and local transportation system.Then it continued with the development of regional innovation system through value-added primary products enhancement on the economic corridor zone. Development of economic corridors zone will support acceleration of economic growth. It also supported by the development of connectivity within economic corridors in the province of West Sumatra. The development of the economic corridor connectivity is applied through development of regional logistic systems(Sislogda), the development of regional transport systems (sistrada) and the establishment of exsport processing zones its support to ASEAN economic community on 2015

    Pembangunan Koridor Ekonomi Sumatera Barat sebagai Strategi Memperkuat Konektifitas dengan Perekonomian Negara ASEAN

    Full text link
    The improvement of development economic zone through economic corridor begins with the development of primary commodities which have been increasing household income. It followed by the development of basic infrastructure through the development of regional logistic and local transportation system.Then it continued with the development of regional innovation system through value-added primary products enhancement on the economic corridor zone. Development of economic corridors zone will support acceleration of economic growth. It also supported by the development of connectivity within economic corridors in the province of West Sumatra. The development of the economic corridor connectivity is applied through development of regional logistic systems(Sislogda), the development of regional transport systems (sistrada) and the establishment of exsport processing zones its support to ASEAN economic community on 2015. Keywords : economic corridor, economic connectivity with ASEAN ABSTRAKPengembangan zona pembangunan ekonomi melalui pembangunan koridor ekonomi dimulai dengan pengembangan komoditi utama yang selama ini mendorong pendapatan rumahtangga masyarakat, dilanjutkan dengan pengembangan infrastruktur dasar melalui pengembangan sistem logisitik daerah dan sistem trasportasi daerah, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan peningkatan sistem inovasi daerah melalui peningkatan nilai tambah produk utama yang dihasilkan pada koridor ekonomi tersebut. Koridor ekonomi dengan tema pembangunan dan kegiatan ekonomi utamanya sebagai pemicu terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi, di dukung pula oleh strategi pengembangan konektifitas di dalam maupun antar koridor ekonomi yang ada di wilayah provinsi Sumatera Barat. Pengembangan konektifitas pada koridor ekonomi dilakukan melalui pengembangan sistem logistikdaerah (Sislogda) dan pengembangan sistem transportasi daerah (sistrada) dan pembentukan zona prosesing export, sebagai upaya menyambut pasar bebas ASEAN 2015. Keyword: Koridor ekonomi, Konektifitas Ekonomi dengan ASEA

    Implementasi Contacting Conductivity Sensor Dan Thermistor Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Untuk Pendeteksian Awal Kualitas Air

    Get PDF
    Telah dibuat prototipe sistem dengan contacting conductivity sensor dan thermistor berbasis mikrokontroler ATmega32 pendeteksian awal kualitas air, melalui (a) pengintegrasi sensor ke sistem mikrokontroler ATmega32 dan (b) pemrograman mikrokontroler ATmega32 untuk pengoperasian sistem. Pengintegrasian sensor ke sistem mikrokontroler, berupa: (i) pemanfaatan pin pada board mikrokontroler untuk sensor konduktivitas hanya 4 dari 8 pin yang tersedia, dimana masing-masing digunakan untuk data (pin-1), clock (pin-3), ground (pin-4), dan catu daya +5 volt dc (pin-8); (ii) port pada board mikrokontroler untuk thermistor, yaitu port-C (PC) dengan PC0 untuk pembacaan dan penulisan data, sedangkan PC1 digunakan untuk penghasil pulsa (clock) sinkronisasi proses komunikasi 2-wire (bi-directional); dan (iii) lima port utama pada board mikrokontroler ATmega32 yang digunakan, yaitu untuk: (i) catu daya 5 volt dc pada ATmega32, (ii) sensor konduktivitas dan suhu, (iii) LCD 2x16, (iv) downloader, dan (v) keluaran. Pemrograman mikrokontroler ATmega32 untuk pengoperasian sistem, dilakukan penanaman program berbahasa BasCom dalam delapan tahapan, yaitu: (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel (peubah), (iii) deklarasi konstanta (tetapan), (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) tampilan: konduktivitas (line-1) dan suhu (line-2), (vii) ambil dan kirim data, dan (viii) keluaran: Pengukuran terhadap kinerja sistem berupa uji validasi dengan tampilan nilai konduktivitas dan suhu. Nilai target telah diperoleh saat pengoperasian peranti ADC untuk penjagaan kestabilan nilai konduktivitas dan suhu, melalui pengukuran terhadap lima contoh air, yaitu air mineral, air mineral yang dipanaskan, air dari Perusahaan air minum, air hujan, dan air bersifat asam. Berdasarkan kelima contoh air, pengukuran terhadap air bersifat asam dengan nilai konduktivitas dan suhu tertinggi, sehingga air bersifat asam dikategorikan sebagai air yang tidak layak untuk dikonsumsi. Kata

    Beban-beban Listrik Terkontrol melalui Minimum System Berbasis Payload Data Handling Berbantuan Mikrokontroler

    Get PDF
    Telah dilakukan pengontrolan terhadap beban-beban listrik berbantuan sistem pengontrolan berbasis Payload Data Handling berbantuan mikrokontroler, melalui (1) pengintegrasian rangkaian elektronika system pengontrolan ke system mikrokontroler dan (2) uji verifikasi dan validasi. Pengintegrasian dilakukan terhadap sejumlah rangkaian elektronika untuk deteksi nilai tegangan, penyesoran nilai arus, penggerak relai, (ii) pabrikasi board untuk system mikrokontroler, (iii) pengawatan system pengontrolan dan pembuatan catu daya, dan (iv) pemrograman terhadap mikrokontroler berbasis bahasa pemrograman BasCom AVR. Uji verfikasi berupa simulasi berbantuan aplikasi Proteus dan uji validasi berupa pemberian beban listrik pada sejumlah titik terkontrol dan pengiriman berbantuan protokol Bluetooth dan penampilan pada perangkat berbasis Android. Pembuatan board untuk rangkaian elektronika dan sistem mikrokontroler berbantuan program aplikasi EAGLE, dimana pengawatan pada sistem mikrokontroler ATmega32 berupa sensor arus dan tegangan sebagai masukan pada mikrokontroler dan ditampilkan pada LCD berukuran 4x16 sebagai keluaran untuk tampilan hasil pengukuran dan penampilan pada perangkat berbasis Android. Pengoperasian sensor saat pengukuran, digunakan sumber tegangan 5 volt dc dan komunikasi sensor dengan satu jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan, pengambilan, dan pengiriman data dilakukan oleh mikrokontroler. Pemograman mikrokontroler Atmega32 meliputi pembuatan diagram alir dan penulisan sintaks. Diagram alir meliputi delapan tahapan, yaitu: (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel, (iii) deklarasi konstanta, (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) tampilan sensor tegangan dan arus, (vii) ambil dan kirim data, dan (viii) keluaran. Konfigurasi pin merupakan penentuan pin yang digunakan sebagai masukan atau keluaran, untuk sensor tegangan dan arus. Uji verfikasi berupa pengujuan terhadap program berbasis bahasa aplikasi Bascom AVR di-compile ke sistem simulasi untuk mikrokontroler yang terdapat pada Proteus. Kondisi sistem dengan pengontrolan: (i) jika daya stabil dalam suatu pemakaian, maka beban listriktetap dalam kondisi “on” dan (ii) ketika suatu ruangan berlebih dalam pemakaian daya listrik, maka beban listrik berubah menjadi “off” secara otomatis untuk pembatasan pemakaian daya listrik. Uji validasi berupa pemberian beban listrik pada titik-titik terkontrol dengan hasil yang tertampil pada LCD dan tertampilkan juga pada layar perangkat berbasis Android yang terkirim melalui jalur protokol Bluetooth

    Pengembangan Jaringan Virologi dan Epidemiologi Influenza di Indonesia

    Full text link
    Tulisan ini diturunkan untuk menyokong program pengendalian penyakit flu burung, sekaligus untuk menjelaskan riwayat terbentuknya program surveilans penyakit yang menyerupai influenza (Influenza Like Illness=ILI). Tulisan ini disadur dari laporan akhir "pengembangan jaringan surveilans virologim influenza di Indonesia Juni 2007" yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan proyek surveilans ILI

    Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Aparatur melalui Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah di Kabupaten Magetan

    Full text link
    Pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan sektor publik yang efektif dan efisien membutuhkan sumber daya aparatur pemerintah yang profesional, memiliki kompetensi dan jumlah yang tepat, namun hal tersebut belum sepenuhnya terwujud. Untuk itu diperlukan perbaikan dalam pengelolaan kepegawaian ke arah yang lebih baik terutama perencanaan untuk formasi pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Perencanaan sumber daya aparatur melalui penyusunan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang dilaksanakan di Kabupaten Magetan; dan (2) Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyusunan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah di Kabupaten Magetan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan sumber daya aparatur di Kabupaten Magetan dituangkan dalam Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan yang diwujudkan dalam berbagai perencanaan di bidang aparatur antara lain penyusunan formasi Pegawai Negeri Sipil yang pada tahun 2013 menggunakan data analisis jabatan dan analisis beban kerja, namun hasilnya tidak optimal karena data tersebut tidak akurat/valid; (2) faktor-faktor yang berkaitan dan menyebabkan hal tersebut adalah komitmen manajemen, kebijakan pemerintah, sumber daya perencana kepegawaian, sistem informasi sumber daya manusia atau SIMPEG dan anggaran yang belum sesuai dengan yang diharapkan

    Pengoperasian Beban Listrik Fase Tunggal Terkendali Melalui Minimum System Berbasis Mikrokontroler Dan Sensor Voice Recognition (Vr)

    Full text link
    Minimum system berbasis mikrokontroler dan sensor voice recognition (VR) sebagai pengendali aktuator telah digunakan untuk pengoperasian beban listrik fase tunggal. Minimum system adalah suatu sistem yang tersusun melalui 2 (dua) tahapan, yaitu (a) diagram rangkaian dan bentuk fisis board dan (b) pengawatan terintegrasi terhadap minimum system pada sistem mikrokontroler ATmega16. Keberadaan sistem mikrokontroler pada minimum system perlu program tertanam melalui pemrograman berbasis bahasa BasCom AVR dengan sejumlah tahapan, yaitu (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel (peubah), (iii) deklarasi konstanta (tetapan), (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) ambil dan kirim data, dan (vii) keluaran. Uji verifikasi terhadap sistem mikrokontroler dilakukan melalui simulasi berbantuan aplikasi Proteus, berupa pemberian 5 (lima) macam perintah terhadap sensor VR, yaitu “LAMPU”, “NEON”, “KIPAS”, “HIDUP”, dan “MATI”. Hasil simulasi sesuai perintah terhadap sensor VR berupa tampilan pada Virtual Terminal. Kinerja minimum system berbasis mikrokontroler ATmega16 berbantuan sensor VR ditunjukkan, bahwa hasil pemantauan (i) saat sensor diberi perintah “LAMPU”, maka lampu pijar menyala (on), (ii) saat sensor diberi perintah “NEON”, maka lampu TL menyala (on), (iii) saat sensor diberi perintah “KIPAS”, (iii) saat sensor diberi perintah “KIPAS”, maka kipas angin beroperasi (on), (iv) saat sensor diberi perintah “HIDUP”, maka lampu pijar dan lampu TL menyala (on) dan kipas angin beroperasi (on), dan (v) saat sensor diberi perintah “MATI”, maka lampu pijar dan lampu TL padam (off) dan kipas angin tidak beroperasi (off). Pemberian perintah masukan terhadap sensor VR telah memberikan kinerja yang diharapkan

    « Orteils Covid », expression cutanĂ©e d’une rĂ©sistance innĂ©e au SARS-CoV-2 [COVID-toes, a cutaneous sign of innate resistance to SARS-CoV-2]

    Get PDF
    Since the beginning of the COVID-19 pandemic, dermatologists around the world have reported patients with chilblain-like skin lesions on their toes, called COVID-toes. Surprisingly, the majority of these patients do not develop COVID-19 symptoms, and their nasal swabs and serological tests are unable to confirm SARS-CoV-2 infection, despite a clear exposure to the virus. Recent evidence suggests that these patients mount a robust type I interferon response to SARS-CoV-2, making them resistant to the infection. Because chilblains are hallmarks of excessive type I interferons, COVID-toes may represent the skin expression of interferon-mediated resistance to SARS-CoV-2. Uncovering the molecular patho-mechanisms of COVID-toes may provide new avenues to promote SARS-CoV-2 resistance and control the COVID-19 pandemic
    • 

    corecore