JURNAL SIPIL STATIK
Not a member yet
817 research outputs found
Sort by
ANALISIS KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI PINOBIAN DESA TUMANI KECAMATAN MAESAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Sungai Pinobian merupakan salah satu sungai di Kecamatan Maesaan yang pernah meluap dan membanjiri beberapa daerah yang dilewati oleh sungai Pinobian yang sebagian besar merupakan lahan perkebunan dan lahan persawahan. Oleh karena itu dibutuhkan data mengenai besar debit banjir dan tinggi muka air yang dapat terjadi. Analisis dimulai dengan mencari frekuensi hujan menggunakan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari pos hujan Tompaso Baru. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dari tahun 2009 s/d 2018. Setelah didapat besar hujan, dilakukan simulasi hujan aliran dengan HSS SCS menggunakan program komputer HEC-HMS. Setelah itu debit puncak hasil simulasi dimasukkan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur. Hasil simulasi menunjukkan bahwa hampir semua penampang sungai Pinobian yang ditinjau, sudah tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi untuk kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Kecuali penampang sta 0 dan sta 20 yang tidak terjadi luapan di setiap kala ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun. Â Kata Kunci: Sungai Pinobian, Debit Banjir, Kapasitas Penampang Sungai, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RA
PENGARUH PENGGUNAAN JERAMI PADI DAN GYPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF
Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki sifat kembang susut yang sangat besar dimana kadar air tanah sangat mempengaruhi kondisi tanah tersebut. Dengan keadaan tanah yang kembang susut maka sangat beresiko jika ada konstruksi bangunan yang ada diatas tanah lempung ekspansif. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menstabilkan tanah agar meningkatnya daya dukung dan bisa mengurangi kembang susutnya. Bahan stabilisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu abu jerami padi dan gypsum.Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif menggunakan jerami padi dan gypsum dengan presentase 1%, 3%, 5%, 7% jerami padi dicampur dengan presentase gypsum yang konstan yaitu 5%. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap nilai kuat tekan bebas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah tersebut memenuhi syarat tanah lempung ekspansif dilihat dari IP = 30,33%. Untuk tanah itu sendiri berdasarkan klasifikasi USCS termasuk jenis CH (Clay- High Plasticity) atau tanah lempung berplastisitas tinggi. Nilai qu tanah asli 9,4606 kg/cm2 dan untuk variasi campuran 1% Jerami Padi + 5% Gypsum 14,4858 kg/cm2 , 3% Jerami Padi + 5% Gypsum 17,6240 kg/cm2 , 5% Jerami Padi + 5% Gypsum 23,9958 kg/cm2 , 7% Jerami Padi + 5% Gypsum 24,5187 kg/cm2. Maka, dengan bertambahnya presentase jerami padi yang ada dan prsentase gypsum yang konstan terlihat meningkatnya nilai tegangan runtuh (qu) pada setiap sampel. Kata Kunci : Lempung Ekspansif, Gypsum, Jerami Padi, Kuat Tekan Bebas, Stabilisasi Tana
PERATAAN SUMBER DAYA TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT (Studi Kasus Pembangunan Lanjutan Aula Dan Gedung RKB SMA Negeri 1 Kawangkoan)
Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Pada umumnya suatu proyek dibatasi oleh waktu, biaya, dan sumber daya. Salah satu masalah yang sering terjadi dalam proyek konstruksi adalah fluktuasi, yang diakibatkan oleh pengelolaan alokasi tenaga kerja yang kurang merata. Maka diperlukan suatu usaha untuk meminimumkan fluktuasi tersebut yaitu dengan melakukan metode perataan tenaga kerja (Resource Levelling) sehingga penggunaan sumber daya manusia menjadi lebih optimal dan terkontrol.Salah satu progaram aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan metode perataan tenaga kerja adalah Microsoft project professional 2016. Salah satu progaram aplikasi yang dapat membuat histrogram untuk grafik tenaga kerja , menyusun jadwal, serta mengendalikan dan mengelola proyek sehingga lebih efisien dan efektif.Data awal yang harus dimasukkan adalah data proyek, data aktivitas proyek, durasi, hubungan antar pekerjaan,dan kebutuhan tenaga kerja. Penggunaaan metode Resource Levelling pada Micosoft Project 2016 didapat hasil untuk trial ke-3 dimana mengalami penurunan sumber daya manusia dibandingkan perancanaan awal pada proyek tersebut yakni diperoleh penggunaan pekerja di awal sebanyak (2423) pekerja menjadi (2302) pekerja dengan selisih sebesar (4,99%). Dan untuk tukang pada awal sebanyak (2392) tukang menjadi (2134) tukang dengan selisih sebesar (10,78%). diperoleh schedule yang terbaik yaitu selama 155 hari untuk penjadwalan proyek pembangunan lanjutan aula dan gedung RKB SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kata kunci: Tenaga kerja , sumber daya, Microsoft Project 2016
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT LOKAL DAN ABU ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUBTITUSI PARSIAL SEMEN
Pembangunan infrastruktur yang semakin meningkat memberikan dampak terhadap kebutuhan beton sebagai salah satu material konstruksi yang sering digunakan semakin tinggi. Semen sebagai salah satu bahan dasar pembentuk beton dalam proses produksinya melepaskan secara bebas gas CO2 yang kemudian berdampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan abu arang tempurung kelapa sebagai subtitusi parsial semen pada campuran beton dapat dijadikan alternative lain dalam upaya mengurangi penggunaan semen. Terdapat unsur-unsur senyawa yang dimiliki abu arang tempurung kelapa yang hampir sama dengan unsur-unsur senyawa yang dimiliki semen. Pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Pengujian dilakukan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Penggunaan abu arang tempurung kelapa sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen pada campuran beton. Dari hasil penelitian, kuat tekan maksimum beton dengan abu arang tempurung kelapa sebagai subtitusi parsial semen terdapat pada presentase 5% yaitu sebesar 24,09 MPa pada umur 7 hari, 27,21 MPa pada umur 14 hari dan 31,11 MPa pada umur 28 hari. Kata Kunci: Beton, Kua Tekan, Abu Arang Tempurung Kelapa, Supperplasticize
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBARAN SIANIDA PADA TAMBANG RAKYAT DI DESA BUYAT, BOLAANG MONGONDOW, SULAWESI UTARA
Pertambangan emas Desa Buyat merupakan salah satu tambang emas tradisional yang menggunakan sianida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penyebaran sianida di Desa Buyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan sampling. Sampel yang digunakan yaitu penambang emas sebagai yang di wawancarai, sampel limbah pertambangan, sampel air dan sedimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem air tanah daerah penelitian terdiri dari sistem akuifer bebas lalu terjadi kebocoran (rembesan dan limpahan) serta penyebaran dari sianida sejumlah 0.014 mg/L pada kolam limbah di Buyat II , <0.005 mg/L pada sungai, sumur dan air bor, < 0.5 mg/kg dry sedimen pada kolam limbah di Buyat II dan sungai, hasil sampel air dan sedimen parameter sianida tidak melampaui baku mutu yang terkait. Sumber kontaminan berupa sianida berada pada fasilitas proses pengolahan yaitu kolam limbah bukit Mogoyunggung dan pada fasilitas pengolahan emas di Buyat II. Pola penyebaran mengikuti arah aliran air tanah pada titik sampel dari arah barat ke timur.  Kata kunci: Tambang Emas Rakyat, Desa Buyat, Sianida, Potensi Penyebara
ANALISIS PASANG SURUT DI PANTAI MAHEMBANG KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA
Pantai merupakan bentuk geografis yang terdiri dari pasir dan terdapat di daerah pesisir laut. Wilayah pantai terbentuk akibat adanya gelombang serta arus air laut yang menghantam tepi daratan secara terus menerus. Hantaman ombak air laut yang sifatnya merusak itu dapat mengakibatkan terjadinya pengikisan pada permukaan daratan sehingga membentuk daerah pantai. Gelombang laut yang besar secara terus menerus terjadi di pantai Mahembang, jika dibiarkan secara terus menerus dapat mengakibatkan erosi atau abrasi pada pantai tersebut.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besaran jenis pasang surut dan elevasi muka air laut di Pantai Mahembang dengan menggunakan metode Admiralty dimana pengukuran data pasang surut dilakukan selama 15 hari, dan data pasang surut didapat dari Navigasi TNI AL.Melalui hasil analisis pasang surut yang dilakukan di pantai Mahembang  maka diperoleh perairan pantai Mahembang memiliki pasang surut tipe harian ganda (semi diurnal). Elevasi muka air laut tinggi tertinggi (HHWL) terjadi sebesar 360cm (+170cm dari MSL) dan elevasi muka air laut rendah terendah terjadi sebesar 50cm (-140cm dari MSL). Kata Kunci: Pantai Mahembang, Metode Admiralty, Pasang Suru
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA ERIS KECAMATAN ERIS KABUPATEN MINAHASA
Air adalah unsur penting dalam kelangsungan hidup semua mahluk. Masyarakat Desa Eris memanfaatkan mata air untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti MCK, aktifitas pertanian dan lain sebagainya. Aktivitas masyarakat desa dilakukan di rumah dengan cara mengambil air dari mata air. Kendalanya jarak dari pemukiman warga menuju ke mata air sangat jauh dan kondisi jalan menuju ke mata air sangat rusak yang mengakibatkan warga sulit memperoleh air bersih.  Sistem penyediaan air bersih di Desa Eris direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2029. Untuk memprediksi jumlah kebutuhan air bersih, proyeksi jumlah penduduk menggunakan analisis regresi linier. Hasil survey dan analisis menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk Desa Eris hingga tahun rencana 2029 adalah 2826 jiwa, dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 2,369 liter/detik dan kebutuhan air jam puncak sebesar 3,554 liter/detik. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air dengan debit sesaat sebesar ±4,92 liter/detik, lebih besar dari debit kebutuhan air. Dalam perencanaan ini untuk menangkap air dari mata air dibuat bronkaptering dan kemudian air dialirkan melalu pipa transmisi dan pipa distribusi. Perpipaan dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan pipa HDPE, diperoleh ukuran pipa transmisi dan distribusi sebesar 2,5â€. Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk Desa Eris sampai tahun 2029, dibutuhkan 15 Keran Umum.  Kata Kunci: Sistem Penyediaan Air Bersih, Penduduk, Debit, Bronkaptering, Transmisi, Distribusi, Hazen-Williams, Kran Umu
KINERJA GROIN TERHADAP GELOMBANG DAN PASANG SURUT DI PANTAI KALASEY KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA
Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunnyai lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intesif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia. Sehingg menimbulkan permasalahan yang sering kali terjadi di pantai salah satunya ialah erosi pantai. Erosi pantai sendiri terjadi secara alami karena gelombang atau karena adanya kegiatan manusia. Groin adalah bangunan pelindung pantai berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi dan menghentikan erosi yang terjadi. Gelombang di perairan Pantai Kalasey didominasi oleh gelombang dari arah Utara dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan Januari 2019 dengan tinggi 9,731 m dan periode 5,057 det.Tinggi gelombang pecah yang didapatkan dari hasil perhitungan berkisar pada 1,1706 m sampai 2,1578 m pada kedalaman 1 m sampai 10 m. Tinggi gelombang pecah (Hb) = 2,1578 m, dan gelombang pecah pada kedalaman (Db) = 1,01.dan berdasarkan hasil penelitian terhadap groin eksisiting pada area pengembangan menunjukkan bahwa groin dikatakan aman terhadap gelombang yang ada sekarang. Maka, efektifitas kinerja groin dikatakan masih efektif. Kata kunci: Groin, Fetch, Karakteristik Gelombang, Pasang Surut
PERBANDINGAN DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR LAPIS TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODE BINA MARGA REVISI JUNI 2017 MENGGUNAKAN DATA LENDUTAN BB DAN AASHTO 1993 MENGGUNAKAN DATA LENDUTAN FWD (STUDI KASUS: RUAS JALAN NASIONAL JENDERAL SUDIRMAN – MANADO, NOMOR RUAS JALAN 5000413)
Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang sangat penting dalam menunjang akses mobalitas bagi masyarakat, sehingga desain perkerasan jalan yang baik adalah suatu keharusan untuk meningkatan nilai dari fungsi jalan. Pada ruas jalan Nasional Jenderal Sudirman-Manado yang adalah jalan lama dengan tipe jalan arteri 1 arah 4 lajur diamati secara visual di beberapa segmen jalan terdapat kerusakan fungsional dan telah mengarah pada kerusakan struktural. Kondisi ruas jalan pada lokasi penelitian akibat kerusakan struktural dilakukan pemeriksaan non- destruktif dengan pengujian menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) dan Benkelman Beam (BB) yang menghasilkan data lendutan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan hasil tebal lapis tambah (overlay) berdasarkan metode Bina Marga Revisi Juni 2017 dengan AASHTO 1993. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPJN Sulawesi Utara yaitu Volume Lalu Lintas (LHR), data Struktur Lapisan Tebal Perkerasan Jalan Eksisting, Data Lendutan FWD dan Data Lendutan BB. Untuk data lendutan Benkelman Beam (BB) tidak tersedia dari Balai Jalan, sehingga dilakukan perhitungan dengan model menggunakan data lendutan FWD.Perhitungan CESA (Cumulative Equivalent Single Axle) berdasarkan metode Bina Marga 2017 diperoleh nilai CESA4 = 1.226.974 dan CESA5 = 1.307.388 menurut metode AASHTO 1993 W18 = 6.159.474,28. Dari hasil perhitungan pada Metode Bina Marga 2017 diperoleh overlay untuk CESA4 sebesar 2 cm dan untuk CESA5 sebesar 10 cm, sementara itu pada metode AASHTO 1993 dengan CESA (W18) mendapatkan overlay sebesar 5 cm. Perbandingan dari hasil perhitungan desain tebal lapis tambah (overlay) dengan metode Bina Marga 2017 dan metode AASHTO 1993 ditinjau berdasarkan parameter dari masing-masing metode. Dalam penelitian ini dilakukan juga simulasi dengan variasi beban lalu lintas (CESA) terhadap tebal lapis tambah (overlay) dimana model Polynomial Orde 6 menghasilkan nilai r2 paling besar dan menjadi pemilihan model terbaik. Kata Kunci: Bina Marga Revisi Juni 2017; AASHTO 1993; VDF; CESA; Benkelman Beam; Falling Weight Deflectometer; Overlay
PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR LAPIS TAMBAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS: JALAN NASIONAL KAIRAGI-MAPANGET DENGAN NOMOR RUAS 5000500)
Jalan merupakan prasarana transportasi yang berperan dalam peningkatan kebutuhan masyarakat. Peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan kairagi-mapanget diasumsikan berkisar sebesar 442.777 kendaraan menurut rpjim yang mengakibatkan tidak stabilnya tingkat pelayanan jalan, guna mengatasi masalah tersebut maka upaya yang dilakukan ialah melakukan tebal lapis tambah (overlay).Overlay merupakan tebal yang dibutuhkan suatu permukaan perkerasan dengan pengujian lendutan FWD dan BB. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana menganalisis hingga membandingkan hasil tebal lapis tambah menggunakan metode AASHTO 1993 dan Bina Marga 2013 pada perkerasan lentur menggunakan data lendutan FWD dan BB.Pada ruas jalan kairagi-mapanget dengan nomor ruas 5000500 memiliki lalu lintas harian sebesar 13825 kend/hari dengan hasil CESA metode AASHTO 1993 sebesar 429670, CESA Bina Marga 2013 sebesar 697803 CESA4, 1256046 CESA5. Data lendutan BB dan FWD yang diperoleh metode Bina Marga 2013 sebesar 0,73 dan 0,44. Modulus efektif (Ep) lapisan struktur diatas tanah dasar mempengaruhi nilai struktural efektif eksisting (SNeff)yang berhubungan dengan data FWD sedangkan pada Bina Marga 2013 data lendutan sebelum overlay mempengaruhi nilai tebal lapis tambah. Tebal overlay yang diperoleh pada perkerasan permukaan (AC-WC dan AC-BC) sebesar 12 cm pada AASHTO 1993 dan 10,9 cm pada Bina Marga 2013. Sehingga pada penelitian ini pengaruh lalu lintas memiliki persentase yang besar dalam perencanaan tebal lapis tambah. Kata Kunci: Tebal lapis tambah, Perkerasan Lentur, CESA, AASHTO 1993, Bina Marga 2013