3 research outputs found

    KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM PENGANGKATAN MEDIATOR NON HAKIM BERDASARKAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2016

    Get PDF
    Adapun tujuan penelitian ini: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis kewenangan pengadilan agama dalam pengangkatan mediator non hakim berdasarkan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. (2). Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan pengangkatan mediator non hakim terhadap penyelesaian perkara pada pengadilan agama. Pada metode penelitian tesis ini, jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian hukum yang bersifat yuridis normatif. Pada ada penelitian ini ada empat pendekatan yang digunakan yaitu; Pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), Pendekatan Kasus (case approach), dan Pendekatan Konseptual (conceptual approach), serta Pendekatan Perbandingan (comparative approach). Hasil penelitian bahwa: (1). Kewenangan Pengadilan Agama dalam pengangkatan mediator non hakim pada Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan, pada dasarnya yang menjadi mediator adalah orang yang bukan hakim yangtelah mendapat dan memperoleh sertifikat mediator dari lembaga yang sudah terakreditasi oleh MA, akan tetapi PERMA Nomor 01 Tahun 2008 memberikan kelonggaran apabila disuatu lingkungan peradilan tidak terdapat mediator bersertifikat maka yang menjadi mediator adalah hakim yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut. Prinsip utama untuk pengangkatan mediator adalah harus memenuhi persyaratan kemampuan personal dan persyaratan yang berhubungan dengan masalah sengketa para pihak. Jika persyaratan ini telahdi penuhi baru mediator dapat menjalankan mediasi. (2). Hambatan pengangkatan mediator terhadap penyelesaian perkara Pengadilan Agama, ada dua yakni; pertama, akan berhasil jika terpenuhi empat hal mengenai keberhasilan mediasi yaitu; para pihak, mediator, keluarga,advokat (jika memakai advokat). Kedua, bisa gagal jika para pihak sudah tidak ingin berdamai dan rukun kembali. Karena para pihaklah yang mengambil keputusan, berdamai atau tidak. Sebagai pihak yang netral mediator memiliki peran penting dalam proses mediasi.yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian

    IDENTIFICATION OF NURSE KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS PALLIATIVE CARE IN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

    Get PDF
    This study aims to identify the knowledge and attitudes of nurses towards palliative care in Dr. M. Yunus Bengkulu. The type and research method used is descriptive quantitative with a cross sectional study. The research subjects were 63 nurses in the Intensive Care Unit (ICU), the Intensive Coronary Care Unit (ICCU), the Seruni Room and the Hemodialysis Room (HD) at Dr. M. Yunus Bengkulu. Data collection techniques using a questionnaire (Questionnaire). The data analysis technique used the Univariate technique. There are 3 types of data processing techniques, namely; Editing, Coding, and Scoring. The validity test for the Knowledge level questionnaire used the The Palliative Care Quiz for Nurses- Indonesian (PCQN-I) questionnaire while for attitudes the Frommelt's Attitude Toward Care of The Dying Care Form B (FATCOD-B) questionnaire was used to measure knowledge. with a result of 0.71 (Kuder-Richardson Formula Score) while to measure attitudes the result is 0.68 (Alpha Cronbach). The results showed that the nurses studied in 4 rooms in RSUD M. Yunus Bengkulu were mostly female, namely 65%, then the latest education of nurses was 48%, the majority were Ners and 60,3%, the nurses studied were average -the average age ? 35 - 50. The results obtained the knowledge and attitude value of 63 nurses in 4 rooms of RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu as many as 52% of respondents have less knowledge and most of the respondents have a negative attitude towards  palliative care.. It can be concluded that the nurses studied have less knowledge and attitudes towards palliative care.

    Pengaruh Cyberbullying Terhadap Kesehatan Mental Remaja

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cyberbullying terhadap kesehatan mental remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan angket dengan jumlah responden 92 orang remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara cyberbullying dengan kesehatan mental remaja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai F hitung sebesar 149.936 dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.005 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara cyberbullying terhadap kesehatan mental remaja. Sementara itu, uji koofesien determinasi di peroleh hasil R Square 0.625 yang artinya bahwa pengaruh antara cyberbullying dengan kesehatan mental remaja sebesar 62.5%
    corecore