Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Not a member yet
    445 research outputs found

    Tingkat Pengetahuan Pegawai Kantor Dinas XX Provinsi Kalbar tentang Air Bersih

    No full text
    Latar Belakang . Manusia adalah mahluk yang tidak bisa dipisahkan dengan alam. Karna alam memberikan pengaruh terhadap manusia, begitu juga sebaliknya manusia memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap alam. Hubungan dan keterikatan antara manusia dengan alam memiliki pengaruh yang sangat besar. Air alami adalah air yang keluar dari tanah yang sudah disaring secara alami oleh bumi yang tadinya berasal dari air hujan. Metode. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui tingkat pengetahuan air bersih pegawai dinas XX provinsi Kalimantan Barat. Hasil. Terdapat 60 subjek penelitian dengan tingkat pengetahuan yang beragam. Kesimpulan. Tingkat pengetahuan air bersih, air layak konsumsi dan air untuk kegiatan rumah tangga baik. Kata Kunci : Air, tingkat pengetahuan Background . Humans are creatures that can not be separated from nature. Because nature has an influence on humans, and vice versa human beings give a considerable influence on nature. Relationships and attachments between humans and nature have an enormous influence. Natural water is water that comes out of the soil that has been filtered naturally by the earth that had originated from rain water. Method. The research design used in this research is descriptive study with cross sectional approach to know the level of knowledge of clean water of employee of XX office in West Kalimantan province . Result. There are 60 research subjects with varying levels of knowledge. Conclusion. The level of knowledge is good for clean water, water consumption and water for household activities. Keywords: Water, level of knowledg

    PENGARUH PENGHENTIAN PAJANAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID JARINGAN TESTIS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DEWASA

    Get PDF
    Introduction: Monosodium glutamate (MSG) is a food additive that used as a flavor enhancers that can lead to oxidative stress in testis. Food and Drugs Administration (FDA) in 1995 has established the safety limit in the usage of MSG, no more than 120 mg/kgBW/day. Oxidative stress produce unstable and reactive lipid peroksidase that caused lipid degradation and generate malondialdehid (MDA). Objective: The purpose of this research was to observe MDA levels of testes after termination of MSG exposure. Method: This research was a true experimental research with simple random sampling. The control group (K) 1,2,3 were given aquades for 28 days. The first treatment group (P1) 1,2,3 were given MSG 4 g/kgBW/day for 28 days. The second treatment group (P2) 1,2,3 were given MSG 6 g/kgBW/day for 28 days and then stopped for 1 day, 28 days, and 56 days. Then, the rats were sacrificed and the testis was processed to be homogenate and then conducted to MDA’s level measurements using Will’s Methode. Data was analyzed using one way anova test, continued with post hoc test LSD. Result: Day 1 after MSG termination, analysis showed that there were significant difference between control group and the first group treatment 1 (p=0,010) and the second group treatment 1 (p=0,000). Day 29 after MSG termination, analysis showed that there was significant difference between control group and the second group treatment 2 (p=001), also between the first and the second group treatment 2 (p=0,017) . Day 57 after MSG termination, analysis showed there were no significant difference between the control group with both treatment group and between the treatment groups 1 to the treatment group 2 in. Conclusion: Termination of MSG exposure caused discontinuation of damage in rats testes. Keywords: Rats, Testis, Monosodium Glutamate, Oxidative Stress, MDA levelsSoft File Naspub

    HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP MUTU PELAYANAN BPJS KESEHATAN DENGAN METODE SERVQUAL DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

    Get PDF
    Latar Belakang: Mutu pelayanan ditujukan untuk memuaskanpelanggan atau masyarakat yang dapat dinilai melalui tingkat kepuasanpelanggan. Kepuasan yang tinggi atau kesenangan yang meningkatcenderung berdampak langsung pada tingkah laku dan sikap pelanggan.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan pasien rawat inapterhadap mutu pelayanan BPJS di RSUD Sultan Syarif Mohamad AlkadriePontianak. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian analitikobservasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampeldengan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 67orang responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner.Analsis statistic yang digunakan adalah uji Fisher. Hasil: Hasil uji Fishermenunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tangible(p=0,015), reability (p=0,015), responsiveness (p=0,030), assurance(p=0,030), dan emphaty (p=0,030) terhadap tingkat kepuasan pasienrawat inap. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat kepuasanterhadap mutu pelayanan BPJS Kesehatan pada pasien rawat inap diRSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak.Kata Kunci: Mutu Pelayanan, BPJS, tingkat kepuasa

    Aktivitas Bakteri Endofit Daun Cengkodok (Melastoma malabathricum L.) terhadap Bakteri Penyebab Diare

    No full text
    Latar Belakang. Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. Daun tanaman cengkodok diketahui memiliki aktivitas antidiare. Pemanfaatan bakteri endofit sangat potensial untuk menghasilkan metabolit sekunder untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen Metode.  Desain yang digunakan untuk penelitian ini merupakan studi eksploratif-deskriptif. Isolasi bakteri endofit daun cengkodok (M. malabathricum L.) dilakukan dengan metode penanaman langsung (direct plating) dan pemurnian isolat menggunakan metode streak plate. Isolat yang memiliki potensi antibakteri diuji dengan metode difusi cakram (disc diffusion methods). Identifikasi bakteri endofit potensial berdasarkan karakter morfologi koloni, sel dan aktivitas biokimia. Hasil. Sebanyak 7 isolat bakteri endofit dari 35 isolat memiliki aktivitas terhadap Escherichia coli dan Vibrio cholerae berkisar antara 1,5 mm – 14 mm (aktivitas lemah-kuat).  Isolat bakteri endofit yang memiliki zona hambat terbesar yaitu isolat 21 yang memiliki diameter sebesar 11 mm terhadap Escherichia coli dan 14 mm terhadap Vibrio cholerae. Identifikasi menunjukkan isolat 21 memiliki kemiripan dengan genus Acetobacter. Kesimpulan. Aktivitas isolat bakteri endofit berkisar antara 1,5 mm – 14 mm (aktivitas lemah-kuat).  Isolat bakteri endofit yang memiliki zona hambat terbesar yaitu isolat 21 yang memiliki diameter sebesar 11 mm (aktivitas kuat) terhadap Escherichia coli dan 14 mm (aktivitas kuat) terhadap Vibrio cholerae.  Kata Kunci : Diare, daun cengkodok, aktivitas bakter

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien HIV/AIDS dalam menjalani terapi antiretroviral di care support treatment RSJ sungai bangkong Pontianak

    No full text
    Latar Belakang. Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Terapi antiretroviral (ARV) adalah terapi untuk pasien HIV/AIDS dengan mengonsumsi obat seumur hidup mereka. Kepatuhan minum obat merupakan salah satu aspek penting dalam menilai keberhasilan terapi ARV. Jumlah pasien positif HIV sampai Desember 2016 di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak sebanyak 512 jiwa, dengan pasien yang meminum obat ARV sebanyak 190. Metode. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2017. Subjek penelitian adalah pasien HIV/AIDS sebanyak 41 responden yang memenuhi kriteria sampel. Analisis data dengan teknik chi square dan fisher. Hasil. Sebanyak 63,41% responden dengan pengetahuan baik, 68,29% responden dengan persepsi rendah, 73,17% responden dengan pelayanan kesehatan baik, 60,98% responden dengan dukungan sosial baik, 56,10% responden dengan kepatuhan sedang. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p=0,000), persepsi (p=0,000), pelayanan kesehatan (p=0,013), dukungan sosial (p=0,000) dengan kepatuhan. Kesimpulan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan adalah pengetahuan, persepsi, pelayanan kesehatan dan dukungan sosial.Kata Kunci: Pasien HIV AIDS, Terapi Antiretroviral, KepatuhanBackground. Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) is a group of symptoms of diseases that arise from the infected Human Immunodeficiency Virus (HIV). Antiretroviral (ARV) therapy is a therapy for HIV / AIDS patients by consuming drug in their lifetime. Drug consumption obedience is an important aspect in assessing the success of antiretroviral therapy. The number of HIV positive patients until December 2016 at Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak is 512 people, with the patients whose consuming ARV drug is only 190. Method. Observational analytical research with cross sectional approach. The study was conducted from May to July 2017. The subjects were 41 HIV / AIDS patients who met the sample criteria. Data analysis with chi square and fisher technique. Result. 63.41% of respondents with good knowledge, 68.29% of respondents with low perception, 73.17% of respondents with good health services, 60.98% of respondents with good social support, 56.10% of respondents with moderate adherence. There is a significant relationship between knowledge (p = 0,000), perception (p = 0,000), health care (p = 0,013), social support (p = 0,000) with adherence. Conclusion. The related factors of HIV/AIDS patients adherence are knowledge, perception, health services and social support.Keywords: HIV AIDS Patient, Antiretroviral Therapy, Adherenc

    Pembuatan Program untuk Mendukung akreditasi Fakultas Kedokteran

    Get PDF
    Latar belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura memiliki tiga prodi kesehatan yaitu kedokteran, farmasi dan keperawatan. Pendidikan kedokteran memiliki dua tahap dalam prosesnya, yaitu tahap akademik dan tahap klinik. Tahap klinik membutuhkan wahana pendidikan seperti rumah sakit, puskesmas atau klinik. Standar dalam Sumber Daya Manusia (SDM) dan kasus sangat mempengaruhi capaian kompetensi dari calon dokter. Terdapat perubahan untuk evaluasi, yang awalnya evaluasi dilakukan oleh BAN PT, sekarang dievaluasi oleh LAM-PTKes, dan sampai saat ini belum ada penelitian khusus yang dilakukan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pada akreditasi program studi kesehatan Metode. Penelitian ini dilakukan dengan cara diskusi dan pembuatan program. Hasil. Terdapat program untuk mendukung akreditasi fakultas kedokteran. Kesimpulan. Program akreditasi  yang ada dapat menjadi basis data yang aman  dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan dapat menerapkan sistem terbuka dan tertutup sesuai kebutuha

    Determinan Kepatuhan Minum Obat Anti filariasis pada Masyarakat Desa Selat Remis Kecamatan Teluk Pakedai

    Get PDF
    Latar Belakang. Filariasis atau yang lebih sering dikenal dengan kaki gajah adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh parasite. Penyakit kaki gajah masih menjadi masalah kesehatan di dunia dimana terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah. Metode.  Penelitian analitik observasional dengan pendekatan rancangan penelitian cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 orang. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sosial ekonomi, fasilitas kesehatan, peran petugas kesehatan dan peran tokoh masyarakat. Variabel terikat adalah kepatuhan minum obat anti. Hasil.  Dari 97 orang responden, didapat determinan kepatuhan minum obat anti filariasis adalah usia (nilai p= 0,016), jenis kelamin (nilai p= 0,002), pendidikan (nilai p= 0,041), pengetahuan (nilai p= 0,043), peran petugas kesehatan (nilai p= 0,043) dan peran tokoh masyarakat (nilai p= 0,044). Analisis multivariat jenis kelamin (nilai sig= 0,001), pendidikan (nilai sig= 0,008) dan usia (nilai sig= 0,047). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, peran petugas kesehatan dan peran tokoh masyarakat dengan kepatuhan minum obat anti filariasis pada masyarakat Desa Selat Remis. Hasil analisis analisis multivariat variabel yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin, pendidikan dan usia.

    Uji Resistensi Jamur Penyebab Tinea Pedis pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak terhadap Flukonazol

    Get PDF
    Latar Belakang. Tinea pedis merupakan dermatofitosis yang terjadi pada telapak kaki dan selaput sela jari kaki akibat dari infeksi dermatofita. Faktor predisposisi yang menyebabkan kejadian tinea pedis yaitu keadaan kaki yang lembab, berkeringat dan selalu basah pada orang yang memakai kaus kaki dan sepatu tertutup dalam jangka waktu yang panjang seperti pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak. Penanganan tinea pedis dapat dilakukan dengan pemberian flukonazol. Flukonazol dilaporkan sudah tidak sensitif dalam pengobatan dermatofitosis. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel diambil dengan cara total sampling. Sampel yang memiliki UKK positif tinea pedis akan diambil kerokan kulit kaki untuk pemeriksaan KOH, dibiakan pada media Saboraud Dextrose Agar (SDA), dan diidentifikasi dengan metode slide kultur. Jamur penyebab tinea pedis yang didapat diuji resistensi terhadap flukonazol dengan metode difusi cakram. Hasil. Jamur penyebab tinea pedis pada Satpol PP Kota Pontianak yang didapat yaitu Trychophyton mentagrophytes sebanyak delapan sampel. Tujuh sampel yang diuji resistensi terhadap flukonazol tidak membentuk zona hambat dan satu sampel membentuk zona hambat sebesar 39 mm. Kesimpulan. Sebagian besar Trychophyton mentagrophytes resisten terhadap flukonazol

    GAMBARAN KOINFEKSI SIFILIS PADA PASIEN HIV/AIDS DI KLINIK MELATIRSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

    Get PDF
    Latar belakang: Sifilis dapat meningkatkan jumlah virus HIV di dalam darah dan menurunkan jumlah CD4 pada pasien koinfeksi. Pasienpositif HIV sering terjadi koinfeksi dengan sifilis karena berbagai rutetransmisi yang sama seperti pemakaian jarum suntik bersamaan danhubungan seksual.Tujuan: Untuk mengetahui angka prevalensi koinfeksiSifilis pada pasien HIV/AIDS dan karakteristik pasien koinfeksi HIV-Sifilisdi Klinik Melati RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Metode: Penelitian inimerupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain crosssectional. Penelitian dilaksanakan di klinik Melati RSUD Dr. SoedarsoPontianak dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran UniversitasTanjungpura Pontianak. Penilaian koinfeksi HIV-Sifilis berdasarkan hasiluji pemeriksaan immunokromatografi antiSifilis dan penilaian karakteristikberdasarkan rekam medis pasien. Data disajikan dalam bentuk tabel dannarasi Hasil: Dari 98 pasien HIV/AIDS, terdapat 5 pasien (5,1%) koinfeksiHIV-Sifilis. Semua berjenis kelamin laki-laki (100%) dan sebagian besarberada pada rentang umur 23-29 tahun (60%). Jenis pekerjaan terbanyakadalah swasta (80%). Jalur transmisi melalui heteroseksual mendominasi(60%) dan jumlah CD4+≥100 sel/ul adalah yang terbanyak (60%).Kesimpulan: Angka prevalensi koinfeksi HIV-Sifilis pada pasien HIV/AIDSdi klinik Melati RSUD dr. Soedarso Pontianak adalah 5 dari 98 pasienHIV/AIDS. Pasien koinfeksi HIV-Sifilis semua berjenis kelamin laki-laki danberada pada rentang umur 23-29 tahun, jenis pekerjaan terbanyak adalahswasta, jalur transmisi terbanyak adalah heteroseksual dan sebagianbesar memiliki jumlah CD4+ diatas 100 sel/ul. Kata kunci: Koinfeksi, HIV/AIDS, sifili

    Hubungan antara WFNS SAH Grading Scale dan Mortalitas pada Pasien Cedera Kepala dengan Perdarahan Subaraknoid

    Get PDF
    Latar Belakang. Cedera kepala merupakan penyebab utama kematian, terutama pada usia dewasa-muda dan biasanya menyebabkan cacat seumur hidup pada orang yang bertahan hidup. Diantara jenis perdarahan dari cedera kepala, perdarahan subarakhnoid merupakan masalah kesehatan dunia dengan tingkat kematian dan tingkat kecatatan permanen yang tinggi. World Federation of Neurosurgical Societies (WFNS) grading scales menggunakan nilai GCS untuk tingkat kesadaran dan dikombinasikan dengan ada atau tidaknya defisit motorik sebagai prediktor dalam menentukan prognosis. Metode.  Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Data  World Federation of Neurosurgical Societies (WFNS) grading scales dan mortalitas diambil dari rekam medis di RSUD DR Abdul Aziz Kota Singkawang. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil. Analisis data dengan uji Chi-square mengindikasikan adanya perbedaan bermakna antara World Federation of Neurosurgical Societies (WFNS) grading scales dan mortalitas (p=0,006). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara WFNS dan mortalitas pada pasien cedera kepala dengan perdarahan subarachnoid. Kata kunci: Perdarahan subarachnoid, World Federation of Neurosurgical Societies  (WFNS), Tingkat Mortalita

    426

    full texts

    445

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇