53 research outputs found

    Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Jeruk Lemon (Citrus Limon (L) Burm. F) Dengan Basis Hpmc Dan Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus

    Get PDF
    Buah jeruk lemon (Citrus limon (L) Burm.f) memiliki kandungan kimia yang dapat berfungsi sebagai antibakteri, diantaranya limonen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri jeruk lemon terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan gel antiseptik tangan dan pengaruh peningkatan konsentrasi minyak atsiri buah jeruk lemon terhadap aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dan sifat fisik sediaan gel antiseptik tangan. Minyak atsiri jeruk lemon dibuat sediaan gel antiseptik tangan dengan basis HPMC dengan konsentrasi 2/102, 4/104, dan 6/106 %b/b. Selanjutnya gel antiseptik tangan diuji pH, viskositas, daya sebar, pengaruh penyimpanan terhadap penguapan, dan aktivitas antibakterinya. Data pH, viskositas, daya sebar, pengaruh penyimpanan terhadap penguapan dianalisis dengan tes Saphiro-Wilk. Data pH, viskositas, dan daya sebar memberikan hasil terdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji non parametrik Kruskal-Wallis dan Mann Whitney, sedangkan data pengaruh penyimpanan terhadap penguapan memberikan hasil terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji parametrik Anova satu jalan dan tes Post Hoc. Data uji aktivitas antibakteri dibandingkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri jeruk lemon setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan gel antiseptik tangan memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, gel antiseptik tangan formula IV dengan konsentrasi minyak atsiri 6/106 %b/b memiliki daya hambat terbesar dengan zona hambat radikal 9,26 mm. Peningkatan konsentrasi minyak atsiri jeruk lemon memiliki pengaruh signifikan dalam peningkatan aktivitas antibakteri, daya sebar, dan penyusutan bobot gel, serta penurunan pH dan viskositas pada sediaan gel antiseptik tangan minyak atsiri jeruk lemon dengan basis HPMC

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Dan Fraksifraksinya Terhadap Staphylococcus Aureus Multiresisten Dan Streptococcus Pyogenes Serta Profil Kltnya

    Get PDF
    antibakteri terhadap beberapa bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelapa sawit dan fraksi-fraksinya terhadap Staphylococcus aureus multiresisten dan Streptococcus pyogenes serta profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) kandungan senyawa didalam ekstrak dan fraksi. Daun kelapa sawit diekstraksi dengan menggunakan etanol 96% hingga diperoleh ekstrak etanol kental. Ekstrak dilarutkan dengan etanol:air (1:1) v/v kemudian difraksinasi dengan partisi cair-cair menggunakan n-heksan, kloroform dan etil asetat. Ekstrak etanol dan fraksi-fraksinya diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode Kirby Bauer dengan parameter diameter zona hambat. Kandungan senyawa dideteksi dengan KLT. Hasil penelitian menunjukkan fraksi etanol-air dan fraksi etil asetat mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus multiresisten tetapi tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Diameter zona hambat fraksi etanol-air lebih kecil jika dibandingkan fraksi etil asetat. Diameter zona hambat terendah dihasilkan fraksi etanol-air dengan konsentrasi 2,25 mg/disk (7,27±0,05 mm) sedangkan untuk fraksi etil asetat dengan konsentrasi 1,5 mg/disk (7,0±0,0 mm). Berdasarkan hasil KLT fraksi etil asetat mengandung senyawa tanin, alkaloid dan flavonoid, sedangkan fraksi etanol-air mengandung senyawa alkaloid dan tanin

    Formulasi Sediaan Sabun Padat Sari Beras (Oryza sativa) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus epidermidis

    Get PDF
    Beras merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Asia. Kandungan zat tocals yang terdapat di dalam beras bisa untuk merawat kulit, beberapa produk kosmetik digunakan untuk perawatan seperti jerawat. Jerawat atau yang sering dikenal dengan istilah acne vulgaris terjadi akibat adanya suatu peradangan pada kelenjar pilosebasea yang ada di kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi beberapa bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat sari beras terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis setelah diformulasikan dalam sediaan sabun beras padat. Sabun beras diformulasi dengan menggunakan 3 sari beras, yaitu sari beras putih, merah, dan hitam. Uji aktivitas antibakteri sabun beras padat dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Ketiga formulasi tersebut diuji aktifitas antibakterinya pada Staphylococcus epidermidis dengan sabun beras melati® sebagai kontrol positif dan formulasi tanpa sari beras sebagai kontrol negatif. Hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat, setelah sari beras diformulasi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Pada sabun beras putih dengan penambahan sari beras putih dengan zona hambat 14,87±0,63 mm, pada sabun beras merah dengan zona hambat 14,5±0,58 mm, dan sabun beras hitam memberikan zona hambat sebesar 14,37±1,25 mm, pada kontrol positif terdapat zona hambat yang paling besar yaitu 20,25±1,71 mm, dan kontrol negatif juga terdapat zona hambat sebesar 14,13±0,85 mm

    Aktivitas Aktibakteri Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis guineencis Jacq) Terhadap Escherichia coli DAN Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Serta Profil KLTnya

    Get PDF
    Daun kelapa sawit (Elaeis guineencis Jacq) terbukti secara tradisional memiliki potensi antibakteri dan dapat mempercepat penyembuhan luka terinfeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi-fraksi ekstrak etanol daun kelapa sawit terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa multiresisten serta mengetahui senyawa yang terkandung dalam daun kelapa sawit. Uji aktivitas antibakteri daun kelapa sawit ini menggunakan metode difusi (Kirby-Bauer) dengan mengukur diameter zona hambat. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sedangkan fraksinasi menggunakan partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan, kloroform, etil asetat, dan etanol-air. Uji kualitatif kandungan senyawa kimia dalam ekstrak maupun fraksi menggunakan fase diam Silica gel GF254nm dan fase gerak yang sesuai untuk masing-masing fraksi atau ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksan, kloroform, etil asetat, etanol-air dan ekstrak etanol daun kelapa sawit tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa multiresisten. Sedangkan aktivitas antibakteri ditunjukkan hanya pada fraksi etanol-air terhadap Escherichia coli multiresisten dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 6,5±0,1 pada konsentrasi 15 % dan pada konsentrasi 20% meniliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 6,8±0,0

    Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi Etanol-Air dan Fraksi n-Heksan Daun Anggur (Vitis vinifera L) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa multiresisten

    Get PDF
    Tanaman anggur (Vitis vinifera L) memliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol, fraksi etanol-air dan fraksi n-heksan daun anggur terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa multiresisten.Daun anggur diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari etanol 96% dan kemudian difraksinasi dengan metode partisi. Uji aktivitas antibakteri digunakan metode difusi disk (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak etanol, fraksi etanol-air dan fraksi n-heksan yang digunakan terhadap bakteri P.aeruginosa multiresisten adalah 100 μg/disk, 200 μg/disk, 300 μg/disk, 400 μg/disk dan 500 μg/disk sedangkan untuk bakteri S. aureus multiresisten konsentrasi yang digunakan adalah 100 μg/disk sampai dengan 1000 μg/disk. Uji fitokimia dilakukan dengan uji tabung dan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada fraksi-fraksi dan ekstrak daun anggur.Hasil uji diperoleh bahwa ekstrak etanol, fraksi etanol-air dan fraksi nheksan daun anggur memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa multiresisten yang ditunjukan adanya zona hambat irradikal sebesar 13,6±0,3 mm terdapat pada fraksi etanol-air dengan konsentrasi 400 μg/disk dan 16,3±3,5 mm untuk fraksi n-heksan serta 19±7,4 mm pada ekstrak etanol dengan konsentrasisama. Hasil uji terhadap S. aureus multiresisten menunjukkan tidak adanya aktivitas antibakteri karena tidak adanya zona hambat pada konsentrasi 1000 μg/disk untuk kedua fraksi namun pada ekstrak terdapat zona hambat irradikal sebesar 18±4,3 mm pada konsentrasi 500 μg/disk. Uji fitokimia menghasilkan adanya kandungan senyawa fenol, flavonoid dan terpenoid pada fraksi etanol-air dan fraksi n-heksan

    Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dengan Basis Karbopol Dan Evaluasi Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus

    Get PDF
    Minyak atsiri daun kemangi berkhasiat sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan kadar hambat minimal (KHM) 0,5% v//v.Penggunaan minyak atsiri secara langsung dinilai kurang acceptable, sehingga perlu diformulasi dalam bentuk gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri daun kemangi terhadap sifat fisik sediaan gel dan aktivitasnya terhadap bakteri S. aureus.Minyak atsiri daun kemangi diperoleh dengan metode destilasi uap dan air.Gel dibuat dalam 4 formula dengan basis karbopol. Formula kontrol tanpa penambahan minyak atsiri, formula 1-3 dengan konsentrasi minyak atsiri 2g/102g, 4g/104g dan 6g/106g. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji pengaruh penyimpanan pada penguapan, uji hedonik dan uji aktivitas antibakteri.Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri dalam gel maka viskositas semakin menurun dan pH, daya sebar, aktivitas antibakteri semakin meningkat. Pada konsentrasi minyak atsiri 2g/102g didapatkan zona irradikal sebesar 9,21±2,09 mm dan pada konsentrasi 6g/106g didapatkan zona radikal sebesar 10,51±0,89 mm

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Dan Fraksifraksinya Terhadap Escherichia Coli Dan Pseudomonas Aeruginosa Serta Profil KLTnya

    Get PDF
    Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit termasuk infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelapa sawit dan fraksi-fraksinya terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa serta profil KLT kandungan senyawa dalam ekstrak dan fraksi. Daun kelapa sawit diekstraksi dengan etanol 96% dengan cara maserasi kemudian dilakukan fraksinasi cair-cair. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode disk difusi menggunakan tiga konsentrasi yang berbeda. Uji KLT untuk menentukan kandungan kimia dilakukan dengan menggunakan fase diam silika gel dan fase gerak yang berbeda untuk ekstrak dan fraksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol dan fraksi-fraksinya kecuali fraksi n-heksan. Ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 1,95 mg/disk sebesar 6,5±0,5 mm (E.coli) dan 6,43±0,40 mm (P.aeruginosa), sedangkan pada fraksi etanol-air hanya konsentrasi 3 mg/disk yang memiliki aktivitas dengan zona hambat sebesar 6,17±0,29 mm (E.coli) dan 6,89±0,29 mm (P.aeruginosa). Fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap E.coli dan P.aeruginosa adalah fraksi etil asetat karena dengan konsentrasi 1,5 mg/disk menghasilkan diameter zona hambat sebesar 7,17±0,29 mm (E.coli) dan 7,66±0,29 mm (P.aeruginosa). Hasil KLT menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin steroid, saponin triterpenoid, tanin, dan alkaloid dalam ekstrak dan fraksi daun kelapa sawit

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia Atroviridis Griff. Et Anders) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Shigella Dysenteriae Serta Bioautografinya

    Get PDF
    mbulkan infeksi pada manusia antara lain adalah Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) terhadap Staphylococcus aureus (Gram positif) dan Shigella dysenteriae (Gram negatif). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode dilusi padat. Parameter yang digunakan adalah Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Seri konsentrasi yang digunakan adalah 0,72%; 0,56%; 0,4%; 0,24%; 0,08%; 0,064%; 0,048% dan 0,032%. Analisis kandungan senyawa menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak etil asetat-metanol (9:1) v/v dan fase diam silika GF254 serta dilakukan uji bioautografi. Ekstrak etanol buah asam gelugur menunjukkan KHM terhadap Staphylococcus aureus sebesar 0,08% dan Shigella dysenteriae sebesar 0,24%, sedangkan KBM terhadap Staphylococcus aureus sebesar 0,56% dan Shigella dysenteriae sebesar 0,72%. Hasil Bioautografi terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan adanya zona jernih pada hRf 88 dan Shigella dysenteriae menunjukkan adanya zona jernih pada hRf 67 dan 83. Berdasarkan hasil KLT, bercak pada hRf 88 dan 67 adalah senyawa flavonoid sedangkan pada hRf 83 adalah senyawa fenolik

    Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Bawang Putih Anggur (Pseudocalymma Alliaceum (L.) Sandwith) Dan Minyak Atsiri Daun Kayu Putih (Melaleuca Leucadendron L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

    Get PDF
    Minyak atsiri yang diperoleh dari tumbuhan mempunyai aktivitas antibakteri dengan cara menghambat bahkan membunuh bakteri. Dua tumbuhan diantaranya yang mengandung minyak atsiri adalah bawang putih anggur (Pseudocalymma alliaceum (Lam.) Sandwith) dan kayu putih (Melaleuca leucadendron L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri daun bawang putih anggur dan minyak atsiri daun kayu putih terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Daun bawang putih anggur dan daun kayu putih disuling dengan penyulingan uap untuk mendapatkan minyak atsiri. Kedua minyak atsiri diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi Kirby Bauer pada konsentrasi yang sama yaitu 10%, 15%, 20%, dan 25% terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, kontrol negatif yang digunakan adalah etil asetat (pelarut) dan kontrol positif adalah kloramfenikol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atisiri daun bawang putih anggur dan minyak atsiri daun kayu putih mempunyai aktivitas antibakteri. Minyak atsiri daun bawang putih anggur pada konsentrasi 10% terhadap S. aureus mempunyai zona hambat 7,3±0,3 mm sedangkan terhadap E. coli pada konsentrasi 20% baru terdapat aktivitas dengan zona hambat sebesar 7,2±0,3 mm. Minyak atsiri daun kayu putih pada konsentrasi 10% terhadap S. aureus mempunyai zona hambat sebesar 8,3±0,3 dan 7,1±0,3 terhadap E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kayu putih mempunyai aktivitas antibakteri lebih tinggi dari pada minyak atsiri daun bawang putih anggur baik terhadap bakteri S. aureus maupun E. coli

    Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dengan Basis Hpmc Dan Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus

    Get PDF
    Tanaman kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antibakteri. Kandungan utama yang berkhasiat sebagai antibakteri adalah linalool. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri daun kemangi setelah diformulasikan dalam sediaan gel serta pengaruh peningkatan konsentrasi minyak atsiri terhadap aktivitas antibakteri dan evaluasi sediaan gel. Gel antiseptik tangan minyak atsiri daun kemangi dibuat dengan basis HPMC dalam empat formula. Formula I tanpa penambahan minyak atsiri. Formula II sampai IV dibuat dengan konsentrasi minyak atsiri daun kemangi berturut-turut 2g/ 102g, 4g/ 104g, dan 6g/ 106g. Evaluasi sediaan gelmeliputi uji pH, daya sebar, homogenitas, viskositas, organoleptik, dan pengaruh penyimpanan pada penguapan, dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Uji hedonik dilakukan dari formula yang terbaik melibatkan 30 responden. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif dan secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel antiseptik tangan minyak atsiri daun kemangi memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan peningkatan konsentrasi minyak atsiri daun kemangi mempengaruhi sifat gel yaitu pH, viskositas, dan daya sebar. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun kemangi, pH dan viskositas gel semakin turun tetapi daya sebarsemakin meningkat. Hasil uji homogenitas, organoleptis, dan pengaruh penyimpanan pada penguapan tidak dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi minyak atsiri
    corecore