SKRIPSI Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan - Fakultas Ilmu Keolahragaan UM
Not a member yet
    1757 research outputs found

    Pengembangan Aktivitas Play and Game Untuk Meningkatkan Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Trenggalek

    No full text
    ABSTRAK   Intan, Aprischa. 2019. Pengembangan Aktivitas Play and Game Untuk Meningkatkan Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Trenggalek. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Lokananta  Teguh Hari Wiguno, M.Kes   Kata Kunci: Play and Game, Pembelajaran, Passing Bawah Bolavoli Hasil observasi di SMA Negeri 2 Trenggalek dilakukan pada hari Senin, 22 Oktober 2018 ditemukan beberapa masalah yang diperoleh dari pengamatan peneliti sebagai berikut: (1) Pembelajaran pendidikan jasmani di dalam kelas guru belum memanfaatkan fasilitas yang tersedia (belum memanfaatkan proyektor dengan sebaik-baiknya). (2) Guru hanya menggunakan referensi sumber belajar yang ada (modul, buku pegangan guru). (3) Guru kurang dalam memberikan wawasan teori khususnya teknik dasar pada materi pendidikan jasmani, (4) Sebagian besar peserta didik pasif dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi tertentu. (5) Penguasaan peserta didik dalam keterampilan gerak passing bawah bolavoli termasuk kurang (indikator dalam passing bawah bolavoli belum tersampaikan dengan baik). Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangan aktivitas play and game passing bawah bolavoli, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Prosedur pengembangan ini menggunakan model Brog & Gall yang lebih disederhanakan, yaitu terdiri dari : (1) Melakukan penelitian dan pengumpulan data berupa wawancara pada guru pendidikan jasmani, penyebaran angket kepada guru pendidikan jasmani beserta 40 peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Trenggalek. (2) Mengembangkan bentuk produk awal. (3) Justifikasi produk awal oleh satu orang ahli pembelajaran pendidikan jasmani, satu orang ahli permainan bolavoli, satu orang ahli modifikasi play and game, dan satu orang ahli media, serta melakukan revisi produk awal sesuai saran dan tinjauan dari para ahli. (4) Uji coba kelompok kecil dengan melibatkan 10 subjek. (5) Melakukan revisi produk awal berdasarkan uji coba yang dilakukan pada kelompok kecil. (6) Uji coba kelompok besar dengan melibatkan 30 subjek. (7) Melakukan revisi produk berdasarkan uji coba yang dilakukan pada kelompok besar. Berdasarkan hasil penilaian validasi dari para ahli diperoleh tingkat validitas dari ahli pembelajaran pendidikan jasmani sebesar 71,5%, dari ahli permainan bolavoli sebesar 76,62%, dari ahli modifikasi play and game sebesar 90,67%, dan ahli media sebesar 93,12%. Berdasarkan hasil kelompok kecil dari peserta didik diperoleh tingkat validitas sebesar 92,36%, dari guru pendidikan jasmani sebesar 82,29%, sedangkan dari kelompok besar dari peserta didik diperoleh tingkat validitas sebesar 89,46%, dan dari guru pendidikan jasmani sebesar 81,25%. Berdasarkan dari hasil analisis data tersebut peneliti memberi kesimpulan dan saran bahwa play and game passing bawah bolavoli layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran

    PengembanganPembelajaranVariasi Teknik Dasar Futsal Berbasis Mobile Learning untuk Siswa Ekstrakurikuler di MadrasahAliyah Bilingual Batu

    No full text
    ABSTRAK   Rokim, M. Khoirul. 2019. Pengembangan Pembelajaran Variasi Teknik Dasar Futsal Berbasis Mobile Learning untuk Siswa Ekstrakurikuler di Madrasah Aliyah Bilingual Batu. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr.Eko Hariyanto, M.Pd.   Kata Kunci: pembelajaran, variasi teknik dasar, futsal, mobile learning. Berdasarkan observasiawal yang dilakukan peneliti terhadap 36 peserta ekstrakurikuler futsal di Madrasah Aliyah Bilingual Batu, diperoleh data: 1) 64% kurang menguasai teknik dasar futsal; 2) 100% menyatakan pengajar ekstrakurikuler belum pernah menggunakan media pembelajaran dengan handphone; 3) 100% menyatakan handphone berpotensi sebagai sarana media pembelajaran; 4) 100%) menyatakan perlu dikembangkan multimedia berbasis handphone atau mobile learning; 5) 100%) menyatakan setuju jika ada pengembangan media pembelajaran teknik dasar futsal dalam bentuk mobile learning. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran variasi teknik dasar dribbling, passing, shooting berbasis mobile learning untuk peserta ekstrakurikuler futsal di Madrasah Aliyah Bilingual Batu. Prosedur pengembangan ini menggunakan model Borg & Gall yang diadaptasi menjadi sederhana yang terdiridari: (1) melakukan analisis kebutuhand engan menyebarkan kuesioner kepada 36 peserta ekstrakurikuler futsal di Madrasah Aliyah Bilingual Batu, (2) mengembangkan produk, (3) validasi produk kepada beberapa ahli yang terdiri dari 3 ahli, (4) melakukan uji coba (kelompokkecil) kepada 6 subjek, (5) revisiproduk berdasarkan hasil uji coba (kelompokkecil), (6) melakukan uji cobalapangan (kelompokbesar) kepada 30 subjek, (7) produkakhir. Berdasarkan hasil penilaian validasi atau evaluasi dari para ahli diperoleh tingkat validitas dari ahli pembelajaran futsal sebesar 91%, dari ahli media sebesar 95%, ahli futsal sebesar 91%. Berdasarkan hasil uji coba (kelompok kecil) diperoleh tingkat validitas sebesar 84% yang termasuk dalam kategori kualitas produk sangat baik. Dari uji coba lapangan (kelompok besar) diperoleh tingkat validitas sebesar 83,75% termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran variasi teknik dasar futsal dengan aplikasi mobile learning layak digunakan sebagai media pembelajaran variasi teknik dasar futsal berbasis mobile learning di ekstrakurikuler futsal Madrasah Aliyah Bilingual Batu. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangan variasi teknik dasar futsal dengan memberikan video gerakan pembelajaran variasi teknik dasar futsal, yang berperan penting saat melakukan gerakan dan variasi teknik dasar yang dapat memudahkan dan meningkatkan keefektifan dalam melakukan latihan teknik dasar saat latihan maupun di pertandingan. Karena hasil dari pengembangan ini hanya terbatas sampai tersusun sebuah produk aplikasi mobile learning saja.   SUMMARY Rokim, M. Khoirul. 2019. Learning Development of Basic Futsal Engineering Variations Based on Mobile Learning for Extracurricular Students at Aliyah Bilingual Madrasah. Thesis, Department of Physical and Health Education, Faculty of Sport Sciences, Malang State University. Advisor: Dr. Eko Hariyanto, M.Pd   Keyword: learning, basic engineering variations, futsal, mobile learning. Based on preliminary observations conducted by researchers on 36 futsal extracurricular members in Aliyah Bilingual Batu Madrasah, data were obtained: 1) 64% lacked mastery of basic futsal techniques; 2) 100% said extracurricular instructors had never used learning media with mobile phones; 3) 100% state that mobile phones have the potential as learning media facilities; 4) 100%) states that it is necessary to develop mobile-based multimedia or mobile learning; 5) 100%) agree if there is a development of basic futsal learning media in the form of mobile learning. This research and development aims to develop a variety of basic learning techniques for dribbling, passing, shooting based on mobile learning for futsal extracurricular participants at Aliyah Bilingual Batu Madrasah. This development procedure uses the Borg & Gall model which was adapted to be simple consisting of: (1) conducting a needs analysis by distributing questionnaires to 36 futsal extracurricular participants at Aliyah Bilingual Batu Madrasah, (2) developing products, (3) product validation to several experts consisting of 3 experts, (4) conducting trials (small groups) on 6 subjects, (5) revising products based on the results of trials (small groups), (6) conducting field trials (large groups) to 30 subjects, ( 7) final product. Based on the results of the validation assessment or evaluation from experts, the validity level of futsal learning experts was 91%, from media experts 95%, futsal experts 91%. Based on the results of the trial (small group) obtained a validity evel of 84% which is included in the category of very good product quality. From the field trials (large groups), the validity level of 83.75% was included in the excellent category. So that from these results it can be stated that the variety of learning media training in basic futsal techniques with mobile learning is feasible to be used as a variety of learning media on basic learning techniques based on mobile learning in futsal extracurricular Madrasah Aliyah Bilingual Batu. For the next researcher, they can develop a variety of basic futsal techniques by giving a learning movement video a variety of basic futsal techniques, which play an important role when doing movements and variations in basic techniques that can facilitate and increase effectiveness in doing basic technical exercises during training and in matches. Because the results of this development are limited to a mobile learning application produc

    SURVEI TENTANG PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL PADA WASIT FUTSAL ASOSIASI KABUPATEN JEMBER DAN WASIT FUTSAL ASOSIASI KABUPATEN SIDOARJO

    No full text
    RINGKASAN   Febriyanto, E. H. M. 2019. Survei Tentang Pemahaman Peraturan Permainan Futsal pada Wasit Futsal Asosiasi Kabupaten Jember dan Wasit Futsal Asosiasi Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Fahrial Amiq, S.Or, M.Pd, (II) Febrita P. Heynoek, S.Pd, M.Pd   Kata kunci: futsal, wasit, peraturan permainan.   Futsal merupakan cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat, baik anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Permainan olahraga ini mudah dimainkan oleh siapa saja, bisa dilakukan di dalam atau di luar ruangan, dengan membutuhkan lapangan yang tidak terlalu besar. Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan ketua komite wasit futsal Asosiasi Kabupaten Jember dan Asosiasi Kabupaten Sidoarjo, bahwa masih banyak anggota wasit futsal yang masih belum mampu menguasai peraturan permainan futsal pada saat memimpin suatu pertandingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman wasit futsal Asosiasi Kabupaten Jember dan wasit futsal Asosiasi Kabupaten Sidoarjo terhadap peraturan permainan futsal. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan datanya. Subjek dalam penelitian ini adalah wasit futsal Asosiasi Kabupaten Jember yang berjumlah 40 orang dan wasit futsal Asosiasi Kabupaten Sidoarjo yang berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa wasit futsal Asosiasi Kabupaten Jember sebanyak 9 orang (22,5%) memiliki pemahaman yang tinggi, sedangkan sebanyak 29 orang (72,5%) memiliki pemahaman yang sedang, dan sebanyak 2 orang (5%) memiliki pemahaman yang rendah. Wasit futsal Asosiasi Kabupaten Sidoarjo sebanyak 6 orang (15%) memiliki pemahaman yang tinggi, sedangkan sebanyak 29 orang (72,5%) memiliki pemahaman yang sedang, dan sebanyak 5 orang (12,5%) memiliki pemahaman yang rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa wasit futsal Asosiasi Kabupaten Jember memiliki penilaian kategori “sedang” dalam memahami peraturan permainan futsal dan wasit futsal Asosiasi Kabupaten Sidoarjo memiliki penilaian kategori “sedang” dalam memahami peraturan permainan futsal. Saran yang dapat diberikan yaitu penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain untuk meningkatkan pemahaman peraturan permainan futsal.

    Upaya Meningkatkan Upaya Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Pivot Bolabasket Dengan Menggunakan Variasi Latihan Pivot Bagi Tim Bolabasket Putri Smpk Mardi Wiyata Kota Malang

    No full text
    Andi Temmasonge. 2019. Upaya Meningkatkan Upaya Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Pivot Bolabasket Dengan Menggunakan Variasi Latihan Pivot Bagi Tim Bolabasket Putri Smpk Mardi Wiyata  Kota Malang. Skripsi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Oni Bagus Januarto, M.Kes, (II) Usman Wahyudi S.Pd, M.Pd.   Kata Kunci : teknik dasar pivot, bolabasket, variasi latihan.   Bolabasket adalah olahraga menggunakan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, baik putra maupun putri. Setiap regu terdiri dari 5 pemain di dalam lapangan dan 7 pemain di bangku cadangan. Teknik dasar pivot sangat penting dalam permainan bola basket, dimana pemain melakukan pivot agar dapat mempertahankan bola, melakukan gerakan tipuan serta menghindar dari lawan yang berusaha merebut bola. Berdasarakan tes keterampilan teknik dasar bolabasket pada tim bolabasket putri SMPK Mardi Wiyata Kota Malang ditunjikkan dengan hasil tes diantaranya gerakan shooting dengan tingkat kebenaran66,66% dan kesalahan 33,34%, dribble dengan tingkat kebenaran 75,00% dan kesalahan 25,00%, passing dengan tingkat kebenaran 78,13% dan kesalahan 21,87%, pivot tingkat kebenaran 54,69% dan kesalahan 45,31%. Dari hasil tes dapa dilihat bahwa teknik dasar pivot paling rendah diantara tes lainnya. Salah satu cara untuk meningkatkan teknik dasat pivot yaitu dengan memberikan variasi latihan pivot bolabasket. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan pivot menggunakan  variasi latihan pivot bagi tim bolabasket putri SMPK Mardi Wiyata Kota Malang yang dilaksanakan di lapangan bolabasket SMPK Mardi Wiyata Kota Malang. ini merupakan penelitiantindakan olahraga dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 12 peserta pada tim putri bolabasket ekstrakurikuler SMPK Mardi Wiyata Kota Malang. Peneliti tindakan ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan peserta dalam melakukan keterampilan teknik dasar pivot bolabasket setlah dilakukan latihan dengan memberikan variasi laihan teknik dasar pivot bolabasket. Tingkat keberhasilan peserta pada siklus 1 sudah mulai ada peningkatan yaitu sebesar 5,21% setelah diberikan perlakuan, karena peningkatan masih sedikit maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Siklus 2, peserta tim putri ektrakurikuler bolabasket SMPK Mardi Wiyata Kota Malang juga meningkat sebesar 21,88% dari siklus pertama, maka dari itu penelitian ini telah mencapai tingkat keberhasilan. Kesimpulannya adalah dengan menggunakan variasi latihan peseta tim putri ektrakurikuler bolabasket SMPK Mardi Wiyata Kota Malang dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar pivot bolabasket. Saran yang dapat diberikan yaitu penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar pivot permainan bolabasket.

    survei kondisi fisik kekuatan otot dan daya ledak otot atlet gulat kanupaten malang

    No full text
    SURVEI KONDISI FISIK KEKUATAN OTOT DAN DAYA LEDAK OTOT ATLET GULAT KABUPATEN MALANG   Sugiono Siti Nurrochmah Fakultas Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang E-mail: [email protected]   Summary: The purpose of this study was to find out and learn information about the strength and power of explosive body wrestling athletes in Malang Regency. The results of the study on muscle strength and explosive power were as a guide in the preparation of an exercise program. This study uses descriptive research methods. The collection of research data uses the technique of measuring the ability and muscle explosive power. Data analysis used quantitative descriptive statistical techniques to produce calculated averages, variants and standard deviations.  Key words: research, survey, muscle endurance, speed of movement, athletes wrestling. Ringkasan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan memperoleh informasi tentang tingkat kekuatan otot dan daya ledak otot atlet gulat Kabupaten Malang. Hasil penelitian tentang kekuatan otot dan daya ledak otot digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan program latihan. Penelitian ini menggunakan metode survei jenis penelitian deskriptif.Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik pengukuran bentuk tes pengukuran pada tes kekuatan otot dan daya ledak otot. Analisis data menggunakan teknik statistika deskriptif kuantitatif berupa rata-rata hitung, varian dan standar deviasi. Kata kunci: penelitian, survei, kekuatan otot, daya ledak otot, atlit gulat.   Olahraga dalam kehidupan bangsa Indonesia merupakan bagian dari prestasi bangsa yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, olahraga mempunyai andil yang besar dan merupakan salah satu media bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Keseimbangan kondisi fisik dan psikologi dapat dicapai dengan usaha manusia melalui aktivitas olahraga. Adapun pengertian dan tujuan olahraga berdasar Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tahun 2005 tentang keolahragaan nasional pasal 1 yaitu:  “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendororng, membina, mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan social. Keolah-ragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan badan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan ahklak mulia, sportivitas dan disiplin, mempererat, membina serta mengangkat harkat dan martabat serta menghormati bangsa”. (UU RI Sistem Keolahragaan Nasional No. 3 2005). Olahraga dikenal dengan beberapa cabang olahraga, salah satunya adalah gulat. Menurut Hadi (2005:4) “Cabang olahraga gulat merupakan olahraga yang cukup tua didunia. Hal ini bukan kabar burung lagi, karena ditunjang oleh fakta dalam sejarah olahraga khususnya”. Menurut Hadi (2005:1) “Didalam cabang olahraga gulat mengandung pengertian suatu perkelahian, pertarungan yang sengit, menjatuhkan lawan dengan saling memukul, menendang, mencekik, dan bahkan mengigit”. Namun pada selanjutnya pengertian ini berubah menjadi salah satu cabang olahraga yang dilengkapi dengan peraturan dan dipatuhi oleh pesertanya. Menurut Hadi (2005:1) “Suatu olahraga yang dilakukan oleh dua orang yang saling menjatuhkan atau membanting, menguasai dan mengunci lawannya dalam keadaan terlentang dengan menggunakan teknik yang benar sehingga tidak membahayakan keselamatan lawannya”. Gulat merupakan olahraga kontak individu yang paling menantang dan penting dalam sejarah dan hortikultura yang berasal dari Babel, Orang Yunani, dan Orang Romawi. Pada cabang olahraga gulat, terdapat dua gaya yang dipertandingkan, yaitu Gaya Bebas dan Gaya Grego Romawi. Gaya bebas adalah tata cara pemainan gulat yang memperkenankan pegulat menyerang kedua kaki lawan yaitu mengait, menarik kaki sesuai dengan aturan yang ditentukan. Sedangkan gaya grego Romawi adalah tata cara permainan gulat yang melarang pegulat menyerang bagian tubuh bawah panggul seperti menjegal, menarik kaki, melipat lawan Juhanis (2012:61). Untuk menjadi atlet gulat dibutuhkan kondisi fisik yang baik untuk mendukung atlit meraih prestasi yang diingikan. Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kondisi fisik memegang peranan yang penting dalam menjalankan latihan. Seseorang memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatan derajat kesegaran jasmani (Giriwijoyo, dkk 2005:63). Beberapa komponen kondisi fisik yang perlu dilatih, antarlain meliputi: daya tahan, kelentukan, kekuatan, stamina, kelincahan, daya ledak, daya tahan, dan kecepatan (Harsono, 2015:57). Kekuatan otot merupakan komponen kondisi fisik yang mendukung dalam kekuatan atlet gulat dengan tidak mengesampingkan komponen-komponen latihan yang lainnya. Kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai dengan kebutuhan setiap cabang olahraga yang memerlukan (Hasibuan, 2010:43). Sukadiyanto (2011:91), menya-takan bahwa “kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok  otot untuk mengatasi beban atau tahanan”. Selain kekuatan otot, seorang atlet gulat harus mempunyai daya ledak otot atau power yang baik karena akan mempermudah mendapatkan poin dari lawan. Daya ledak otot atau power ada dua bagian yaitu kekuatan daya ledak dan kekuatan gerak cepat. Daya ledak otot digunakan untuk mengatasi resistensi yang lebih rendah, tetapi dengan percepatan daya ledak maksimum. Menurut Juliantine, dkk. (2007: 3.21) adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang sesingkat mungkin. Teknik dalam gulat akan sangat didukung bila seorang atlet gulat memiliki komponen kondisi fisik yang baik seperti kekuatan otot dan daya ledak otot. Komponen kondisi fisik sangat penting dalam latihan gulat. Apabila seorang atlit sudah memiliki kekuatan otot dan daya ledak otot yang baik maka dalam pertandingan akan mudah mengalahkan lawan. Di Kabupaten Malang sendiri terdapat pusat latihan. Latihan tersebut untuk mempersiapkan atlet mencetak prestasi dalam mengikuti berbagai kejuaraan yang dipertandingkan. Jumlah atlet gulat di Kabupaten Malang berjumlah 30 atlet untuk putra dan 10 atlet untuk putri, serta memiliki 3 orang pelatih gulat Kabupaten Malang banyak mencetak atlet yang berprestasi tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan hasil observasi awal gulat Kabupaten Malang dan wawancara dengan pelatih gulat Kabupaten Malang, bahwa rata-rata atlet gulat Kabupaten Malang memiliki kondisi fisik yang kurang seperti kekuatan otot dan daya ledak otot yang masih jauh dari standar, untuk mengetahui kondisi fisik unsur kekuatan otot dan daya ledak otot perlu dilakukan penelitian survey terhadap atlet gulat Kabupaten Malang. Hal ini dipertegas dengan pengamatan awal dan pada pra-tes kekuatan otot dan daya ledak otot yang diadakan oleh peneliti pada atlet gulat Kabupaten Malang menunjukkan bahwa 55% atlet memiliki tingkat kekuatan otot dan daya ledak otot yang sama45% atlet lainnya sudah mencukupi. Dari hasil pengamatan observasi awal yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwan pada atlet gulat Kabupaten Malang masih kurang dalam kondisi fisik terutama kekuatan otot dan daya ledak otot. Dengan demikian perlu dilakukan tes dan pengukuran untuk kekuatan otot dan daya ledak otot pada semua atlet gulat, karena dalam olahraga gulat sangat dibutuhkan kekuatan otot dan daya ledak otot agar dapat mendukung kondisi fisik atlet ketika bertanding. Data tentang kekuatan otot dan daya ledak otot nantinya akan dijadikan pedoman untuk latihan. Dari penelitian yang akan diambil mengenai olahraga gulat, maka penelitian akan memaparkan penelitian terdahulu yang terkait dengan pelatihan atlet olahraga gulat di Kabupaten Malang, pernah dilakukan penelitian oleh Eka Nur Fitriana Sari pada tahun 2016 yang mengkaji tentang masalah “Survei Tingkat Kelentukan dan Kelincahan Atlet Gulat PPLPD Kabupaten Malang tahun 2016. Dewi Khumairoh pada tahun 2017 yang mengkaji tentang masalah “Survei Tingkat Daya Tahan Otot dan Kecepatan Gerak pada Atlet Gulat PPLPD Kabupaten Malang”. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka penting diadakan penelitian yang mengkaji tes kondisi fisik atlet gulat Kabupaten Malang melalui penelitian berjudul “Survei Kondisi Fisik Kekuatan Otot dan Daya Ledak Otot Atlet Gulat Kabupaten Malang” Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengkaji dan memperoleh informasi tingkat kekuatan otot atlet gulat Kabupaten Malang. (2) Untuk mengkaji dan memperoleh informasi tingkat daya ledak otot atlet gulat Kabupaten Malang   METODE Ditinjau dari masalah yang diteliti, maka rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan dan sifat penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah jenis yang paling umum dari penelitian deskriptif ini melibatkan pandangan atau praktik kelompok melalui wawancara atau dengan mengisi kuisioner. Kuisioner data diberikan ke kelompok oleh peniliti atau dikirim ke anggota kelompok bagi mereka untuk menyelesaikan dan mengirim kembali kepada peneliti Baumgartner dan Hansley (2006:180). Subjek dari penelitaian ini adalah atlet gulat Kabupaten Malang 40 orang atlet yang terdiri dari 30 atlet putra dan 10 atlet putri.Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kondisi fisik atlet gulat Kabupaten Malang meliputi instrument tes dan non tes . Instrumen tes untuk memperoleh data dari unsur kekuatan otot dan daya ledak otot. Jenis tes yang diteliti pada variabel kekuatan otot menggunakan alat tes berupa leg dynamometer, back dynamometer dan push and pull dynamometer. Sedangkan variabel daya ledak otot adalah seated medicine ball throw, dan vertical jump. Pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui tes yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pengukuran bentuk tes kekuatan otot berupa tes leg dynamometer, back dynamometer dan push and pull dynamometer (Nurrochmah, 2016). Tes daya ledak otot mencakup seated medicine ball trowh dan vertical jump. Langkah-langkah yang digunakan dalam tahap pengumpulan data meliputi (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pelaporan. Ditinjau dari tujuan penelitian dan jenis data yang terkumpul dari variabel kekuatan otot dan daya ledak otot pada atlet gulat berupa data rasio, maka analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif meliputi mean, varian, standar deviasi, dan koevisien variasi (Siregar, 2012:20). HASIL Penelitian ini data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif dengan jenis ukuran yang digunakan berupa rata-rata hitung (mean), varian dan standar devisian. Data dari hasil tes kondisi fisik dilakukan secara manual pengolahan meng-gunakan bantuan calculator casio FX 3900 PV. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes kekuatan otot leg dynamometer putra yaitu 50% di atas rata-rata dan putri yaitu 100% diatas rata-rata. Tes back dynamometer putra yaitu 46,67% di atas rata-rata dan  putri yaitu 100% diatas rata-rata. Tes pull dynamometer putra yaitu 53,33% di atas rata-rata dan putri yaitu 100% diatas rata-rata. Tes push dynamometer putra yaitu 40% di atas rata-rata dan putri yaitu 100% diatas rata-rata. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa tes pada tes daya ledak otot vertical jump putra yaitu 53,33% diatas rata-rata dan putri yaitu 100% diatas rata-rata. Tes seated medicine ball throw putra yaitu 50% diatas rata-rata dan putri yaitu 100% diatas rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tes kekuatan otot berupa tes leg dynamometer putra dengan standar deviasi 166,3 dan putri dengan standar devisian 66,89. Tes back dynamometer putra dengan standar devisian 150,09 dan putri dengan standar devisian 46,81. Tes pull dynamometer putra dengan standar devisian 21,21 dan putri dengan standar devisian 11,69. Tes push dynamometer putra dengan standar devisian 18,32 dan putri dengan standar devisian 15,65. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tes daya ledak otot berupa tes vertical jump putra dengan standar devisian 55,92 dan putri dengan standar devisian 24,11. Tes seated medicine ball throw putra dengan standar devisian 4,411 dan putri dengan standar devisian 2,291.   PEMBAHASAN Tingkat Kekuatan Otot Atlet Gulat Putra dan Putri Kabupaten Malang Tes kekuatan otot ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan otot tungkai, otot punggung dan otot bahu pada atlet gulat putra dan putri Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil tes kekuatan otot yang terdiri dari  leg dynamometer, back dynamometer, pull dynamometer dan push dynamometeryang dilaksanakan  pada tanggal 05 Oktober 2018 di Gedung Olahraga Gulat Kabupaten Malang yang berjumlah 40 atlet menunjukkan bahwa pada tes leg dynamometer pada kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 15 orang (50%) berada di bawah rata-rata dan 15 orang (50%) yang di atas rata-rata, pada kelompok putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%).  Pada tes back dynamometer pada kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 16 orang (53,33%) berada di bawah rata-rata dan 14 orang (46,67%) di atas rata-rata, pada kelompok putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%).  Pada tes pull dynamometer pada kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 14 orang (46,67%) berada di bawah rata-rata dan 16 orang (53,33%) di atas rata-rata, pada kelompok  putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Pada tes push dynamometer  kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 18 orang (60%) di bawah rata-rata dan 12 orang (40%) di atas rata-rata, pada kelompok  putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Berdasarkan hasil macam-macam tes kekuatan otot tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet gulat putra memiliki kekuat otot dengan klasifikasi sedang, hal ini dibuktikan pada hasil tes leg dynamometer kelompok putra yang berjumlah 30 orang terdapat 15 orang (50%) memiliki daya tahan otot di atas rata-rata. Pada atlet gulat putri memiliki kekuatan otot dengan klasifikasi baik, hal ini dibuktikan pada hasil semua tes kelompok putri yang berjumlah 10 orang keseluruha memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Berdasarkan pengamatan peneliti selama latihan di Camp Gulat Kabupaten Malang, atlet yang memiliki kekuatan otot di atas rata-rata adalah atlet yang frekuensi latihannya lebih banyak daripada atlet yang memiliki kekuatan otot di bawah rata-rata. Hal ini dibuktikan dengan 10 atlet yang memiliki tingkat kekuatan otot di atas rata-rata termasuk atlet yang aktif dalam latihan gulat di Camp Gulat Kabupaten Malang dan di Camp gulat Rahman bersama atlet-atlet PUSLATDA (pusat latihan daerah). Dalam cabang olahraga gulat komponen kondisi fisik kekuatan otot yang baik sangat di prioritaskan dan sangat dibutuhkan, hal ini sesuai dengan pendapat Sukadianto (2005:81) berpendapat bahwa kekuatan otot merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Sedangkan menurut Harsono (2015:56) strengh adalah kemampuan untuk membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan. Jadi jika para pegulat memiliki kekuatan otot yang baik maka dalam pertandingan akan mudah mengambil teknik pada lawan. Bompa (2009:30) menjelaskan bahwa “tujuan utama pelatihan yaitu meningkatan kapasitas kerja atlet, keefektifan keterampilan, dan kualitas psikologi untuk meningkatkan performa dalam kompetisi”. Menurut Pate,McClenaghan dan Rotella (1984:317) mendefinisikan “latihan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan”. Karena itu dalam penyusunan program latihan pelatih harus memperhatikan dan menambah latihan kekuatan otot untuk meningkatkan kekuatan otot atlet gulat Kabupaten Malang. Selain itu waktu latihan yang telah dilakukan harus ditambah. Apabila selama ini waktu yang dipergunakan untuk latihan kekuatn otot hanya 2 kali seminggu yaitu pada hari Senin dan Rabu, maka harus ditambah menjadi setiap hari pada saat latihan didalam program latihan harus ditambahkan program latihan kekuatan otot.   Tingkat Daya Ledak Otot Atlet Gulat Putra dan Putri Kabupaten Malang   Tes daya ledak otot ini dilakukan untuk mengetahui tingkat daya ledak otot pada atlet gulat Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil tes daya ledak otot yang terdiri dari tesvertical jump dan seated medicine ball throw  yang dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2018 di gedung olahraga Gulat Kabupaten Malang yang berjumlah 40 atlet menunjukkan bahwa pada tes vertical jump kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 14 orang (46,67%) berada di bawah rata-rata dan 16 orang (53,33%) di atas rata-rata, pada kelompok  putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Pada tes seated medicine ball throw kelompok putra yang terdiri dari 30 atlet terdapat 15 orang (50%) berada di bawah rata-rata dan 15 orang (50%) di atas rata-rata, pada kelompok  putri yang terdiri dari 10 atlet keseluruhan memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Berdasarkan hasil macam-macam tes daya ledak otot tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet gulat Kabupaten Malang memiliki daya ledak otot dengan klasifikasi baik, hal ini dibuktikan pada tes vertical jump pada kelompok putra yang berjumlah 30 orang terdapat 16 orang (53,33%) memiliki daya ledak otot di atas rata-rata. Pada atlet gulat putri memiliki daya ledak otot dengan klasifikasi baik, hal ini dibuktikan pada hasil semua tes kelompok putri yang berjumlah 10 orang keseluruha memiliki nilai diatas rata-rata (100%). Berdasarkan pengamatan peneliti selama latihan diCamp Gulat Kabupaten Malang, atlet yang memiliki daya ledak otot di atas rata-rata adalah atlet yang frekuensi latihannya lebih banyak daripada atlet yang memiliki daya ledak otot di bawah rata-rata. Hal ini dibuktikan dengan 10 atlet yang memiliki tingkat daya ledak otot di atas rata-rata termasuk atlet yang aktif dalam latihan gulat di Camp Gulat Kabupaten Malang dan di Camp gulat Rahman bersama atlet-atlet Puslatda (pusat latihan daerah). Daya ledak otot merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang  sangat diperlukan untuk mendukung kecepatan, kekuatan serta ketepatan dalam mengambil teknik pada cabang olahraga gulat. Disamping itu daya ledak otot merupakan syarat utama untuk mempelajari dan memperbaiki keteram-pilan gerak dan teknik olahraga. Harsono (2015:59), daya ledak (power) adalah kemampuan untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Juliantine, dkk (2007:3.21) menyatakan kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Wujud gerak dari daya ledak adalah selalu bersifat eksplosif. Berdasarkan penjelasan tersebut sebagai kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam melakukan suatu gerak. Berdasarkan pengamatan peneliti, program latihan kekuatan otot dan daya ledak otot  yang diberikan oleh pelatih harus ditambah dan ditingkatkan lagi. Menurut Harsono (2015:50), “latihan adalah semua upaya yang mengakibatkan terjadinya penigkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga”. Latihan adalah proses melakukan kegiatan olahraga yang dilakukan berdasarkan program latihan yang disusun secara sistematis, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam upaya mencapai prestasi yang semaksimal mungkin (Budiwanto, 2012:16). Dalam memberikan program latihan pelatih harus memperhatikan aspek-aspek yang penting yang akan digunakan dalam pertandingan olahraga gulat. Program latihan kekuatan otot dan daya ledak otot perlu ditambah porsinya. Secara garis besar atlet gulat Kabupaten Malang yang berada di bawah rata-rata diduga karena kurangnya frekuensi latihan kekuatan otot dan daya ledak otot yang diberikan oleh pelatih. Untuk memperoleh kekuatan otot dan daya ledak otot yang baik diperlukan latihan yang teratur, sistematis, dengan memenuhi persyaratan fisiologis. Bentuk-bentuk latihan untuk mengembangkan daya ledak otot, tentunya adalah bentuk-bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dangan tepat. Dalam melakukan aktivitas tersebut, dia juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus pula sadar akan posisi tubuhnya.     SIMPULAN Berdasarkan analisis data dalam penelitian tentang “Survei Kondisi Fisik Kekuatan Otot dan Daya Ledak Otot Atlet Gulat Kabupaten Malang”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.(1). kondisi fisik atlet gulat putra Kabupaten Malang tes kekuatan otot pada kelompok putra termasuk kategori sedang, sedangkan untuk atlet putri memiliki kategori sedang.(2). Hasil tes daya ledak otot pada kelompok putra memiliki kategori sedang, sedangkan untuk atlet putri memiliki kategori sedang.     SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai dengan masalah penelitian, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran agar dapat menunjang kondisi fisik atlet, diantaranya :1. Bagi Atlet Gulat Kabu-paten Malang “Penelitian ini dapat memberikan informasi atau pengetahuan tentang daya tahan dan kecepatan yang dimiliki, sehingga atlet dapat mempertahankan dan meningkatkan daya tahan dan kecepatan yang telah dimiliki”. 2. Bagi Pelatih Gulat Kabupaten Malang“Penelitian ini dapat dijadikan suatu informasi tentang kekuatan otot dan daya ledak otot para atlet dan dapat dijadikan pedoman dan penyusunan program latihan”. 3. Bagi

    Survei Kondisi Fisik Tim Ekstrakulikuler Futsal SMKN 6 Kota Malang Tahun 2019

    No full text
    RINGKASANAmin, Mohammad. Survei Kondisi Fisik Tim Ekstrakurikuler Futsal SMKN 6 Kota Malang Tahun 2019. Skripsi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Usman Wahyudi S.Pd., M.Pd. (II) Gema Fitriady S.Pd., M.Pd.Kata kunci: Futsal, kondisi fisik, ekstrakurikulerSMK Negeri 6 Kota Malang adalah salah satu sekolah di Kota Malang yang mempunyai ekstrakurikuler futsal. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis pukul 19.00 WIB di lapangan indoor SMK Negeri 6 Kota Malang dengan diikuti sebanyak 20 orang dari berbagai kelas. Menurut pernyataan dari pelatih ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang pada saat wawancara, permasalahannya terletak pada hari latihan yang hanya dilakukan 2 kali dalam seminggu. Setiap latihan tidak ada hari latihan yang dikhususkan untuk melatih fisik, jadi latihan 2 kali seminggu hanya latihan teknik dan taktik. Ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang belum pernah dilakukan tes untuk mengukur tingkat kebugaran fisik yang dimiliki oleh peserta ekstrakurikuler futsal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) tingkat daya tahan tim ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang (2) tingkat kekuatan otot tungkai tim ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang (3) tingkat kecepatan tim ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang (4) tingkat power otot tungkai tim ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang (5) tingkat kelincahan tim ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 6 Kota Malang.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif, pada umunya penelitian deskriptif menggunakan metode survei. Instrumen tes yang digunakan adalah yo-yo test untuk mengukur daya tahan, back and legs dynmometer untuk mengukur kekuatan otot tungkai, lari 30 meter untuk mengukur kecepatan berlari, standing jump untuk mengukur power otot tungkai, dan t-test agility untuk mengukur tingkat kelincahan.Berdasarkan dari hasil penelitian dengan 20 peserta ekstrakurikuler futsal di SMKN 6 Kota Malang yang mengikuti tes kondisi fisik futsal. Kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal SMKN 6 Kota Malang pada komponen fisik power otot tungkai masuk kategori “baik sekali” dengan persentase 45%, komponen kelincahan 75% dengan kategori “poor”, sedangkan daya tahan jantung paru masuk kategori below avarage dengan persentase 45%.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarakan memberikan porsi latihan yang cukup untuk meningkatkan kondisi fisik para pemain dan membuat program latihan dengan struktur yang jelas menganai teknik, taktik dan fisik agar merata. Siswa ekstrakurikuler futsal SMKN 6 Kota Malang harus menambah porsi latihan fisik sendiri jika dirasa latihan fisik yang diberikan pada saat latihan rutin itu kurang dan juga harus bisa menjaga kondisi fisik sendiri dengan cara menjauhi rokok, kopi, begadang dan lain sebagainya

    STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK USIA 7-12 TAHUN DATARAN RENDAH DI SDN 1 BANTUR KABUPATEN MALANG

    No full text
    ABSTRAK   Seiring berkembangnya zaman, dunia digital mulai menguasai wilayah pertumbuhan dan perkembangan anak. Dunia modern yang berkembang begitu pesat mempengaruhi gaya hidup masyarakat saat ini, salah satunya anak – anak. Hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2017 menunjukkan bahwa 75.50% usia 13-18 tahun, 74.23% usia 19-34 tahun, 44.06% usia 35-54 tahun, dan 15.72% diatas 54 tahun dari total populasi penduduk Indonesia yaitu 262 juta orang. Rata-rata anak mengakses internet 10 jam per hari untuk bermain sosial media. Dampaknya anak menjadi malas untuk bergerak dan mata menjadi tidak sehat karena terlalu banyak terkena radiasi dari gadget atau laptop. Observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk aktivitas jasmani di sekolah kurang efektif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan kebugaran jasmani siswa usia 7-12 tahun dataran rendah di SDN 1 Bantur beralamatkan jalan Raya Bantur Dusun Krajan, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode survey dan menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 135 anak mencakup siswa dan siswi kelas 1-6 dengan rincian kelas 1 sebanyak 25 siswa, kelas 2 sebanyak 26 siswa, kelas 3 sebanyak 18 siswa, kelas 4 sebanyak 23 siswa, kelas 5 sebanyak 21 siswa, dan kelas 6 sebanyak 22 siswa. Data yang diambil menggunakan serangkaian tes menurut LTAD (Long Term Athlete Development) usia 7-12 tahun yang di dalamnya terdapat 5 butir tes yaitu: (1) Shuttle Run Test, (2) Stork Standing balance test, (3) Lempar Tangkap Bola, (4) Lari 30 meter, dan (5) Sit and reach test. Data yang ada kemudian dikelompokkan dalam norma yang telah ditetapkan kemudian penghitungan statistik menggunakan non parametrik dengan uji Kruskall-Wallis dan UjiMann-Whitney. Berdasarkan hasil analisis Kruskall-Wallis pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh hasil 0,00 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tingkat kebugaran jasmani siswa. Pada uji Mann-Whitney diperoleh hasil: a) Kelas 1-2 .000   0.05 (terdapat perbedaan) b) Kelas 2-3 .981 > 0.05 (tidak terdapat perbedaan)  c) Kelas 3-4 .002   0.05 (terdapat perbedaan) d) Kelas 4-5 .603 > 0.05 (tidak terdapat perbedaan)  e) Kelas 5-6 .008   0.05 (terdapat perbedaan)

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATERI BULUTANGKIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMK NEGERI 11 MALANG

    No full text
    RINGKASAN Yoga, Okta Tri Wirawan. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran Materi Bulutangkis Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 11 Malang. Skripsi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Dr. Eko Hariyanto M.Pd., (II) Drs. Tatok Sugiarto, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci: media pembelajaran, multimedia interaktif, bulutangkis, power point Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tidak serta-merta mengajarkan dengan pendekatan metode ceramah. SMK Negeri 11 Malang multimedia belum sepenuhnya digunakan yang mengakibatkan kegiatan teori di dalam kelas kurang diminati oleh siswa dan penggunaan elektronik seperti komputer dan android masih belum di maksimalkan, maka dari itu pengembangan media interaktif pembelajaran memungkinkan semua teks, gambar, video, audio masuk ke dalam media interaktif. Dengan media interaktif siswa akan lebih aktif untuk belajar bulutangkis. Tujuan penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk media pembelajaran berbasis multimedia interaktif menggunakan aplikasi power point . Metode Penelitian ini menggunakan  model pengembangan William W.Lee & Diana L. Owen (2004) yaitu dengan tahapan need assessment, front-end analysis, desaign, development, implementation, evaluation. teknik analisis bersifat kuantitatif, yang didapatkan dari penyerahan angket dan kualitatif, yang didapatkan dari saran, kritik, dan pendapat. Hasil Pengembangan menunjukkan  hasil ahli media  sebesar 90% dan 94%,  ahli materi 82% dan 83%, ahli bulutangkis 82,46% dan 82,31%, (4) uji kelompok kecil 73,1% & 77%, (5) uji kelompok besar 81,06% & 82,3%. Simpulan untuk pengembangan penelitian ini adalah penggunaan media interaktif sangat sesuai untuk pembelajaran teori di kelas dan memungkinkan siswa tidak merasa bosan dengan adanya kegiatan teori tentang materi bulutangkis. Saran untuk pengembangan yang akan datang sebaiknya desain media harus sesuai kebutuhan peserta didik, serta perlu dikembangkan lagi agar pembelajaran berjalan dengan baik

    UpayaMeningkatkanPembelajaranLariJarakPendekDenganMenggunakanPendekatanBermainPadaSiswaKelas VII-E di SMP Kartika IV-9 Malang

    No full text
    Kata Kunci: Pendekatan Bermain, Hasil Belajar, Gerak Dasar Lari Jarak PendekBerdasarkan observasi awal yang dilakukan terhadap 32 peserta didik kelas VII-E SMP Kartika IV-9 Malang, diperoleh hasil keterampilan lari jarak pendek sebagai berikut: jumlah skor muncul pada tiap item dalam tes psikomotorik lari jarak pendek pada teknik start pada aba-aba “bersedia” berjumlah 12 atau 37,50% termasuk kategori kurang, pada aba-aba “siap” berjumlah 13 atau 40,63% termasuk kategori kurang, dan pada aba-aba “ya” berjumlah 16 atau 50% termasuk kategori cukup, Kemudian skor muncul pada teknik berlari berjumlah 9 atau 28,13% termasuk kategori kurang dan teknik memasuki finish berjumlah 8 atau 25% termasuk kategori kurang.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari jarak pendek.Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:(1) perencanaan,(2) pelaksanaan,(3) pengamatan,(4) refleksi.Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-E SMP Kartika IV-9 Malang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, catatan lapangan, dan wawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan bermain terbukti mampu meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek. Hal ini bisa dilihat dari persentase keberhasilan (jumlah muncul) peserta didik dalam melakukan tes psikomotorik setelah diberi tindakan siklus 1 yaitu aba-aba “bersedia” 21 peserta didik atau 65,63%, aba-aba “siap” 22 peserta didik atau 68,75%, aba-aba “ya” 26 peserta didik 81%, teknik berlari 18 peserta didik 56,25%, teknik memasuki finish 16 peserta didik atau 50%. Pada siklus 2 hasil belajar psikomotorik juga mengalami peningkatan yaitu dengan jumlah keberhasilan (muncul) aba-aba bersedia 29 peserta didik atau 90,63%, aba-aba siap dari 30 peserta didik atau 93,75%, aba-aba ya31 peserta didik atau 97%, teknik berlari dari 29 peserta didik atau 90,63%, teknik memasuki finish 28 peserta didik atau 88%, dan peningkatan juga terjadi pada aspek kognitif dan afektif.Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari jarak pendek pada peserta didik kelas VII-E SMP Kartika IV-9 Malang.Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yaitu:1) dalam perekrutan tenaga pendidik sesuai bidang yang dibutuhkan serta menggali pengetahuan calon pendidik supaya kualitas pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran,2) untuk guru, selalu menentukan dan memilih jenis pendekatan, variasi, dan metode untuk menciptakan pembelajaran yang efektif untuk dan hasil belajar yang baik, 3) pendekatan bermain diharapkan memberi pengalaman belajar bagi siswa

    Pengaruh Latihan Small Side Games Terhadap Peningkatan Kemampuan VO2 max Pemain Sepakbola U 14-15 di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang

    No full text
    Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh individu-individu. Dalam permainan sepak bola pemain dituntut dapat menguasai aspek teknik, taktik, mental dan fisik. Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai prestasi maksimal. Kesalahan teknik dan taktik sering terjadi pada saat pemain kehilangan konsentrasi yang diakibatkan oleh menurunnya stamina.Salah satu cara untuk mengetahui stamina pemain adalah dengan mengukur VO2 max pemain tersebut. Pada observasi awal melalui pretest yang dilakukan di SSB MASEL Kepanjen Kabupaten Malang diketahui bahwa 60% hasil kemampuan VO2 max pemain di bawah rata-rata dan 40% pemain di atas rata-rata kemampuan VO2 max. Untuk memperoleh peningkatan kemampuan VO2 max diperlukan adanya peningkatan stamina. Jadi semakin tinggi faktor endurance/stamina yang diperlukan, semakin tinggi pula angka VO2 max yang diharuskan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) pengaruh latihan small side games terhadap peningkatan kemampuan VO2 max pemain sepak bola usia 14-15 tahun di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang.(2) perbedaan antara latihan small side games dan konvensional terhadap peningkatan kemampuan VO2 max pemain sepak bola usia 14-15 tahun di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang.Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain sepak bola SSB Masel usia 14-15 tahun Kepanjen Kabupaten Malang yang berjumlah 20 pemain. Teknik pengambilan sampel menggunakan pairing matching. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan bleep test pretest dan posttest. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikan 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:(1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan small side games dan latihan konvensional terhadap peningkatan kemampuan VO2 max pemain sepak bola usia 14-15 tahun di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang. (thitung5,76 > ttabel3,41). (2) latihan small side games memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada latihan konvensional terhadap peningkatan kemampuan VO2 max pemain sepak bola usia 14-15 tahun di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang Kelompok latihan konvensional memiliki nilai sebesar 1,05, sedangkan kelompok latihan small side games memiliki nilai sebesar 5,76. Dengan demikian latihan small side games memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan latihan konvensional terhadap peningkatan kemampuan VO2 max pemain sepak bola usia 14-15 di SSB Masel Kepanjen Kabupaten Malang

    0

    full texts

    1,757

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    SKRIPSI Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan - Fakultas Ilmu Keolahragaan UM
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇