4 research outputs found

    Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Stres Kerja pada Petani Tembakau di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember

    Get PDF
    Stres kerja dapat mengakibatkan adanya ketidakseimbangan kondisi psikis serta fisik seorang pekerja. Stres kerja pada petani dapat terjadi karena pekerjaan berat, lama waktu bekerja, terpaparnya petani dengan pestisida dan nikotin. Petani yang memiliki risiko mengalami stres kerja akan membutuhkan dukungan dari keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres kerja pada petani tembakau di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dan proportional sampling dengan besar sampel 91 (CI=90%). Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner stres kerja dan dukungan keluarga (Cronbach’s Alpha 0,937; 0,793). Penelitian ini telah dinyatakan lulus uji kelaikan etik penelitian kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja yang dialami oleh petani memperoleh hasil nilai tengah 47(45-49) yang termasuk dalam kategori rendah, sedangkan dukungan sosial keluarga diperoleh nilai tengah 75(73-76) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis dengan uji Spearman didapatkan nilai p-value sebesar 0,174 (p>0,05) yaitu tidak ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres kerja pada petani tembakau di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Penelitian ini secara analisis bivariat tidak terdapat hubungan, tetapi hasil analisis kedua variabel sesuai dengan teori yaitu apabila dukungan sosial keluarga tinggi, maka stres kerja rendah. Kata Kunci: Dukungan Sosial Keluarga, Stres Kerja, Petani Tembaka

    KINERJA AGRIBISNIS KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS

    Get PDF
    Banyumas Regency is one of the soybean producers in Central Java. The development of soybean agribusiness will be successful if the performance of all sub systems is well integrated. This research aims to examine the performance of the soybean agribusiness system in Banyumas Regency. The research location was determined purposively on the basis of four main soybean producing sub-districts in Banyumas Regency, including Kebasen, Jatilawang, Banyumas, and Kembaran. The research sample of 101 people was determined using a simple random sampling method from 1,867 soybean farmers. The data used is data from the 2022 planting season. The input supply, cultivation, harvest and post-harvest handling, marketing and support subsystems were analyzed using the average percentage index of perceptions of soybean farmers. Based on the agribusiness system approach consisting of upstream, farming, agro-industry, marketing and supporting subsystems, it shows that the performance of the soybean agribusiness subsystem in Banyumas district obtained an average performance score for the entire soybean agribusiness subsystem of 3.58 in the good category. The highest value is in the upstream sub system and the lowest is in the farming sub system. Thus, various policies are needed to improve the performance of soybean farming in order to realize the welfare of soybean farmers in Banyumas Regency. Keywords: performance; agribusiness system; soya bean INTISARIKabupaten Banyumas merupakan salah satu produsen kedelai di Jawa Tengah. Pengembangan agribisnis kedelai akan berhasil apabila kinerja semua sub system nya terintegrasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja system agribisnis kedelai di Kabupaten Banyumas. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atas dasar empat kecamatan penghasil utama kedelai di Kabupaten Banyumas,  diantaranya Kebasen, Jatilawang, Banyumas, dan Kembaran. Sampel penelitian sebanyak 101 orang ditentukan menggunakan metode simple random sampling dari 1.867 petani kedelai. Data yang digunakan adalah data musim tanam tahun 2022. Subsistem penyediaan input, budi daya, penanganan panen dan pascapanen, pemasaran dan penunjang dianalisis dengan menggunakan persentase indeks rata-rata persepsi petani kedelai. Berdasarkan pendekatan sistem agribisnis yang terdiri atas subsistem hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan penunjang menunjukkan bahwa kinerja subsistem agribisnis kedelai di kabupaten Banyumas memperoleh skor kinerja rata untuk keseluruhan subsistem agribisnis kedelai sebesar 3,58 dengan kategori baik. Nilai tertinggi pada sub system hulu dan terendah pada sub sistem usahatani. Dengan demikian diperlukan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kinerja usahatani kedelai guna mewujudkan kesejahteraan petani kedelai di Kabupaten Banyumas. Kata kunci: kinerja; system agribisnis; kedela

    ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI USAHATANI JAHE LAHAN GAMBUT DI KECEMATAN PONTIANAK UTARA

    Get PDF
    The national economy benefits significantly from the horticulture sub-sector. Biopharmaceutical plants are plants in the horticulture sub-sector which have various advantages. Ginger is a plant that has long been used for biopharmaceuticals as an export product. However, there is no perfect or cheap framework for ginger development yet, which leads to low quality and efficiency. Even though North Pontianak Subdistrict is the largest ginger producing area in Pontianak City, there are several challenges, especially fluctuations in ginger production over several years. The purpose of this study was to analyze the level of production risk and the factors that influence the production of ginger farming on peatlands in North Pontianak sub-district. There were 35 people who became respondents to the study, and this research was a population study. The research was conducted by purposive sampling, and using a quantitative descriptive method. Analysis of the level of production risk is carried out by analyzing the coefficient of variation (CV) and the factors that influence production risk using the cobb function analysis of Douglass just and pope model. This research can be used as a consideration for reducing the production risk of ginger farming in North Pontianak District so as to provide benefits in agriculture. The results showed that the level of production risk in North Pontianak Subdistrict was low, and the factor affecting production was urea fertilizer and land area affecting production risk
    corecore