45 research outputs found

    Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Akar Pakis Tangkur (Polypodium Feei) Pada Mencit Jantan

    Full text link
    Pakis tangkur (Polypodium feei) yang banyak tumbuhdi daerah Gunung Tangkuban Parahu, Bandung,merupakan tumbuhan Indonesia. Bagian akarnyasecara tradisional digunakan oleh masyarakat setempatuntuk mengobati berbagai penyakit, di antaranyasebagai antirematik dan penurun kadar asam uratdarah. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujianaktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol akar Pakistangkur pada mencit jantan galur Swiss-Websteruntuk mengungkapkan efektivitas akar pakis tangkursebagai penurun kadar asam urat darah. Dosis ekstrakyang digunakan adalah 125, 250, dan 500 mg/kg berat badan dan dosis alopurinol sebagai zatpembanding standar adalah 13 mg/kg berat badan.Pengujian dilakukan pada mencit yang mengalamihiperurisemia yang diinduksi dengan kalium oksonat300 mg/kg berat badan secara intraperitonial dan jushati ayam secara per oral. Pengukuran kadar asamurat darah dilakukan dengan menggunakan alat UASure® setiap jam selama 4 jam setelah diberi sediaanuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrakakar pakis tangkur pada ke tiga dosis yang digunakanmenurunkan kadar asam urat darah mencit secarabermakna, sama seperti alopurinol. Penurunan kadarasam urat tertinggi dicapai oleh ekstrak 500 mg/kg(49,6%) pada jam kedua setelah pemberian sediaan uji,diikuti oleh ekstrak 250 mg/kg ( 48,7%), alopurinol 13mg/kg (47,9%) dan ekstrak 125 mg/kg (35,3%). Hasilini menunjukan bahwa akar pakis tangkur memilikipotensi sebagai antihiperurisemia

    Antihyperuricemia Screening Of Mimosa Pudica L. Herb Extract Through Its Analgesics And Antiinflammatory Activity Assay

    Full text link
    Traditionally, herbs of Mimosa pudica L. are being usedto treat insomnia, hematuria, inflammation, emesis,dismenorrhoea, menorrhagia, arthritis rhematoid, convultion,depresion, and diabetes. Previous in vitro studyshowed that herbs extract of Mimosa pudica L inhibiteduric acid formation via xanthine oxidase inhibition of82.11 and 62.10% for concentration of 125 and 62.5 μg/mL, respectively. Hyperuricemia is indicated by pain andoedema which are the symptoms of inflammation. This invivo study was perfor-med to screen antihyperuricemiaactivity of herbs extract of Mimosa pudica L throughanalgesic and antiinflammatory assays on mice.Analgesic activity of Mimosa pudica L herb extract atdosage of 125, 250 and 500 mg/kg of body weight wasobserved on mice using writhing reflex method withacetic acid 0,07 % as inducer. The results showed thatall three dosages inhibited pain at the percentage of9.58, 45.35, and 60.28% respectively. Antiinflammatoryactivity assay was done using carageenan-induced pawedema method on white male rats. Dosages used were250, 500 and 1000 mg/kg of body weight. The resultsshowed that all three dosages inhibited edema at thepercentages of 35.20, 42.74, and 51.10% respectively. It isconcluded that herbs extract of Mimosa pudica L can beproposed as an antihyperuricemia

    Respons Pertumbuhan, Kadar Protein Dan Aktivitas Triptofan Dekarboksilase Agregat Sel Catharanthus Roseus (L) G. Don Yang Diberi Prekursor Triptofan

    Get PDF
    Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder dalamkultur jaringan adalah dengan penambahan prazat (prekursor). Oleh karena itutelah dilakukan penelitian mengenai penambahan triptofan sebagai prekursorterhadap pertumbuhan, kadar protein dan aktivitas Triptofan Dekarboksilase(TDC) pada kultur agregat sel Catharanthus roseus (L) G.Don. Penelitian inibertujuan untuk meningkatkan kandungan katarantin dalam kultur agregat selCatharanthus roseus (L) G.Don yang didukung dengan pertumbuhan yangoptimum. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium. Konsentrasiprekursor triptofan digunakan dari 50-250 mg.L-1. Pertumbuhan ditentukandengan penimbangan berat basah dan berat kering serta pengamatan Perubahansecara morfologis. Kadar protein ditentukan dengan spektrofotometer. AktivitasTDC ditentukan dengan spektrofluorometer. Pertumbuhan maksimum kulturagregat sel terjadi pada perlakuan triptofan 150 mg.L-1 pada Erlenmeyer.Penambahan triptofan dapat menginduksi sintesis protein dan meningkatkanaktivitas TDC pada kultur agregat sel C.roseus. Kandungan protein dan aktivitasTDC tertinggi terjadi pada perlakuan 250 mg.L-1 setelah 10-14 hari kultur.Perlakuan triptofan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap kandunganprotein, aktivitas TDC, pada kultur Erlenmeyer. Kesimpulannya adalah perlakuanprekursor triptofan dapat meningkatkan kadar protein dan aktivitas TDC yangdiberi prekursor triptofan dan optimum pertumbuhan agregat selnya pada triptofan150 mg.L-1 setelah 14 hari kultur

    Activity of Benzophenone Glucoside From Mahkota Dewa {Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl.} Fruits on Proliferation of Human Cervical-cancer Cells (Hela and Caski) and Human Esophageal Cancer Cells (Te-2, Te-8, and Te-14)

    Full text link
    Phaleria macrocarpa, locally named mahkota dewa, is known as a medicinal plant in Indonesia. Fruits of this plant are traditionally used in treatment of cancer diseases. Several substances were isolated from mahkota dewa fruits. A benzophenone glucoside, 4,6`-dihydroxy-4`-methoxybenzophenone-2\u27-O-glucoside, has been isolated from an ethyl acetate fraction of mahkota dewa fruits. The structure of this compound was determined based on the analysis of UV, IR, NMR and MS spectral data. Antiproliferative activity was measured on human cervical cancer cells (HeLa and CasKi) and human esophageal cancer cells (TE-2, TE-8, and TE-14) by MTT assay. The result of this study showed that at concentration of 500 ìg/mL, benzophenone glucoside derived from mahkota dewa didn\u27t reach CPI50 to all tested cells. Those CPI50 were 34 ìg/mL (HeLa), 32 ìg/mL (CasKi), 33.91 ìg/mL (TE-2), 35.43 ìg/mL (TE-8), 43.04 ìg/mL (TE-14). There were no significantly differences (á=0.5) of this activity among HeLa, CasKi, TE-2, TE-8 and TE-14 cells

    Aktivitas Antioksidan dan Sitotoksik Serta Penetapan Kadar Senyawa Fenol Total Ekstrak Daun, Bunga, dan Rimpang Kecombrang (Etlingera Elatior)

    Full text link
    Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan tanaman suku Zingiberaceae yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan sitotoksik terhadap larva udang dari ekstrak daun, bunga, dan rimpang kecombrang, serta menetapkan kadar senyawa fenol totalnya. Sampel daun, bunga, dan rimpang kecombrang dimaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 3x24 jam dalam suhu ruangan. Ekstrak yang didapat selanjutnya dievaporasi pada suhu 50 0C sehingga menghasilkan ekstrak kental. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH), dan uji sitotoksik menggunakan metode BSLT (Brine Scrimp Lethality Test). Penetapan kadar fenol total dengan standar asam galat menggunakan reagen Folin Ciocalteu yang diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 765 nm. Aktivitas antioksidan dari ekstrak daun, bunga, dan rimpang kecombrang ditunjukkan oleh nilai IC50 masing-masing 52,05; 457,54; dan 310,69 ppm. Aktivitas sitotosik yang dinyatakan dalam nilai LC50 dari ketiga bahan tersebut berturut-turut adalah 859,039; 418,022; dan 1261,202 ppm. Kadar senyawa fenol total ekstrak daun, bunga, dan rimpang kecombrang dihitung sebagai asam galat ekuivalen berturut-turut sebesar 0,339% ± 0,006; 0,144% ± 0,024; dan 0,074% ± 0,018. Ekstrak daun kecombrang menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling baik dan kadar fenol total paling tinggi dibandingkan ekstrak bunga dan rimpang kecombrang. Ekstrak daun dan bunga kecombrang menunjukkan potensi sebagai agen antikanker karena menunjukkan nilai LC50 1000 ppm

    Potensi Tumbuhan Erythrina (Leguminosae) Sebagai Antifertilitas

    Full text link
    Erythrina plants (Leguminosae) were used as traditional antifertility agents. In the continuing research for novel plant with antifertility capacity from Indonesian plants, the methanol extract of Erythrina plants showed significant antifertility activity in an in vitro assay of spermatozoa of white rat (R. norvegicus). The methanol extract was separated using bioassay-guide n-hexane, ethylacetate, and n-buthanol fractionation. The ethylacetate fraction was tested in vitro on spermatozoa of white rat (R. norvegicus) at a concentration of 0.25 x 10-3 μg/μL. It showed a decrease of their motilities and viabilities, as well as an increasing abnormality of the spermatozoa

    ANTIHYPERURICEMIA SCREENING OF Mimosa pudica L. HERB EXTRACT THROUGH ITS ANALGESICS AND ANTIINFLAMMATORY ACTIVITY ASSAY

    Get PDF
    Traditionally, herbs of Mimosa pudica L. are being usedto treat insomnia, hematuria, inflammation, emesis,dismenorrhoea, menorrhagia, arthritis rhematoid, convultion,depresion, and diabetes. Previous in vitro studyshowed that herbs extract of Mimosa pudica L inhibiteduric acid formation via xanthine oxidase inhibition of82.11 and 62.10% for concentration of 125 and 62.5 μg/mL, respectively. Hyperuricemia is indicated by pain andoedema which are the symptoms of inflammation. This invivo study was perfor-med to screen antihyperuricemiaactivity of herbs extract of Mimosa pudica L throughanalgesic and antiinflammatory assays on mice.Analgesic activity of Mimosa pudica L herb extract atdosage of 125, 250 and 500 mg/kg of body weight wasobserved on mice using writhing reflex method withacetic acid 0,07 % as inducer. The results showed thatall three dosages inhibited pain at the percentage of9.58, 45.35, and 60.28% respectively. Antiinflammatoryactivity assay was done using carageenan-induced pawedema method on white male rats. Dosages used were250, 500 and 1000 mg/kg of body weight. The resultsshowed that all three dosages inhibited edema at thepercentages of 35.20, 42.74, and 51.10% respectively. It isconcluded that herbs extract of Mimosa pudica L can beproposed as an antihyperuricemia.Keywords: Antihyperuricemia, Analgesic, Anti-inflammatory,Mimosa pudica L

    IN SITU OPTHALMIC GEL WITH ION ACTIVATED SYSTEM

    Get PDF
    In situ gel with ion activated system which occurs as triggered by a change in the ionic strength. Osmotic gradient is a factor that determines the rate of gelation on the surface of the gel. Polymers play an important role in drug delivery from their dosage forms. Polymeric in gelling systems provides longer drug release compared to conventional delivery systems. The use of biodegradable and biocompatible polymers for in situ gel formulation makes the drug delivery system acceptable and controlled. Thus the continuous and prolonged release of the drug, biocompatibility characteristics makes the dose gel form in situ reliable. Polymers that are used in ion activated in situ gelation can be various, such as gelrite gellan gum, alginates, deacetylated gellan gum, anionic polymers (carbopol), cationic polymer (chitosan), non-ionic polymers (HPMC, Methylcellulose), thiolated polymer (thiomers), carbomer (polymer used in ophthalmic), polycarbophil (polymer used in ophthalmic). This review is written based on the data or information obtained by using several search engines and several scientific journals, using the keywords in situ gel with polymers, ion activated the system, and limited search years in 2010 and above

    AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL AKAR PAKIS TANGKUR (Polypodium feei) PADA MENCIT JANTAN

    Get PDF
    Pakis tangkur (Polypodium feei) yang banyak tumbuhdi daerah Gunung Tangkuban Parahu, Bandung,merupakan tumbuhan Indonesia. Bagian akarnyasecara tradisional digunakan oleh masyarakat setempatuntuk mengobati berbagai penyakit, di antaranyasebagai antirematik dan penurun kadar asam uratdarah. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujianaktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol akar pakistangkur pada mencit jantan galur Swiss-Websteruntuk mengungkapkan efektivitas akar pakis tangkursebagai penurun kadar asam urat darah. Dosis ekstrakyang digunakan adalah 125, 250, dan 500 mg/kg berat badan dan dosis alopurinol sebagai zatpembanding standar adalah 13 mg/kg berat badan.Pengujian dilakukan pada mencit yang mengalamihiperurisemia yang diinduksi dengan kalium oksonat300 mg/kg berat badan secara intraperitonial dan jushati ayam secara per oral. Pengukuran kadar asamurat darah dilakukan dengan menggunakan alat UASure® setiap jam selama 4 jam setelah diberi sediaanuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrakakar pakis tangkur pada ke tiga dosis yang digunakanmenurunkan kadar asam urat darah mencit secarabermakna, sama seperti alopurinol. Penurunan kadarasam urat tertinggi dicapai oleh ekstrak 500 mg/kg(49,6%) pada jam kedua setelah pemberian sediaan uji,diikuti oleh ekstrak 250 mg/kg ( 48,7%), alopurinol 13mg/kg (47,9%) dan ekstrak 125 mg/kg (35,3%). Hasilini menunjukan bahwa akar pakis tangkur memilikipotensi sebagai antihiperurisemia.Kata kunci: Pakis tangkur, Polypodium feei,Antihiperurisemia, Kalium oksonat,jus hati aya
    corecore