Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Not a member yet
    445 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA USIA IBU TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERASI SECTIO CAESAREA (SC) YANG PERTAMA DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA, MULIA, DAN ANUGRAH

    Get PDF
    Latar Belakang: Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatandimana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahimdalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Tindakanpembedahan Sectio caesarea merupakan tindakan yang umumnyamenyebabkan munculnya kecemasan pada seseorang yang bervariasidari tingkat ringan sampai berat. Umur atau usia adalah satuan waktuyang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yanghidup maupun yang mati. Usia termasuk kedalam faktor internal yangmempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Usia juga menjadi faktorresiko kecemasan pada ibu hamil saat akan melakukan Operasi Sectiocaesarea. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungananatara usia ibu terhadap tingkat kecemasan pada pasie preoperasiSectio caesarea yang pertama kali di Rumah Sakit Bersalin SwastaPontianak. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian analitikdengan pendekatan Cross sectional. Metode pengambilan sampel yangdigunakan adalah Total sampling. Sampel penelitian berjumlah 50responden. Data mengenai tingkat kecemasan didaptkan dari hasilkuesioner Hamilton Rating for Anxiety. Analisis statistic yang digunakanChi-square. Hasil: Hasil analisis statistic menggunakan uji Chi-squaremenunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara usia ibu terhadaptingkat kecemasan pada responden yaitu pasien preoperasi Sectiocaesarea (p>0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermaknaantar usia ibu terhadap tingkat kecemasan pada pasien preoperasi Sectiocaesarea yang pertama kali.Kata Kunci : Usia Ibu, Tingkat Kecemasan, Preoperasi Sectio caesare

    Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Buas-buas (Premna serratifolia L.) terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro

    Get PDF
    Latar belakang. Daun buas-buas sebagai obat tradisional diduga memiliki kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai anthelmintik. Metode. Keberadaan senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak di uji degan metode KLT. Sebanyak lima ekor cacing direndam dan direplikasi sebanyak lima kali dalam larutan 100 mg/mL, 200 mg/mL, 400 mg/mL larutan ekstrak daun buas-buas, NaCl 0,9 %, dan 15 mg/mL albendazole. Aktivitas dari ekstrak ini ditentukan berdasarkan hambatan pergerakan dan kematian cacing secara in vitro. Hambatan pergerakan dan kematian cacing diamati tiap jam. Data dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan Post Hoc Test LSD. Hasil. Berdasarkan uji KLT yang dilakukan ditemukan bahwa ekstrak etanol daun buas-buas mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, triterpenoid dan steroid. Hasil Percobaan in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun buas-buas100 mg/mL, 200 mg/mL, 400 mg/mL memiliki efek antelmintik. Kesimpulan. Ekstrak etanol daun buas-buas memiliki aktivitas anthelmintik terhadap cacing Ascaridia galli. Ekstrak paling efektif adalah pada konsentrasi 200 mg/mL.  Kata kunci: Premna serratifolia L., Ascaridia galli, kematian, anthelmintic, KL

    HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP NILAI UJIAN SUMATIF MODUL PENGINDRAAN PADA MAHASISWA PSPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    Get PDF
    Latar belakang: Ujian sumatif adalah ujian tertulis untuk mengevaluasikemampuan mahasiswa kedokteran dalam memahami materi modul. Untukmendapatkan nilai ujian yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunyakecerdasan emosional. Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang baikmemiliki hubungan sosial yang baik, mengetahui keadaan emosional dirinya danpandai dalam mengartur emosinya serta memiliki motivasi untuk berhasil.Tujuan: Mengetahui tingkat kecerdasan emosional secara umum dan dalam tiapaspek seperti mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati danketerampilan sosial terhadap nilai ujian sumatif modul pengindraan mahasiswaPSPD fakultas kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015. Metode:Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi analitik observasional jeniscross-sectional. populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program StudiPendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015dengan jumlah sampel 41 mahasiswa. Kecerdasan emosional diukurmenggunakan kuesioner dengan 30 pertanyaan. Hasil: Pada uji korelasi productmoment didapatkan nilai p 0,001 (p<0,05) dan nilai korelasi pearson 0,484 yangmenunjukkan penelitian ini memiliki hubungan korelasi positif dengan kekuatankorelasi cukup kuat. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecerdasanemosional dengan nilai ujian sumatif modul pengindraan mahasiswa ProdiPendidikan Kedokteran tahun Universitas Tanjungpura. Terdapat hubungankecerdasan emosional dalam aspek motivasi, empati dan pengaturan emositerhadap nilai ujian sumatif modul pengindraan mahasiswa Prodi PendidikanKedokteran tahun Universitas Tanjungpura. Kata kunci: Kecerdasan emosional, ujian sumatif

    Hubungan Volume Perdarahan Intrakranial terhadap Glasgow Outcome Scale pada Pasien Cedera Kepala

    Get PDF
    Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan neurologis dan kematian yang diakibatkan oleh perdarahan intrakranial yang selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Penilaian luaran pasien akibat cedera kepala perlu dilakukan untuk menentukan kondisi pasien cedera kepala. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Data GOS dan status pasien saat masuk IGD diambil dari rekam medis di RSUD Dr Abdul Aziz Kota Singkawang, sedangkan volume perdarahan intrakranial pasien diketahui melalui data CT-scan di RS Santo Vincentius Kota Singkawang. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil.  Volume perdarahan intrakranial memiliki hubungan bermakna dengan GOS (p=0,000), yang mana pada penelitian ini jumlah pasien luaran baik dengan volume perdarahan intrakranial sedikit berjumlah 43,3%, dan pada pasien luaran buruk dengan perdarahan intrakranial banyak sebanyak 46,67%. Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna nilai GOS terhadap volume perdarahan intrakranial pada pasien cedera kepala di RSUD Dr Abdul Aziz Kota Singkawang periode tahun 2015.

    Hubungan antara Perempuan Perokok Pasif dan Kejadian Stroke di RSUD Abdul Aziz Singkawang

    Get PDF
    Latar Belakang. Stroke atau penyakit serebrovaskuler mengacu kepada setiap gangguan neurologik mendadak akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Salah satu faktor resiko stroke yaitu rokok. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan diisap dan/ atau dihirup asapnya. Asap Rokok menimbulkan polusi terhadap perokok pasif dan lingkungan sekitarnya. Berbagai penelitian membuktikan perokok pasif mempunyai risiko yang lebih besar dari perokok aktif untuk terkena penyakit jantung koroner, stroke, emphysema, kanker paru, yang semuanya itu merupakan sebab utama kematian. Kebanyakan perokok pasif merupakan perempuan dan anak. Dengan demikian perokok pasif merupakan masalah perempuan dan anak karena dampak negatif dari asap rokok  terhadap kesehatan mereka. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini melibatkan 38 pasien wanita yang terpapar asap rokok dan dilakukan pencocokan dalam hal umur serta pekerjaan. Hasil. uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara perempuan perokok pasif dengan kejadian stroke di RSUD Abdul Aziz Singkawang (p=0,036). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara perempuan perokok pasif dengan kejadian stroke di RSUD Abdul Aziz Singkawang

    Perbedaan Tingkat Kognitif pada Pasien Skizofrenia yang Baru dirawat dan setelah Perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Kota Pontianak

    Get PDF
    Latar Belakang. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengangangguan penilaian realita seperti waham dan halusinasi. Metodologi. Penelitian inimerupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampelpenelitian berjumlah 38 responden melalui pengukuran langsung terhadap tingkat kognitifdengan instrumen Mini Mental Status Examination (MMSE). Analisis statistik yangdigunakan adalah uji wilcoxon. Hasil. Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat kognitifpada pasien skizofrenia yang baru dirawat dengan setelah perawatan (p <0,05). Kesimpulan.Terdapat perbedaan antara tingkat kognitif pada pasien skizofrenia yang baru dirawat dengansetelah perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Kota Pontianak.Kata Kunci : Kognitif, Skizofrenia, Rumah Sakit Jiw

    Hubungan Kadar Serum Low Density Lipoprotein dengan Nyeri, Kekakuan dan Fungsi Fisik pada Pasien Osteoartritis Lutut

    Get PDF
    Latar Belakang. Studi terbaru telah menunjukkan bahwa osteoartritis (OA) tidak hanya terkait dengan obesitas, melainkan juga gangguan metabolisme lemak. Analisis komparatif telah menunjukkan bahwa pasien OA memiliki kadar serum low density lipoprotein (LDL) yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kontrol sehat. Terdapat juga bukti bahwa LDL kolesterol berperan dalam patologi OA. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang. Sebanyak 19 pasien OA lutut yang menjalani rawat jalan di klinik penyakit dalam dilibatkan dalam penelitian ini. Diagnosis OA lutut berdasarkan pada kriteria klinis American College of Rheumatology (ACR). Serum darah diambil dari setiap responden untuk menghitung kadar serum LDL. Responden juga mengisi kuesioner Western Ontario and Mcmaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) Hasil. Kadar serum LDL  memiliki hubungan yang bermakna dengan skor WOMAC nyeri (p=0,002), skor WOMAC kekakuan sendi (p=0,000), dan skor WOMAC aktivitas fisik (p=0,000). Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa pasien OA lutut dengan kadar serum LDL lebih tinggi memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gejala OA yang lebih berat

    ANALISIS FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BANJAR SERASAN KECAMATAN PONTIANAK TIMUR TAHUN 2014

    Get PDF
    Latar Belakang: Diabetes melitus (DM), penyakit kronik dengankarakteristik hiperglikemia, 90% dari populasinya merupakan DM tipe 2.Terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM.Pengetahuan akan faktor risiko DM yang berpengaruh dapat menjadiupaya dalam pencegahan DM. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian DMtipe II di wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan kecamatan PontianakTimur tahun 2014. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitiananalitik kategorik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambildengan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan diPuskesmas Banjar Serasan kecamatan Pontianak Timur pada tanggal 1sampai 30 april 2015. Data diambil dari 52 orang melalui wawancara,kuesioner Global Physical Activity Questionnairre (GPAQ) dan kuesionerpola makan oleh Wiro, serta pemeriksaan langsung. Data dianalisissecara univariat, bivariate dan multivariat menggunakan SPSS 20. Hasil:Dari 52 subjek penelitian didapatkan faktor risiko yang memiliki hubunganbermakna adalah usia (p=0,043), tingkat aktivitas fisik (p=0,000) danriwayat merokok (p=0,000). Dari uji multivariat didapatkan kekuatanhubungan dari yang terbesar dan ke yang terkecil adalah aktivitas fisik(OR = 24,850) dan usia (OR = 0,124). Kesimpulan: Tingkat aktivitas fisikmerupakan faktor risiko yang memiliki pengaruh paling bermaknaterhadap kejadian kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur tahun 2014.Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, faktor risik

    Gambaran Histopatologi dan Kemampuan Regenerasi Duodenum Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Dewasa setelah Penghentian Pajanan Monosodium Glutamat

    Get PDF
    Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu zat aditif pada bahan makanan yang digunakan secara meluas di seluruh dunia. Duodenum sebagai salah satu bagian dari usus yang berperan penting dalam absorbsi nutrien. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terjadi kerusakan akibat MSG pada duodenum, disertai adanya kemampuan duodenum untuk beregenerasi. Metode. Penelitian ini merupakan studi in vivo dengan pendekatan eksperimental murni. Kelompok kontrol (K)  1,2,3 diberikan aquades selama 28 hari; kelompok perlakuan satu (P1) 1,2,3 diberikan MSG dosis 4g/kgBB/hari selama 28 hari; kelompok perlakuan (P2) 1,2,3 diberikan MSG dosis 6 g/kgBB/hari selama 28 hari kemudian pajanan dihentikan dan dibiarkan selama 1 hari, 28 hari, 56 hari. Dilakukan pembuatan preparat jaringan duodenum dengan pewarnaan Haematoxylin-Eosin. Variabel yang diukur adalah tinggi vili dan kedalaman kripta duodenum, diamati dengan perbesaran lensa objektif 10x. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA dengan post-hoc test LSD, serta uji Kruskal-Wallis. Hasil. Terdapat perbedaan bermakna (p0,05) pada penghentian pajanan MSG hari ke28 antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 4 g/KgBB dan 6 g/KgBB menunjukkan terjadi regenerasi pada vili. Kesimpulan. Penghentian pajanan MSG dosis 4 g/KgBB dan 6 g/KgBB pada hari ke-28 menunjukkan adanya regenerasi pada vili duodenum, namun kripta tidak mengalami perubahan secara signifikan selama perlakuan

    Pengaruh Pajanan dan Penghentian Monosodium Glutamat pada Gambaran Histologis Pankreas Tikus Putih Jantan dewasa

    Get PDF
    Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu zat penambah rasa pada bahan makanan yang digunakan secara meluas di seluruh dunia. Pankreas merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam metabolisme tubuh.. Pada beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terjadi kerusakan akibat MSG pada pankreas, yang disertai adanya kemampuan pankreas untuk beregenerasi. Metode. Penelitian ini merupakan studi in vivo dengan pendekatan eksperimental murni. Kelompok kontrol (K)  1,2,3 diberikan aquades selama 28 hari; kelompok perlakuan satu (P1) 1,2,3 diberikan MSG dosis 4g/kgBB/hari selama 28 hari; kelompok perlakuan (P2) 1,2,3 diberikan MSG dosis 6 g/kgBB/hari selama 28 hari kemudian pajanan dihentikan dan dibiarkan selama 1 hari, 28 hari, 56 hari. Kemudian dilakukan pembuatan preparat jaringan pankreas dengan pewarnaan Haematoxylin-Eosin. Variabel yang diukur adalah jumlah sel pulau langerhans, diamati dengan perbesaran lensa objektif 40x. Data dianalisa dengan menggunakan uji Kruskall Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney  Hasil. Terdapat perbedaan bermakna (p0,05) pada penghentian pajanan MSG hari ke-28 dan hari ke-56 antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 4 g/KgBB dan 6 g/KgBB menunjukkan tidak terjadi perbaikan pada jaringan pankreas. Kesimpulan. Penghentian pajanan MSG pada hari ke-1, hari ke-28, dan hari ke-56 tidak menunjukkan adanya perbaikan pada jaringan pankreas

    426

    full texts

    445

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇