19 research outputs found

    Ovarian Dynamic in Ongole Grade Cattle After GnRH Injection in Ovsynch Protocol Based on Progesterone Device

    Full text link
    PO cattle have weaknesses to show clear estrus signs which cause difficulty in artificial insemination implementation. The present study was designed to obtain ovarian dynamic as effect of GnRH injection in ovsynch protocol based on progesterone intravaginal device. Heifers (18) and cows (n= 12) were allocated to one of three groups. Cuemate-PGF2α (CP) group inserted with a Cuemate on day 0-7 and injected with prostaglandin on day 7. Cuemate-PGF2α-GnRH (CPG) group was treated as CP group with the addition of GnRH injection on day 9. GnRH-Cuemate-PGF2α-GnRH (GCPG) group was treated as CPG group with addition of GnRH injection on day 0. Ultrasonography was performed on days 0-3, day 7 until ovulation and 7 days after ovulation. Percentage of ovulation synchronization increased significantly (P<0.01) between CP, CPG, and GCPG, respectively, both in heifers (16%, 50%, and 85%, respectively) and cows (0%, 60%, and 100%, respectively), on day 11. Preovulatory follicle diameters between CP, CPG, and GCPG treatments were not different significantly both in heifers (11.9±0.5, 11.9±0.5, and 12.1±0.6 mm, respectively) and cows (11.7±0.4, 11.8±0.7, and 11.1±0.6 mm, respectively). This study concluded that GCPG protocol increased the synchrony of ovulation rate both in cows and heifers, without affecting the follicle preovulatory and CL diameters

    Sonographic Appearance of Abdominal Wall at the Left Flank of Laparotomy Incision Site in Ettawah Grade Does

    Full text link
    The aim of this study was to describe the sonographic appearance of abdominal wall at the left flank of laparotomy incision site in 11 mated Ettawah grade does. Brightness-mode ultrasound examination by using transducer with frequency of 5.0-6.0 MHz was conducted to grouping the does based on their pregnancy statuses. The incision site of the abdominal wall at left flank laparotomy was transcutaneous-scanned as long as 8 cm vertically. The sonographic appearance of the laparotomy wall thickness showed that in all groups of does were similar and not different statistically. The thickness of oblique external and oblique internal abdominal muscles increased in the pregnant does as compared to non-pregnant does (P<0.05)

    Kemampuan Awal, Minat Olahraga, Dan Prestasi Belajar Olahraga

    Full text link
    : Entry Behavior, Interest, and Achievement in Sports Science. The purpose of the study was to find correlations between entry behavior and interest in sports science, and achievement in sports sci­ence. The population of the study was the students of FIK Unesa. There were 140 students as a sample. The Pearson\u27s Product Moment and Multiple Correlation were applied to analyze the data. The results showed that: (1) there was correlation between entry behavior and achievement in sport science;(2) there was correlation between interest in sports science, and (3); achievement in sports science can be predicted from entry behavior and interest in sports science

    Sonogram Pemeriksaan Kebuntingan Dini pada Kambing Kacang (Capra Hircus)

    Full text link
    This study was conducted to determine the earliest day of pregnancy diagnosis in kacang goat using transrectal ultrasonography. The goat were synchronized by using prostaglandin in the luteal phase. Pregnancy was determined by isoechogenic visualization surrounded by hypoechogenic. Early pregnancy was detected on days 20 of embryonic vesicle diameter 1.2±0.1 cm. Fetus was detected on days 22 with a long gestation fetus 0.4±0.1 cm. Average increase until days 30 pregnancy was 0.19 ± 0.1 cm per day. Development of fetus was followed by an increasing the diameter and thickness of uterus. The diameter of uterus increased from days 14 (0.8 ± 0.3 cm) until days 30 (3.6 ± 0.2 cm), and thickness of uterus increased from days 14 (0.4 ± 0, 2 cm) until days 30 (1.8 ± 0.2 cm). It could be concluded that the earliest pregnancy diagnosis showed positive sign on days 20 and fetus was earliest observed on days 22

    SINKRONISASI ESTRUS DAN PENGAMATAN ULTRASONOGRAFI PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN DINI PADA DOMBA GARUT (Ovis aries) SEBAGAI STANDAR PENENTUAN UMUR KEBUNTINGAN

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sinkronisasi estrus dan menentukan diagnosis kebuntingan dini pada domba garut (n=3) menggunakan ultrasonografi transrektal. Domba disinkronisasi dengan menggunakan PGF pada fase luteal. Onset dan durasi estrus diamati dengan menggunakan jantan pengusik. Kebuntingan 2a ditentukan dengan tampilan isoechogenic yang dikelilingi oleh tampilan hypoechogenic. Rata-rata onset estrus adalah 35±28,7 jam dan rata-rata lama estrus adalah 33±13,6 jam. Kebuntingan dini terdeteksi pada hari ke-22 (22,3±0,6 hari). Perkembangan fetus diikuti dengan peningkatan diameter dan ketebalan uterus. Diameter uterus meningkat dari hari ke-22 (1,8±0,7 cm) hingga hari ke-42 (5,6±1,1 cm), dan tebal uterus meningkat dari hari ke-22 (0,8±0,1 cm) hingga hari ke-42 (2,1±0,5 cm). Plasentom muncul pada kebuntingan hari ke-34 (0,8±0,2 cm) dan menunjukkan pola perkembangan yang terus meningkat secara signifikan sampai hari ke-56 (2,7±0,5 cm; P0,05). Diameter kotiledon hari ke-34 sekitar 0,8±0,2 cm hingga hari ke-56 (2,7±0,5 cm) dan hari ke-77 (3,3±0,4 cm). Dapat disimpulkan bahwa diagnosis positif dari kebuntingan pada domba garut terlihat pada hari ke-12 dan fetus dapat diamati pada hari ke-22

    PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. ____________________________________________________________________________________________________________________

    48 PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. ____________________________________________________________________________________________________________________

    DINAMIKA OVARIUM SAPI ENDOMETRITIS YANG DITERAPI DENGAN GENTAMICINE, FLUMEQUINE DAN ANALOG PROSTAGLANDIN F2 ALPHA (PGF2α) SECARA INTRA UTERUS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pengobatan endometritis dengan menggunakan kombinasi antibiotik (gentamicine, flumequine) dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2α) berdasarkan pengamatan dinamika ovarium dengan metode ultrasonografi (USG). Enam ekor sapi endometritis dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok I (K1, n= 3) diterapi dengan 250 mg Gentamicine, 250 mg Flumequine, dan 12,5 mg PGF2α secara intra-uterus. Kelompok II (K2, n= 3) diterapi menggunakan antibiotik dengan dosis dan cara pemberian yang sama seperti pada Kelompok I. Hasil pengamatan terhadap sapi-sapi endometritis K1 dan K2 memperlihatkan rataan panjang siklus estrus selama 18 hari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap kelas folikel pada kedua kelompok perlakuan. Folikel besar (DF) dan folikel besar kedua (SF) pada ke-3 gelombang folikel yang muncul tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata antara K1 dan K2 (P>0,05), tetapi terdapat perbedaan yang nyata (

    GAMBARAN ULTRASONOGRAFI OVARIUM KAMBING KACANG YANG DISINKRONISASI DENGAN HORMON PROSTAGLANDIN F2 ALFA (PGF2α) DOSIS TUNGGAL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mempelajari gambaran ultrasonografi (USG) ovarium kambing kacang setelah penyuntikan hormon prostaglandin. Penelitian ini menggunakan enam ekor kambing kacang berumur 2-3 tahun, pernah melahirkan, dan bersiklus reproduksi normal. Pengamatan ovarium dilakukan dengan menggunakan USG selama 7 hari sebelum penyuntikan hormon prostaglandin sampai dengan ovulasi. Pengamatan ovarium dilakukan setiap hari dan diintensifkan setiap 12 jam menjelang ovulasi. Pengamatan ovarium terdiri atas folikel dan korpus luteum (CL). Pengamatan visualisasi respons berahi dilakukan sebelum dan setelah penyuntikan hormon prostaglandin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ovarium memperlihatkan dinamika folikel dan CL. Dinamika folikel dikarakteristikkan dengan gelombang folikel. Interval antara penyuntikan hormon prostaglandin sampai dengan ovulasi ialah 52,8±6,6 jam dengan nilai rataan diameter folikel ovulasi 5,7±0,7 mm. Visualisasi respons berahi pada kambing kacang tidak bermakna baik sebelum dan setelah penyuntikan hormon prostaglandin

    KORELASI FOLIKEL DOMINAN AKIBAT PENYUNTIKAN HORMON PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN (PMSG) DENGAN PENINGKATAN RESPONS BERAHI PADA KAMBING KACANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) terhadap peningkatan respons berahi kambing kacang. Sebanyak 20 ekor kambing kacang betina dewasa kelamin dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dosis penyuntikan PMSG, yaitu 0,0 (K1); 1,0 (K2); 7,5 (K3); 15,0 (K4); dan 20,0 (K5) IU/kg bobot badan dan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada K3, K4, dan K5 terjadi peningkatan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, dan konsentrasi estrogen dalam serum darah (P0,05), serta menunjukkan gejala berahi yang lebih jelas dibandingkan K1. Konsentrasi estrogen dalam serum darah memiliki korelasi positif dengan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, onset berahi, durasi berahi, perubahan vulva menjadi merah, kebengkakan vulva, peningkatan respons betina terhadap pejantan, dan pergerakan ekor pada saat berahiatau fleging berturut-turut sebesar 53,10; 82,60; 48,80; 53,0; 45,50; 39.40; 32,60; 32,60; dan 80,20% dengan pola kuadratik. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG pada dosis 7,5; 15,0; dan 20,0 IU/kg bobot badan mampu meningkatkan konsentrasi estrogen dan respons berahi kambing kacang
    corecore