114 research outputs found
Perlindungan Hukum Bagi Konsumen terhadap Maraknya Makanan Siap Saji di Banjarmasin
Humans are the most perfect creature, created by God Almighty, who gives the mind and intelligence, perfected by communicating, that is the distinguishes human with the other exist in this world. Since the first, human being has a different view in assessing the foods and drinks, both related to food allowed or forbidden foods, especially for the foods that contain unhealty or danger materials. That\u27s why the government need for legal certainty in ensuring consumer protections contained in the Act 8 of 1999 Consumer Protection
Pengendalian Penyakit Moler (Fusarium oxysporum) Pada Bawang Merah dengan Serbuk Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa) di Lahan Gambut
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat. Menurut BPS, produksi bawang merah Kalimantan Selatan sebanyak 1.143 ton. Dalam proses produksi tidak luput dari berbagai gangguan. Salah satunya adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman. Salah satu penyakit utama yang cukup membahayakan penyakit moler yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Tanaman yang terserang F. oxysporum menyebabkan 10-15% bibit tidak tumbuh sempurna, tunas klorosis dan tanaman rebah kemudian membusuk, hal ini menyebabkan kerugian. Para petani biasanya menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan penyakit moler. Banyaknya penggunaan pestisida kimia memberikan efek buruk lingkungan. Penelitian ini menggunakan serbuk kulit jengkol sebagai pestisida nabati untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan bahan yang ada dialam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas serbuk kulit jengkol terhadap penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu in vitro dan in vivo. Metode yang dilakukan pada in vivo adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu Kontrol (inokulasi F.oxysporum), F.oxysporum + fungisida kimia Antracol, F.oxysporum + serbuk kulit jengkol 125g/petak, 250g/petak dan 375g/petak dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan secara in vitro serbuk kulit jengkol efektif menekan pertumbuhan cendawan F.oxysporum sedangkan secara in vivo pada perlakuan F.oxysporum + sebuk kulit jengkol 375g/petak dan perlakuan F.oxysporum + fungisida kimia Antracol mampu menurunkan persentase intensitas serangan. 
Pengaruh Limbah Padat Kelapa Sawit untuk Penyakit Antraknosa (Colletotrichum spp.) Pada Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai adalah tanaman yang sangat umum dibudidayakan di Indonesia untuk dikonsumsi. Produksi tanaman cabai setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dengan hal ini upaya untuk meningkatkan produksi tanaman cabai terus ditingkatkan. Salah satu permasalahan tanaman cabai yang dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman cabai, yaitu penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur (Colletotrichum spp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap cair dari limbah padat kelapa sawit untuk menekan penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit. Penelitian ini menggunakan limbah padat kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan asap cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata untuk kejadian penyakit, berpengaruh nyata pada tinggi tanaman pada perlakukan TF (Fiber/serabut) dan TJ (janjang kosong).Chili plants are plants that are very commonly cultivated in Indonesia for consumption. Chili plant production has increased every year. With this, efforts to increase the production of chili plants continue to be increased. One of the chili plant problems that can affect chili production is anthracnose disease caused by a fungus (Colletotrichum spp.). This study aims to determine the effect of liquid smoke from palm oil solid waste to suppress anthracnose disease in cayenne pepper plants. This study uses palm oil solid waste as the main ingredient for making liquid smoke. This study used a one-factor Completely Randomized Design (CRD). The results showed that the treatment had no significant effect on disease incidence, significantly affected plant height in the TF (fiber) and TJ (empty bunch) treatments
Pengaruh Durasi Sonic Bloom Terhadap Perkembangan Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frustescens)
Anthracnose disease is caused by the pathogen Colletotrichum spp. which attacks cayenne pepper plants. This disease can reduce the quantity and quality of cayenne pepper fruit, causing losses. One of the existing sound technologies is Sonic Bloom. Sonic bloom is a sound wave technology with a certain frequency to determine the development of plant growth. There is very little research on plant diseases. This study aims to determine whether sonic bloom has an effect on anthracnose disease caused by Colletotrichum spp. The method used was Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments, each treatment consisting of 6 replications so that 24 experimental units were obtained with 1 plant in each experiment carried out in-vivo. Observations were made by measuring disease incidence, plant height, number of fruit and fruit weight. The results obtained in this study showed that the sonic bloom treatment was able to reduce the percentage of anthracnose disease caused by the fungus Colletotrichum spp. on cayenne pepper plants. Sonic bloom has not been able to affect the height of cayenne pepper plants and inhibit the incubation period, but sonic bloom has been able to increase the weight of cayenne pepper fruit.Penyakit antraknosa disebabkan oleh patogen Colletotrichum spp. yang menyerang tanaman cabai rawit. Penyakit ini dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas dari buah cabai rawit sehingga menimbulkan kerugian. Salah satu teknologi suara yang ada ialah sonic bloom. Sonic bloom merupakan teknologi gelombang suara dengan frekuensi tertentu untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan tanaman, sedikit sekali penelitian tentang penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sonic bloom berpengaruh terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 6 ulangan sehingga diperoleh 24 satuan percobaan dengan 1 tanaman dalam setiap percobaan yang dilakukan secara in-vivo. Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan mengukur kejadian penyakit, tinggi tanaman, jumlah buah dan berat buah. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan sonic bloom mampu mengurangi persentase penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp. pada tanaman cabai rawit. Sonic bloom belum mampu untuk mempengaruhi tinggi tanaman cabai rawit dan menghambat laju masa inkubasi, tetapi sonic bloom mampu meningkatkan berat buah cabai rawit
Perlindungan Hukum Bagi Pasien dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau dari Hukum Kesehatan
Tindakan medis merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dokter sesuai dengan profesinya dalam rangka memberikan pelayanan dan pengabdiannya kepada masyarakat. Sebelum pelayanan kesehatan khususnya pembedahan dalam keadaan yang wajar memerlukan persetujuan dari pihak pasien. Persetujuan ini dapat berupa persetujuan lisan atau persetujuan tertulis. Hal ini tergantung dari besar dan kecilnya risiko dari pembedahan yang dilakukan. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mencari bentuk perlindungan hukum bagi pasien sebagai salah satu pihak dalam perjanjian terapetik antara pasien dan dokter di lain pihak. Kegunaan hasil penelitian ini adalah terwujudnya kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien dalam perjanjian terapetik antara pasien dan dokter
Perlindungan Hukum Bagi Pasien Dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau Dari Hukum Kesehatan (Legal Protection for Patients in Therapeutic Agreement Reviewed From Health Law)
Tindakan medis merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dokter sesuai dengan profesinya dalam rangka memberikan pelayanan dan pengabdiannya kepada masyarakat. Sebelum pelayanan kesehatan khususnya pembedahan dalam keadaan yang wajar memerlukan persetujuan dari pihak pasien. Persetujuan ini dapat berupa persetujuan lisan atau persetujuan tertulis. Hal ini tergantung dari besar dan kecilnya risiko dari pembedahan yang dilakukan. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mencari bentuk perlindungan hukum bagi pasien sebagai salah satu pihak dalam perjanjian terapetik antara pasien dan dokter di lain pihak. Kegunaan hasil penelitian ini adalah terwujudnya kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien dalam perjanjian terapetik antara pasien dan dokter
Uji Lapang Campuran Filtrat Kunyit, Jahe dan Lengkuas untuk Pengendalian Penyakit Antraknosa Pada Cabai Rawit Varietas Hiyung
ABSTRACT
The hiyung variety of cayenne pepper around the swamp area which is now being developed in Hiyung Village. The main problem of chili plants is anthracnose disease caused by the fungus Colletotrichum sp. Anthracnose disease causes the fruit to rot and eventually cause losses so that production will decrease. There are still a lot of use of chemical pesticides to control anthracnose disease, which in excess can have a negative impact on consumers, ecosystems and the environment. To reduce this impact, it is necessary to control cheap, environmentally friendly and safe, namely by using botanical pesticides. This study aims to determine the effect of the concentration of the mixture of turmeric, ginger and galangal filtrate on the incidence of anthracnose. The study used a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 5 replications so that there were 20 experimental units. Chili is grown in Hiyung village, a chili swamp area in South Kalimantan. Anthracnose pathogen inoculation occurs naturally because the area is endemic for anthracnose disease. Application of the test filtrate mixture was carried out when the plants began to flower. The treatment was the concentration of the mixture of turmeric galangal filtrate in water, namely 150 ml/l, 100 ml/l and 50 ml/l. The study showed that the results of the administration of a mixture of turmeric, ginger and galangal filtrate could reduce the anthracnose disease of cayenne pepper hiyung in Hiyung Village. Application of a mixture of turmeric ginger galangal filtrate did not affect the number of fruits, fruit weight and plant height of cayenne pepper hiyung.Cabai rawit varietas hiyung yang ada disekitar lahan rawa yang sekarang dikembangkan di Desa Hiyung. Permasalahan tanaman cabai yang utama yaitu penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Penyakit Antraknosa mengakibatkan buah menjadi busuk dan akhirnya menimbulkan kerugian sehingga produksi akan menurun. Masih banyak menggunakan pestisida kimia untuk pengendalian penyakit antraknosa, yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi konsumen, ekosistem dan lingkungan. Untuk mengurangi dampak tersebut pengendalian diperlukan yang murah, ramah lingkungan dan aman yaitu dengan pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi campuran filtrat kunyit, jahe dan lengkuas terhadap kejadian penyakit antraknosa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga ada 20 satuan percobaan. Cabai ditanam di desa Hiyung lahan rawa pertanaman cabai Kalimantan Selatan. Inokulasi patogen antraknosa terjadi secara alami karena daerah tersebut endemis penyakit antraknosa. Aplikasi campuran filtrat uji dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga. Perlakuannya adalah konsentrasi campuran filtrat kunyit lengkuas dalam air yaitu 150 ml/l, 100 ml/l dan 50 ml/l. Penelitian menunjukkan bahwa hasil dari pemberian campuran filtrat kunyit, jahe dan lengkuas dapat menurunkan penyakit antraknosa cabai rawit hiyung di Desa Hiyung Penekanaan kejadian penyakit antraknosa tersebut lebih efektif pada konsentrasi 150 ml/L dibanding konsentrasi 50 ml /L dan 100 ml/L. Aplikasi campuran filtrat kunyit jahe lengkuas tidak mempengaruhi jumlah buah, berat buah maupun tinggi tanaman cabai rawit hiyung
- …