166 research outputs found

    IS INTERNATIONAL MIGRATION A WAY OUT OF ECONOMIC CRISIS?

    Get PDF
    Bagi pemerintah Indonesia, terkait dengan permasalahan ketenagakerjaan, terdapat dua permasalahan yang seakan tiada akhir yakni tingginya angka pengangguran dan rendahnya upah pekerja. Kondisi ini semakin parah sejak badai krisis ekonomi melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang mengakibatkan menurunnya kemampuan sebagian besar anggota masyarakat untuk membiayai hidupnya. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan riil dan meningkatnya harga berbagai kebutuhan sehari-hari. Dalam lingkup regional, kondisi krisis ekonomi yang dialami Indonesia semakin mendorong negara ini berada pada tingkat terendah perkembangan ekonomi dibandingkan dengan negara-negara di kawasan tersebut. Lambatnya proses economic recovery menyebabkan semakin langkanya kesempatan kerja di dalam negeri dan akhirnya mendorong peningkatan arus migrasi internasional tenaga kerja Indonesia ke negaranegara di kawasan Asia dan Asia Tenggara utamanya Malaysia, Singapura dan Taiwan. Dengan demikian, bagi para migran, melakukan migrasi merupakan suatu bagian dari strategi untuk kelangsungan hidup ketika pilihan-pilihan yang lain sangat terbatas

    Pemetaan Bahaya Genangan Pasang Air Laut di Wilayah Pesisir Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

    Full text link
    Isu bonus demografi di Indonesia pada beberapa tahun terakhir menjadi bahan diskusi, terkait peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator akan terjadinya bonus demografi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasio ketergantungan dengan pembangunan ekonomi di Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia menarik untuk dijadikan daerah kajian, karena Indonesia memiliki masalah baik dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan yang tidak merata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder dengan menggunakan data yang diterbitkan dari berbagai instansi terkait. Data dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.Hasil penelitian menunjukkan dalam kurun waktu 2000-2010 rasio ketergantungan mengalami penurunan secara keseluruhan sebesar 6%. Pembangunan ekonomi mengalami peningkatan yang positif pada tahun 2000 hingga 2010. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rasio ketergantungan hanya mempengaruhi pendapatan regional bruto sedangkan indikator pembangunan ekonomi terkait Indeks GINI dan jumlah penduduk miskin tidak menunjukkan adanya pengaruh dan memiliki hubungan yang rendah. Bonus demografi di Indonesia dalam meningkatkan pembangunan ekonomi

    Karakteristik Penganggur Terbuka, Setengah Penganggur dan Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Timur (Analisis Data Sakernas Agustus Tahun 2010)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dari penganggur terbuka dan setengah penganggur. Selanjutnya, penelitian ini juga untuk menguji jika ada hubungan diantara pertumbuhan ekonomi dengan penganggur terbuka maupun setengah penganggur. Asumsi dasar yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi memberikan manfaat untuk menurunkan penganggur terbuka dan setengah penganggur. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Jawa Timur serta menggunakan Kabupaten/Kota sebagai unit analisisnya. Data yang digunakan berasal dari Survei Ketenagakerjaan Nasional Tahun 2010 kondisi Bulan Agustus dan Data PDRB menurut Kabupaten/Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenganggur terbuka dan setengah penganggur relatif tinggi. Penganggur terbuka terjadi sangat tinggi pada kelompok yang berpendidikan dan berumur muda. Yang lebih menarik lagi, tidak terjadi hubungan diantara penganggur terbuka dan setengah penganggur dengan pertumbuhan ekonomi. Artinya, kondisi pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh apa-apa dalam menurunkan penganggur terbuka maupun setengah penganggur. Dalam kata lain, pertumbuhan ekonomi telah gagal untuk menciptakan kesempatan kerja yang cukup untuk diserap oleh tenaga kerja

    Angka kelahiran di Indonesia Perkembangan Selama Dua Dasa Warsa Terakhir

    Get PDF
    Abstract Using "own children method", the Total Fertility Rate (TFR) in Indonesia based on the 1990 Population Census is lower (3320 than as had been expected. This has resulted in the fast decrease of fertility rate during the last decade. There is a tendency that the decrease of fertility rate in Indonesia is correlated negatively to fertility rate. The lower the fertility rate, the faster the decrease would become. It tends to be a deviation to the usual concept that correlation between fertility rate and its decrease is positive.â¢This may be because the fertility rate of Indonesia is still higher than the optimum value. Based on the decreases occurred during the last two decades, it is estimated that Indonesia will soon reach a replacement level after the year 2000. It might be even sooner if the decline of the fertility rate during the period of 1980-1990 was applied. Along with the increase of life expectancy, this will rapidly change the population structure. The total fertility rate varied among provinces. There are several provinces which have very low fertility rate and are estimated to continue until the year 2000. They are, for instance, Yogyakarta and Bali. However, there are also provinces having high fertility rates such as Southeast Sulawesi and Irian Jaya. This differentiation in fertility rates should be noted in implementing the population policy. Ananta, Aris, Evi Nurvidya Anwar dan Chotib. 1991. Future demographic change in Indonesia: 1990-2020. Indonesia. Biro Pusat Statistik. 1988. Perkiraan tingkat kelahiran dan kematian basil Survei Penduduk Antar Sensus 1985 Bogue, Donald J. 1969. Principles of demography. Cho, Lee Jay, et al. 1976. Perkiraan angka kelahiran dan kematian di Indonesia berdasarkan sensus penduduk 1971. Indonesia. Central Bureau of Statistics. 1991. Indonesia demographic and health survey 1991: Preliminary report. Jakarta: Muhadjir, Darwin dan Tukiran. 1991. "Urbanisasi, pola okupasi, dan pola pemukiman pendudu

    Prospek Petani Tembakau Di Imogiri (Kasus Di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek petani tembakau di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara proportional random sampling. Populasinya adalah seluruh petani tembakau di Desa Selopamioro. Metode kualitatif dilakukan dengan metode field research dan pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara mendalam. Analisis dilakukan secara diskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa prospek petani tembakau di desa ini cukup baik meskipun menghadapi beberapa kendala. Untuk saat ini keputusan pemerintah mengenai undang-undang larangan merokok belum mempengarui prospek petani tembakau di Desa Selopamioro. Tanaman tembakau dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan petani dengan syarat pemerintah ikut membantu petani tembakau mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi

    Pembangunan Manusia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    ABSTRAK There is a gap of development achievement in Indonesia. At least it can be observed from human development index (HDI) in the period of 1996-2002 which show a significant different across provinces. Among provinces in Java, Yogyakarta sit in the second position after Jakarta in the year of 1996 and 1999, but it became third rank in the year of 2002. As it was in other provinces, the value of the index is still lower in 2002 compared to 1996, but higher than in 1999. It means the economic crisis which hit the country affect the human development a lot. In the same time among the district in the Yogyakarta province, the gap of HDI also appeared between the District of Gunung Kidul which the rank was 140 and the city of Yogyakarta which the rank was 3 in 2002. Even the gap was higher in 1996 and 1999 because the rank of Gunung Kidul is 187 and 1965 respectively while it was 5 and 2 for the city of Yogyakarta. Gunung Kidul is also the area which was the most hit by the crisis as can be seen from the shall, decline in people\u27s purchasing power. However this area experience faster recovery shown by the higher increase of purchasing power than other districts. Keywords: health, education and economic, human developmen

    Pengaruh Angka Prevalensi Kontrasepsi (Cpr) Terhadap Angka Kelahiran Total (Tfr) Di Indonesia Tahun 2012

    Full text link
    Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka prevalensi kontrasepsi beberapa provinsi di Indonesia mengalami kenaikan akan tetapi angka kelahiran total juga mengalami kenaikan. Adapula propinsi yang mempunyai angka prevalensi kontrasesi rendah sedangkan angka kelahiran total rendah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh angka prevalensi kontrasepsi (CPR) terhadap angka kelahiran total (TFR) di Indonesia; dan (2) mengetahui faktor lain yang mempengaruhi angka kelahiran total (TFR) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder, SDKI 2012. Terdapat dua Uji statistik yang digunakan dalam analisa data pada penelitian ini, yaitu korelasi pearson product moment dan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah (1) selisih Δx angka prevalensi kontrasepsi (CPR) terhadap angka kelahiran total (TFR) tidak berpengaruh.(2) faktor-faktor lain yang mempengaruhi angka kelahiran total (TFR) adalah Metode KB Jangka Panjang (MKJP) dan Pendidika

    Analisis Potensi Sumberdaya Manusia Bidang Pendidkan Sesuai dengan Koridor Ekonomi Mp3ei (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia)

    Full text link
    Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki tiga pilar (kluster) yaitu pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, dan penguatan kemampuan SDM dan Iptek nasional. Analisis dan kajian pendidikan guna menguatkan kemampuan SDM dan Iptek tidak dilakukan dengan detail. Indeks pendidikan merupakan indikator utama dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Indeks pendidikan dapat ditentukan dengan menggunakan metode indikator komposit terhadap aksesibilitas, kapabilitas, dan fasilitas pendidikan. Peta kesesuaian indeks pendidikan terhadap rencana pembangunan kutub-kutub pertumbuhan ekonomi mengalami miss-match. Hal ini menunjukan bahwa potensi sumberdaya alam belum bisa dioptimalisasikan dengan baik karena belum mampunya sumberdaya manusia di Indonesia untuk mengolahnya. Pemerataan fasilitas pendidikan menjadi langkah utama untuk menciptakan pemerataan pendidikan serta dilakukannya migrasi terhadap usia-usia produktif ke wilayah yang memiliki indeks pendidikan rendah untuk tercapainya kesesuaian potensi sumberdaya manusia terhadap sumberdaya alam
    corecore