PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALU GERAKAN PKK DI DESA CIHANJUANG

abstrakKemajuan sebuah desa tidak akan terlepas dari keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin daerahnya. Dengan adanya undang-undang tentang desa yang memberikan wewenang kepada kepala desa untuk mengatur daerahnya sendiri sesuai dengan asal usul dan adat istiadat setempat. Salah satu cara yang dilakukan untuk mensejahterakan rakyatnya adalah dengan memanfaatkan organisasi kemasyarakatan salah satunya adalah PKK.Penelitian ini mengangkat permaslahan tentang : Bagaimana peran kepala desa dalam pemberdayaan perempuan melalui gerakan PKK. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana peran kepala desa dalam pemberdayaan perempuan melalui gerakan PKK. (2) Bagaimana strategi kepala desa dalam pemberdayaan perempuan melalui gerakan PKK. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, teori kepemimpinan, teori pemberdayaan dan teori organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Dengan subyek penelitian sebanyak 6 orang. Hasil dari penelitian ini adalah peran kepala desa menjadi jembatan dengan mitra-mitra terkait yang bekerja sama dengan PKK, seperti dinas sosial, dinas kesehatan, jumlah kader PKK desa Cihanjuang yang lebih dari 150 adalah hasil dari pemberdyaan perempuan yang dilakukan oleh kepala desa menggunakan seni-seni tertentu. Startegi Kepala desa yaitu memiliki seni tertentu dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perempuanKata Kunci: Kepala Desa, PKK, PemberdayaanÂ

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di masyarakat yaitu (1) generasi muda yang memiliki karakter yang kurang baik dalam hal budi pekerti, (2) kurang optimalnya lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai, cita-citadan motivasi yang akan mendorong generasi muda memiliki kepribadian yang baik, (3) Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai cara membentuk karakter anak agar memiliki kepribadian yang baik dalam hal budi pekerti. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk lebih mendalami peran lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren dalam memberikan pendidikan karakter pada santri. Pondok Pesantren Al Firdaus memiliki kurikulum yang lebih mengutamakan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan di pondok pesantren tersebut bertujuan untuk mengetahui (1) karakter santri di pondok pesantren A Firdaus, (2) upaya Pondok Pesantren Al-Firdaus dalam pembentukan karakter, (3) Faktor penghambat dalam pembentukan karakter santri Pondok Pesantren Al-FirdausMetode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk lebih menggali inti dari permasalahan penelitian dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara pada pengelola, pengajara dan santri sebagai objek pendidikan. Teori yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya teori pendidikan karakter, Teori pengelolaan lembaga pendidikan pondok pesantren, dan konsep pendidikan luar sekolah. Hasil penelitian adalah (1) Dari 50 santri, 51% santri memiliki kejujuran yang sangat baik, 52% memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi, 48% santri yang memperhatikan kebersihan dengan sangat baik, 18%kepedulian santri, kemandirian 32%, santri yang memiliki kemandirian dan kerja keras hanya 38%, kesopanan 40%, tanggung jawab 28%, dan kreativitas 62%. (2) Upaya pondok pesantren yaitu mengelola pembelajaran dengan materi karakter 60% melalui pembiasaan aktivitas sehari-hari dan 40% penguasaan materi keagamaan dan umum. (3) Faktor penghambat dalam proses pendidikan karakter diantaranya adalah pola asuh orang tua dirumah dan pola pendidikan di pondok pesantren masih belum sinkron sehingga perlu penyamaan persepsi antara orang tua dan pengajar di pondok pesantren.    Kata Kunci : Karakter Santri, Pendidikan Karakter, Pondok Pesantren

INCREASING SKILLS READING FICTIONS OR NON-FICTION BOOKS AND STUDY LEARNING STUDENTS THROUGH TRANSACTIONAL READING STRATEGY APPROACH

This based on the problems that occur in the field in reading ability and student's independence to learn Indonesian is still low. As teachers have a great responsibility to the students so that it must be able to prepare the planning of learning is steady then as a teacher must be able to adjust the learning materials with the environment where the students live and can apply in everyday life. The research method used in this research is quasi-experiment with nonequivalent control group design type, that is experiment group or control group is not chosen randomly. The population in this study is all with two class samples totaling 60 students. Based on the research, the average value of the final test of the experimental class is 73,67 while in the control class get the average of the final test value is 60,23. Based on the calculation of the initial test of T-test obtained 0, 002 while the calculation of Mann-Whitney U obtained 0.000 results. The results of this study indicate that student learning outcomes by using the approach of transactional reading strategy is better than the lecture method on the subjects of reading fiction books

KAJIAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL

The ability of mathematical connections is an essential skill that must be mastered by high school students, as it will help master understanding of meaningful concepts and help solve mathematical problems through the interrelationship between mathematical concepts and between mathematical concepts and concepts in other disciplines even with applications in real-life students. This study aims to examine the ability of mathematical connections of students in one junior high school in Bandung on Social Arithmetic materials. The method used in this study is descriptive qualitative, with the subject of research is 36 students of class VIII in one of the State Junior High School in Bandung. Instrument given in the form of description test as much as 3 problem each representing indicator ability and analyzed so that get data fulfillment indicator ability of mathematic connection. Based on the data analysis, the students 'mathematical connection ability is still low, so it is necessary to design the learning activities that can facilitate students' mathematical connection ability

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK PADA MATERI SEGI EMPAT SISWA SMP KELAS VII

This study aims to determine the ability of mathematical representation of the level of basic ability of students in the rectangular material. The research method used is descriptive. The subject of the research is VII grade SMPN in Karawang. The results of the data analysis showed that the students' upper ability level with the percentage of 83%, had high visual representation ability, medium symbol representation ability, medium verbal representation ability. Students with a middle-level skill level of 72%, have medium visual representation, medium symbol representation ability, and low verbal representation ability. Students with lower base ability level with 50% percentage, medium moderate representation ability, low symbol representation ability, very low verbal representation ability

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematik dan kemandirian belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada pembelajaran biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, pada awal dan akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA di Kota Cimahi, sedangkan sampel sekolahnya yaitu SMA Pasundan 1 Cimahi yang terdiri dari dua kelas yang dipilih secara tidak acak, yaitu kelas X-1 sebagai kelas Eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas Kontrol. Instumen seperangkat tes berbentuk uraian sebanyak 6 soal yang telah di uji cobakan dan dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya. Kemudian soal tersebut disajikan dalam bentuk pretest dan posttest. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes uraian sebanyak lima soal, Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan koneksi matematik dan angket untuk mengetahui kemandirian belajar menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan koneksi matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa. kemudian kemandirian belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa. Dengan ketercapaian tersebut berada pada kategori tinggi dan sedang

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP KELAS IX PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KABUPATEN BANDUNG

Students mastery of mathematical communication ability can be one of benchmark to know the level of students understanding about the material that has been submitted. Mathematics is not only a tool for thinking but also math can be a tool to communicate an idea. This research aim is to describe the mathematical communication ability of class IX SMP. The research takes place in one of SMP in Bandung Regency. The mathematics material that discussed is about polyhedron. Data were taken from the results of the test instrument about the ability of mathematics communication. The samples that researcher used are about 30 students of class IX SMP. The results of this research showed the percentage of students' mathematics communication ability at 31% that means most of the students have a low percentage of understanding mathematics communication

PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIK DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

This study aims to describe the thinking process of junior high school students in solving mathematical problems reviewed based on cognitive style field dependent and field independent. The method used in this research is descriptive qualitative research method, while the method of data retrieval is test and interview. The study conducted on the VII grade students of SMPN 2 Marga Asih.The subjects of the study were 2 students from junior high school consisting of 1 students with cognitive field dependent and 1 student style with an independent cognitive field. The results showed that there were significant differences between the two subjects in processing information, that was the subject of FI understand the problem better when compared with the subject of FD. Because if processing information was not stored properly, it will be very influential in the next step

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA SMP

This research is motivated by the results of previous research which shows that students' mathematical problem-solving ability is not as expected. One of the learning to improve the problem-solving ability of mathematics is problem-based learning. The purpose of this study is to determine the improvement of students' mathematical problem-solving skills as a result of problem-based learning. This study is a quasi-experiment that implements two lessons: problem-based learning and conventional learning. Population in this research is a student of the junior high school in Regency of West Bandung. Sampling was done by purposive sampling and obtained two classes as research sample. The research instrument used is the test of mathematical problem-solving ability. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the improvement of the problem-solving ability of mathematical students who get problem-based learning is better than the students who get conventional learning