Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya
Not a member yet
214 research outputs found
Sort by
SINTESIS TiO2-N/ZEOLIT UNTUK DEGRADASI METILEN BIRU
Penelitian ini dilakukan untuk sintesis fotokatalis yang dapat mendegradasi metilen biru. TiO2 dimodifikasi dengan penambahan dopan N dan didukung oleh zeolit sebagai pengemban. Sintesis TiO2-N/Zeolit dibuat dengan komposisi N dalam TiO2-N dengan perbandingan mol 20:2 dan 20:3 yang diimpregnasi kedalam zeolit. Fotokatalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer IR, spektrometer UV-Vis DR dan instrumen analisis ukuran partikel. Fotokatalis TiO2-N/zeolit sebanyak 50 mg diuji aktivitasnya menggunakan 25 mL larutan metilen biru 20 mg/L. Radiasi yang digunakan adalah sinar matahari dan sinar UV. Percobaan dalam kondisi gelap dilakukan sebagai kontrol. Filtrat larutan metilen biru setelah penyinaran diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ= 664 nm untuk menentukan konsentrasi metilen biru. Hasil karakterisasi fotokatalis dengan FTIR menunjukkan terbentuknya ikatan Ti-N dalam permukaan zeolit dengan serapan 505,31-680,83 cm-1. Pengukuran energi celah pita menggunakan spektrometer UV-Vis DR menghasilkan energi celah pita TiO2, TiO2-N dan TiO2-N/zeolit secara berturut-turut yaitu 3,35 eV, 3,34 eV dan 3,33 eV. Ukuran diameter fotokatalis meningkat ketika diembankan kedalam zeolit. Kata kunci : fotodegradasi, fotokatalis TiO2-N/Zeolit, metilen biru
FRAKSI n-heksana DARI EKSTRAK METANOL DAUN MANGGA KASTURI (Mangifera casturi KOESTERM) DAN UJI FITOKIMIA
ABSTRAK  Mangifera casturi (manga kasturi) adalah tanaman yang termasuk dalam genus Mangifera yang dikenal sebagai tanaman khas daerah Kalimantan Selatan. M. casturi mempunyai kelompok senyawa triterpenoid yang merupakan senyawa metabolit sekunder dengan aktivitas biologis. Triterpenoid dapat diperoleh dari fraksi n-heksana ekstrak metanol batang M. casturi, sedangkan pada bagian daunnya belum ada informasi tentang jenis senyawa fitokimianya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan preparasi fraksi n-heksana dari ekstrak metanol daun M. casturi dan mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi n-heksana daun M. casturi. Ekstrak metanol diperoleh dengan cara maserasi terhadap daun M. casturi menggunakan metanol dan fraksi n-heksana diperoleh dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana terhadap ekstrak tersebut, sedangkan untuk mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder pada fraksi n-heksana daun M. casturi dilakukan uji fitokimia. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen fraksi n-heksana sebesar 6,89 % dan fraksi n-heksana menunjukkan adanya kelompok senyawa tanin dan triterpenoid.  Kata kunci : ekstrak metanol, fraksi n- heksana, Mangifera casturi, triterpenoid  ABSTRACT Mangifera casturi is a plant belonging to the genus Mangifera and typical mango of Borneo. M. casturi contains of triterpenoids which is an active secondary metabolites compound. Triterpenoids has been known can be obtained from n-hexane fraction of methanol extract from M. casturi stem. There is no research about phytochemical compounds of M. casturi leaves. The purposes of this research was aimed to prepare n-hexane fraction from methanol extract of M. casturi leaves and to determine the secondary group of metabolites compounds from n-hexane fraction. Methanol extract was obtained by using maceration method of M. casturi leaves and n-hexane fractions was carried out by liquid extraction of methanol extract using n-hexane as a solvent. While to determine the secondary metabolites of n-hexane fraction was performed by phytochemical test. The results showed that the n-hexane fraction have yield 6.89 % and its fraction contains of tannins and triterpenoids. Key words : methanol extract, n-hexane fraction, Mangifera casturi, triterpenoid
PENGARUH WAKTU PEMBENTUKAN DAN KESTABILAN HIDRINDANTIN SERTA KONSENTRASI NINHIDRIN PADA PEMBUATAN TES KIT SIANIDA
Cyanide is a compound which has a potential to harm human health even causes to death. The existing methods for cyanide analysis can’t be done by all societies because they require certain expertise, expensive, and time consuming. Alternative method in the form of a test kit has been developed for cyanide determination by the formation of a blue hydrindantin in the presence of ninhydrin. The performance of test kit were optimized towards the time of formation and stability hydrindantin as well as the concentration of ninhydrin. Optimization was done by measuring the absorbance using Spectronic-20 at maximum wavelength of 590 nm under alkaline condition (pH 12). The blue hydrindantin was formed spontaneously and stable for 0-30 minutes. After 30 minutes, color of hydrindantin was faded. Thus, 5 minutes was chosen as optimum time suits to measure cyanide using this test kit. Ninhydrin concentration studied was 0.5-3.5 % (w/v), and  performed optimum absorbance of hydrindantin at 1.0 %. Under the optimum time and ninhydrin of concentration, the cyanide test kit standard color can be used to determine cyanide at the concentration range of 0.5-6.0 ppm because the color of hydrindantin at concentration range of cyanide 7.0-10.0 ppm was indistinguishable. Key words: Hydrindantin, ninhydrin, optimization,  cyanide, test kit
DEGRADASI METHYL ORANGE DENGAN TiO2-N/BENTONIT KAJIAN : KOMPOSISI N PADA KOMPOSIT TiO2-N/BENTONIT, SUMBER SINAR, DAN VOLUME H2O2
Fotokatalis merupakan material semikonduktor yang mampu mempercepat laju reaksi oksidasi maupun reduksi melalui reaksi fotokimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi N pada komposit TiO2-N/Bentonit, pengaruh variasi volume penambahan H2O2 30%, serta pengaruh lama penyinaran terhadap penurunan konsentrasi zat warna methyl orange 10 mg/L. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FTIR, UV- Vis Diffuse Reflactance, dan particle size analyzer. Penentuan konsentrasi methyl orange hasil penurunan konsentrasi diukur dengan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 464,3 nm. Jumlah N yang diimpregnasi pada TiO2/N dilakukan perbandingan mol TiO2:urea 10:0,5; 10:1,0; 10:1,5; 10:2,0; dan 10:2,5. Variasi volume penambahan H2O2 30% adalah 0, 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,0 mL. Uji aktivitas fotokatalis dilakukan menggunakan 50 mg komposit TiO2-N/Bentonit dalam 25 mL methyl orange 10 mg/L pada kondisi sinar matahari dan sinar UV (352 nm) selama tiga jam. Hasil karakterisasi menunjukkan penambahan dopan N menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan penurunan band gap TiO2-N/Bentonit sebesar 0,04 eV. Spektra IR menunjukkan adanya vibrasi N pada bilangan gelombang 1519,30-1519,80 cm-1. Hasil penelitian menunjukkan komposisi TiO2:urea 10:2,0 paling optimum pada kondisi sinar matahari dengan penurunan konsentrasi sebesar 81,39%. Volume penambahan optimum 0,75 mLÂ H2O2 30% dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik menjadi 99,55%. Variasi lama penyinaran berbanding lurus dengan degradasi methyl orange. Lama penyinaran optimum pada 180 menit dengan sinar matahari dan sinar UV. Kata kunci : fotokatalis, H2O2 , lama penyinaran, matahari, methyl orange, TiO2-N/Bentoni
PENGARUH KONSENTRASI PLASTICIZER TERHADAP TRANSPORT FOSFAT MELALUI POLYMER INCLUSION MEMBRANE (PIM) BERBASIS PVC-ALIQUAT 336
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi plasticizer terhadap transport fosfat melalui Polymer Inclusion Membrane (PIM). Plasticizer yang digunakan adalah Dioctyl phthalate (DOP) dengan variasi konsentrasi yaitu 5% (w/w), 11% (w/w), 15% (w/w), dan 20% (w/w). Transport dilakukan pada sel difusi selama 180 menit dengan pengambilan cuplikan setiap 30 menit. Konsentrasi larutan cuplikan dianalisis secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 690 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plasticizer DOP dengan konsentrasi 11% (w/w) memberikan hasil optimum yaitu dengan nilai konstanta permeabilitas sebesar 9,5x10-4 ml/min.cm2 dan efisiensi transport ion fosfat sebesar  67,04%
DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl
ABSTRAK Penelitian desorpsi kadmium(II) yang terikat pada biomassa Azzola microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dan waktu kontak optimum desorpsi kadmium(II). Biomassa A. microphylla sebanyak 5 g dicampur dengan 50 mL larutan asam sitrat 0,8 M dilanjutkan dengan pemanasan selama 3,5 jam pada suhu 120o C. Adsorpsi dilakukan dengan cara mengocok suspensi 0,10 g biosorben dalam 25 mL larutan kadmium(II) 100 mg/L pH 6 selama 60 menit. Desorpsi dilakukan dengan cara mensuspensikan biosorben yang telah mengikat kadmium(II) ke dalam 25 ml larutan HCl dengan variasi konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,1 M, 0,5 M; 1,0 M dan dilanjutkan dengan variasi waktu kontak 30, 5, 60, 75, 90 menit menggunakan konsentrasi optimum larutan HCl. Penentuan Konsentrasi kadmium(II) menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi HCl dan waktu kontak berpengaruh terhadap desorpsi kadmium(II) yang terikat oleh biomassa A. microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat. Kondisi optimum desorpsi kadmium(II) terjadi pada penggunaan larutan HCl 0,5 M dan waktu kontak 60 menit dengan persentase desorpsi sebesar 97,10 %. Kata kunci : asam sitrat, Azzola microphylla, desorpsi, esterifikasi, kadmium(II
PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN LAJU ALIR PADA PENENTUAN KREATININ DALAM URIN SECARA SEQUENTIAL INJECTION ANALYSIS
Pengukuran kreatinin sebagai indeks medis gagal ginjal sangat penting untuk mengidentifikasi seseorang pada kondisi beresiko tinggi mengalami penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum untuk penentuan kreatinin secara sequential injection-valve mixing (SI-VM). Dalam penelitian ini, deteksi kreatinin secara SI-VM didasarkan pada reaksi jaffe yang diukur absorbansinya pada 500 nm. Parameter-parameter yang berpenagruh antara lain konsentrasi NaOH dan laju alir hasil reaksi menuju detektor. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum tercapai pada konsentrasi NaOH 0,5% (b/v) dan laju alir hasil reaksi menuju detektor 50 µL/s
Pengaruh pH dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pH dan waktu kontak pada adsorpsi Zn(II) menggunakan kitin terikat silang glutaraldehid. Penelitian diawali dengan pembuatan kitin terikat silang glutaraldehid. Kitin yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan FT-IR dan SEM-EDX untuk mengetahui gugus-gugus fungsional dan bentuk morfologi pada kitin yang terikat silang glutaraldehid. Penentuan pH optimum dilakukan pada variasi pH 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Penentuan lama kontak optimum dilakukan dengan variasi lama waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100, dan 120 menit. Hasil karakterisasi kitin terikat silang glutaraldehid menunjukkan bentuk morfologi permukaan yang lebih rapat, meningkatnya persentase unsur karbon, munculnya serapan gugus C=N pada bilangan gelombang 1627,81 cm-1 dan menurunnya nilai derajat deasetilasi dari 35,34% menjadi 24,05%. Kondisi optimum adsorpsi Zn(II) terjadi pada pH 6 dengan persen Zn(II) teradsorpsi sebesar 86,61% dan waktu kontak 100 menit dengan persen Zn(II) teradsorpsi sebesar 86,22%.  Kata kunci : kitin terikat silang glutaraldehid, adsorpsi, ion logam Zn(II) ABSTRACT Research about the effect of pH and contact time on the adsorption of Zn(II) using chitin cross-linked glutaraldehyde has done. This research was started by making chitin cross-linked glutaraldehyde. Chitin was characterized using FT-IR and SEM-EDX to determine functional group and morphology of chitin cross-linked glutaraldehyde. Determining pH has done in variation pH 2, 3, 4, 5, 6, and 7. Determining optimum time has done in variation contact time 20, 40, 60, 80, 100, and 120 minute. The results of characterization chitin cross-linked glutaraldehyde showed that the surface morphology more dense, the increased percentage of carbon, appeared absorption of C=N at waves number 1627.81 cm-1 and decreased the value of deacetylation degree from 35.34% to 24.05%. The optimum condition of adsorption Zn(II) happened at pH 6 with percent adsorption 86.61 % and contact time optimum at 100 minute with percent adsorption 86.22 %.  Keywords : chitin cross-linked glutaraldehyde, adsorption, ion Zn(II
PENGARUH KONSENTRASI FASE UMPAN TERHADAP TRANSPOR FOSFAT MELALUI POLYMER INCLUSION MEMBRANE (PIM) BERBASIS PVC-ALIQUAT 336
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi fase umpan untuk transpor fosfat melalui Polymeric Inclusion Membrane (PIM). PIM dibuat dari polimer dasar PVC dan carrier Aliquat 336. Konsentrasi fosfat diamati secara spektrofotometri sinar tampak berdasarkan pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat biru yang diukur pada panjang gelombang 690 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transpor ion fosfat tercapai optimum dengan menggunakan konsentrasi KH2PO4 pada fase umpan sebesar 120 mg/L
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN H2O2 TERHADAP DEGRADASI METHYL ORANGE MENGGUNAKAN FOTOKATALIS TiO2-N
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan H2O2 30% terhadap degradasi zat warna methyl orange 10 mg/L menggunakan fotokatalis TiO2-N. Sintesis fotokatalis TiO2-N dilakukan dengan perbandingan mol TiO2:urea 10:1,5. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan menggunakan UV Visible Difuse Reflactance, dan Particle Size Analyzer. Larutan 25 mL methyl orange 10 mg/L ditambahkan 80 mg TiO2-N dan H2O2 30% 0; 0,25; 0,5; 0,75, 1,0 mL disinari pada kondisi sinar matahari dan sinar UV (352 nm) selama 0, 30, 60, 90, 120, 150, 180, dan 240 menit. Hasil karakterisasi menunjukkan penambahan dopan N menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan penurunan band gap TiO2 sebesar 0,014 eV. Hasil penelitian menunjukkan volume penambahan H2O2 optimum adalah 0,75 mL dengan peningkatan degradasi dari 69,57 % menjadi 82,76%. Fotodegradasi methyl orange meningkat seiring dengan bertambahnya lama penyinaran. Kata kunci : fotokatalis, matahari, methyl orange, TiO2-