154 research outputs found

    Penerapan Quality Evaluation Framework (QEF) Untuk Pemodelan dan Evaluasi Proses Bisnis Pada Usaha Mikro Daun Mas

    Get PDF
    Usaha mikro dalam industri percetakan yang dijalankan oleh Perusahaan Daun Mas sejak 1995 memiliki proses bisnis konvensional yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga beberapa proses bisnis yang ada di dalamnya tidak banyak mengalami perubahan seiring dengan perkembangan saat ini. Namun di masa yang semakin maju ini, timbul kekhawatiran dari pemilik perusahaan akan kualitas proses bisnis yang selama ini telah dilakukan apakah efektif dan efisien dalam menghadapi pesaing yang saat ini telah beralih ke percetakan digital. Proses bisnis Daun Mas secara garis besar diperoleh dari pelanggan lama yang memang merupakan rekan kerja sama jangka panjang, untuk pengadaan bahan baku juga telah ada supplier yang selama ini memasok bahan baku serta sudah ada juga pihak service center yang melakukan pemeliharaan mesin offset yang digunakan. Ketergantungan pada pelanggan lama dan juga supplier lama menyebabkan munculnya kekhawatiran dari pemilik Daun Mas akan kualitas proses bisnis yang selama ini dijalankan. Penelitian ini dimulai dari tahap mengidentifikasi proses bisnis utama pada Daun Mas, memodelkan proses bisnis dengan Business Process Model and Notation (BPMN), menentukan quality factor beserta target perusahaan dengan metode Quality Evaluation Framework (QEF), lalu melakukan Root Cause Analysis dengan Fishbone Diagram. Hasil dari penelitian ini adalah penyebab dan akar permasalahan yang terjadi pada aktivitas atau proses sistem bisnis yang telah dievaluasi

    Evaluasi Proses Bisnis Produksi Garmen menggunakan Metode Quality Evaluation Framework (QEF) (Studi Kasus: PT. Eratex Djaja, Tbk Probolinggo)

    Get PDF
    PT. Eratex Djaja, Tbk Probolinggo merupakan perusahaan produksi garmen dengan orientasi penuh pada penjualan ekspor. Produk utama dari perusahaan ini adalah pakaian jadi berupa celana. Karena perusahaan bergerak dalam bidang produksi garmen, maka hal yang paling utama adalah proses produksi. Proses produksi memiliki dampak paling besar dalam produksi yang dihasilkan. Sebagai perusahaan besar, perusahaan ini mempunyai Standard Operational Procedure (SOP) yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan proses bisnis. Namun dalam praktiknya, tidak semua proses yang dilakukan tepat sesuai dengan prosedur sehingga perusahaan memiliki beberapa produk yang cacat. Berdasarkan adanya indikasi permasalahan yang muncul, maka penelitian ini melakukan evaluasi proses bisnis pada proses produksi yang sedang berjalan saat ini, menggunakan metode Quality Evaluation Framework (QEF) untuk mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi antara target dengan hasil kalkulasi metode QEF. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan non-fungsional dan memodelkan proses inti menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Tahap selanjutnya adalah menentukan quality factor beserta target perusahaan dan melakukan kalkulasi sesuai dengan persamaan dalam metode QEF. Hasil kalkulasi yang tidak sesuai dengan target ada 5 dari 16 quality factor yaitu pada spesifikasi bahan baku, hasil proses penjahitan dan mencuci, downtime, dan waktu pengiriman. Ketidaksesuaian dengan target perusahaan dianalisis menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mencari akar penyebab masalah. Hasil dari FTA diharapkan mampu membantu meminimalisir permasalahan pada proses bisnis yang sedang berjalan saat ini

    Evaluasi Proses Bisnis Produksi Area 3 (Srikandi) Pada Pt Tirta Investama (Aqua) Pandaan Menggunakan Metode Value Chain Analysis, Quality Evaluation Framework (Qef) Dan 5 Why’s Analysis

    Get PDF
    PT Tirta Investama (AQUA) Pandaan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). PT Tirta Investama (AQUA) Pandaan menghasilkan beberapa macam produk, mulai dari kemasan berukuran 220 ML, 600 ML, 1500 ML, kemasan 5 Gallon dan Mizone. Manufacturing Area 3 (SRIKANDI) merupakan salah satu divisi manufacturing di PT Tirta Investama (AQUA) Pandaan yang memproduksi air minum kemasan 220 ML. Dalam melakukan proses produksi kemasan 220 ML ini, terdapat permasalahan yang terjadi yang menyebabkan hasil proses bisnis yang berjalan tidak sesuai target yang diharapkan dan dapat mempengaruhi proses bisnis produksi pada manufacturing area 3 (SRIKANDI). Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat ini dengan melakukan pemodelan proses bisnis saat ini dengan menggunakan metode Value Chain Analysis untuk memetakan aktivitas utama dan pendukung, kemudian menentukan quality factor yang ada dan melakukan perhitungan pada seluruh quality factor dengan menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF). Kemudian mencari akar permasalahan pada quality factor yang tidak sesuai dengan metode 5 Why’s Analysis. Hasil evaluasi yang dilakukan diperoleh 4 quality factor yang tidak sesuai yaitu pada Q5, Q8, Q11 dan Q12. Quality factor tersebut menjadi permasalahan yang dapat mempengaruhi proses bisnis produksi yang berjalan

    Construction Management Initial Construction Preparation

    Get PDF
    The process of planning and managing a construction project is of the utmost importance to ensure the success of the project. This allows the managers of the project to monitor the compliance of deadlines and budget, to try and mitigate or reduce any possible deviations that might occur due to unforeseen circumstances. Although there are already solutions in the market, which were the target of a market study, many are still lacking key functionalities, or could be improved. This is what motivated this project, and as such this project will focus on developing a solution with state-of-the-art technologies that focuses on providing its users the best user experience possible, while also providing all the tools necessary to plan and manage a construction project. The contents of this document follow a logical sequence. Starting with an introduction to the problem, its objectives and the approach used. Following, is an analysis where the problem is contextualized, and a market study is also performed with the goal of identifying and detailing the opportunity. Next, in this document is included the process of analyzing the business to identify all the requirements for the solution as well as a discussion of possible design alternatives for the implementation of the solution and the chosen approach. Lastly, the implementation of the designed solution is detailed and evaluated to assess whether the main objective was achieved. By the end of this project, the system was implemented and evaluated, and scored high regarding its quality, had a good user acceptance, even without all the requirements present. This outcome was the result of a continuous iterative process and transparency with the stakeholdersO processo de planeamento e gestão de um projeto de uma construção é de extrema importância para garantir o sucesso do projeto. Isto permite que os gestores do projeto acompanhem o cumprimento de prazos e orçamento, para tentar mitigar ou reduzir eventuais desvios que possam ocorrer devido a circunstâncias imprevistas. Apesar de já existirem soluções no mercado, que foram alvo de um estudo de mercado, muitas ainda carecem de funcionalidades chave, ou podem ser melhoradas. Foi isto que motivou este projeto, e como tal este projeto irá focar-se no desenvolvimento de uma solução com tecnologias de ponta que foca em proporcionar aos seus utilizadores a melhor experiência de utilizador possível e, ao mesmo tempo, disponibilizar todas as ferramentas necessárias para planear e gerir um projeto de construção. O conteúdo deste documento segue uma sequência lógica. Começando com uma introdução ao problema, seus objetivos e a abordagem utilizada. A seguir, é feita uma análise onde o problema é contextualizado, e também é realizado um estudo de mercado com o objetivo de identificar e detalhar a oportunidade. Em seguida, neste documento está incluído o processo de análise do negócio para identificar todos os requisitos para a solução, bem como uma discussão de possíveis alternativas de design para a implementação da solução e a abordagem escolhida de entre as alternativas. Por fim, a implementação da solução desenhada é detalhada e, por fim, a solução desenvolvida é avaliada para quantificar sua qualidade. No final deste projeto, a solução desenhada foi desenvolvida e avaliada, e pontuou bastante alto quanto à sua qualidade, teve uma boa aceitação dos utilizadores, mesmo sem todos os requisitos presentes. A solução desenvolvida é intuitiva e fácil de usar e , mesmo com alguns dos requisitos em falta, motiva os utilizadores a trocar as ferramentas atuais, tendo assim atingido o objetivo que se propôs alcançar. Este resultado foi fruto de um processo iterativo contínuo e da transparência total com as partes interessada

    Evaluasi Dan Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Business Process Management Notation Dan Quality Evaluation Framework (Qef) Pada Perusahaan Gumcode Indonesia

    Get PDF
    Gumcode Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Layanan IT Development & Outsourcing Service dengan beberapa kerjasama dengan partner, instansi serta perusahaan Badan usaha milik negara (BUMN). Gumcode mempunyai beberapa layanan jasa yakni Website dan Mobile Apps Android dan iOS yang dapat dikembangkan. Selain itu, Gumcode Indonesia juga memberikan pelayanan servis dan jasa outsourcing developer untuk perusahaan. Proses bisnis pada Gumcode tersebut tentunya belum berjalan secara baik dan benar. Masih ada beberapa permasalahan yang berpotensi untuk mengganggu berjalannya proses bisnis. Seperti yang telah dikatakan oleh narasumber pada Gumcode pada bulan Februari 2018, salah satu permasalahan yang ada pada proses bisnis Gumcode adalah waktu berjalannya proses yang terlalu lama. Dibutuhkan analisa dan pemodelan proses bisnis agar dapat dilakukan evaluasi terhadap proses bisnis yang ada pada CV. Gumcode Indonesia. Penelitian ini menggunakan Analisis Value Shop untuk mengetahui aktivitas utama dan aktivitas pendukung pada proses bisnis development pada perusahaan, Quality Evaluation Framework (QEF) untuk melakukan evaluasi terhadap proses bisnis development yang sudah dianalisa dan dimodelkan, setelah itu Root Cause Analysis berperan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dengan menggunakan teknik 5 Why Method Analysis. Hasil dari penelitian ini adalah berupa penyebab dan akar permasalahan yang terjadi pada aktivitas atau proses yang telah di evaluasi. Terjadi ketidaksesuaian pada quality factor dengan kode Q3 yaitu Kesesuaian offering yang ditawarkan kepada klien (Failure Frequency). Berdasarkan hasil wawancara target keberhasilan offering pada klien rata-rata terdapat 10 offering per minggu. Dan dalam per minggu rata-rata hanya 3 offering yang berhasil masuk pada perusahaan. Berdasarkan perhitungan Quality Factor didapatkan hasil 30% dari 10 offering. Maka hasil Quality Factor tersebut sesuai dengan target perusahaan

    Evaluasi Dan Pemodelan Proses Bisnis Registrasi Akademik Dengan Pendekatan Quality Evaluation Framework (Studi Kasus: Politeknik Unisma)

    Get PDF
    Politeknik UNISMA adalah sebuah insatansi swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan yang ada dalam Kota Malang. Dalam melakukan tugasnya ada bidang tertentu yang menangani tugas tertentu seperti bidang akademik pada Politeknik UNISMA. Dalam akademik terdapat tiga proses bisnis utama yang berjalan seperti penjadwalan mata kuliah, proses pembuatan KRS serta proses pembuatan KHS. Dalam melakukan proses bisnis yang berjalan sekarang ini terdapat beberapa aktivitas yang tidak sesuai dengan target yang diberikan, oleh karena itu akan mempengaruhi kinerja dari Politeknik UNISMA. Maka perlu dilakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat ini dengan menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF) untuk mengetahui gap yang terjadi antara perhitungan QEF dan target. Yang harus dilakukan pertama kali adalah pemodelan proses bisnis menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Kedua menentukan Quality Factor untuk beberapa aktivitas yang berjalan, selanjutnya dilakukan penghitungan pada Quality Factor tersebut menggunakan Quality metric dan dilakukan identifikasi pada Quality Factor yang tidak sesuai dengan target Politeknik UNISMA. Dimana identifikasi menggunakan Root Cause Analysis untuk mencari akar permasalahan pada Quality Factor tersebut. Hasilnya adalah untuk mengetahui mengapa terjadi gap dan akar permasalahan dari Quality Factor tersebut

    Evaluasi Proses Bisnis Produksi Manufacturing Area 4 (Shinta) Pada Pt Tirta Investama (Aqua) Pandaan Menggunakan Metode Value Chain Analysis, Quality Evaluation Framework (Qef) Dan Fault Tree Analysis (Fta)

    Get PDF
    PT Tirta Investama (AQUA) Pandaan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pada aktivitas produksi air mineral, perusahan tersebut menghasilkan beberapa macam produk yaitu produk AQUA 5 Gallon, produk AQUA 220 ml, produk Mizone 500 ml, produk AQUA 600 ml, dan produk AQUA 1500 ml. Manufacturing Area 4 (SHINTA) merupakan divisi manufacturing yang berfokus memproduksi AQUA 600 ml. Dalam proses produksi AQUA 600 ml sering mengalami pencapaian aktivitas yang tidak sesuai dengan target perusahan yang dapat menyebabkan pencapaian target produksi mengalami naik turun berdasarkan indikator OE (Operational Efisiensi) pada sistem informasi PRS (Production Reporting System). Berdasarkan dari masalah tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi proses bisnis produksi yang berjalan saat ini. Langkah pertama yaitu mengidentifikasi proses bisnis menggunakan metode Value Chain Analysis dan dilakukan pemodelan menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Hasilnya akan dilakukan evaluasi proses bisnis produksi menggunakan metode Quality Evaluation Framework (QEF) dan diketahui 16 quality factor dengan 4 quality factor yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Ketidaksesuaian quality factor akan dianalisis menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mencari penyebab akar permasalahannya. Hasil FTA dari ketidaksesuaian quality factor adalah ketrampilan operator dalam mengenali kondisi sparepart mesin berbeda-beda dan tingkat standar produk semakin tinggi

    Digital Transformation Integration & API Management Framework

    Get PDF
    Digital transformation is revolutionizing the way organizations reuse legacy systems and connect them with the ever-increasing number of enterprise applications. These applications are usually hosted in the cloud with the legacy and other systems in the companies’ own data centers. This means that hybrid integration architectures are becoming a crucial part of the day-to-day processes inside organizations. The problem with different platforms is that it produces challenges. The same data is spread across different data structures, with different names and formats. This dissertation, devised with Deloitte, aims to design and implement a hybrid integration framework that connects and reuses the legacy systems with the cloud enterprise applications seamlessly to utilize the same data across all systems. Firstly, the existing integration platforms and integration software that could support the development of the API framework will be presented and described. A set of architectural patterns will be presented and described with their respective advantages and disadvantages and the way they fit in the API framework that will be created. The solution will then be evaluated with the Quantitative Evaluation Framework as well as by using system testing to see if the developed solution has quality.A transformação digital está a revolucionar a maneira como as organizações reutilizam sistemas legacy pré-existentes, e os ligam com aplicações enterprise, que sofreram um aumento significativo nos últimos anos. Estas aplicações estão regularmente hospedadas em plataformas cloud com outros sistemas e os sistemas legacy hospedados em datacenters próprios da empresa. Isto significa que, atualmente, as arquiteturas de integração assumem um papel crucial nos processos de dia-a-dia das organizações. O problema com a utilização de várias plataformas diferentes é que criam desafios ao cliente como a diferença de mapeamentos e de formatos de dados que usam, criando dificuldades em perceber como a mesma informação é armazenada e apresentada nas diferentes plataformas. Esta dissertação, elaborada em contexto empresarial com a Deloitte, tem como objetivo o design e implementação de uma camada de integração híbrida que ligue e reutilize os sistemas legacy nos datacenters do cliente com as aplicações enterprise que o cliente usa de maneira ininterrupta. Primeiramente, as plataformas de integração existentes e software de integração que podem suportar o desenvolvimento da framework de APIs, serão apresentados e descritos. Padrões arquiteturais que possam ser utilizados na framework de integração híbrida serão apresentados e descritos bem como as suas respetivas vantagens e desvantagens. A solução será depois avaliada com a Quantitative Evaluation Framework e com a testagem do sistema para avaliar se o sistema satisfaz os requisitos

    Evaluasi Pada Variasi Proses Bisnis Penanganan Pengaduan Dengan Menerapkan Process Mining Dan Quality Evaluation Framework (Qef) (Studi Kasus : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang)

    Get PDF
    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan jasa distribusi air bersih. Salah satu layanan yang diberikan adalah penanganan pengaduan, dari layanan pengaduan inilah PDAM akan membantu pelanggan untuk menyelesaikan keluhan pelanggan. Penanganan pengaduan yang paling sering diadukan dalam kurun waktu 6 bulan terakhir yaitu pada bulan September 2017 – Februari 2018 adalah jenis pengaduan air tidak mengalir, cek ulang stan meter, pemakaian meningkat, pipa bocor, cob bocor dan rekondisi jalan. Salah satu misi dari PDAM Kota Malang adalah meningkatkan dan mengutamakan pelayanan. Namun berdasarkan ulasan dari website PDAM Kota Malang, kebanyakan dari masyarakat setempat memberikan kritikan terkait penanganan pengaduan pada PDAM Kota Malang. Berdasarkan pengamatan, alur proses bisnis penanganan pengaduan memiliki variasi pada kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi target dari yang sudah ditetapkan. Variasi dapat terbentuk dikarenakan adanya suatu kondisi yang tidak menentu pada suatu proses bisnis, sehingga variasi memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas yang sedang berjalan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi pada variasi 6 proses bisnis penanganan pengaduan. Untuk mendapatkan variasi dilakukan dengan menerapkan process mining sehingga akan didapatkan dua variasi, kemudian evaluasinya menggunakan metode Quality Evaluation Framework (QEF), sehingga ditemukan 15 quality factor pada 6 jenis pengaduan tersebut. Dari hasil evaluasi, ditemukan satu quality factor yang tidak sesuai dengan target dan tidak memiliki hubungan dengan variasi yang dihasilkan, namun ada beberapa quality factor yang dapat tercapai atau sesuai dengan target

    Evaluasi Proses Bisnis Manajemen Inventori Menggunakan Metode Quality Evaluation Framework (QEF) Pada Bidang Inventori PT. PJB UBJOM PLTU Paiton

    Get PDF
    Bidang logistik pada PT. PJB UBJOM PLTU Paiton membawahi tiga bidang lainnya yaitu bidang inventori, pengadaan dan gudang. Pada bidang inventori ditemukan adanya permasalahan mengenai tidak tercapainya target perusahaan pada tiga area proses bisnis dari empat area yang dimiliki bidang inventori. Berdasarkan data self assessment triwulan ketiga 2017, ketiga area yang belum memenuhi target adalah, pembuatan katalog, pembuatan request order dan pembuatan kebijakan implementasi. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukannya evaluasi pengukuran terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan, guna mengetahui faktorfaktor penyebab dari tidak terpenuhinya ketiga target pada area bidang inventori. Metode Quality Evaluation Framework (QEF) digunakan karena metode ini dapat menemukan kesenjangan yang terjadi antara target dengan hasil kalkulasi. Pada tahap evaluasi menggunakan QEF proses bisnis yang telah dimodelkan menggunakan Bussiness Process Model Notation (BPMN) akan memberikan hasil pemetaan terhadap quality factor dari masing-masing proses bisnis. Setelah didapatkan factor kualitas yang tidak sesuai antara target dan hasil kalkulasi dari hasil perhitungan, selanjutnya dilakukan analisis pencarian akar permasalahan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Analisis menggunakan FTA ini akan dapat membantu perusahan untuk menemukan akar permasalahan apa yang ditemukan dari masalah yang didapatkan berdasarkan hasil evaluasi. Keuntungan dengan menggunakan FTA adalah dapat mengidentifikasikan hubungan antar penyebab masalah yang ditemukan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ditemukannya 4 faktor hasil evaluasi dengan metode QEF yang tidak sesuai dengan target berdasarkan hasil kalkulasi. Keempat faktor tersebut adalah Ketidaksesuaian perhitungan ROP/ROQ, Ketepatan waktu proses persetujuan manajemen (proses bisnis pembuatan request order), ketepatan waktu proses pengendalian request order dan ketepatan waktu proses proses persetujuan manajemen (proses bisnis pembuatan kebijakan). Serta ditemukannya 12 akar permasalahan dari hasil analisis berdasarkan keempat faktor hasil evaluasi
    corecore