2,385 research outputs found

    Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

    Full text link
    Pembangunan Perumahan swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran mengakibatkan pertumbuhan Perumahan secara incremental. Pertumbuhan incremental adalah pertumbuhan Perumahan tanpa adanya pengendalian secara spasial. Pertumbuhan secara incremental mengakibatkan lingkungan Perumahan swadaya belum tertata dengan baik. Sehingga diperlukan arahan penataan lingkungan kawasan Perumahan swadaya di Kelurahan Tambak Wedi. Analisa penelitian dilakukan mengidentifikasi karakteristik dengan analisa data kualitatif, kemudian untuk menganalisa faktor pendukung dengan analisa deskriptif dan Delphi, selanjutnya untuk merumuskan arahan penataan lingkungan kawasan Perumahan swadaya dengan analisa triangulasi. Hasil dari penelitian didapatkan arahan penataan lingkungan kawasan Perumahan swadaya di Kelurahan Tambak Wedi yang dibagi sesuai dengan kepentingannya ke dalam arahan mikro spasial maupun mikro non-spasial dan arahan makro spasial maupun makro non-spasial. Arahan mikro spasial seperti rehabilitasi bangunan semi permanen, pembangunan rumah susun. Arahan mikro non-spasial seperti peningkatan ketrampilan masyarakat melalui pelatihan kerja, pengembangan industri pengasapan melalui penerapan konsep smoked fish-to-go, dan revitalisasi sarana TPI. Arahan makro spasial seperti pembangunan sarana pendidikan-peribadatan-pengolahan dan pengeringan hasil tangkapan laut, pembangunan tandon umum (waduk), perbaikan dan pembangunan drainase, perbaikan jalan dengan melakukan penambalan, penambahan prasarana tempat sampah. Arahan makro non-spasial seperti pendampingan kader untuk menanamkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui penerapan insentif-disinsentif, pembinaan dan sosialisasi pembangunan Perumahan swadaya, pemberian akses koordinasi antara (masyarakat-pemerintah-swasta), pemberian kemudahan penyerahan sarana-prasarana kepada pemerintah, pengembangan Perumahan yang dilengkapi sarana-prasarana pendukung nelayan, pendekatan stakeholder dalam mendukung penataan lingkungan kawasan Perumahan swadaya melalui bantuan institusi pendidikan

    Perilaku masyarakat di lingkungan kawasan industri Pulogadung

    Get PDF
    Kemajemukan masyarakat Indonesia yang antara lain ditandai oleh keanekaragaman suku bangsa dengan berbagai budayanya merupakan kekayaan nasional yang perlu mendapat perhatian khusus. Kekayaan ini mencakup wujud-wujud kebudayaan yang didukung oleh masyarakatnya. Setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai budaya khas yang membedakanjati diri mereka dari suku bangsa lain. Perbedaan ini akan nyata dalam gagasan-gagasan dengan hasil-hasil karya yang akhirnya dituangkan lewat interaksi antarindividu dan antarkelompok. Berangkat dari kondisi, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini berusaha menemukenali, mengkaji, dan menjelaskan berbagai gejala sosial, serta perkembangan kebudayaan, seiring kemajuan dan peningkatan pembangunan. Percetakan buku "Prilaku Masyarakat di Lingkungan Kawasan Industri Pulogadung" adalah salah satu usaha untuk tujuan tersebut diatas. Kegiatan ini sekaligus juga merupakan upaya untuk menyebarluaskan hasil penelitian tentang berbagai kajian mengenai akibat perkembangan kebudayaan

    Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan Kawasan Karst Gua Gudawang

    Full text link
    The economic value of Gudawang Cave are still limestone product (goods) which gotten from mining activities and environtment product (service) that has been used as new area of tourism development. Other environmental services such as source of water and fauna habitat have not been used optimally and provide economic value to society yet. The research question is how is the utilization of Gudawang Cave area as economical-ecology can be optimal and sustainable. It is necessary to determine of the economic value of environmental services as the basis for its management and utilization. The economic value of Cave Gudawang environmental services which was calculated in this study was the economic value of the Cave Gudawang as a source of water, as bat habitat (as pest control and fertilizer guano) based Market Based Approach; and tourism economic value by using the Individual Travel Cost Method approach. Result of the study showed that the economic value of Gudawang Cave karst area environmental services was Rp. 1.222.673.877,00/year. This value were from the value of benefits water Rp. 1.060.680.000,00, the value of bats as pest control was Rp. 10.800.000,00, economic value of guano Rp. 2.403.744,00 and economic value of tourism Rp. 148.790.133,00

    Geologi Lingkungan Kawasan Pesisir Pulau Kecil Terluar Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara

    Full text link
    Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasuk dalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagian Pulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baik berupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuan dasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selaras oleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkan dibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagian baratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir, berbatu, dan bertebing terjal. Kata Kunci: Kesepakatan titik batas, geografis, abrasi, resistensi, Pulau Miangas Miangas island is one of the outermost islands of Indonesia wich is bordering with Philippines. This island is known as area Check Point Border Crossing Agreement. Based on field observations, almost all parts of the island of Miangas undergoes the process of abrasion that occur are strong enough. This island is located on the high seas without any barrier whether it be other islands or the sandbar that serves as the anchoring of the wave. Although the abrasion occurred in the coastal areas but it is still able to stand firm because the rocks are essentially has a high level of resistance such as Miangas volcanic rock which is covered by unconformity coral limestone. Parts of the coast are resistance to abrasion. To reduce the abrasion are proposed to built coastal protection. The depth of the sea floor that measured is between 5 m-110 m. The inner Area is approximately 500 m from the shoreline. There are three types of the beach on the Miangas island such as sandy beaches, rocky, and hilly beach

    Kajian Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pertambakan di Pantura Kabupaten Gresik Jawa Timur

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji daya dukung lingkungan kawasan pertambakan di Gresik Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengumpulan data sekunder dari berbagai hasil penelitian lain maupun hasil laporan instansi terkait. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan analisis daya dukung lingkungan, yaitu: analisis regresi, metode kuantitatif ketersediaan air di perairan, dan metode pembobotan yang diambil dari kelas kesesuaian lahan. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pemanfaatan lahan pesisir untuk pertambakan di daerah studi sudah melampaui daya dukung lingkungannya. Fenomena ini terlihat dari produksi tambak maksimum 12 134.4 ton pada saat luas lahannya 10 943.5 ha pada tahun 1999. Dengan pendekatan pertama, analisis regresi, luas lahan yang dapat didukung untuk budidaya tambak tradisional sebesar 9 378.89 ha. Pendekatan kedua dengan metode kuantitatif menghasilkan luas lahan yang dapat didukung untuk budidaya tradisional, semi-intensif dan intensif berturut-turut 9 413.49 ha, 1 647.36 ha dan 941.35 ha. Pendekatan terakhir menghasilkan luas area yang dapat didukung untuk kegiatan budidaya bandeng (Chanos chanos) sebesar 9 882.89 ha dan budidaya udang secara tradisional sebesar 9 457.28 ha. Hasil penilaian daya dukung lingkungan pertambakan dengan tiga pendekatan tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam proses penentuan batas pengembangan maupun pengelolaan kawasan pertambakan di daerah studi secara berkelanjutan

    STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAWASAN MANGROVE DI KECAMATAN SINGKAWANG BARAT KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Kawasan mangrove merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap kerusakan. Keterlibatan semua stakeholders yaitu pihak Pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan mangrove perlu dilakukan mengingat banyak sekali manfaat yang diberikan oleh kawasan mangrove bagi manusia dan lingkungan pesisir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kondisi kawasan mangrove, mengkaji persepsi dan peran serta stakeholders terhadap upaya pengelolaan lingkungan kawasan mangrove dan merumuskan strategi pengelolaan lingkungan kawasan mangrove yang berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan pengolahan data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kawasan mangrove di Kelurahan Kuala, Kecamatan Singkawang Barat memiliki keragaman jenis dan kerapatan yang sangat rendah. Selain itu kawasan ini juga telah memiliki fasilitas jembatan dan pondok bersantai di dalamnya. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan mangrove masih rendah, namun masyarakat bersedia untuk terlibat dalam upaya pengelolaan mangrove. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan pengelolaan mangrove tinggi walaupun kegiatan belum dilakukan secara optimal. Berdasarkan hasil perumusan didapatkan delapan strategi pengelolaan lingkungan kawasan mangrove yang dapat dilakukan, yang terdiri dari empat strategi utama yaitu (1) Meningkatkan SDM terkait dengan pengelolaan mangrove; (2) Menetapkan regulasi zonasi kawasan mangrove; (3) Memaksimalkan pengelolaan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah dan (4) Melakukan penanaman dan pengkayaan jenis mangrove. Serta empat strategi pendukung yaitu (1) Menambah papan informasi dan papan peringatan; (2) Mendorong pengembangan wisata mangrove; (3) Memasang alat penjebak sampah serta (4) Menambah fasilitas kebersihan dan menyiapkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Strategi pengelolaan lingkungan kawasan mangrove ini harus segera dapat diwujudkan dengan melakukan skala prioritas sehingga dapat mengurangi tekanan negatif terhadap lingkungan kawasan mangrove, baik yang berasal dari faktor alam maupun manusia. Kata Kunci: Mangrove, Kuala, Strategi Pengelolaan Mangrove area is particularly vulnerable to damage. The role of government and community in environmental management is needed because many benefits provided by the mangrove areas and coastal environment. The purpose of this study were to assess the condition of the mangrove area in the district of West Singkawang in Singkawang City, analyze perception and participation of stakeholders towards environmental management efforts of this mangrove area, and formulate strategies for a sustainable management of mangrove areas. The results showed that mangrove area in Kuala Village, West Singkawang District have a very low diversity and density. Community knowledge on the management of mangroves is still low, however they are willing to get involved in mangrove management efforts. Environmental management on this mangrove area has not conducted yet, therefor there should be strategies to manage this area in a sustainable manner. There are eight recomended environmental management strategies to this mangrove areas, consists of four main strategies: (1) Improving human resources skill in the mangrove management; (2) Establish zoning regulstions of mangrove areas; (3) Maximizing the management by involving the entire community and governments, and (4) Cultivation and enrichment of mangrove species. Another four strategies are supporting strategies: (1) Adding information boards and warning signs; (2) Encouraging the development of mangrove tours; (3) Installing trap waste tool, and (4) Addition to sanitary facilities and sustainable waste management. Environmental management strategies of this mangrove area should immediately realized by implementing the priorities to minimize negative pressures on the environment of this mangrove area arising from both natural and human factors. Keywords : Mangrove, Kuala, Management Strateg

    POLA PERILAKU MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KAWASAN INDUSTRI DI DESA BOJONGMANGGU KECAMATAN PAMEUNGPEUK

    Get PDF
    Kawasan industri telah menjadikan perubahan stuktur masyarakat yang awalnya bekerja dalam sektor pertanian beralih mata pencaharian ke sektor industri. Hal ini berimplikasi pada perubahan pola hidup, perilaku, cara berfikir dan perubahan lainnya. Di Desa Bojongmanggu, dampak yang ditimbulkan dari hadirnya industri telah merubah pola kehidupan masyarakat terutama perubahan perilaku sosial dan ekonomi. Rumusan masalahnya adalah bagaimana perubahan perilaku masyarakat dalam kehidupan sosial di lingkungan kawasan industri di Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk dan bagaimana perubahan perilaku masyarakat dalam kehidupan ekonomi di lingkungan kawasan industri di Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis gambaran tentang pola perilaku masyarakat di  lingkungan kawasan indusrti Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk dari segi sosial dan ekonomi.Metode yang diambil untuk penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus Persentase. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang berada dan karyawan yang bekerja sebagai karyawan industri Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk. Sedangkan sampel dari penelitian ini berjumlah 71 orang.Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa dengan adanya kawasan industri menimbulkan pola perilaku masyarakat yang konsumtif dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong. Karena telah masuknya kawasan industri otomatis terbukanya peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Kemudian pekerja pabrik selain mendapatkan gaji pokok, mendapatkan juga penghasilan kerja lembur serta kebijakan-kebijakan lain dari pabrik yang menguntungkan. Sehingga dengan adanya kemudahan tersebut memberikan peluang pekerja untuk berperilaku konsumtif.Simpulannya adalah dengan adanya kawasan industri, masyarakat cenderung memiliki pola perilaku yang konsumtif dan apatis. Sarannya adalah untuk Kepala Desa, Dusun dan Ketua Rt/Rw setempat harus lebih aktif dan berinisiatif menggerakan masyarakat untuk saling peduli serta mau berpartisipasi langsung untuk membantu kepada warga atau tetangga yang sedang membutuhkan pertolongan baik berupa bantuan tenaga atau materi. Sedangkan untuk masyarakat seharusnya menyadari bahwa pentingnya gotong royong sebagai bentuk solidaritas dan kerukunan antar masyarakat
    • …
    corecore