19 research outputs found

    Implementasi dan Analisis Jaringan Menggunakan Wireshark, Cain And Abels, Network Minner

    Get PDF
    Pembelajaran menggunakan internet belum dapat diterapkan secara maksimal dikarnakan banyak mahasiswa saat belajar tidak membuka situs tentang materi tetapi situs yang lainya dan jaringan internet yang lambat mengakibatkan mahasiswa kurang puas dalam mengakses internet. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Studi Kasus, Studi Kasus menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya, pengamatan terhadap interaksi paket data dilakukan menggunakan Software Wireshark, Cain and Abels dan NetworkMiner, pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan cara menginstalasi NetworkMinner pada laptop atau komputer lalu mengcapture (menangkap) paket paket data yang berinteraksi dalam jaringan internet menggunakan wireshark dan menganalisanya melalui NetworkMiner. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dosen dapat mengetahui situs apa saja yang dibuka oleh mahasiswa yang terhubung pada jaringan AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung dalam mengakses internet apakah mahasiswa menggunakan internet dengan benar untuk membuka situs tentang materi atau hanya bermain-main saat sedang terhubung pada WLAN (Wireless Local Area Network) AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung

    Deep sequencing approach for investigating infectious agents causing fever.

    Get PDF
    Acute undifferentiated fever (AUF) poses a diagnostic challenge due to the variety of possible aetiologies. While the majority of AUFs resolve spontaneously, some cases become prolonged and cause significant morbidity and mortality, necessitating improved diagnostic methods. This study evaluated the utility of deep sequencing in fever investigation. DNA and RNA were isolated from plasma/sera of AUF cases being investigated at Cairns Hospital in northern Australia, including eight control samples from patients with a confirmed diagnosis. Following isolation, DNA and RNA were bulk amplified and RNA was reverse transcribed to cDNA. The resulting DNA and cDNA amplicons were subjected to deep sequencing on an Illumina HiSeq 2000 platform. Bioinformatics analysis was performed using the program Kraken and the CLC assembly-alignment pipeline. The results were compared with the outcomes of clinical tests. We generated between 4 and 20 million reads per sample. The results of Kraken and CLC analyses concurred with diagnoses obtained by other means in 87.5 % (7/8) and 25 % (2/8) of control samples, respectively. Some plausible causes of fever were identified in ten patients who remained undiagnosed following routine hospital investigations, including Escherichia coli bacteraemia and scrub typhus that eluded conventional tests. Achromobacter xylosoxidans, Alteromonas macleodii and Enterobacteria phage were prevalent in all samples. A deep sequencing approach of patient plasma/serum samples led to the identification of aetiological agents putatively implicated in AUFs and enabled the study of microbial diversity in human blood. The application of this approach in hospital practice is currently limited by sequencing input requirements and complicated data analysis.Financial support for this work was provided by James Cook University and Far North Queensland Hospital Foundation.This is the final version of the article. It first appeared from Springer via https://doi.org/10.1007/s10096-016-2644-

    Studi Pemisahan Bitumen dari Asbuton Menggunakan Media Air Panas dengan Penambahan Surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (Sds) dan Sodium Carbonate (Na2co3)

    Full text link
    Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pengganti aspal minyak setelah bitumen dipisahkan dari mineralnya. Penelitian proses pemisahan bitumen dari asbuton menggunakan hot water process telah dilakukan, tetapi bitumen yang terambil kurang maksimal. Interfacial tension merupakan parameter penting dalam proses pemisahan bitumen menggunakan hot water process disamping viskositas bitumen. Untuk meningkatkan perolehan bitumen, maka perlu dilakukan modifikasi sifat permukaan bitumen. Modifikasi sifat permukaan bitumen dilakukan dengan penambahan surfaktan. Pada penelitian ini, jenis surfaktan yang digunakan adalah surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) yang berfungsi sebagai wetting agent untuk menurunkan tegangan permukaan antara bitumen dengan mineral. Fokus dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan wetting agent terhadap jumlah larutan total, konsentrasi surfaktan dan pengaruh temperatur terhadap persen (%) recovery bitumen. Proses pemisahan bitumen dari asbuton dalam metode ini dilakukan melalui dua proses utama, yakni proses mixing dan digesting. Kedua proses ini dilakukan pada sebuah tangki berpengaduk disc turbine dan empat buah baffle. Proses mixing preheating dilakukan dengan cara mengaduk asbuton dengan solar yang memiliki perbandingan 40 : 60 terhadap massa total 1000 gram pada 1100 rpm dengan suhu 60, 70, 80, dan 90oC selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan proses digesting dengan mengaduk campuran solar-asbuton dengan wetting agent, yang berupa larutan surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS)-Na2CO3 sebesar 25% terhadap massa total campuran sebesar 1000 gram pada 1700 rpm dengan suhu 60, 70, 80, dan 90oC selama 30 menit. Konsentrasi larutan surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) yang akan digunakan sebesar 0.125%, 0.25% , 0.375% dan 0.5% (% massa) dan konsentrasi Na2CO3 sebesar 0.25%, 0.5%, 0.75% dan 1% (% massa). Produk proses digesting kemudian dipisahkan secara gravitasi dalam beaker glass dengan menambahkan air sehingga terbentuk tiga lapisan. Lapisan teratas yang merupakan larutan bitumen-solar, ditimbang berat dan diukur densitasnya untuk mengetahui persen (%) recovery yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % recovery bitumen mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya temperatur dan meningkatnya konsentrasi Na2CO3. Sedangkan % recovery bitumen mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya konsentrasi surfaktan SDS hingga konsentrasi 0.375%, lalu mengalami penurunan pada konsentrasi SDS 0.5%. Hasil akhir yang diperoleh adalah % recovery bitumen yang tertinggi diperoleh sebesar 91.92% pada suhu 90oC dengan konsentrasi Na2CO3 1% dan konsentrasi surfaktan SDS 0.375%

    PRA Desain Pabrik Triacetin (Triacetyl Glycerol) dari Produk Samping Produksi Biodiesel (Crude Glycerol)

    Full text link
    Salah satu produk turunan gliserol yakni triacetin. Kegunaan triacetin sendiri cukup banyak di kalangan industri, baik industri makanan maupun non makanan. Kegunaan triacetin banyak digunakan sebagai penambah aroma, platisizer, pelarut, bahan aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin (menaikkan nilai oktan), serta dapat digunakan sebagai zat aditif untuk biodiesel. Di Indonesia masih belum ada pabrik triacetin sehingga nilai produksi dan ekspor triacetin kosong atau tidak ada dan nilai impor sebesar 46.000 ton/tahun. Pabrik direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2023 dengan kapasitas sebesar 46.000 ton/tahun dengan tujuan mensubstitusi nilai impor yang ada. Lokasi pendirian pabrik berada di Dumai, Riau. Produksi triacetin dari gliserol dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pre-treatment, esterifikasi, dan purifikasi. Di bagian pre-treatment, crude glycerol memasuki flash tower, lalu dilanjutkan memasuki kolom distilasi untuk dimurnikan hingga 99,99% gliserol. Di bagian esterifikasi, gliserol dan asam asetat dialirkan menuju reaktor esterifikasi R-210. Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam asetat berlebih membentuk monoacetin, diacetin, dan triacetin dengan menggunakan katalis Amberlyst-15. Jenis reaktor yang digunakan adalah Batch. Setelah 4 jam reaksi, dihasilkan konversi 100% dengan menghasilkan 2% monoacetin, 54% diacetin, dan 44% triacetin. Kemudian, hasil reaksi esterifikasi diumpankan menuju proses selanjutnya yaitu decanter dan dua kolom distilasi untuk dilakukan pemurnian dengan pemisahan menjadi produk utama triacetin dan produk samping diacetin. Dengan estimasi umur pabrik 20 tahun, dapat diketahui internal rate of return (IRR) sebesar 18,36%, pay out time (POT) 6,5 tahun dan break even point (BEP) sebesar 29,57 %

    Pra-Desain Pabrik LPG dari Gas Alam

    Full text link
    Liquefied Petroleum Gas (LPG) merupakan suatu produk bahan bakar gas yang pada umumnya berupa gas propana atau Butana atau merupakan campuran keduanya yang dalam temperatur kamar akan berbenduk Fasa gas tetapi dalam tekanan tinggi atau pada temperatur sangat rendah akan berbentuk cair yang tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Salah satu bahan pembuatan LPG adalah gas alam. Gas alam merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas yang utamanya terdiri dari metana (CH4). Gas alam merupakan komponen yang vital dalam hal suplai energi, dikarenakan karakteristiknya yang bersih, aman, dan paling efisien dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Kelebihan dari LPG yaitu emisi CO2 yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding penggunaan bahan bakar minyak, serta ketersediaan gas alam yang melimpah sehingga LPG dapat dijadikan energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin menipis. Pabrik LPG dari gas alam ini terdiri dari 4 unit utama yaitu: Acid gas removal unit dimana dalam unit ini CO2 dan H2S yang terkandung dikurangi kadarnya hingga batas yang diperbolehkan, Dehidration unit untuk menghilangkan uap air yang terkandung, Refrigerasi Propane untuk menfingingankan gas alam sebelum menuju unit fraksinasi, dan Fractination unit untuk memisahkan hidrokarbon berat dalam gas alam sehingga menghasilkan LPG dengan kandungan metana tinggi. Pabrik ini beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 330 hari dengan kapasitas produksi 98.712 LPG/tahun. Analisa perhitungan ekonomi didapatkan IRR 51,29%/tahun, Pay Out Time (POT) 7,97 tahun, dan Break Evemt Point (BEP) 22,96%
    corecore