Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya
Not a member yet
214 research outputs found
Sort by
PENGARUH pH DAN TEMPERATUR TERHADAP KINERJA ELEKTRODA SELEKTIF ION Cd(II) TIPE KAWAT TERLAPIS BERBASIS D2EHPA
ABSTRAK Pengaruh pH dan temperatur terhadap kinerja elektroda selektif ion (ESI) Cd(II) tipe kawat terlapis berbasis D2EHPA telah dipelajari. ESI Cd(II) tipe kawat terlapis dibuat dari kawat platina (Pt) dilapisi membran yang tersusun atas D2EHPA sebagai ionofor, berpendukung campuran polimer PVC dan pemlastis DBP dengan perbandingan % b/b = (16:28:56) yang dilarutkan dalam pelarut tetrahidrofuran (THF) (1:3 b/v). ESI Cd(II) tipe kawat terlapis berbasis D2EHPA menunjukkan sifat Nersntian dengan harga faktor Nernst 27,70 mV/dekade konsentrasi, rentang konsentrasi linier 1x10-5 – 1x10-1 M, limit deteksi 6,6x10-6 M atau setara dengan 0,316 ppm, waktu respon 40 detik serta usia pemakaian 42 hari. Penentuan pengaruh pH dilakukan dengan mengukur potensial larutan CdCl2 dengan konsentrasi 1x10-5 – 1x10-1 M pada pH 3, 4, 5, 6 dan 7 menggunakan bufer asetat. Pengaruh temperatur dipelajari dengan mengukur potensial larutan CdCl2 dengan rentang konsentrasi 1x10-5 – 1x10-1 M pada variasi temperatur (20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55 dan 60)°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ESI Cd(II) tipe kawat terlapis dapat digunakan pada rentang pH 4 – 6 dan temperatur 20 – 50°C. Kata kunci: D2EHPA, ESI tipe kawat terlapis, kadmium, membran, potensiometr
OPTIMASI AMOBILISASI XILANASE DARI Trichoderma viride PADA MATRIKS PASIR LAUT TERLAPIS KITOSAN
Xilanase bebas hanya bisa digunakan satu kali reaksi, sehingga perlu diamobilisasi agar bisa digunakan berulang. Xilanase yang telah diisolasi dari Trichoderma viride diendapkan dengan metode fraksinasi bertingkat menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 40-80% dan dilanjutkan dengan dialisis. Xilanase diamobilisasi dengan metode adsorpsi fisik menggunakan matriks pasir laut terlapis kitosan. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu pengocokan dan konsentrasi xilanase optimum. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu pengocokan (1, 2, 3, 4, 5) jam dan konsentrasi enzim sebesar (0,5; 1,5; 2,5; 3,5; 4,5) mg/mL pada 0,1 g pasir pada temperatur ruang dengan konsentrasi larutan kitosan 1,5% dan larutan Na5P3O10 3%. Kadar protein enzim diuji secara spektrofotometri dengan reagen Biuret dan gula pereduksi dengan reagen DNS. Kadar protein xilanase bebas diperoleh sebesar 4,5 mg/mL dengan aktivitas sebesar 17,0 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum amobilisasi xilanase pada pasir laut terlapis kitosan dicapai pada waktu pengocokan 3 jam dan konsentrasi xilanase 3,5 mg/mL dengan jumlah xilanase teradsorpsi 16,7 mg/g matriks dan aktivitas 34,5 unit. Kata kunci: Aktivitas, amobilisasi, pasir laut terlapis kitosan, Trichoderma viride, xilanas
PENGARUH PEMBERIAN ACTH (Adrenocorticotropin Hormon) TERHADAP PROFIL PROTEIN DAN GAMBARAN HISTOLOGI OTAK PADA TIKUS (Rattusnorvegicus) MENINGITIS HASIL INJEKSI LPS
Meningitis merupakan peradangan selaput otak, penyebab utamanya adalah endotoksin dari bakteri E.colli yaitu LPS (Lipopolisakarida).Salah satu alternatif pengobatan pada meningitis yaitu melalui terapi dengan menggunakan ACTH (Adrenocorticotropin Hormon).Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan terapi ACTH terhadap profil proteindan gambaran histologi pada otak tikus.Pada penelitian ini digunakan hewan coba tikus dengan pemberian dosis LPS 20 ng/ekor yang diinkubasi selama empat jam. ACTH sebagai alternatif terapi diberikan pada hewan coba dengan dosis 50 µg/ekor dan diinkubasi selama dua jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi ACTH dapat memperbaiki sel endotel pada pembuluh darah.Pemberian LPS dan ACTH dalam jangka waktu dua jam menghasilkan pita protein baru yaitu 174,1 kDa
PENGARUH pH DAN WAKTU AGING DALAM SINTESIS SILIKA XEROGEL BERBASIS SEKAM PADI
Telah dilakukan penelitian tentang sintesis silika xerogel dari sekam padi dengan metode sol gel menggunakan prekursor natrium silikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pH dan waktu aging serta mengetahui karakter silika xerogel. Natrium silikat disintesis dari SiO2 dengan NaOH pada temperatur 95 OC selama 1 jam. Natrium silikat diasamkan dengan HCl sampai pH 1. Selanjutnya pH dinaikkan menggunakan NaOH 1 M sampai pH 6, 7 dan 8 untuk menghasilkan sol. Sol didiamkan dengan waktu aging 12, 18 dan 24 jam. Silika gel yang dihasilkan dikeringkan pada temperatur 80 OC selama 18 jam untuk menghasilkan xerogel. Karakterisasi silika xerogel yang dilakukan adalah menentukan luas permukaan dan kemurniannya. Luas permukaan silika xerogel ditentukan dengan metilen biru dan kemurniannya secara gravimetri. Identifikasi gugus fungsi dan struktur kristal menggunakan FTIR dan XRD. Hasil penelitian menunjukan bahwa sintesis silika xerogel terjadi pada pH optimum 6 dengan waktu aging optimum 12 jam. Hasil karakterisasi silika xerogel pada keadaan optimum menunjukkan luas permukaan sebesar 4,24 m2/g dengan kemurnian 98,06%. Â Spektra IR silika xerogel hasil sintesis mengandung gugus silanol (Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si) serta data XRD memperlihatkan silika xerogel berstruktur amorf. Kata kunci: silika, sol-gel, xeroge