Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
Not a member yet
    269 research outputs found

    Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Daya Simpan Daun Pisang Tanpa Vakum

    Get PDF
    Daun pisang merupakan komoditas pertanian yang dapat diekspor ke luar negeri dan memiliki nilai jual yang tinggi. Ekspor daun pisang biasanya memakan waktu yang lama karena diberlakukannya proses karantina. Badan Karantina Pertanian menganjurkan penggunaan iradiasi gamma untuk memperpanjang daya simpan komoditas pertanian saat diekspor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pra-perlakuan dengan pembersihan menggunakan lap kain, iradiasi gamma, dan tanpa penggunaan vakum pada daya simpan daun pisang. Tahapan penelitian ini terdiri dari preparasi sampel (perlakuan lap (L) dan non-lap (NL)), iradiasi gamma (0, 250, 500, dan 1000 Gy), analisis proksimat, Total Plate Count (TPC), intensitas warna, dan % kerusakan daun. Hasil penelitian menunjukkan iradiasi gamma mempengaruhi daya simpan daun pisang pada dosis tertentu dengan perlakuan NL. Berdasarkan hasil analisis proksimat, pemberian iradiasi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, bahan kering, bahan organik, dan bahan abu pada daun pisang. Perbandingan TPC menunjukkan dosis 500 dan 1000 Gy mampu mengurangi hingga membunuh mikroorganisme pada semua perlakuan, namun hal ini tidak berpengaruh terhadap persentase kerusakan daun. Nilai intensitas warna pada hari ke-14 menunjukkan dosis 250 Gy pada perlakuan NL di semua sisi memiliki nilai L* lebih rendah dibandingkan 0 Gy (kontrol). Terjadi penurunan persentase kerusakan pada sampel daun pisang dosis 250 Gy di hari ke-14. Iradiasi dosis 250 Gy dengan perlakuan NL dapat menahan kerusakan daun pisang hingga 13,7%

    STERILISASI MIKROBA BUBUK TALC MENGGUNAKAN SINAR GAMMA (Co-60)

    Get PDF
    Kerusakan produk bedak talek umumnya disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Beberapa industri mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknik pengawetan iradiasi sinar gamma (Cobalt-60). Penelitian ini mengidentifikasi jumlah mikroba yang tersisa dalam bedak talek dan struktur sel bakteri yang diiradiasi. Pada studi pendahuluan, proses iradiasi dilakukan dengan memberikan dosis iradiasi bedak talek yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0kGy, 5kGy, 7kGy, dan 9kGy yang dilakukan di PT. Rel-ion Bekasi menggunakan sinar gamma irradiator (Co-60), dan dilanjutkan dengan uji mikrobiologi terhadap sisa mikroba dalam bedak talk yang diradiasi yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Sains Universitas Brawijaya. Pengujian terdiri dari penghitungan jumlah bakteri dengan metode plate count dan identifikasi struktur sel bakteri dominan menggunakan metode pewarnaan gram dan pengamatan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada bedak talek menurun seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi. Identifikasi struktur sel bakteri yang dominan pada bedak talk yang diiradiasi menunjukkan ciri-ciri bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan koloni bulat, licin, putih, memberikan pigmen kehijauan pada medium, dan menunjukkan sel bakteri gram negatif, dengan struktur batang, kadang-kadang bergandengan dan bercabang tidak beraturan dan berwarna merah.Kerusakan produk bedak talek umumnya disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Beberapa industri mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknik pengawetan iradiasi sinar gamma (Cobalt-60). Penelitian ini mengidentifikasi jumlah mikroba yang tersisa dalam bedak talek dan struktur sel bakteri yang diiradiasi. Pada studi pendahuluan, proses iradiasi dilakukan dengan memberikan dosis iradiasi bedak talek yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0kGy, 5kGy, 7kGy, dan 9kGy yang dilakukan di PT. Rel-ion Bekasi menggunakan sinar gamma irradiator (Co-60), dan dilanjutkan dengan uji mikrobiologi terhadap sisa mikroba dalam bedak talk yang diradiasi yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Sains Universitas Brawijaya. Pengujian terdiri dari penghitungan jumlah bakteri dengan metode plate count dan identifikasi struktur sel bakteri dominan menggunakan metode pewarnaan gram dan pengamatan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada bedak talek menurun seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi. Identifikasi struktur sel bakteri yang dominan pada bedak talk yang diiradiasi menunjukkan ciri-ciri bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan koloni bulat, licin, putih, memberikan pigmen kehijauan pada medium, dan menunjukkan sel bakteri gram negatif, dengan struktur batang, kadang-kadang bergandengan dan bercabang tidak beraturan dan berwarna merah

    Kemajuan Genetik dan Heritabilitas Pada Populasi F2 dari Turunan Mutasi Padi Rojolele

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman yang muncul pada populasi padi F2 dari hasil persilangan antara induk tanaman mutan (padi lokal: Rojolele) dengan tanaman mutan (padi hasil iradiasi: Rojolele Srinar dan Rojolele Sriten), dan menghitung nilai heritabilitas serta kemajuan genetik populasi F2 hasil persilangan R. Srinar dengan Rojolele (SIR) dan R. Sriten dengan Rojolele (SER). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli 2021 di rumah kaca dan lahan percobaan Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi, Jakarta. Dua populasi F2 hasil persilangan SIR dan SER, dan tiga induk persilangan digunakan dalam penelitian ini. Secara berurutan, sebanyak 221 dan 204 sampel tanaman SIR dan SER, dan sebanyak 16 tanaman yang mewakili masing-masing induk. Penelitian ini menggunakan analisis skewness dan kurtosis untuk melihat pendugaan aksi gen dan jumlah gen pada populasi F2 persilangan SIR dan SER untuk 5 (lima) karakter, yaitu umur berbunga, tinggi tanaman, panjang malai, panjang daun bendera, dan jumlah anakan. Umur berbunga pada F2 persilangan SIR diduga terdapat aksi gen epistatis komplementer dan melibatkan banyak gen, sedangkan pada karakter lainnya dikendalikan sedikit gen dengan beberapa variasi aksi gen. Kemudian, pada F2 persilangan SER hanya pada jumlah anakan yang dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen Aditif. Untuk nilai ragam genotipe dan fenotipe pada populasi F2 hasil persilangan SIR dan SER ditemukan nilai yang tinggi sehingga dikategorikan memiliki keragaman yang luas. Kelima karakter agronomi populasi F2 persilangan SIR menunjukkan rentang nilai antara 77,91 sampai 96,73 yang termasuk kriteria heritabilitas tinggi. Kritera yang sama juga ditemukan pada persilangan SER dengan rentang 71,58 sampai 99,36. Lebih lanjut, pada persentase kemajuan genetik (KG), semua termasuk berkriteria tinggi, kecuali pada umur berbunga pada F2 SIR, sedangkan KG populasi F2 SER semua karakter tergolong KG sedang kecuali pada karakter panjang daun bendera dan jumlah anakan

    Dosis Sterilisasi Kemasan Lip Gloss Hasil Iradiasi Gamma

    Get PDF
    Lip gloss merupakan produk kosmetik yang berfungsi untuk melembabkan dan memberikan kilau pada bibir. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada produk lip gloss dibutuhkan kemasan yang steril. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mencegah adanya kontaminasi yang berasal dari kemasan adalah sterilisasi dengan memanfaatkan radiasi gamma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis sterilisasi radiasi gamma pada kemasan lip gloss dan dampak terhadap fungsionalnya. Tahapan penelitian terdiri dari analisis bioburden, penentuan dosis verifikasi dan sterilisasi serta pengujian fungsional kemasan lip gloss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam kemasan lip gloss terdeteksi adanya bioburden bakteri dan fungi. Berdasarkan ISO 11137, Sterility Assurance Level (SAL) 10-2, maka dosis verifikasi radiasi gamma untuk kemasan lip gloss adalah 7,7 kGy, sedangkan dosis sterilisasi untuk SAL 10-6 adalah 20,9 kGy. Iradiasi terhadap kemasan lip gloss dengan dosis verifikasi dan sterilisasi menghasilkan kondisi steril kemasan dari bioburden. Akan tetapi, iradiasi menyebabkan terjadinya perubahan fungsional kemasan lip gloss dilihat dari warna kemasan, tetapi tidak mempengaruhi bagian applicator, wiper dan bulu applicator

    Cover Vol. 17 No.2

    No full text
    CoverVol.17 No.2 Desember 202

    Pengaruh Iradiasi Gamma pada Karakter Kuantitatif dan Kualitatif Kantong Semar (Nepenthes ampullaria Jack.)

    Get PDF
    Kantong semar (Nepenthes) merupakan tanaman yang potensial dikembangkan sebagai tanaman hias. Peningkatan keragaman genetik diperlukan dalam pengembangan tanaman ini, salah satunya dengan menggunakan iradiasi gamma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis iradiasi gamma terhadap pertumbuhan kantong semar (Nepenthes ampullaria). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu dosis iradiasi (0 (kontrol), 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 Gy) dan diulang sebanyak tiga ulangan. Bahan tanaman yang digunakan adalah planlet N. ampullaria yang berumur 10 bulan lalu diaklimatisasi pada botol kultur dengan media sphagnum moss dan disimpan pada ruang kultur. Planlet N. ampullaria yang telah diiradiasi kemudian dipindahkan pada botol kultur baru yang telah diisi sphagnum moss kemudian disimpan di ruang kultur dan diamati pertumbuhannya. Berdasarkan hasil pengamatan selama 12 minggu setelah perlakuan, belum didapatkan LD50 pada penelitian ini. Karakter kuantitatif yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah kantong mengalami penurunan akibat peningkatan dosis iradiasi dibandingkan dengan kontrol. Semakin tinggi dosis iradiasi, pertumbuhan N. ampullaria semakin terhambat. Selain itu, pada dosis 30 Gy sebagian besar pucuk mengalami nekrosis (menguning) dan lama-kelamaan menjadi coklat. Variasi tanaman paling banyak ditemukan pada dosis 15 Gy yaitu variasi pada bentuk daun dan kantong. Daun yang terbentuk hanya dari tulang daun tanpa helaian daun dan terbentuk kantong pada ujung tulang daun. Selain itu, didapatkan helaian daun yang bergelombang dan terbentuknya bagian penutup kantong (lid) pada ujung daun

    Penentuan Dosis Iradiasi Gamma untuk Sterilisasi Baju Hazmat Bekas Pakai

    Get PDF
    Pandemi corona virus disease (COVID-19) mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja medis. Suatu teknologi yang dapat mensterilkan APD bekas pakai sangat dibutuhkan. Sterilisasi APD bekas pakai bertujuan untuk membuat APD layak digunakan kembali. Salah satu teknologi yang terbukti dapat mensterilkan produk kesehatan adalah radiasi gamma. Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan dosis sterilisasi iradiasi gamma untuk APD berupa baju hazmat bekas pakai berdasarkan ISO 11137. Pengujian terdiri dari 4 tahap yaitu penetapan tingkat jaminan sterilitas (SAL) dan Standard Item Portion (SIP), penghitungan jumlah kontaminasi awal mikroba (bioburden), penentuan dosis verifikasi dan penetapan dosis sterilisasi. Hasil pengujian baju hazmat menunjukkan bahwa nilai bioburden rata-rata batch 1, 2, dan 3 adalah 3327, 5520 dan 3802 CFU, sehingga bioburden rata-rata keseluruhan batch adalah 4216 CFU. Berdasarkan Sterility Assurance Level (SAL) 10-2 maka diperoleh dosis verifikasi sebesar 13 kGy. Hasil pengujian pertumbuhan mikroba terhadap 100 sampel yang diiradiasi dengan dosis verifikasi menunjukkan bahwa hanya satu sampel yang terdeteksi pertumbuhan mikroba. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa dosis radiasi gamma untuk sterilisasi baju hazmat bekas pakai pada tingkat SAL 10-6 adalah 27,2 kGy

    Analisis 14C Modern dalam Karang Goniastrea favulus di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan melalui Metode Liquid Scintillation Counting (LSC)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentuan aktivitas spesifik 14C karang modern dari Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan dengan metode Liquid Scintillation Counting (LSC). Pengambilan sampel karang Goniastrea favulus dilakukan di Pulau Ballang Caddi dan Pulau Lamputang wilayah middle inner zone Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Penelitian ini melalui tiga tahapan, yakni: pencucian sampel karang, ekstraksi karbonat, dan pengukuran aktivitas 14C menggunakan LSC Hidex 300 SL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik rata-rata 14C dari karang Goniastrea favulus adalah 15,31 ± 0,6 dpm/g. Nilai aktivitas 14C karang modern di laut dan karang mati di daratan tidak berbeda signifikan

    Respon Fisiologi dan Agronomi Padi Mutan Situgintung pada Cekaman Kekeringan Fase Vegetatif

    Get PDF
    Perubahan iklim dapat menyebabkan gangguan tanaman pangan, seperti kekeringan yang dapat mengurangi produksi beras. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon fisiologi dan agronomi padi Gogo Situgintung pada kondisi cekaman kekeringan fase vegetatif. Percobaan ini dilakukan di rumah kaca menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor (genotipe dan perlakuan kekeringan) dengan empat kali ulangan. Genotipe yang digunakan terdiri dari Situgintung, IR20 (cek peka) dan Salumpikit (cek toleran). Semua genotipe ditumbuhkan pada dua lingkungan, kontrol (tanpa kekeringan) dan kekeringan fase vegetatif. Setiap perlakuan terdiri dari 10 tanaman. Perlakuan kekeringan diberikan pada saat fase vegetatif yaitu 15 Hari Setelah Tanam (HST). Peubah yang diamati terdiri dari klorofil a, klorofil b, total klorofil, karoten, antosianin, konduktansi stomata, MDA, prolin, bobot kering tajuk, rasio akar tajuk, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, panjang malai, bobot 100 butir, dan bobot gabah per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan jika dibandingkan dengan IR20, Situgintung mampu mengurangi dampak negatif dari kondisi kekurangan air dengan cara mengurangi kerusakan klorofil dan mengurangi penurunan jumlah anakan. Penurunan bobot gabah per malai Situgintung pada kondisi kekeringan lebih kecil daripada IR20. Salumpikit merupakan varietas cek toleran kekeringan mengalami penurunan bobot gabah yang paling kecil

    Cover Vol. 17 No. 1

    No full text
    Cover Volume 17 Nomor

    226

    full texts

    269

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇