Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
Not a member yet
    235 research outputs found

    Pengaruh Cekaman Kekeringan Berulang Fase Vegetatif dan Terminal pada Padi Gogo Mutan Towuti

    Get PDF
    Perubahan pola iklim dan curah hujan menyebabkan meningkatnya risiko kekeringan terutama di lahan kering. Cekaman kekeringan pada budidaya padi dapat terjadi secara tunggal maupun berulang atau sering disebut cekaman ganda. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan respon pertumbuhan beberapa galur padi M3 dan varietas pembanding pada kondisi cekaman kekeringan pendek ganda yaitu kekeringan pada awal tanam saat vegetatif dan terminal saat pembungaan. Percobaan ini menggunakan 24 galur padi gogo M3, Varietas Towuti (cek Indukan), IR20 (cek peka), dan Salumpikit (cek toleran). Hasil penelitian menunjukkan dari 24 galur padi M3, galur Tw16, Tw18 dan Tw22 merupakan galur yang toleran berdasarkan nilai derajat kekeringan (DTD), Skor recovey dan Skor daun mengering fase terminal. Nilai derajat kekeringan (DTD) beberapa galur mutan yang toleran (>0,85), memiliki skor daya tumbuh kembali yaitu <3 dan skor daun mengering fase terminal kurang dari 4. Cekaman kekeringan pada awal tanam dan terminal secara signifikan menurunkan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan total. Galur  Tw16, Tw18 dan Tw22 merupakan galur harapan yang akan diuji pada tahapan penanaman generasi M4

    Kemampuan Fiksasi Nitrogen Varietas Kedelai Batan yang Dikombinasikan dengan Rhizobium Menggunakan Teknik Isotop 15N

    Get PDF
    Rhizobium merupakan jenis bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengukur  kemampuan fiksasi nitrogen varietas kedelai BATAN dan rhizobium dengan menggunakan teknik isotop 15N. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pertanian Ilmu Tanah Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sampel diambil dari tanah asal Lombok . Perlakuan yang dicobakan meliputi :1) Varietas Rajabasa + Kontrol (Urea 15N 20 kg N/ha), 2) Varietas Rajabasa + Rhizobium + Urea 15N 20 kg N/ha , 3) Varietas Rajabasa + Urea 15N 100 kg N/ha. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya  perbedaan yang nyata antar semua perlakuan terhadap brangkasan, bobot biji, serapan N brangkasan dan serapan N biji

    Observation of Schrinkage Indications in Excavator’s Bracket Casting Using Film Based Radiography

    Get PDF
    Experimental studies have been conducted to examine the casting quality of the excavator’s bracket sample using film-based conventional radiography. Referenced standards are ASME Section V Article 2 and/or ASME E94 about radiographic examination. There are 26 areas that have been exposured for the entire surface of the bracket sample. Under viewing, area number 13 revealed the most severe defects. Therefore area number 13 is discussed in this study.  Area number 13 of the bracket sample with the thickness of 16 mm was exposured using Co-60 gamma rays radiation source with activity of 80 Ci. The exposure was performed from the distance of 360 mm for 27 second. The D7 medium speed radiographic film was used to record the latent image of the exposured sample. The exposured film was then developed in chemical solutions to convert the latent image into permanent image or radiograph. The radiograph is analyzed using a light viewer to see whether there are any indications in the sample being examined. Under viewing, indications of distributed shrinkage in the casting body were apparently observed. These indications are fall into category of C4 according to the radiograph album of ASME E446 standard for steel casting with thickness up to 2 in. (50.8 mm). Defects of C4 are categorized as bad. The experiment concludes that the casting quality of the excavator’s bracket is poor and it is recommended that the bracket should be repaired and re-tested radiographically. Otherwise, the bracket sample is prohibited to use for services because of unsafe reason

    Exploring the Radiation Techniques in Agricultural Wastewater Management

    Get PDF
    Radiation techniques have gained significant attention in the field of agricultural wastewater management due to their effectiveness in treating diverse contaminants. This review aims to explore the effects and applications of radiation techniques, including ultraviolet (UV), gamma-ray, and electron beam (EB). UV radiation utilizes ultraviolet light to break down organic pollutants, disinfect pathogens, and remove pesticides in agricultural wastewater. Besides, gamma radiation involves the use of ionizing radiation to interact with contaminants and induce degradation processes. Furthermore, EB radiation harnesses high-energy to degrade organic compounds in wastewater. The efficacy of radiation techniques in reducing pesticides, pharmaceutical residues, microorganisms or pathogens, and other organic pollutants has been widely demonstrated. These techniques offer advantages such as versatile applicability, precise targeting of contaminants, and the potential for water reuse in various agricultural sectors, such as crop irrigation, livestock farming, and food processing. However, optimizing process parameters, including radiation dose, dose rate, pH, and temperature, are crucial to maximize treatment efficiency. While radiation techniques have proven beneficial in numerous studies, potential environmental impacts must be addressed. Byproducts generated during radiation and their fate should be studied to evaluate their toxicity and persistence. Proper waste disposal, adherence to safety regulations, and monitoring programs are necessary to minimize risks and ensure the safe use of radiation techniques. In conclusion, UV-C radiation effectively use for surface disinfection, pathogen inactivation, certain pesticides and pharmaceutical residues degradation, while gamma-ray more effective than UV-C for microorganism sterilization and inactivation, pesticide and pharmaceutical residues degradation, as well as EB radiation has high dose rate and selective penetration, and the technique also has speed and precision, feasible for practical application. Thus, advancements in technology will further optimize the efficacy and sustainability of radiation-based wastewater treatment processes in agriculture

    Ketahanan Galur Mutan Kedelai Hitam (Glycine max L. Merr.) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

    Get PDF
    Dalam budidaya kedelai, salah satu hama utama yang dianggap merugikan adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Di Indonesia, serangan ulat grayak pada fase pertumbuhan vegetatif kedelai menurunkan hasil sampai dengan 80%, dan pada serangan yang berat dapat menyebabkan kegagalan panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketahanan terhadap ulat grayak pada galur-galur mutan kedelai hitam. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balitkabi Malang pada bulan November 2019 hingga Februari 2020. Materi genetik yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 galur mutan kedelai hitam, varietas Detam 1 (tetua), varietas Mutiara 3 (kontrol nasional), G100H (kontrol pembanding tahan) dan varietas Anjasmoro (kontrol pembanding rentan). Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) dengan masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Berdasarkan data akhir pengujian, dari 15 genotipe yang diuji, yaitu 11 galur mutan kedelai hitam A-1-PSJ, A-2-PSJ, A-3-PSJ, A-4-PSJ, A-7-PSJ, A-8-PSJ, A-8A-PSJ, B-2-PAIR, B-4-PAIR, varietas Detam 1, dan varietas Mutiara 3 menunjukkan respon ketahanan rendah (LR), 3 galur mutan kedelai hitam (B-1-PAIR, B-3-PAIR, B-5-PAIR) menunjukkan respon ketahanan menengah (MR),  dan 1 galur mutan (A-5-PSJ) menunjukkan respon rentan (S) terhadap serangan ulat grayak. G100H sebagai kontrol tahan menunjukkan respon ketahanan menengah (MR) dan varietas Anjasmoro sebagai kontrol rentan menunjukkan respon ekstrim rentan (ES)

    Short Communication : Studi Awal Efek Perlindungan Benalu Kakao (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) terhadap Kerusakan Limfosit Akibat Radiasi Gamma: Analisis Sitogenetik

    Get PDF
    Efek paparan radiasi gamma terhadap pekerja radiasi dapat menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) dan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan biologis pada sel normal, terutama DNA dan kromosom. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah terjadinya reaksi berantai radikal bebas, yaitu dengan sifatnya yang mudah teroksidasi. Beberapa tanaman telah terbukti memiliki senyawa antioksidan, salah satunya adalah benalu kakao (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak benalu kakao (EBK) dalam melindungi sel limfosit akibat radiasi gamma. Sampel darah diperoleh dari seorang responden laki-laki sehat, yang dibagi ke dalam enam perlakuan, yaitu tanpa radiasi (0 Gy); EBK; radiasi 1,5 Gy; EBK + 1,5 Gy; radiasi 3 Gy; dan EBK + 3 Gy. Kemudian dilakukan pengkulturan sel darah limfosit, pemanenan, pewarnaan dan pengamatan preparat. Frekuensi aberasi kromosom (ABK) disentrik dan fragmen dievaluasi setiap 100 sel, sedangkan frekuensi mikronuklei (MN), nuclear buds (NBUDs), dan 8-shaped dievaluasi setiap 1000 sel. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa frekuensi ABK disentrik, MN, NBUDs, dan 8-shaped pada perlakuan dengan EBK lebih kecil dibandingkan tanpa EBK. Akan tetapi, frekuensi fragmen pada perlakuan dengan EBK lebih besar dibandingkan tanpa EBK, baik pada 1,5 Gy maupun 3 Gy. Kesimpulan dari penelitian ini adalah EBK memiliki potensi dalam melindungi sel limfosit terhadap kerusakan akibat radiasi gamma

    Assessment of Hypoglycemic Trace Elements in Bitter Gourd (Momordica charantia) Fruit by Neutron Activation Analysis

    Get PDF
    The fruit of bitter gourd (Momordica charantia) or commonly known in Indonesia by pare is believed to reduce glucose levels in the blood. It is known that several trace elements affect insulin performance, such as chromium, magnesium, zinc, and manganese. This study aims to determine the content of hypoglycemic trace elements in bitter gourd fruits using neutron activation analysis techniques. The gourd fruits were taken from four regions in Java, i.e. Bangkalan, Magelang, Cianjur, and Pandeglang. The results showed that bitter gourd fruit contained elements with average contents in mg/kg dry weight: chromium (1.647), magnesium (2881), zinc (30.1), and manganese (57). The gourd fruit from Pandeglang has three elements with the highest concentration, namely chromium, magnesium, and manganese, whereas the highest zinc concentration comes from Cianjur. Based on the recommended dietary allowance of these elements and the level of consumption, bitter gourd fruit contributed chromium, magnesium, zinc, and manganese by 31%, 6%, 2%, and 7-18% daily intake. Furthermore, in vivo studies need to be carried out based on elemental content to determine the effectiveness of bitter ground fruit against diabetes

    KERAGAMAN MORFOLOGI TIGA KLON LILI (Lilium spp.) PASCA IRADIASI SINAR GAMMA Co- 60 DALAM KULTUR IN VITRO

    Get PDF
    Keunikan morfologi menjadi daya tarik konsumen terhadap tanaman hias, termasuk tanaman lili. Upaya peningkatan keragaman morfologi tentu dikehendaki, salah satunya dengan induksi mutasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap variabel kuantitatif dan kualitatif tiga klon lili dan mengetahui klon lili yang responsif terhadap perlakuan iradiasi sinar gamma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta Selatan pada bulan November 2018 - April 2019. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yakni genotipe klon lili dan dosis iradiasi. Genotipe klon lili berupa klon 0 – O5, K, dan Fomolongi. Dosis iradiasi yang digunakan adalah 0 Gy (kontrol), 5 Gy; 7,5 Gy; dan 10 Gy. Variabel yang diamati dan diukur berupa data kuantitatif (persentase eksplan hidup, tinggi planlet, jumlah daun, panjang daun, dan jumlah sisik (scales)) dan kualitatif (warna daun, bentuk daun, dan warna tunas). Penelitian ini memberikan hasil bahwa Iradiasi pada tunas lili mampu memberikan keragaman yang terekspresi pada warna tunas, warna daun, bentuk daun pada generasi M1V1 yang dapat dijadikan mutan potensial pada penelitian selanjutnya. Klon K pada dosis 5 Gy mampu membentuk daun, begitu pula klon O – 05 dan klon Fomolongi pada dosis 10 Gy. Klon K merupakan klon paling responsif dalam pembentukan mutan lili berdasarkan jumlah keragaman morfologi yang muncul

    Penentuan Dosis Iradiasi Gamma untuk Sterilisasi Baju Hazmat Bekas Pakai

    Get PDF
    Pandemi corona virus disease (COVID-19) mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja medis. Suatu teknologi yang dapat mensterilkan APD bekas pakai sangat dibutuhkan. Sterilisasi APD bekas pakai bertujuan untuk membuat APD layak digunakan kembali. Salah satu teknologi yang terbukti dapat mensterilkan produk kesehatan adalah radiasi gamma. Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan dosis sterilisasi iradiasi gamma untuk APD berupa baju hazmat bekas pakai berdasarkan ISO 11137. Pengujian terdiri dari 4 tahap yaitu penetapan tingkat jaminan sterilitas (SAL) dan Standard Item Portion (SIP), penghitungan jumlah kontaminasi awal mikroba (bioburden), penentuan dosis verifikasi dan penetapan dosis sterilisasi. Hasil pengujian baju hazmat menunjukkan bahwa nilai bioburden rata-rata batch 1, 2, dan 3 adalah 3327, 5520 dan 3802 CFU, sehingga bioburden rata-rata keseluruhan batch adalah 4216 CFU. Berdasarkan Sterility Assurance Level (SAL) 10-2 maka diperoleh dosis verifikasi sebesar 13 kGy. Hasil pengujian pertumbuhan mikroba terhadap 100 sampel yang diiradiasi dengan dosis verifikasi menunjukkan bahwa hanya satu sampel yang terdeteksi pertumbuhan mikroba. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa dosis radiasi gamma untuk sterilisasi baju hazmat bekas pakai pada tingkat SAL 10-6 adalah 27,2 kGy

    Analisis 14C Modern dalam Karang Goniastrea favulus di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan melalui Metode Liquid Scintillation Counting (LSC)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentuan aktivitas spesifik 14C karang modern dari Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan dengan metode Liquid Scintillation Counting (LSC). Pengambilan sampel karang Goniastrea favulus dilakukan di Pulau Ballang Caddi dan Pulau Lamputang wilayah middle inner zone Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Penelitian ini melalui tiga tahapan, yakni: pencucian sampel karang, ekstraksi karbonat, dan pengukuran aktivitas 14C menggunakan LSC Hidex 300 SL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik rata-rata 14C dari karang Goniastrea favulus adalah 15,31 ± 0,6 dpm/g. Nilai aktivitas 14C karang modern di laut dan karang mati di daratan tidak berbeda signifikan

    224

    full texts

    235

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇