6 research outputs found
KLASIFIKASI UMUR BERDASARKAN CITRA DENTAL PANORAMIC RADIOGRAPH DENGAN METODE STATISTICAL ANALYSIS OF STRUCTURAL INFORMATION DAN ADABOOSTS
Banyaknya bencana alam, tindak kejahatan, kecurangan dalam kasus pemalsuan
usia maupun salah dalam memperkirakan usia melalui bentuk fisiknya terkadang
membuat para ahli forensik dipanggil untuk mengetahui identitas usia sebenarnya,
tetapi hal itu bukanlah sesuatu yang mudah bagi ahli forensik untuk mengetahui
usia seseorang. Salah satu cara untuk dapat mengidentifikasi usia seseorang dapat
dilakukan melalui salah satu bagian gigi, yaitu rongga pulpa. Perkembangan rongga
pulpa gigi akan semakin menyempit seiring dengan bertambahnya usia manusia.
Pada tugas akhir ini, sebuah sistem akan dirancang untuk dapat mengidentifikasi
usia manusia melalui gigi yang difokuskan pada gigi premolar pertama sehingga
menjadi lebih singkat dan mudah. Untuk menunjang identifikasi usia melalui gigi,
peneliti melakukan pengolahan citra radiografi panoramik dengan metode segmentasi
citra Statistical Analysis of Structural Information dan metode klasifikasi Adaboost.
Sistem menggunakan 104 sampel untuk training yang disimpan pada database
dan 130 citra uji yang tidak disimpan pada database yang digunakna sebagai citra
pengujan. Dari hasil pengujian yang dilakukan, sistem mampu mendeteksi gigi premolar
pertama dengan akurasi terbesar yaitu 84,607% dan waktu komputasi 3,678
detik. Hasil ini didapatkan menggunakan base parameter skweness dan learning
rate 0.3 pada klasifikasi adaboost
IDENTIFIKASI USIA PADA AREA PULPA GIGI BERDASARKAN RADIOGRAF PANORAMIK DENGAN METODE STATISTICAL MOMENTS DESCRIPTOR DAN KLASIFIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
Indonesia merupakan negara yang penduduknya cukup banyak yang tidak
memiliki dokumen kelahiran, hal ini merupakan masalah yang cukup serius. Untuk
itu perlu adanya proses identifikasi untuk mengetahui estimasi usia seseorang.
Banyak sekali proses identifikasi individu, tetapi masih ada yang tidak bisa digunakan
pada kondisi tertentu. Salah satu cara untuk mengidentifikasi estimasi usia
seseorang yaitu dengan cara identifikasi menggunakan gigi karena gigi adalah organ
tubuh yang cukup kuat dan tidak mudah terkikis atau hancur. Untuk penentuan
individu yang masih hidup biasanya menggunakan metode non invansif yaitu dengan
cara identifikasi usia pada area pulpa gigi kaninus dengan menggunakan citra
radiograf panoramik. Alasan digunakan pulpa untuk estimasi usia karena semakin
bertambah usia volume pulpa akan mengecil dan alasan menggunakan gigi kaninus
karena posisi gigi tersebut tidak terlalu riskan terhadap karies (berlubang).
Pada penelitian sebelumnya telah dibuat sistem untuk mengidentifikasi usia
manusia dengan berbagai macam metode namun masih memiliki kekurangan yaitu
hanya mengelompokan menjadi 4 kelas dan akurasi yang didapat masih cukup kecil.
Berdasarkan permasalahan diatas, pada Tugas Akhir ini penulis merancang suatu
sistem yang dapat mengidentifikasi usia pada area pulpa gigi kaninus (rahang
bawah dan atas sebelah kanan) dari usia 5 sampai 60 tahun. Sistem yang dirancang
pada Tugas Akhir ini menggunakan metode Statistical Moments Descriptor dan
klasifikasi Artificial Neural Network. Jumlah data yang digunakan adalah 681 citra,
yang dikelompokan menjadi 28 kelas dan tiap kelasnya berisi 2 rentan usia. Nilai
accuracy tertinggi yang diperoleh dari sistem ini adalah 89,7%dengan time computation
18,244 (s) dari variasi parameter training = 80%, validation = 10%, testing
= 10%, hidden layer= 3 dan hidden neuron= 70. Dengan adanya sistem ini dapat
menjadi pembanding dalam mengidentifikasi usia pada area pulpa gigi dengan
menggunakan metode yang berbeda dan dapat bermanfaat untuk bidang odontologi
forensik dalam melakukan identifikasi usia pada area pulpa gigi.
Kata Kunci: Artificial Neural Network, Statistical Moments Descriptor, Citra
Radiograf Panorami
Thin Cap Fibroatheroma Detection in Virtual Histology Images Using Geometric and Texture Features
Atherosclerotic plaque rupture is the most common mechanism responsible for a majority
of sudden coronary deaths. The precursor lesion of plaque rupture is thought to be a thin
cap fibroatheroma (TCFA), or “vulnerable plaque”. Virtual Histology-Intravascular Ultrasound
(VH-IVUS) images are clinically available for visualising colour-coded coronary artery tissue.
However, it has limitations in terms of providing clinically relevant information for identifying
vulnerable plaque. The aim of this research is to improve the identification of TCFA using VH-IVUS
images. To more accurately segment VH-IVUS images, a semi-supervised model is developed by
means of hybrid K-means with Particle Swarm Optimisation (PSO) and a minimum Euclidean
distance algorithm (KMPSO-mED). Another novelty of the proposed method is fusion of different
geometric and informative texture features to capture the varying heterogeneity of plaque components
and compute a discriminative index for TCFA plaque, while the existing research on TCFA detection
has only focused on the geometric features. Three commonly used statistical texture features are
extracted from VH-IVUS images: Local Binary Patterns (LBP), Grey Level Co-occurrence Matrix
(GLCM), and Modified Run Length (MRL). Geometric and texture features are concatenated in
order to generate complex descriptors. Finally, Back Propagation Neural Network (BPNN), kNN
(K-Nearest Neighbour), and Support Vector Machine (SVM) classifiers are applied to select the best
classifier for classifying plaque into TCFA and Non-TCFA. The present study proposes a fast and
accurate computer-aided method for plaque type classification. The proposed method is applied to 588 VH-IVUS images obtained from 10 patients. The results prove the superiority of the proposed
method, with accuracy rates of 98.61% for TCFA plaque.This research was funded by Universiti Teknologi Malaysia (UTM) under Research University
Grant Vot-02G31, and the Ministry of Higher Education Malaysia (MOHE) under the Fundamental Research Grant
Scheme (FRGS Vot-4F551) for the completion of the research. The work and the contribution were also supported
by the project Smart Solutions in Ubiquitous Computing Environments, Grant Agency of Excellence, University
of Hradec Kralove, Faculty of Informatics and Management, Czech Republic (under ID: UHK-FIM-GE-2018).
Furthermore, the research is also partially supported by the Spanish Ministry of Science, Innovation and
Universities with FEDER funds in the project TIN2016-75850-R