7 research outputs found
Optimalisasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas V SD Yapis Al-Jihad Kota Sorong Papua Barat
Tesis ini merupakan uraian tentang Optimalisasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas V SD Yapis Al-Jihad Kota Sorong Papua Barat.Penelitianinibertujuan untuk mendekskripsikan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di KelasV SD Yapis Al-Jihad Kota Sorong Papua Barat
Jenis penelitian ini adalah kulaitatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran tentang situasi dan kejadian secarah faktual dan sistematis mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomen yang dimiliki untuk melakukan akumulasi saja.
Penelitian ini memberikan gambaran secara sistematis, cermat dan akuratmengenai optimalisasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas V SD YapisAl-Jihad Kota Sorong Papua Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Obsevasi, wawancara, dan dokumentasi.Sumber data yang dijadikan acuan data dalam penelitian ini adalahsumber data primer dan sumber data sekunder. Tehnik analisa datadalam penelitian kualitatif lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sejarah kebudayaan islam merupakan pelajaran penting untuk membentuk watak dan keperibadian ummat. Dengan mempelajari sejarah generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat bergunaterhadap suatu tokoh atau generasi terdahulu.
Impilikasi dalam penelitian ini meliputi guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di Kelas V SD Yapis Al-Jihad Kota Sorong Papua Barat khususnya gurubidang studi sejarah kebudayaan islam, diharapkan keseriusan dan berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan profesionalismenya dalam mendidik dan membinasiswa serta mengaplikasikan pembelajaran yang berkualitas. Selanjutnya guru diharapkan agar selalu meningkatkan bimbingan kepada siswa agar mereka selalu menunjukan peningkatan dalam proses belajar mengajar
Five centuries of settlement dynamics and mobility in the Northern Raja Ampat Islands of West Papua
We explore changes to settlement and mobility in the northern Raja Ampat Islands (Waigeo, Gam, and Batanta) over the past five centuries, a time when speakers of several Austronesian languages were moving throughout the archipelago. The evidence shows: 1) some settlement relocations were rapid, occurring within a generation, while other settlements remained fixed for hundreds of years; and 2) there were numerous clan and family scale movements that led to high levels of intermarriage between language groups and settlements. The results demonstrate that far from being a place of stasis caught between the worlds of Maluku and New Guinea, Raja Ampat settlement and mobility were highly dynamic. This dynamism prompts us to rethink the relationship between today’s settlement locations, their language affiliations, and the meta-narratives about their recent population histories. We propose that the deeper past of Raja Ampat may have also been characterized by dynamic movement and social flux
Human dispersal and plant processing in the Pacific 55 000–50 000 years ago
The dynamics of our species' dispersal into the Pacific remains intensely debated. The authors present archaeological investigations in the Raja Ampat Islands, north-west of New Guinea, that provide the earliest known evidence for humans arriving in the Pacific more than 55 000-50 000 years ago. Seafaring simulations demonstrate that a northern equatorial route into New Guinea via the Raja Ampat Islands was a viable dispersal corridor to Sahul at this time. Analysis of faunal remains and a resin artefact further indicates that exploitation of both rainforest and marine resources, rather than a purely maritime specialisation, was important for the adaptive success of Pacific peoples
Human dispersal and plant processing in the Pacific 55,000–50,000 years ago
The nature of Homo sapiens dispersals into the Pacific remains intensely debated. We present archaeological investigations in the Raja Ampat Islands, northwest of New Guinea, that provide the earliest evidence for humans arriving in the Pacific >55–50,000 years ago. The results demonstrate a northern equatorial route into New Guinea was a viable dispersal corridor to Sahul, alongside a southerly route to Australia. The evidence also indicates that early people visited tropical forests to process tree resins and hunt small animals suggesting that both rainforest and marine resources, rather than a purely maritime specialisation, was important for Pacific peoples’ adaptive success
PENERAPAN STOIC DI ERA 4.0 DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Pada penciptaan karya, perupa mengeksplorasi penerapan prinsip Stoic dalam penciptaan karya seni lukis di era 4.0. dengan memadukan Stoik, sebagai landasan penciptaan, dengan tujuan untuk mengatasi tekanan dan ketidak pastian akibat kemajuan zaman yang terjadi. Penciptaan karya bertujuan menghasilkan karya seni lukis yang tidak hanya estetis, tetapi juga merangkum pesan mendalam tentang keberlanjutan dan eksistensi manusia di era modern. Fokus Ide Penciptaan berfokus pada problematika diri dan juga sekitar perupa yang terdampak akan kemajuan yang sedang berlansung, dengan mengimplementasikan nilai-nilai Stoic pada permasalahan yang terjadi dengan gaya ekspresif pada karya lukis sebagai media penyampaiannya. Tujuan dari penciptaan sendiri untuk merepresentasikan peristiwa berdasarkan pengalaman dan isu isu sosial yang dialami , dikemas dengan nilai-nilai Stoic kedalam sebuah karya lukisan. Manfaat pada penciptaan juga sebagai mediasi diri dalam penyampaian keresahan perupa tentang permasalahan yang terjadi di lingkungan maupun pada diri dengan ekspresi dan imajinatif. Dalam perwujudan karya menggunakan metode (Practice-Led Research) atau perancangan, penciptaan karya seni. Dimulai dengan Pra-Rancangan, Perancangan, dan Perwujudan. Pada akhirnya menciptakan lima karya Seni lukis dengan judul : (1. Terikat (2. Typing (3. Proses (4. Sekitar (5. Tampa
Penataan Permukiman pada Kawasan Konservasi Berdasarkan Aktivitas Masyarakat di Sungai Remu Kelurahan Remu Selatan dan Kelurahan Malawei Distrik Sorong Manoi Kota Sorong
Kawasan Sungai adalah merupakan kawasan konservasi yang harus dilindungi, baik dari sempadan maupun biota yang hidup dalam sungai, pada umumnya permasalahan disetiap kota adalah kurang terkontrolnya perkembangan penggunaan lahan di sekitar bantaran yang menyebabkan terbentuknya kantong kantong kekumuhan.
keyword: Penataan permukima