JURNAL SIPIL STATIK
Not a member yet
817 research outputs found
Sort by
ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PANTAI KAHONA LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG SULAWESI UTARA
Pantai Kahona berada di Kelurahan Pasir Panjang Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara dan berada pada posisi 1023’54.7’’N 125011’12.1’’E. Daerah pantai ini merupakan salah satu lokasi parawisata yang ada di Pulau Lembeh Kota Bitung ini berhadapan langsung dengan laut Maluku. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, pada bulan tertentu terjadi gelombang yang cukup besar sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai yang berdampak pada infrastruktur diwilayah pantai. Sehubungan dengan masalah diatas maka perlu dilakukan studi untuk mengidentifikasi karakteristik gelombang yang terjadi di perairan tersebut.Dalam penelitian ini perlu dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi gelombang yang terjadi di kawasan pantai Kahona. Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMKG Kota Bitung untukmendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan.Dari hasil perhitungan diperoleh H = 0,726 m dan T 3,693 det, H’o = 0,7284 m. koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 0,9974 sampai 0,999. Sedangkan koefisien shoaling berkisar pada 0,9986 sampai 1,1851. Tinggi gelombang pecah setelah mengalami transformasi yang didapat dari hasil perhitungan yang berkisar pada 0,4151 sampai 0,7866 pada kedalaman 0,1 m sampai 10 m.
\Kata Kunci: Pantai Kahona, karakteristik, refraksi, shoaling, gelombang peca
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK LENTUR BETON MENGGUNAKAN SERBUK KAYU SEBAGAI SUBTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS
Kayu banyak digunakan untuk keperluan manusia, seperti memasak, membuat perabot, bahan bangunan, dan sebagainya. Tidak sedikit dijumpai adanya tempat-tempat atau pabrik-pabrik yang membuat produk dengan kayu sebagai bahan dasar pembuatannya. Pada tempat-tempat tersebut juga sering ditemukan serbuk sisa hasil penggergajian dan pemotongan kayu. Sampai saat ini, pemanfaatan limbah tersebut belum dapat dimaksimalkan, bahkan hanya dibuang maupun dibakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis beton dengan serbuk kayu, yang meliputi kuat tarik lentur, slump flow, dan berat volum beton. Komposisi yang digunakan didapatkan dengan trial mix, dengan variasi penambahan serbuk kayu 0%, 1%, 2,5%, dan 5% dari berat agregat halus. Hasil uji kuat tarik lentur terbesar dengan umur 28 hari didapatkan pada persentase beton mix 0% dengan nilai 5,13 MPa.
Kata Kunci: beton, serbuk kayu, kuat lentur, slump, berat volume
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TEEP KECAMATAN LANGOWAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA
Desa Teep yang terletak di kecamatan Langowan Timur Kabupaten Minahasa memiliki sumber mata air yang cukup besar tapi tidak di maanfaatkan karena belum adanya sistem jaringan air bersih yang mampu membawa air ke pemukiman masyarakat karena jarak yang cukup jauh serta medan yang sulit. Sampai saat ini masyarakat masih memanfaatkan air yang kurang baik, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perlu dirancangkan suatu sistem jaringan air bersih.Sistem penyediaan air bersih di Desa Teep direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2031. Untuk memprediksi jumlah kebutuhan air bersih maka digunakan proyeksi degan analisis Regresi. Hasil survey dan analisis menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk Desa Teep hingga tahun rencana 2031 adalah 1525,607 jiwa, dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 1,2793 liter/detik. Jaringan Perpipaan dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan program Epanet 2.2 dan pipa HDPE. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air dengan debit sesaat sebesar 4.34 liter/detik, dan kebutuhan air jam puncak sebesar 1,535 liter/detikDalam perencanaan ini untuk menangkap air dari mata air dibuat bronkaptering dan kemudian air dipompa dan ditampung di bak penampung melalui pipa transimsi, dan di alirkan ke Kran Umum dengan metode gravitasi. Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk Desa Teep sampai tahun 2031, dibutuhkan 15 Kran Umum Kata kunci: Desa Teep, Air Bersih, Sitem Penyediaan, Pengaliran Dua Syste
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PUNGKOL KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Desa Pungkol yang terletak di kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan memiliki sumber mata air yang cukup besar tapi tidak di maanfaatkan karena belum adanya sistem jaringan air bersih yang mampu membawa air ke pemukiman masyarakat karena jarak yang cukup jauh serta medan yang sulit. Sampai saat ini masyarakat masih memanfaatkan air yang kurang baik, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perlu dirancangkan suatu sistem jaringan air bersih.Sistem penyediaan air bersih di Desa Pungkol direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2031. Untuk memprediksi jumlah kebutuhan air bersih maka digunakan proyeksi degan analisis Regresi. Hasil survey dan analisis menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk Desa Pungkol hingga tahun rencana 2031 adalah 518,776 jiwa, dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 1,54 liter/detik. Jaringan Perpipaan dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dan pipa HDPE. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air dengan debit sesaat sebesar 1,54 liter/detik, dan kebutuhan air jam puncak sebesar 0,457 liter/detikDalam perencanaan ini untuk menangkap air dari mata air dibuat bronkaptering dan kemudian air dipompa dan ditampung di bak penampung melalui pipa transimsi, dan di alirkan ke Kran Umum dengan metode gravitasi. Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk Desa Pungkol sampai tahun 2031, dibutuhkan 5 Kran Umum Kata kunci: Desa Pungkol, Air Bersih, Sitem Penyediaan, Pengaliran Dua Syste
ANALISIS KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI MAWALELONG DI DESA LELEKO KECAMATAN REMBOKEN MINAHASA
Sungai Mawalelong merupakan salah satu sungai di Desa Leleko yang pernah meluap dan membanjiri beberapa daerah yang dilewati oleh sungai Mawalelong yang mengakibatkan kerugian bagi warga yang tinggal disekitar sungai maupun pengguna jalan raya. Oleh karena itu dalam mengantisipasi banjir yang kemungkinan akan terjadi kelak, dibutuhkan data mengenai kapasitas penampang sungai Mawalelong.Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi debit dengan metode Log Pearson III. Adapun data debit yang digunakan berasal dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi I. Data debit yang digunakan adalah data debit maksimum dari tahun 2008 s/d 2017. Setelah didapat besar debit puncak, dilakukan analisis tinggi muka air pada penampang sungai dengan program komputer HEC-RAS.Hasil perhitungan menunjukkan pada kala ulang 5 tahun sebesar 3,36 m3/s tidak terjadi luapan pada semua penampang, debit banjir rencana pada kala ulang 10 tahun sebesar 6,12 m3/s terjadi luapan pada penampang STA 0 + 140, debit banjir rencana pada kala ulang 25 tahun sebesar 14,06 m3/s terjadi luapan pada penampang STA 0 + 60, 0 + 80, 0 + 100, 0 + 120 dan 0 + 140, pada kala ulang 50 dan 100 tahun terjadi luapan pada semua penampang. Â Kata kunci : Sungai Mawalelong, Kapasitas penampang, Tinggi Muka Air, HEC-RA
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JL. LEMBONG, KOTA MANADO)
Jalan menjadi prasarana transportasi darat yang sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat, sehingga dapat memberikan akses yang mudah bagi masyarakat baik mobilitas maupun ke tata guna lahan. Pertambahan penduduk mengakibatkan adanya peningkatan terhadap penggunaan transportasi darat, sehingga kapasitas dan kinerja jalan pada jalan berkurang. Pada kondisi ini kemacetan pun terjadi, salah satu faktor penyebabnya adalah aktivitas pada sisi jalan atau hambatan samping Analisa pengaruh hambatan samping terhadap kinerja jalan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas. Dalam menganalisa data ini terbagi menjadi dua bagian yaitu volume, kecepatan dan kecepatan arus bebas menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Sedangkan analisis kapasitas untuk derajat kejenuhan diperoleh melalui model linear Greenshield, model logaritmik Greenberg, dan exponential Underwood sebagai tinjauan tingkat pelayanan jalan. Pengaruh hambatan samping dianalisis menggunakan regresi liniear berganda serta tundaan dengan bantuan Microsoft Excel. Kemudian analisis melalui simulasi dari software Simulation Of Urban Mobility (SUMO).Model terpilih untuk mendapatkan nilai kapasitas model liniear Greenshield dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi yaitu pada hari Kamis, 5 November 2020 sebesar 0,7701 sehingga didapat nilai kapasitas sebesar 426,624 smp/jam dan volume pada jam puncak sebesar 494,4 smp/jam sehingga nilai derajat kejenuhan sebesar 1,159 dengan tingkat pelayanan jalan LOS F, dan tundaan sebesar 58,951 detik. Hambatan samping mempengaruhi kinerja jalan sebesar 74,8967% terhadap kecepatan. Kemudian, analisis dengan simulasi melalui software SUMO dilakukan pelebaran jalan menjadi 3 lajur sehingga saat hambatan samping rendah nilai kecepatan sebesar 13,414 km/jam dan hambatan samping tinggi nilai kecepatan sebesar 8,42 km/jam..Kata kunci: Hambatan Samping, Kinerja Jalan, Greenshield, Greenberg, Underwood, Level Of Service (LOS), Simulation Of Urban Mobility (SUMO
ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PAPUA 1 DI DISTRIK MUARA TAMI KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ialah untuk menghitung biaya-biaya yang diperlukan dari suatu bangunan dan dengan biaya ini bangunan tersebut dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Mengingat besar serta luasnya arti bangunan yang harus dihitung pembiayaannya maka pengetahuan akan hal-hal yang ada hubungannya denan perhitungan biaya sangat diperlukan. Ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyusun rencana anggaran biaya yaitu gambar konstruksi bangunan, harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja.Penelitian tentang analisis rencana anggaran ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Papua 1 di Distrik Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua dengan mengambil perbandingan harga jika proyek dilaksanakan di Kota Manado berdasarkan survey di toko grosiran yang ada di Kota Manado.Dari hasil penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan biaya total konstruksi, yaitu: harga bahan material, dan upah tenaga konstruksi di Kota Manado lebih murah dibandingkan harga yang ada di Kota Jayapura Provinsi Papua Kata Kunci: Analisis Rencana Anggaran Biaya, Rumah Susu
PERBANDINGAN DESAIN LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PERKERASAN LENTUR ANTARA METODE BINA MARGA REVISI JUNI 2017 MENGGUNAKAN DATA LENDUTAN BB DAN METODE AASHTO 1993 MENGGUNAKAN DATA LENDUTAN FWD (STUDI KASUS: RUAS JALAN BATAS KOTA MANADO – TOMOHON, NOMOR RUAS JALAN: 50006)
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari. Akibat penambahan jumlah kendaraan dan beban kendaraan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pada perkerasan jalan. Kerusakan pada lapisan perkerasan jalan juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu: material penyusun struktur perkerasan, faktor desain, faktor lingkungan, faktor desain , faktor cuaca dan iklim, faktor pelaksanaan konstruksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan terhadap perkerasan jalan yang mengalami disfungsi struktural khususnya kerusakan sedang adalah dengan memberi lapisan tambahan (overlay) pada perkerasan tersebut.Dalam penelitian ini mendesain tebal lapis tambah (overlay) perkerasan lentur menggunakan metode Bina Marga Revisi Juni 2017 dan AASHTO 1993 untuk study kasus Jalan Batas Kota Manado - Tomohon. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu Data Volume Lalu Lintas, Lendutan Benkelman Beam (BB) dan Lendutan Falling Weight Deflectometer (FWD). Pada Ruas Jalan Batas Kota Manado – Tomohon tidak di lakukan pengujian data lendutan Benkelman Beam (BB) sehingga dilakukan perhitungan dari data lendutan Failling Weight Deflectortometer (FWD) menggunakan model dari data df1 = 0,432 mm mendapatkan hasil d3 = 0,308 mm dan d2 = 0,17 mm.Hasil perhitungan metode Bina Marga Revisi Juni 2017 untuk CESA4 = 4.389.265,16 dan CESA5 = 5.503.378,78 dan menurut metode AASHTO 1993 W18 = 15.354.708,47 Hasil perhitungan tebal lapis tambah dengan Bina Marga Revisi Juni 2017 dengan nilai CESA4 sebesar 4 cm dan CESA5 sebesar 15 cm, sedangkan untuk metode AASHTO 1993 sebesar 9 cm.  Kata kunci: Ruas Jalan, Bina Marga Revisi Juni 2017, AASHTO 1993, Tebal Lapis Tambah (overlay)
ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PANTAI BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT
Pengelolaan wilayah pantai sangat penting untuk mempertahankan bentuk garis pantai. Pantai Desa Bahoi mengalami pengikisan akibat gelombang sehingga di garis pantai tersebut mengalami kerusakan. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi gelombang yang terjadi di pantai Desa Bahoi, peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin masa lalu selama 10 tahun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dari data tersebut bisa didapatkan tinggi dan periode gelombang yang signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh lima arah pembentukan gelombang yakni Timur Laut, Timur, Tenggara dan selatan dengan gelombang maksimum yang terjadi dari arah Timur dengan tinggi gelombang 1.132 m dan periode 3.411 det. Diperoleh nilai koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 1.0260 sampai 1.4900 dam koefisien shoaling yang terjadi antara 0.8343 sampai 1.1865. Nilai koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 1.0260 sampai 1.4900 dan koefisien shoaling yang terjadi antara 0.8343 sampai 1.1865. Tinggi gelombang pecah yang terjadi berkisar antara 0.9098 m sampai dengan 1.3987m pada kedalaman -1m sampai -10 m. Kata Kunci : Pantai Desa Bahoi, gelombang pecah, karakteristik gelombang, refraksi, shoalin
EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN MATALI – TOROSIK DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN SEPANJANG 3 KM
Jalan merupakan salah satu akses transportasi darat yang menghubungkan wilayah yang satu ke wilayah yang lain. Ruas Jalan Matali - Torosik yang merupakan jalan penghubung antar Kabupaten di Sulawesi Utara, bila dilihat secara visual pada ruas jalan ini belum memenuhi standar geometrik jalan yang dimana pada jalan ini memiliki bentuk tikungan tajam (berjari-jari kecil), yaitu kurang dari Rmin = 110 yang dimana disyaratkan oleh Bina Marga 1997 untuk Jalan Kolektor dengan Vr = 60 km/jam. Dengan kondisi jalan seperti ini dapat menyebabkan ketidakamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Geometrik Jalan Pada Ruas Jalan Matali – Torosik Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Sepanjang 3 kmâ€.Dikarenakan banyak tikungan yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan perbaikan geometrik. Untuk memperoleh data kondisi geometrik lapangan maka dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur Theodolite dan GPS, data yang diperoleh dari pengukuran yaitu data koordinat dan data elevasi, selanjutnya data hasil pengukuran tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel dan dimasukkan keprogram Autocad, dari hasil penggambaran tersebut maka selanjutnya dilakukan analisa geometrik.Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh 32 tikungan dan hanya tikungan 17 dengan jari- jari 115 m yang memenuhi kriteria. Tikungan lainnya sebanyak 31 tikungan memiliki jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari minimum dan akan cukupberbahaya untuk kecepatan rencana 60 km/jam. Terdapat tanjakan curam dan penurunan yang terjal pada beberapa lokasi, dimana kelandaian jalan mencapai 28% jauh lebih besar dari yang disyaratkan maksimum sebesar 8%. Kata Kunci: Geometrik Jalan, Bolaang Mongondow Selatan, Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, Jalan kolekto