MAJALAH ILMIAH GLOBE
Not a member yet
68 research outputs found
Sort by
GLOBE VOL 26 NO 1 TAHUN 2024
Sekretariat Redaksi Majalah Ilmiah GlobePusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama, Badan Informasi Geospasia
PEMETAAN DISTRIBUSI SPASIAL PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2A DI DESA BATU LUNGUN KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR
Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) yang tumbuh subur dilingkungan laut. Lamun di lingkungan perairan juga berfungsi sebagai habitat dan sumber makanan bagi berbagai jenis hewan, termasuk ikan, burung dan invertebrata. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan distribusi spasial lamun dan menghitung tingkat akurasi dengan data citra Sentinel-2A di Desa Batu Lungun Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur. Pengambilan data lapangan dilakukan secara systematic random sampling. Data diambil dengan metode Underwater Photo Transect (UPT) yang dilakukan di 138 titik dengan bantuan transek kuadrat berukuran 10 x 10 meter dengan jarak antar transek ±20 meter. Foto hasil survei lapang dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak CPCE (Coral Point Count with Excel Extensions). Berdasarkan hasil pengamatan di perairan Pantai Batu Lungun ditemukan 2 jenis lamun yaitu jenis Thallasia hemprichii dan Cymodocea rotundata. Luasan tutupan lamun jarang dengan kondisi tutupan lamun buruk sebesar 1,40 ha (12%), luas tutupan lamun sedang dengan kondisi sedang sebesar 2,76 ha (24%), luas tutupan lamun padat dengan kondisi baik sebesar 4,43 ha (39%) dan luas tutupan lamun sangat padat dengan kondisi sangat baik sebesar 2,82 ha (25%). Tingkat akurasi secara keseluruhan yaitu (Overall Accuration) yaitu sebesar 61,53 %
STUDI KERAPATAN DAN PERUBAHAN TUTUPAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI KECAMATAN LASALEPA, KABUPATEN MUNA: (Study of Mangrove Density and Land Cover Change using Satellite Imagery in Lasalepa District, Muna Regency)
Studi kerapatan dan perubahan tutupan mangrove menggunakan citra satelit sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi ekosistem mangrove secara eksisting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kerapatan dan perubahan tutupan mangrove menggunakan Citra Satelit Landsat 8 OLI dan Sentinel-2A Level 1C di Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna. Pengamatan kerapatan mangrove secara insitu menggunakan plot pengamatan 100m2. Analisis perubahan tutupan mangrove menggunakan citra satelit multitemporal (2015-2020) dengan metode klasifikasi supervised classification. Terdapat lima jenis mangrove pada empat stasiun pengamatan. Pada Stasiun I-III dengan nilai kerapatan mangrove: 1.480 pohon/ha, 1.320 pohon/ha, dan 1.440 pohon/ha terkategori Baik (Sedang), sedangkan Stasiun IV dengan nilai kerapatan 2.120 pohon/ha terkategori Baik (Sangat Padat). Berdasarkan hasil analisis citra, perubahan tutupan lahan dalam rentang tahun 2015-2020 menunjukkan adanya peningkatan luasan
SPATIAL TEMPORAL MAPPING OF VEGETATION COVER INDICES USING SENTINEL-2 MULTISPECTRAL INSTRUMENT IN UNAAHA CITY
Vegetation cover in urban areas contributes to providing livable ecosystem services for humans. As urbanization continues to expand, vegetation cover in urban areas will change rapidly. This research aims to monitor changes in vegetation cover in the last 5 years in Unaaha City using Google Earth Engine. This study also explores vegetation index algorithms such as NDVI, EVI, SAVI, and MSARVI. The research results show that forest vegetation cover continues to decline, followed by an increase in built-up land with an average change of 1,021 ha or the equivalent of 55% of the total area. This research also found that the NDVI algorithm had the best average accuracy with a value of OA=82.54%, followed by MSARVI=73.23%, SAVI=69.52%, and EVI=63.62%. This makes the NDVI method have good accuracy requirements for identifying vegetation compared to other vegetation index algorithms
ANALYSIS OF LAND COVER CHANGE IN THE MANGROVE FOREST IN AIR TELANG PROTECTED FOREST AREA, BANYUASIN REGENCY, INDONESIA: (Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Hutan Mangrove di Kawasan Hutan Lindung Air Telang Kabupaten Banyuasin, Indonesia)
Mangrove has an ecological and climate control function, but mangrove forests continue to decrease so that they threaten wetland ecosystem. This study aims to determine the spatial change of mangrove forest land cover in the Air Telang Protected Forest (ATPF) Area of Banyuasin Regency. The materials used in this study are Landsat 8 image in 2013, 2015 and 2018. Identified by mangrove forests using normalized difference vegetation index . Analysis of changes in mangrove land using multitemporal data in 2013, 20 di15 and 2018. The accuracy of the classification of mangrove forest in the ATPF of Banyuasin Regency was accuracy overall certification on Landsat imagery 8 in 2013 of 93%, in 2015 of 93% and in 2018 of 94%. Mangrove forest in the air telang protection forest area of Banyuasin Regency has a trend of decreasing the extent of both the core zone and the utilization zone. Causes of Mangrove Areas loss are population, economic activity and natural factors. Changes in the extent of mangrove forest cover in the air telang protection forest area of Banyuasin Regency from 2013 to 2018 there was a decrease in the area of mangrove forests covering an area of 5,021 hectare
ESTIMASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DAERAH PESISIR KABUPATEN BENGKULU UTARA DENGAN MENGGUNAKAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV): (Estimating Shoreline Changes at Coastal Region of North Bengkulu Regency using Unmanned Aerial Vehicle (UAV))
Pesisir Kabupaten Bengkulu Utara merupakan daerah yang rentan terhadap perubahan garis pantai yang disebabkan fenomena abrasi pantai. Abrasi pantai yang terjadi merusak infrastruktur, permukiman warga dan daerah agrobisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kecepatan perubahan garis pantai di daerah Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Pengambilan data UAV menggunakan drone DJI Mavic 2 Pro pada bulan Oktober 2018 pada lima lokasi daerah penelitian yakni daerah pantai Padang Betuah, Lais, Serangai, Ketahun dan Pelabuhan PT. Firman. Pengolahan data menggunakan software Agisoft PhotoScan untuk mendapatkan Orthophoto. Sebagai referensi data garis pantai sebelumnya digunakan peta Rupabumi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun 1992, 2000 dan 2011 sebagai data sekunder. Metode tumpang susun digunakan untuk mendapatkan informasi perubahan pantai dengan foto UAV tahun 2018 dan data tahun 1992, 2000 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecepatan perubahan garis pantai yang telah terjadi di lima lokasi penelitian berdasarkan data UAV tahun 2018 dengan data sekunder 1992, 2000 dan 2011 adalah: Padang Betuah sebesar 19,4 m/th, Lais sebesar 19,9 m/th, Serangai sebesar 19,5 m/th, Ketahun sebesar 15,9 m/th dan Pelabuhan PT. Firman sebesar 15,7 m/th. Secara umum nilai rata-rata kecepatan perubahan garis pantai mencapai 18,1 m/th, sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan. Perbedaan kecepatan perubahan garis pantai untuk masing-masing lokasi penelitian disebabkan oleh perbedaan morfologi/kemiringan, struktur batuan penyusun pantai, kekuatan gelombang laut dan arus sejajar pantai pada masing-masing lokasi, sehingga diperlukan kajian lanjutan berbagai disiplin ilmu untuk memahami karakteristik perubahan garis pantai di Bengkulu Utara secara komprehensif baik spasial maupun temporal
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PEMBANGUNAN SISTEM KEAMANAN MARITIM INDONESIA
Indonesia dengan wilayah maritim yang luasnya lebih dari 17.509 pulau dari Sabang hingga Merauke. Wilayah Indonesia mencakup 7,81 juta km2, dengan 2,01 juta km2 di daratan, 3,1 juta km2 di lautan, dan 2,7 juta km2 di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) hal ini menjadikan tantangan besar dalam menjaga keamanan maritimnya. Sistem Informasi Geografi (SIG) menawarkan solusi penting untuk meningkatkan pengawasan dan manajemen keamanan maritim di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana SIG dapat digunakan secara efektif dalam pembangunan sistem keamanan maritim yang lebih terintegrasi dan efisien. Dengan memanfaatkan teknologi pemetaan dan analisis spasial, SIG memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data geografis yang penting untuk pengawasan wilayah perairan. Penggunaan SIG dalam konteks keamanan maritim mencakup pemetaan wilayah laut, pengawasan lalu lintas kapal, identifikasi dan pemantauan titik rawan, serta penanggulangan aktivitas ilegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIG mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan maritim dengan memberikan data yang akurat dan real-time, yang sangat diperlukan oleh stakeholders dalam pengambilan keputusan strategis. Selain itu, implementasi SIG mendukung kolaborasi antara berbagai instansi pemerintah, termasuk TNI Angkatan Laut, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun, terdapat tantangan teknis dan logistik yang harus diatasi, seperti keterbatasan infrastruktur teknologi di daerah terpencil dan kebutuhan akan pelatihan SDM yang lebih baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi penggunaan SIG dapat memainkan peran penting dalam memperkuat keamanan maritim Indonesia, memastikan kedaulatan wilayah, dan mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Rekomendasi mencakup pengembangan lebih lanjut dari infrastruktur SIG dan peningkatan kapasitas teknis melalui pelatihan dan kolaborasi antarinstansi
Front Page Majalah Ilmiah Globe Vol. 24 No. 2 Tahun 2022
Sekretariat Redaksi Majalah Ilmiah GlobePusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama, Badan Informasi Geospasia
DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PADA SISTEM HIDROLOGI DI JAKARTA
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Jakarta diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur yang semakin padat. Tingginya tingkat pembangunan infrastruktur di Jakarta menyebabkan semakin berkurangnya tutupan vegetasi dan terganggunya fungsi alami ekosistem yang semula ada di Jakarta, seperti fungsi sistem hidrologi. Pembangunan fisik dan infrastruktur di daerah perkotaan seharusnya diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang seimbang sehingga dampak negatif yang timbul dapat diminimalkan. Salah satu bentuk pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan pengaturan dan pemanfaatan ruang yang optimal sehingga fungsi ekosistem tetap terjaga. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan perubahan tutupan lahan terhadap sistem hidrologi yang dilihat dari persediaan air dan fenomena banjir di Jakarta, serta menyiapkan rekomendasi untuk perencanaan ruang berbasis sistem hidrologi. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan Sistem Informasi Geografis, berdasarkan data sekunder dan studi literatur. Berdasarkan pengolahan citra Landsat tahun 1999-2019, tutupan lahan bervegetasi di Jakarta mengalami penurunan dari 35,5% menjadi 6,4%, sementara luas lahan terbangun terus mengalami peningkatan dari 65,5% menjadi 93,6%. Kepadatan bangunan di Jakarta menyebabkan peningkatan luas permukaan tanah yang bersifat impervious sehingga terjadi peningkatan laju aliran air permukaan dan penurunan laju aliran dasar di bawah tanah yang memicu terjadinya banjir