30 research outputs found

    Gambaran Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Anak Dengan Leukemia Di RSUD DR.Moewardi

    Get PDF
    Leukemia is a blood cancer that many suffered by children, white blood cells (leukocytes) have increased in abnormal amounts in the blood and in the bone marrow so it is not able to function properly. Chemotherapy is one of the most widely used interventions to date in cancer patients, chemotherapy causes physical health problems that will cause serious effects, the effect will be a problem that will affect the quality of life of children as a whole. This study aims to determine the picture of the quality of life dimension of physical health of children with leukemia in RSUD Dr. Moewardi. This research is quantitative research, by using descriptive method and the design used in this research is cross sectional. The samples were 30 children of leukemia with sampling technique using accidental sampling. The research instrument used a quality of life questionnaire about the physical health dimension. Data processing techniques in this study using descriptive statistics. The results of the study showed that the age of most school-age leukemia (7-12 years) was 11 people (36.7%), with ALL type of Leukemia counted 24 people (80%) and most often found in boys as many as 23 (76.7%), poor quality of life as many as 17 people (56.7%) and 13 people (43.4%) have good quality of life. The conclusion of the study, most children who suffer from leukemia who undergo treatment of physical health dimensions have poor quality of life

    Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.T dengan Masalah Utama Sistem Pernapasan: Asma pada Ny.T di Desa Pucangan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo

    Get PDF
    Latar Belakang : Asma bronkhial secara umum terjadi ketika bronkhi mengalami inflamasi atau peradangan dan respon berlebih akibat suatu rangsangan yang menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan. Asma bronkhial ditandai dengan kesulitan bernapas atau sesak napas, batuk, mengi, dan meningkatnya produksi sputum. Banyak faktor penyebab terjadinya asma, seperti polusi udara, dingin, stress, dan kecapekan. Hal ini membuat penyakit asma masih banyak dijumpai di wilayah kartasura. Dari data Puskesmas angka kejadianya sebanyak 39 kasus selama bulan April 2013. Tujuan : Untuk megetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan asma meliputi pengkajian, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi Hasil : Setelah dilakukan penkajian dan asuhan keperawatan keluarga selama 3x kunjungan dalam satu minggu di dapatkan hasil pasien terlihat sesak napas, batuk, suara napas mengi, keluarga tidak bisa menjelaskan tentang penyakitnya, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan bersihan jalan napas efektif dan sesak napas berkurang, pengetahuan pasien tentang pengertian penyakit asma, tanda gejala, dan pengobatan tentang penyakit asma meningkat. Kesimpulan : Kerja sama dengan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien lebih kooperatif, pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, dan mendemontrasikan cara perawatan atau pengobatan dapat meningkatkan kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit asma

    Hubungan Pola Kebersihan Diri dengan Terjadinya Gangguan Kulit pada Petani Padi di Kelurahan Nanggulan wilayah Kerja Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten

    Get PDF
    Background: Skin problems are often occurring among people. Especially for those who are working in warm and humid climate as well as with poor individual self-hygiene. One of occupations vulnerable to skin problems is farmer. Therefore, a research is needed to know correlation self-hygiene pattern and occurrence of skin problems among farmers. Purpose: Purpose of the research is to know correlation between self-hygiene and occurrence of skin problems among rice farmers in the working region of Puskesmas Cawas I of Kelurahan Nanggulan, Kecamatan Cawas, Klaten Regency. Method: The research is a quantitative-nonexperimental one, namely an analytical survey with cross-sectional design. Population of the research is all rice farmers and farming workers of Kelurahan Nanggulan amounting to 767 individuals. Sample is 89 respondents taken by using a stratified random sampling technique with proportional random sampling. Results: Data analysis of the research indicated that 73 respondents (82.0%) had good self-hygiene and 16 respondents (18%) had poor self-hygiene. Fifty eight (65.2%) of the respondents had skin problems and 31 respondents (34.8%) had no skin problems. Results of Crosstab showed a significant correlation between self-hygiene pattern and occurrence of skin problems with p value of 0.0001 and X2 = 10.426. Conclusion: A correlation between self-hygiene pattern and occurrence of skin problems is found among rice farmers in the working region of Puskesmas Cawas I of Kelurahan Nanggulan, Kecamatan Cawas, Klaten Regency. Self-hygiene must be paid attention because various diseases can be caused by poor self-hygiene

    Gambaran Pengaruh Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun Tahun 2017

    Get PDF
    All work is done in the workplace risk factors, namely labor safety, if not addressed properly it have a negative impact on workers. Madiun County is one of the districts in East Java province that often gets clean city award because it has good hygiene management, one janitor district roads. But the facts on the ground janitor roads are not equipped with APD. The use of appropriate PPE will reduce the likelihood of accidents and occupational diseases. This study aims to determine the behavior of the assessed janitor of knowledge, attitudes and actions in the use of PPE against health complaints experienced during work. From this study we concluded that the respondents 'awareness of APD in both categories by 14 people (61%), respondents' attitudes including good category as 12 people (52%) and for the actions of respondents, including no less than 17 people (74%). Of the three categories can be seen in the PPE usage behavior janitor enough roads included in the category that is equal to 52%. For road janitor who had health complaints while working as many as 18 people (80%). To change behavior for the better use of PPE, need for cooperation between officers and Sanitation Department (DKP) Madiun County. DKP should provide guidance kepeda hygiene management personnel about the benefits of PPE and provide a complete PPE in accordance with the needs of the officers. As for the janitor road should follow the guidance of the APD of DKP in order to better understand the benefits and impacts of the use of full PPE when working to minimize health complaints at work

    Hubungan Perubahan Fisik Pasien Kemoterapi Dengan Konsep Diri Pada Penderita Kanker Serviks Di Ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi

    Get PDF
    Penderita kanker serviks memiliki permasalahan pada efek dari perubahan fisik setelah pemberian kemoterapi,hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan konsep diri pada mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisik setelah kemoterapi dengan konsep diri pada penderita kanker servikdi ruang mawar 3 RSUD Dr. Moewardi. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, metode penelitian deskriptif study korelasi, dan rancangan penelitian croos sectional. Sampel penelitian sebanyak 56 responden dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Kriteria sampel yaitu penderita kanker serviks yang bersedia menjadi responden dan yang sadar serta mampu berkomunikasi dengan baik. Instrumen penelitian variabel perubahan fisik setelah kemoterapi dan variabel konsep diri menggunakan kuesioner, untuk kuesioner perubahan fisik setelah kemoterapi terdiri dari 9 pertanyaan, sementara kuesioner dari konsep diri terdiri dari 20 pernyataan. Pengujian hipotesis menggunakan uji chi square. Hasil menunjukkan nilai (χ2) hitung sebesar 8,278 >chi square (χ2) tabel (df = 2, α = 5% diperoleh 5,99) dengan p value sebesar 0,016 < α (0,05). Simpulan (1) mayoritas penderita kianker serviks mengalami perubahan fisik setelah kemoterapi kategori berat 69,6% dan kategori ringan 30,4%.(2) mayoritas penderita kanker serviks mengalami gangguan konsep diri kategori negatif 53,6% sedangkan yang memiliki konsep diri positif 46,4%. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan fisik setelah kemoterapi dengan konsep diri pada penderita kanker serviks di ruang mawar 3 RSUD Dr. Moewardi

    Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M dengan Masalah Utama : Bronkitis Kronis Pada Ny. S di Desa Pucangan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura

    Get PDF
    Latar Belakang: Bronkitis kronis adalah suatu inflamasi pada bronkus yang sifatnya menahun dan ditandai dengan adanya produksi mukus trakeobronkial yang berlebihan, sehingga menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2 tahun secara berturut-turut. Bronkitis kronis sering terjadi pada para perokok, penduduk di kota-kota yang dipenuhi dengan kabut asap dan sering terjadi pada usia antara 40 tahun hingga 65 tahun. Data dari Puskesmas Kartasura sendiri ditemukan sebanyak 15 pasien Bronkitis kronis. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan Bronkitis kronis yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga kali kunjungan dalam satu minggu keluarga mampu mengenal karakteristik penyakit Bronkitis kronis, merawat dan memodifikasi lingkungan. Kesimpulan: Hasil terhadap analisa data, bahwa pasien mengalami sesak nafas, batuk berdahak dan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Bronkitis kronis yang benar. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan selama 1 minggu pasien dan keluarga mampu mengerti mengenai cara perawatan bronkitis kronis yang benar

    Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Pencegahan Asma Dengan Kejadian Kekambuhan Pada Penderita Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta

    Get PDF
    Asma is a common chronic disorder of pulmonary that involves recurrence attacks of wheezing. According to the WHO prevalence of asthma is likely to increase and very high. The lack of knowledge in society about asthma and effort to do prevention asthma attack is less so the consequence is patients get recurrence. On average patients had a recurrence more than three times in a month and knowledge about asthma is still low. The purpose of this study was to determine the correlation between knowledge about prevention of asthma with recurrence in patients with asthma in Ngoresan public health service of Surakarta. The study was a descriptive correlative. Total population who experience reccurent asthma relapse was 49 patients and all of them taken a sample with a total sampling technique. The variables used in this study is knowledge as independent variables and recurrence of asthma as the dependent variable. The research instrument was the questionnaire. Data analysis techniques used by the analysis of Chi-Square. The results showed 16 respondents (33%) had less knowledge, 19 respondents (39%) had moderate knowledge, and 14 respondents (28%) had good knowledge. Judging from the relatively resurrence asthma often have 23 respondents (47%), sometimes as many as 18 respondents (37%), dan rarely 8 respondents (16%). The conclusion is there is a significant relationship between knowledge prevention of asthma with recurrence in patients with asthma in Ngoresan Public Health Service of Surakarta

    Hubungan Antara Lama Penyapihan Dengan Tingkat Frekuensi Sakit Anak Usia 6-24 Bulan Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

    Get PDF
    Menyapih merupakan proses penghentian pemberian ASI. Anak yang sudah tidak mendapat ASI dapat mempengaruhi terhadap sistem imun. Anak yang disapih pada usia kurang dari 6 bulan cenderung lebih tinggi frekuensi sakit jila dibanding anak yang berusia di atas 6 bulan. Hasil studi pendahuluan dari wawancara kepada 10 ibu dari anak yang berusia 6-24 bulan, 5 ibu mengatakan menyapih anaknya saat anak berusia 1 tahun 2 bulan, 3 ibu menyapih anaknya pada usia 1 tahun 5 bulan dan 2 ibu menyapih anaknya usia 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara lama penyapihan dengan tingkat frekuensi sakit anak usia 6-24 bulan di Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian adalah 37 anak yang sudah disapih. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen Penelitian menggunakan kuesioner meliputi cara melakukan penyapihan, lama anak disapih.dan frekuensi sakit anak setelah disapih. Anaslisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diketahui 37,8% anak telah menjalani penyapihan paling lama 1 bulan dengan jenis sakit paling banyak adalah diare. Frekuensi sakit anak diketahu 40,5% dalam kategori kadang –kadang dan sering. Hasil analisis data menunjukan nilai = -0.537 dengan p = 0,001. Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara lama penyapihan dengan tingkat frekuensi sakit anak usia 6-24 bulan di Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

    Pengaruh Terapi Bermain Super Bubbles Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Surakarta

    Get PDF
    Background: Hospitalization is a necessary process child for stay at hospital, go trough therapy and care repatriation back at home. During the process child experience separation with family, should be adapt with environment new. Pain because medical, separated with friend. It is make child will bring up feeling anxiety, anger, sadness, fear, and guilt. Children who experience worry could overcome with intervention nursing, wrong one methods that can used that is played therapy. One of the media to play super bubbles. Objective: Research this aim for knowing influence play therapy super bubbles against worry effect hospitalization on child age preschool in RSUD Surakarta. Method of Research: Research this use design pre experiment with design type one group pre post test. Research this use one group intervention without group control. Intervention do with therapy playing super bubbles. Population research is patient children admitted to the chamber orchid RSUD Surakarta. Sample researchers as many as 31 children with is sampling technique accidental sampling. Tool measuring anxiety use in research thit is questionnaire design by researchers who are adopted from research Wibowo (2011). The tools used as therapy play super bubbles is composed from water, soap or detergent, glycerin, wire shaped circle, bowl. Data analysis using paired t test. Conclusion: Before do giving play therapy super bubbles levels anxiety child in part big with level anxiety medium. After do therapy playing super bubbles anxiety children part big level anxiety low. The results showed a decrease in child anxiety after being given super bubbles playing therapy from an average of 10.19 dropped to 4.90. Conclusion from research there is in influence significant giving therapy play super bubble against anxiety effect hospitalization on child age preschool in RSUD Surakarta. Keywords: Hospitalization, therapy play, anxiety, preschool childre

    Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R dengan Masalah Utama Kehamilan dengan Hipertensi Pada Ny. J di Desa Ngemplak Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura

    Get PDF
    Latar Belakang : Kehamilan dengan hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Data yang didapat dari bidan Puskesmas Kartasura menyebutkan bahwa dari 20 pasien hamil yang mengikuti program penyuluhan setiap bulan di Balai Desa Kartasura ditemukan 10 ibu hamil yang mengalami hipertensi. Sebanyak 7 orang tersebut mempunyai penyakit hipertensi pada saat memasuki masa hamil. Tujuan : Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi dalam kehamilan di desa Ngemplak di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Tujuan khusus melakukan pembahasan data pengkajian, merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan, menyusun intervensi, melaksanankan tindakan keperawatan, melaksanakan evaluasi terhadap tindakan. Hasil : Setelah dilakukan asuhan kepearawatan selama tiga kali kunjungan dalam satu minggu keluarga mampu mengenal nutrisi pada ibu hamil dengan hipertensi, mampu merawat keluarga yang sakit dan mampu memodifikasi lingkungan. Kesimpulan : Masalah yang ditemukan pada keluarga teratasi sebagian dengan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang dapat menambah pengetahuan keluarga dalam merawat pasien, selain itu juga dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya asap rokok bagi ibu hamil
    corecore