112 research outputs found

    Jacob Houseman

    Get PDF
    27-2Military AffairsReport : Petition of J. Houseman. [407] Florida Indian war; 1836.1842-2

    Penerapan Model Pembelajaran GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kalor

    Get PDF
    Lemahnya penguasaan konsep fisika terhadap pelajaran fisika pada umumnya disebabkan oleh proses pembelajaran fisika cenderung tidak menarik, menjenuhkan dan sulit dimengerti. Oleh sebab itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa, khususnya mata pelajaran fisika pada materi kalor. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaranmelalui penerapan model pembelajaran GASING dan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah menerapkan model pembelajaran GASING pada materi kalor. Populasi penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Karangpawitan. Pengambilan sampel menggunakan teknik sample random sampling dan terpilih kelas VII-I berjumlah 34 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-eksperimen dengan desain penelitian one-group pretest-posttest. Data keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan model GASING diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan untuk peningkatan penguasaan konsep siswa didapat melalui instrumen soal pilihan ganda. Hasil menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran GASING dari setiap pertemuan terlaksana dengan sangat baik dengan presentase 93,38% untuk aktivitas guru dan presentase 84,94% untuk aktivitas siswa. Terdapat peningkatan keterlampilan penguasaan konsep siswa pada materi kalor dengan perolehan rata-rata o,66 nilai n-gain dengan kategori sedang. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji wilchoxon match pair didapatkan Z_hitung (3,56)>Z_tabel (1,65) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahawa terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran GASING pada materi kalor

    Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis (KBKr) Siswa melalui Pembelajaran Metode Praktikum Pada Materi Alat Indera (Penelitian di Kelas XI SMA Al-Ma’soem Jatinangor-Sumedang)

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran biologi yang biasanya dilakukan di sebagian besar sekolah masih bersifat konvensional sehingga siswa tidak dapat mengembangkan KBKr-nya. Salah satu usaha untuk meningkatkan KBKr siswa adalah dengan menerapkan suatu metode pembelajaran. Metode yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran diantaranya adalah metode praktikum yang menuntut siswa untuk aktif, bekerja sama dalam kelompok, dan mengembangkan KBKr-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dan peningkatan KBKr siswa melalui pembelajaran metode praktikum pada materi alat indera. Hipotesis penelitiannya adalah peningkatan KBKr siswa melalui pembelajaran metode praktikum lebih tinggi daripada KBKr siswa tanpa melalui praktikum pada materi alat indera. Metode dalam penelitian ini menggunakan quasi experimental. Sampel dari penelitian ini adalah kelas XI IPA-3dan XI IPA-5, dimana kelas XI IPA-3 sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 40 orang dan kelas XI IPA-5sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 40 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda KBKr dan lembar observasi. Hasil keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan lembar observasi pada kedua kelompok tersebut 100% dengan interpretasi baik sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan KBKr siswa kelompok eksperimen diperoleh rata-rata nilai tes awal sebesar 55,88 berkategori kurang, dan tes akhir sebesar 85,00 berkategori baik sekali dengan N-Gain sebesar 0,66 berkategori tinggi. Pada kelompok kontrol diperoleh rata-rata nilai tes awal sebesar 58,00 berkategori cukup, dan tes akhir sebesar 66,38 berkategori baik dengan N-Gain sebesar 0,12 berkategori rendah. Hasil analisis data dan uji hipotesis diperoleh thitung 9,884 > ttabel 1,991 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan KBKr siswa melalui pembelajaran metode praktikum lebih tinggi daripada KBKr siswa tanpa praktikum pada materi alat indera sehingga hipotesis penelitian diterima

    Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Paired Storytelling terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan (Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII MTsN 1 Rajadesa Ciamis)

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi karena di lapangan masih banyak guru mendominasi pembelajaran (teacher-centered). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Paired Storytelling yang menekankan siswa aktif (Student Centered). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Paired Storytelling terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Paired Storytelling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalene control group. Penelitian kelas ini dilakukan dikelas VII MTsN 1 Rajadesa Ciamis yang melibatkan dua kelas yang berjumlah 60 orang. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Pengolahan data tes menggunakan statistik parametrik sedangkan untuk angket menggunakan skala likert. Hasil penelitian ini diketahui hasil belajar kognitif dari kelas dengan model pembelajaran Paired Storytelling memiliki rata-rata pretest 30.33, rata-rata postes 63.33 dengan kategori (sedang) dengan nilai gain 33.00. Sedangkan untuk model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata pretest 26.33, rata-rata postes 38.67 dengan kategori (rendah) dengan nilai gain 12.33. Perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Paired Storytelling dengan model pembelajaran konvensional dapat dilihat dari hasil uji hipotesis hasil postes dari dua model pembelajaran diperoleh nilai tdaftar (0.95)(58) = 1.64 dan thitung = 4.06 nilai tersebut berada pada batas penolakan Ho karena t daftar < thitung , artinya hipotesis yang diajukan (Ha) diterima. Dengan perkataan lain model Paired Storytelling berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi Pencemaran Lingkungan. Selain itu, sikap siswa terhadap model pembelajaran Paired Storytelling memberikan tanggapan yang positif, mereka sangat antusias terhadap pembelajaran ini selama penelitian berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata angket siswa pada kelas eksperimen rata-rata sebesar 3.90 (tinggi), sedangkan respon pada kelas kontrol rata-rata sebesar 3.40 (sedang)

    Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Wujud Zat dan Perubahannya

    Get PDF
    Hasil observasi di MTs Muslimin Kabupaten Ciamis diperoleh bahwa proses pembelajaran fisika selama ini lebih banyak terfokus pada guru. Materi wujud zat dan perubahannya mempunyai nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang terendah diantara materi lainnya yaitu sebesar 52. Dengan demikian, hasil belajar kognitif siswa perlu ditingkatkan. Salah satu solusi alternatifnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran TTW yang berpusat pada siswa untuk mampu meningkatkan hasil belajar kognitifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada penerapan model pembelajaran TTW dan peningkatan hasil belajar kognitif siswa melalui penerapan model pembelajaran TTW pada materi Wujud Zat dan Perubahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design, dengan desain one-group pretest-posttest. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Muslimin Kabupaten Ciamis, kemudian sampel dipilih dengan teknik simple ramdom sampling dijadikan sampel kelas VII A MTs Muslimin Panjalu Ciamis. Data keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa diperoleh melalui lembar observasi, kemudian data hasil belajar kognitif siswa diperoleh melalui tes pilihan ganda. Hasil penelitian selama tiga kali pertemuan menunjukkan peningkatan aktivitas guru dan siswa setiap pertemuannya dengan rata-rata 74,2% yang termasuk pada kategori baik. Selain itu terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi wujud zat dan perubahannya dengan peningkatan sebesar 0,94 yang termasuk pada kategori tinggi. Dengan demikian, model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi wujud zat dan perubahannya

    Hubungan Gender Role dengan Tingkat Kesepian pada Lansia yang Tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bandung

    Get PDF
    Pada perkembangan usia lansia (60 tahun ke atas) merupakan masa dimana manusia mengalami penurunan-penurunan fungsi tubuh, fisik maupun psikologis yang membuat seseorang yang semulaserba bisa, berprestasi atau yang bekerja jadi tergeser posisinya oleh orang-orang yang masih muda dan sehat-sehat. Pada masa ini juga biasanya mereka rentan terhadap penyakit dan mulai kehilangan kerabatnya satu demi satu, dimulai dari anaknya yang pindah rumah karena membentuk keluarga baru, ditinggal meninggal pasangan hingga ditinggal meninggal oleh keluarganya. Hal-hal ini menyebabkan lansia mengalami masalah psikis berupa kesepian. Pergeseran budaya masa kini memberikan solusi bagi para lansia yang tertinggalkan atau juga yang terlantar dengan membangun panti sosial tresna werdha atau yang biasa diebut panti jompo. Di panti ini, para lansia akan tinggal bersama lansia lain dan tidak tinggal bersama dengan kerabatnya (kerabat tidak diperkenankan menginap). Penelitian yang dilakukan pada lansia di Pondok Lansia Tulus Kasih dan Wisma Lansia J. Soenarti Nasution Bandung ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk melihat bagaimana gender role seorang lansia dapat memberi pengaruh pada tingkat kesepian di panti sosial tresna werdha. Gender role merupakan perbedaan karakteristik yang tampak apabila dilihat dari nilai, tingkah laku, peranan, fungsi, dan status antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasar pada perbedaan biologis, tetapi dipengaruhi oleh struktur tata nilai masyarakat yang lebih luas, terdiri atas maskulin, feminin, androginy dan undifferentiate. Menurut keterangan Pemilik panti werdha, dalam kurun waktu 1 tahun ini kesepian mulai nampak pada beberapa penghuni panti werdha. Berdasarkan latar belakang tersebut, diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara gender role dengan tingkat kesepian. Penelitian ini dilakukan dengan studi korelasi mengenai gender role dengan tingkat kesepian. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian kuantitatif. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis statistik non-parametrik Theta (θ). Alat ukur yang digunakan adalah berupa skala ukur tingkat kesepian yang dimodifikasi dari UCLA Loneliness Scale dan skala ukur gender role yang diadaptasi dari Bem Sex Role Inventory (BSRI). Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara gender role dengan tingkat kesepian adalah sebesar 0,343. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara gender role dengan tingkat kesepian

    Penggunanan Strategi Pembelajaran Sociocognitive Conflict untuk Meningkatkan Keterampilan Argumentasi Siswa pada Materi Tekanan

    Get PDF
    This study aims to determine the enforceability of sociocognitive conflict teaching strategy and increase student’s argumentation skills with the use of learning strategies sociocognitive conflict. The method used in this study is the method of quasi-experimental research design with one group pretest-posttest. The research was conducted in one of the junior secondary school Garut sample of 17 people selected to saturate sampling technique. Argumentation skills in this study consists of six aspects namely claim, data, warrant, backing, qualifier and rebuttal obtained through pretest and posttest results using descriptions that amount to about 8 questions. This study concluded: 1) learning Keterlaksanaan increased by an average of 97.67% (excellent). 2) students' argumentation skills have increased significantly after the implementation of learning strategies soiokogniti conflict, it is shown in the test results "Wilcoxon Match Pairs Test" with a significance level of 0.05 obtained results Z-arithmetic (35)> Z-table (1,65). The magnitude of improvement science process skills can be seen from the average N-gain of 0.15 low category. Thus, learning strategies sociocognitive conflict can be one alternative strategy that can be used to improve students' argumentation skill

    Model Pembelajaran Baca, Diskusi, Lihat, Lakukan (Bakulikan) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis

    Get PDF
    Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai siswa karena dapat digunakan untuk membantu siswa dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Hasil observasi yang dilakukan di SMAN 1 Rajagaluh, pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan berpusat pada guru, sehingga berdampak pada rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Hal tersebut terlihat dari hasil tes pendahuluan yang menunjukkan nilai rata-rata yang masih tergolong rendah. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran Bakulikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor dengan diterapkannya model pembelajaran Bakulikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA-1 SMAN 1 Rajagaluh Majalengka dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa diperoleh melalui lembar observasi, data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui tes uraian pada ranah kognitif, lembar observasi pada ranah psikomotor dan angket pada ranah afektif. Hasil penelitian selama tiga kali pertemuan menunjukkan peningkatan aktivitas guru dan siswa setiap pertemuannya dengan rata-rata 89,60% yang termasuk pada ketegori sangat baik. Selain itu terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis ranah kognitif dengan peningkatan sebesar 0,50 yang termasuk pada kategori sedang, keterampilan berpikir kritis ranah psikomotor terkategori sangat baik dengan rata-rata persentase 86,11% dan terkategori baik pada ranah afektif dengan rata-rata skor 3,07. Dengan demikian model pembelajaran Bakulikan dapat dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
    corecore