208 research outputs found
Fenomena Monsuta Pearento yang Tercermin dalam Drama Monster Parent Karya Sutradara Kobayashi Yoshinori
Kata Kunci: drama, Monster Parent, monsuta pearento, orangtua, permintaan tidak masuk akal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fenomena merupakan hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Sebuah fenomena dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungannya. Salah satu dampak negatif tersebut adalah fenomena monsuta pearento. Monsuta pearento merupakan sebutan bagi orangtua yang mengajukan permintaan yang cenderung kurang masuk akal dan berlebihan terhadap pihak sekolah. Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh fenomena ini bagi hubungan orangtua serta guru, hingga pada tahun 2008 fenomena ini diangkat menjadi sebuah drama berjudul Monster Parent. Penelitian terhadap drama ini memiliki rumusan masalah, yaitu: bagaimana fenomena monsuta pearento tercermin dalam drama Monster Parent karya sutradara Kobayashi Yoshinori. Sosiologi sastra dari Ian Watt digunakan untuk menganalisis drama ini, yaitu pendekatan sastra sebagai cerminan masyarakat. Selain itu, pembagian 5 tipemonsuta pearento menurut Ogi Naoki, yaitu Wagako Chusin Monsuta, Negurekuto Monsuta, No Moraru Monsuta, Gakkou Izon Monsuta, dan Kenrishuchou Monsuta juga digunakan untuk mengetahui cerminan monsuta pearento dalam drama ini.Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena monsuta pearento tercermin dalam drama Monster Parent. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk perilaku dari monsuta pearento, seperti mengubah jadwal kegiatan sekolah hanya berdasarkan permintaan yang tidak masuk akal. Serta contoh penyebab dari perilaku tersebut, seperti cita-cita dan ekspektasi tinggi dari orangtua terhadap anak. Contoh dari dampak perilaku ini juga ditemukan dalam drama ini, seperti renggangnya hubungan orangtua dengan pihak sekolah dan guru. Serta solusi yang ditemukan untuk menghadapi monsuta pearento adalah membina kerjasama yang baik antara orangtua serta guru demi mendukung perkembangan anak
Analisis Metode Penjadwalan Produksi dengan Menggunakan Metode Johnson pada PT. X Surabaya
Dalam persaingan yang semakin kompetitif, waktu memegang peranan yang cukup penting. Bila Perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat maka ia akan dapat memenangkan persaingan. PT. X merupakan Perusahaan Furniture yang salah satu produknya adalah dudukan galon. Perusahaan ini tidak memiliki metode penjadwalan tertentu. Untuk memenuhi pesanan konsumen, penentuan penyelesaian produk dilakukan dengan kesepakatan antara Perusahaan dengan konsumen, artinya Perusahaan menawarkan waktu yang paling mungkin bagi Perusahaan untuk menyelesaikan pesanan dari konsumen berdasarkan perkiraan awal atau perhitungan kemampuan Perusahaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini ditentukan solusi alternatif penjadwalan dengan Metode Johnson pada PT. X, agar dapat diketahui waktu makespan dan urutan pengerjaan job. Dari hasil penelitian, dengan Metode Johnson, maka urutan pengerjaan job di mesin yaitu: job 5, job 3, job 6, job 1, job 4, job 2, job 7 dengan nilai makespan time sebesar 78,837 menit
Efikasi Diri Dan Pemahaman Konsep IPA Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Sekolah Dasar Negeri Kota Bengkulu
: This study aims to determine: the relationship between self-efficacy and understanding of science concepts to learning outcomes Natural Sciences separately and simultaneously study was conducted in Bengkulu City Elementary School students in 2015 with 32 samples taken using simple random sampling. The technique used to analyze the data is the statistical technique of regression and correlation. The results showed that there was a positive correlation between: (1) efficacy ourselves to learning outcomes Natural Sciences, (2) understanding the concept of Natural Sciences learning outcomes Natural Sciences, (3) self-efficacy and understanding of the concept of Natural Sciences collectively together with the results of study Natural Sciences. Based on the results, it can be concluded understanding of the concept of Sciences Alam memiliki greater contribution to the learning outcomes Natural Sciences compared with self-efficacy. However, self-efficacy and understanding of the concept of Natural Sciences have jointly contributed to the learning outcomes of Natural Sciences
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan Pertanian
This research aimed to gain a clear description over some factors which influenced communication process conducted by agricultural facilitators—both partially, and simultaneously. Employing explanatory method of research, a sample of 116 agricultural facilitators from Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung, and Kabupaten Tasikmalaya was chosen using stratified random sampling. Data was generated from questionnaire and a series of selected interviews. It is found that personal and situational factors affected facilitators communication act in the three regions. Compared with situational factors, personal factors have stronger effect
Kontribusi Komunikasi Pada Teori Pembangunan
Kontribusi komunikasi pada teori penyadaran telah melahirkan model komunikasi interaktif yang berpedoman pada konsep pembangunan yang berpusat padamanusi. Karena ltu, ia leblh bermakna dibandingkan kontribusi komunikasi pada teorl modernisas pada teori .ketergantungan serta keterbelakangan. Dengan adanya kontribusi komunikasl pada teori pembangunan, maka komunikasi tidak boleh diperlakukan sekadar kegitan penunjang pembangunan. Komunikasi hendaknya dijadikan salah satu komponen pembangunan, sama seperti komponen-komponen lainnya
Kampanye Pemilu Dialogis Untuk Pemilu 2009
Political campaign on 2004 was marked by monologue campaigns in the form of mass rally and mass gathering. Information dissemination for the mass was carried out by placing signpost, banners, and pamphlets depicting party's symbol. This kind of campaign belonged to one way communication. Both political party and political leaders were failed to gain feedback from the mass, whereas feedback reflected public's needs and wishes. As consequences, monologue campaigns provide us with low quality campaign oriented toward figures, not their programs. Considering this, a dialogues form of campaign is offered for repairing ineffective political communication between party and people. Dialogical campaigns establish a two-way-communication between party and public, provide ways to clearly communicate problems surrounding the whole situation packaged with party's point of view and its solutions. By conducting dialogical campaign which reflected a-two-way- communication, campaigners and policymakers would benefit from the exchange of public aspirations along the process
Teknis Budidaya dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Lahan Gambut Bantuan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Siak
The oil palm plant (Elaeis guineensis Jacq) is one of the commodities star in the plantation subsector. The development of oil palm plantation area in Indonesia, especially in Riau has increased quite rapidly from year to year. This can be seen from the total area of oil palm plantations in Riau which is one of the largest palm oil producer in Indonesia. An increase in demand for processed oil palm products, encourage the district government made effort to improve the well-being of people through the program of economic based oil palm plantations. The objective of the research is to study the technical the cultivation and productivity of oil palm plants by the district government Rohil and Siak. The research has been conducted in Rantau Bais village, Tanah Putih district, Rokan Hilir and Kotoringin village, Mempura district, Siak for 3 months from June 2014 to August 2014. This research use sampling technique survey method, determining of location research purposive and random sampling, descriptive analysis presented in the form of list or tables observation. The results of the research showed cultivation technical in Siak more than reference on the recommendations made PPKS than Rokan Hilir, resulting in differences in productivity in both the district. The highest FFB production in Rokan Hilir is 890.2 kg/ha and the lowest FFB production is 679.7 kg/ha. The highest FFB production in Siak is 1.209.2 kg/ha and the lowest FFB production is 877.5 kg/ha
- …