Beras merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Asia. Kandungan zat tocals yang terdapat di dalam beras bisa untuk merawat kulit, beberapa produk kosmetik digunakan untuk perawatan seperti jerawat. Jerawat atau yang sering dikenal dengan istilah acne vulgaris terjadi akibat adanya suatu peradangan pada kelenjar pilosebasea yang ada di kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi beberapa bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat sari beras terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis setelah diformulasikan dalam sediaan sabun beras padat. Sabun beras diformulasi dengan menggunakan 3 sari beras, yaitu sari beras putih, merah, dan hitam. Uji aktivitas antibakteri sabun beras padat dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Ketiga formulasi tersebut diuji aktifitas antibakterinya pada Staphylococcus epidermidis dengan sabun beras
melati® sebagai kontrol positif dan formulasi tanpa sari beras sebagai kontrol negatif. Hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat, setelah sari beras diformulasi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Pada sabun beras putih dengan penambahan sari beras putih dengan zona hambat 14,87±0,63 mm, pada sabun beras merah dengan zona hambat 14,5±0,58 mm, dan sabun beras hitam memberikan zona hambat sebesar
14,37±1,25 mm, pada kontrol positif terdapat zona hambat yang paling besar yaitu 20,25±1,71 mm, dan kontrol negatif juga terdapat zona hambat sebesar 14,13±0,85 mm