10 research outputs found

    Hubungan Antara Usia dan Paritas dengan Kejadian Baby Blues Syndrome

    Get PDF
    ABSTRACT ASSOCIATION BETWEEN AGE AND PARIETY IN BABY BLUES SYNDROME INCIDENT Ilham Paramasatya, Supanji Raharja. Faculty of Medicine, Muhammadiyah Surakarta University Background: Labor is an event that can affect emotional condition especially in a mother. Emotional condition that can occur after a labor such as sad feeling or scared that known as baby blues syndrome. Some of causative factor that can lead into baby blues syndrome are age and pariety of a mother. If a mother got baby blues syndrome and not given the right therapy will lead into serious emotional disorder. Objective: This research objective is to analize the association between age and pariety in baby blues syndrome incident. Method: This research was using analytic observational with case-control approach. Sample used were 40 respondent of a postpartum mother that taken with purposive sampling technique. The data is an primary data that obtained by filling the EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) questionaire then analized with statistical test using computer program. Result: From the result of this research obtained there is 20 respondents suffer baby blues syndrome and 20 respondents did not suffer baby blues syndrome. Data analize test was done using Chi-square test which obtained the result of P value for age variable is 0,047 and P value for pariety variable is 0,327. These result showed only age variable have an association in baby blues syndrome incident and have statistically significant result. Conclusion: There is association between age in baby blues syndrome incident, but there is no association between pariety in baby blues syndrome incident. Keywords: age, pariety, baby blues syndrom

    Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dengan Risiko Terjadinya Myoma Uteri di RSUD Dr. Moewardi Periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011

    Get PDF
    Latar Belakang : Myoma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya, yang dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromyoma, leiomyoma ataupun fibroid (Prawirohardjo, 2009). Prevalensi terjadinya myoma uteri meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, obesitas dan nullipara (Fradhan et al, 2008). Penelitian menemukan adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan kejadian myoma uteri, dimana wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas normal, berkemungkinan lebih sering menderita myoma uteri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Katherine A, et al pada tahun 2003 diperoleh data dimana wanita yang mempunyai indeks massa tubuh normal mempunyai risiko terkena myoma uteri sebesar 36,7%, sedangkan pada wanita overweight mempunyai risiko terkena myoma uteri sebesar 52,6%. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan risiko terjadinya myoma uteri. Metode Penelitian : Deskriptif analitik dengan pendekatan case study. Subjek penelitian berjumlah 52 pasien myoma uteri. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medik untuk melihat data berat badan dan tinggi badan serta diagnosis myoma uteri. Hasil : Didapatkan kasus myoma uteri pada wanita dengan indeks massa tubuh berlebih yaitu sebanyak 35 kasus (67,3%) dan pada wanita dengan indeks massa tubuh normal sebanyak 17 kasus (32,7%). Odds Ratio = 2 (OR > 1). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh berlebih dengan risiko terjadinya myoma uteri, dimana risiko terjadinya myoma uteri 2 kali lebih besar pada wanita dengan indeks massa tubuh berlebih daripada wanita dengan indeks massa tubuh normal

    Hubungan Usia Ibu Hamil Risiko Tinggi Dengan Kejadian Preeklampsia Berat (PEB) di RS. Dr. Oen Surakarta Periode 2013 - 2015

    Get PDF
    Background: Preeclampsia is a pregnancy-specific syndrome in the form of reduced organ perfusion due to vasospasm and endothelial activation, which is characterized by increased blood pressure and proteinuria. Preeclampsia occurs in pregnancy over 20 weeks, most visible at 37 weeks gestation. One of the factors causing preeclampsia is high risk maternal age. Objective: The aim of this study was to determine the relationship relationship between high risk maternal age and incidence of severe preeclampsia in Dr. Oen Hospital Surakarta. Methods: The study was observational analytic with cross sectional approach, sampling with purposive sampling, total sample of this study are 52 patients, 26 patients with severe preeclampsia and 26 without severe preeclampsia. Using secondary data obtained from medical in Dr. OEN Hospital Surakarta. The results were tested by chi-square test with SPSS 20.0 program Results: The amount of pregnant women who have a low risk age are 163 (80.7%) patients of 202 samples. Pregnant women who have a high risk age are 39 (19.3%) of 202 patients. After the Chi-Square test analysis found value significancy (p) is 0.000, which means there is a significant relationship between high risk maternal age and incidence of severe preeclampsia and prevalence ratio (PR) 4.59. Conclusion: There is a significant relationship between high risk maternal age and incidence of severe preeclampsia in Dr. Oen Hospital Surakarta period 2013-201

    Hubungan Tingkat Pendidikan dan Riwayat Antenatal Care (ANC)dengan Tindakan Sectio Caesarea

    Get PDF
    Introduction: The incidence of cesarean section in many countries continues to increase as well as in Indonesia and has exceeded the WHO-defined limit. Purpose: The aims of the study to determine the relationship between the level of education and antenatal care history (ANC) with the action of caesarea section. Method: The research was analytic observational with case control approach. The number of case samples is 80 and control samples is 80. Data was obtained from the patient's medical record that gave birth in the period 1 January to 31 December 2016 at the Hospital of Healthy Islam Amal Sehat Sragen. Results: The number of all childbirth in 2016 is 235. There is a relationship that can occur between education level and caesarea section with p = 0,000 (OR = 5,432) and there is a relationship between ANC history with caesarea section action with p = 0,000 (OR = 4,532). Conclusions: There was a statistically significant relationship between educational level and antenatal care history with caesarean childbirth. Keywords: Sectio caesarea, antenatal care (ANC), level of educatio

    Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Preeklampsia di RS. PKU Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang : Preeklampsia sampai sekarang masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat dipecahkan dengan tuntas. Dari data statistik di negara maju menunjukkan bahwa 10 – 30% dari semua kematian ibu disebabkan oleh preeklampsia. Preeklampsia adalah salah satu dari 3 penyebab kematian utama ibu disamping perdarahan dan infeksi. Lingkar lengan atas merupakan salah satu alat ukur yang digunakan pada ibu hamil maupun wanita usia subur (WUS) untuk menilai status gizi, sehingga dapat diketahui komplikasi selama kehamilan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Adakah hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil dengan angka kejadian preeclampsia di RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik, dengan menggunakan cross sectional yang dilakukan di RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. Hasil : Dari analisis statistik diperoleh nilai Ratio Prevalensi (RP) = 0,85 (interval kepercayaan 95%) artinya bahwa kadar lemak yang dapat diukur dengan LILA bukan merupakan faktor risiko utama dalam kejadian preeklampsia. Dari Uji Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,000. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil dengan angka kejadian preeclampsia di RS. PKU Muhammadiyah Surakart

    Hubungan Antara Preeklamsia Berat Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RS Dr. Oen Surakarta

    Get PDF
    Background: Preeclampsia is one of three main causes of maternal mortality. Based on the degree of severity, Preeclampsia are classified into mild and severe preeclamsia. Severe preeclampsia causes maternal mortality and morbidity as well as lead to hypoperfusion in the uteroplacental circulation, which can lead to babies born with low birth weight Objective: This study was conducted to determine the relationship between severe preeclampsia and the incidence of low birth weight in Dr. Oen Hospital Surakarta Methods: This study used analytic observational study design with cross-sectional approach. The samples used were 110 samples of pregnant women in Dr. Oen Hospital Surakarta taken with purposive sampling techniques. The data is analyzed using the chi-square test. Results: From 110 samples, 55 mothers who experience severe preeclampsia 20.9% gave birth to low birth weight and 55 mothers without preeclampsia only 6.4% give birth to low birth weight.Statistical test results between severe preeclampsia and the incidence of low birth weight babies are p 0.001 and RP 3.29. Conclusion: There is a significant relation between severe preeclampsia and the incidence of low birth weight in Dr. Oen Hospital Surakarta. Keywords: Preeclampsia, Severe Preeclampsia, Low Birth Weigh

    Hubungan antara Preeklamsia Berat dan Kelahiran Prematur di RS Dr. Oen Surakarta Periode 2014-2015

    Get PDF
    Background: Preeclampsia is one of the three main cause of maternal mortality. Preeclamsia, based on the degree of severity, is classified into mild and severe preeclamsia. Severe preeclampsia causes maternal mortality and morbidity, it also leads to hypoperfusion in the uteroplacental circulation and placenta ischemia, which can lead to babies born prematurely. Objective: This study was conducted to determine the relationship between severe preeclampsia and the incidence of low birth weight in babies at Dr. Oen Hospital, Surakarta. Methods: This study was designed as an analytic observational study with a cross-sectional approach. The data is taken from 108 samples of pregnant women in Dr. Oen Hospital, Surakarta, taken with purposive sampling techniques. The data is analyzed using the chi-square test. Results: From 108 samples, 54 samples experienced severe preeclampsia and 54 samples did not experience severe preeclampsia. The proportion of preterm birth from mothers with severe preeclampsia was 13.1%. Statistical test results between severe preeclampsia and the incidence of preterm birth are p 0.001 and RP 4.5. Conclusion: There is a significant relationship between severe preeclampsia and premature at Dr. Oen Hospital, Surakarta. Mothers with severe preeclampsia are at of 4.5 times greater risk to give birth to premature babies

    Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Kadar Hemoglobin terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Aterm di RSU Aghisna Medika Cilacap

    Get PDF
    In Indonesia, Maternal Mortality is still quite high, according to SKDI in 2012 of 359 per 100,000 live births and has not reached the target of MGD's by 2015 of 102 per 100,000 live births. Premature rupture of membranes is one of the causes of maternal and perinatal mortality and worldwide morbidity. Predisposing factors of premature rupture of membranes are parity, amniotic membrane disorders, maternal age, short cervix, incompetent cervix, gemelli, hydramnios, and site abnormalities. This study aims to know the relations of mother's age, parity, and hemoglobin level to the incidence of premature rupture of membranes in pregnancy aterm at Aghisna Medika Hospital Cilacap. This research use analytic observational method with case control approach. The population were all mothers who gave birth at Aghisna Medika Hospital Cilacap in 2016 as many as 638 with a sample of 60 respondents with purposive sampling technique. Bivariate analysis using chi square and multivariate test using logistic regression. And the result was a significant association between hemoglobin levels with premature rupture of membranes in the aterm pregnancy with p=0,032. Not significant association between mother’s age with premature rupture of membranes in the aterm pregnancy with p=0,165. Not significant association between parity with premature rupture of membranes in the aterm pregnancy with p=0,629

    Hubungan Antara Berat Badan Ibu Hamil dan Makrosomia

    Get PDF
    LatarBelakang: Makrosomia adalah bayi dengan berat lahir lebih dari sama dengan 4000 gram. Faktor resiko makrosomia antara lain ibu dengan berat badan berlebih, ibu diabetes mellitus, ibu yang mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan yang berlebihan. Ibu hamil dengan berat badan berlebih (obesitas) memeliki resiko melahirkan bayi makrosomia. Berat badan ibu, tinggi badan ibu, kenaikan berat badan selama kehamilan berkaitan dengan berat lahir bayi. Oleh karena kurangnya data berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama kehamilan maka penelitian ini menggunakan data berat badan ibu hamil saat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan ibu hamil dan makrosomia di RSUD Dr. Moewardi . MetodePenelitan: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case control dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien persalinan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 64 dibagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu 16 untuk kasus dan 48 untuk control. Analisis data dengan analisis bivariat dengan uji Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal yang sebelumnya telah dilakukan transformasi data terlebih dulu dengan menggunakan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil: Analisis data dengan menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan ibu hamil dan makrosomia dengan nilai p = 0,000 karena nilai p<0,05 Nilai median pada kelompok makrosomia berat badan ibu 81 kilogram dengan nilai minimum-maksimum 62 – 90 kilogram, sedangkan nilai median untuk kelompok tidak makrosomia 59,50 kilogram dengan nilai minimum-maksimum 48 – 70 kilogram. Kesimpulan: terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara berat badan ibu yang melahirkan bayi makrosomia dan ibu yang melahirkan bayi tidak makrosomia (berat lahir normal

    Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pap Smear di Desa Kauman Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Latar Belakang : Pap smear merupakan metode pemeriksaan yang efektif untuk mendeteksi dini kanker serviks sehingga dapat menurunkan angka mortalitas kanker serviks di negara maju. Di negara-negara berkembang dan juga di Indonesia, pemeriksaan Pap smear di laksanakan ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini di sebabkan karena rendahnya pengetahuan tentang kesehatan pada sebagian besar masyarakat, khususnya mengenai kanker serviks. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu rumah tangga tentang Pap smear di Desa Kauman Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.Untuk menguji kemaknaan hubungan antara dua variabel tersebut digunakan Chi Square. Hasil : Distribusi tingkat pendidikan di desa Kauman sebagian besar berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 19 responden (50%). Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang Pap smear sebagian besar dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak 18 responden (47%). Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu rumah tangga tentang Pap smear diperoleh nilai (+) 0,038 yang berarti nilai p < 0,05. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu rumah tangga tentang Pap smear di Desa Kauman Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen
    corecore