Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati)
Not a member yet
7323 research outputs found
Sort by
Kestabilan Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Senam Ergonomis di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu
ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia or increased blood glucose levels due to dysfunction of pancreatic beta cells, leading to impaired insulin secretion, insulin action, or both, as well as disturbances in carbohydrate, fat, and protein metabolism in the body. High blood glucose levels can affect platelet function, potentially causing blood clotting. Lack of physical activity can hinder blood circulation. Peripheral blood circulation disorders affecting nerve fibers may result in oxygen and nutrients deficiency in cells and tissues, which are essential for metabolism. If this ischemic condition persists, tissue may undergo necrosis and trigger complications such as diabetic foot ulcers, which can reduce the quality of life of DM patients and increase the risk of death. Other acute complications include diabetic ketoacidosis, hypoglycemia, and lactic acidosis. If left untreated, these conditions can lead to a coma. Serious long-term complications of DM include cardiovascular disease, stroke, chronic kidney role in regulating blood sugar levels. One type of exercise recommended for type II DM patients is ergonomic gymnastics. Ergonomic gymnastics is gymnastics inspired by prayer movements, so some of its movements resemble those in prayer. It consists of one opening movement and five fundamental movements. This study is quantitative research with a quasi-experimental design, using a one group pre and post test design, where the researchers provides an intervention to one group and observes the results before and after the intervention. The study aims to determine the effect of ergonomic gymnastics on the stability of GDS of type II DM patients at Puskesmas Kandang, Bengkulu City. The univariate analysis showed that most respondents were aged 70-79 years as many as 6 clients (40%), and the majority were male, namely 10 clients (66.7%). The average GDS level of type II DM patients before the intervention was 249.07 mg/dL, with the highest recorded level at 414 mg/dL while the average GDS of patients after the intervention decrease to 211.13 mg/dL, with the highest recorded level at 360 mg/dL. The bivariate analysis using the Paired Sample T-Test resulted in a p-value of 0.031 < 0.05, indicating significant effect of ergonomic gymnastics intervention on the stability of GDS of type II DM patients at Puskesmas Kandang, Bengkulu City. Keywords: Temporary Blood Sugar (GDS), DM Type II, Ergonomic Gymnastic. ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang dicirikan dengan adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi karena adanya gangguan pada sel beta pankreas sehingga mengakibatkan gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat berpengaruh pada fungsi platelet, yang berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat menghambat sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi darah perifer hingga ke serabut saraf dapat mengakibatkan sel dan jaringan mengalami kekurangan oksigen serta nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme. Jika kondisi iskemik ini berlangsung terus-menerus, jaringan dapat mengalami nekrosis dan memicu komplikasi berupa diabetic foot ulcer yang berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita DM dan meningkatkan risiko kematian. Komplikasi akut lainnya yaitu ketoasidosis diabetik, hipoglikemia, dan asidosis laktat. Kondisi ini dapat memicu terjadinya koma jika tidak segera ditangani. Komplikasi jangka panjang serius akibat penyakit DM ini yaitu penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, kerusakan saraf, kerusakan mata, dan gangguan kognitif. Peningkatan glukosa darah yang tinggi pada penderita DM tipe II dapat dikendalikan dengan melaksanakan aktifitas fisik atau olahraga secara rutin. Olahraga memainkan peran penting dalam pengaturan kadar gula darah. Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan pasien DM tipe II adalah senam ergonomis. Senam ergonomis merupakan senam yang diilhami dari gerakan shalat sehingga beberapa gerakannya memang seperti gerakan dalam shalat. ini memiliki 1 gerakan pembuka dan 5 gerakan fundamental.Penelitian ini termasuk pada penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, menggunakan rancangan one group pre and post test, dimana peneliti memberikan intervensi pada satu kelompok untuk dilihat hasilnya antara sebelum dan setelah pemberian intervensi, selanjutnya disimpulkan pengaruh senam ergonomis terhadap kestabilan GDS pasien DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu. Hasil analisis univariat pada penelitian ini diketahui Sebagian besar responden memiliki usia 70-79 tahun sebanyak 6 klien (40%), %), sementara untuk karakteristik jenis kelamin klien dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 klien (66.7%). Untuk rata-rata nilai GDS klien DM tipe II di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu sebelum pemberian intervensi adalah 249.07 dengan nilai GDS tertinggi 414 mg/dLs sedangkan rata-rata GDS klien setelah pemberian intervensi adalah 211.13 dengan nilai GDS tertinggi 360 mg/dL. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Paired Sample T Test didapatkan p-value =0.031 < 0.05. Kesimpulan pada penelitian yaitu ada pengaruh pemberian intervensi senam ergonomis terhadap kestabilan GDS klien DM tipe II di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu. Kata Kunci: gula darah sewaktu (GDS), DM Tipe II, Senam Ergonomi
Implikasi Perjanjian Take Over Kredit Pemilikan Rumah Di Hadapan Notaris (Studi Di Kantor Notaris & Ppat Rendy Renaldy, S.H.,M.Kn. Bandar Lampung) (Studi Di Kantor Notaris & PPAT Rendy Renaldy, S.H.,M.Kn. Bandar Lampung)
Take Over KPR bawah tangan merupakan jenis take over yang tidak resmi sebab tidak melibatkan pihak bank di dalamnya. Take over di bawah tangan merupakan sebuah proses pengalihan kepemilikan rumah yang dilakukan hanya antara pihak pembeli dan juga penjual saja. Take over ini berlangsung tanpa adanya keterlibatan pihak bank selaku pemberi dana KPR itu sendiri. Proses take over KPR bawah tangan bisa dilakukan hanya melalui pihak notaris langsung. Dasar Hukum Take Over KPR Bawah Tangan mengacu pada pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata sebagai bagian dari asas kebebasan berkontrak. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian ini membahas bagaimana Implikasi Perjanjian Take Over yang dilakukan di hadapan Notaris terhadap para pihak dan faktor yang Menyebabkan Para Pihak Melakukan Perjanjian Take Over Kredit Pemilikan Rumah Di Hadapan Notaris. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan para pihak lebih memilik melakukan perjanjian take over Kredit pemilikan rumah di hadapan notaris tanpa melibatkan pihak bank, faktor tersebut antaralain : Proses Cepat dan Mudah, Biaya Lebih Murah, Bisa Negosiasi Harga Antar Pihak, Kedudukan Hukum Pihak Ke Tiga Lebih Terjamin. Implikasi take over kredit pemilikan rumah di Hadapan notaris adalah lahirnya suatu hubungan hukum baru antara debitur pertama dengan debitur baru yaitu sebagai pihak ketiga yang membeli rumah dengan oper kredit tersebut, yang mana debitur baru ini tidak diakui oleh pihak Bank sebagai penerima pembiayaan atas pembelian kredit rumah tersebut dan sulit untuk mengambil sertifikat bagi debitur baru karena bank tidak mengakui adanya perjanjian tersebut.Kata Kunci : Take Over, Para Pihak, Notaris, Wanprestas
The Effect of Giving Coconut Water (Cocos Nucifera L) to Overcome Dysminorrhea in Students of SMAN 1 Kragilan Serang Banten
ABSTRACT Dysmenorrhea has a detrimental impact on adolescent life, including: disrupted activities, lower academic achievement, disrupted performance and sleep quality, negatively impacted mood, and caused anxiety and depression. Management of menstrual pain (dysmenorrhea) can be done with non-pharmacological therapy, one of which is giving coconut water. The purpose of this study was to analyze the effect of giving coconut water (cocos nucifera L) on reducing menstrual pain. The design of this study was a quasi-experimental study conducted at SMAN 1 Kragilan, Banten in July - August 2024. The sample used was 60 female students. The intervention in this study was the provision of 250 ml of green coconut water drunk 2 times a day for 3 days. The outcome in this study was the degree of pain as measured by a verbal rating scale. The analysis used was chi square. In the control group, the majority of respondents had pain intensity above or equal to the average, namely 22 out of 30 female students or 36.7%. Meanwhile, in the intervention group, the lower pain intensity was mostly in the pain category below the average, which was 17 people or equivalent to 28.4%. The results of the study and bivariate analysis obtained odds ratio (OR) 2.7, p value 0.035 <0.05; 95% CI (0.09 - 0.82). Giving coconut water intervention will reduce dysmenorrhea pain 2 times compared to not being given coconut water and this result is statistically significant. Keywords: Coconut Water, Cocos Nucifera L, Dysmenorrhea
Hubungan Pengetahuan tentang Covid-19 dengan Pemanfaatan Ramuan Tradisional “Empon-Empon” dalam Mencegah Kejadian Covid-19
ABSTRACT The condition of Indonesia was shocked by the emergence of the Coronavirus; Indonesia has been in the circle of the coronavirus for ± 12 months. Handling and prevention efforts by the community by maintaining a healthy body can be done through the consumption of traditional herbal medicine to maintain the body's resistance. Some empon-empon plants such as ginger, kaempferia galanga, curcuma zanthorrhiza, turmeric is part of traditional herbal medicine that can be used to maintain endurance and relieve symptoms of illness that lead to some symptoms of the corona. The aim of this study was to determine the relationship between knowledge about COVID-19 and the use of the traditional herb "empon-empon" in preventing the occurrence of COVID-19. The research is quantitative research, which uses an analytical observational study, with a cross-sectional research design. Number of samples as many as 78 respondents were taken using a simple random sampling technique. The results of the analysis using the Chi-Square test concluded that there was a significant relationship between knowledge and the use of traditional "empon-empon" herbs in the effort to prevent COVID-19. In conclusion; the better the knowledge possessed by the community, the more precise it will be in utilizing traditional ingredients and vice versa. The proper use of traditional ingredients will provide benefits to public health Keywords: Knowledge, COVID-19, Traditional Ingredients ABSTRAK Kondisi Indonesia digemparkan dengan munculnya virus Corona, ±12 bulan sudah Indonesia berada di circle virus corona. Upaya penanganan dan pencegahan oleh masyarakat dengan menjaga kesehatan tubuh dapat dilakukan melalui konsumsi obat tradisional jamu untuk menjaga daya tahan tubuh. Beberapa tanaman empon-empon seperti jahe, kencur, temulawak, kunyit menjadi bagian pengobatan tradisional jamu yang dapat digunakan dalam menjaga daya tahan tubuh dan meredakan gejala sakit yang mengarah kepada beberapa gejala corona. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang COVID-19 dengan pemanfaatan ramuan tradisional “empon-empon” dalam mencegah kejadian COVID-19. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yang menggunakan studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 78 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan ramuan tradisional “empon-empon” dalam upaya pencegahan COVID-19. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki masyarakat akan semakin tepat juga dalam memanfaatkan ramuan tradisional begitu juga sebaliknya. Pemanfaatan ramuan tradisional yang tepat akan memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Pengetahuan, COVID-19, Ramuan Tradisiona
Edukasi Mengatasi Nyeri Putting Dan Permasalahan Menyusui
Kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan tema Sukses Mengatasi Nyeri Putting dan Permasalahan Menyusui, dilaksanakan pada tanggal 23 November 2023 di Desa Way Hui Kabupaten Lampung Selatan, dengan sasaran kelas ibu menyusui. Pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari rangkaian upaya untuk membentuk Desa Binaan Tangguh ASI.Tujuan kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan pada ibu menyusui tentang nyeri putting dan permasalahan menyusui lainnya serta beragam cara untuk mengatasi masalah tersebut. Nyeri puting susu memberikan dampak yang luas bagi ibu dan bayi, bukan hanya karena rasa sakit yang menimbulkan gangguan aktivitas umum, gangguan mood (suasana hati), dan gangguan tidur, tetapi dalam waktu lama sakit dapat mempengaruhi produksi ASI dan merupakan penyumbang utama penyapihan dini bahkan berkaitan dengan mastitis dan depresi (Dauglas, 2022). Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih termasuk Resolusi World Health Assembly (WHA) No:55.25 tahun 2002 tentang Global Strategy on Infant and Young Child Feeding. Oleh karena itu dengan pengetahuan yang baik mengenai cara mengatasi nyeri putting dan permasalahan menyusui pada ibu diharapkan dapat meningkatkan kualiatas dan kuantitas ASI yang pada akhirnya mempengaruhi kecukupan gizi pada bayi dan anak.Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan edukasi pada ibu menyusui. Materi diberikan dengan metode ceramah dan praktik secara langsung serta menggunakan media presentasi powerpoint.Hasil kegiatan berupa tersosialisasi dan terlaksananya edukasi tentang sukses mengatasi nyeri putting dan permasalahan menyusui yang ditujukan pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas karang anyar. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan diskusi untuk menggali pemahaman ibu. Praktik posisi dan pelekatan yang benar dalam menyusui dan upaya pencegahan nyeri dan pengobatan ringan untuk nyeri pada Ibu menyusui. Kata kunci : Ibu Menyusui, nyeri putting, masalah menyusu
Mental Health Training Module: Education Strategy for Health Cadres in the Community
ABSTRACT Mental health problems in Indonesia continue to increase, but many people still do not understand the symptoms and treatment pathways. Health cadres as an extension of health services in the community have an important role in education, early detection, and referral of mental illness cases. Cadres need a mental health module to support their tasks in the community.. This study aims to evaluate the effect of mental health training modules on improving the knowledge of health cadres in the community. This study used a quasi-experimental design with a pretest-posttest approach without a control group. The subjects were 37 health cadres in the working areas of Sewon 2 and Sedayu 1 Health Center, Bantul Regency, Yogyakarta Special Region. Inclusion criteria included active cadres and willing to participate in the training. Exclusion criteria were not attending the full training and incomplete questionnaire filling. The intervention was a one-day training consisting of 3 sessions using a mental health module for cadres developed by the researcher. Data were analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test. Most of the subjects were over 40 years old and all were female. The results of the analysis showed a significant increase in the subject's knowledge score after the intervention with a p value (p=0.000), with an effect size value of 0.613. Further analysis showed that the age factor and the length of time as a cadre had a p>0.05 value. Training using the Mental Health Module for Cadres is an effective strategy to increase the capacity of health cadres in the community. Contextualized materials and interactive training approaches are key factors in the success of the intervention. Replication and development of the module is needed for a wider and more diverse area. Keywords: Health Cadres, Mental Health, Mental Health Module, Community
Hubungan Usia Ibu Hamil Terhadap Kejadian Preeklampsia Di Rspur Kota Banda Aceh
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan perinatal di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa preeklampsia mempersulit 2-8 % kematian secara global. WHO (World Health Organization) mencatat pada tahun 2020 setiap harinya terdapat 934 kasus preeklampsia terjadi di seluruh dunia. Angka kematian ibu di provinsi Aceh tahun 2018 - 2021 mengalami fluktuasi namun pada tahun 2022 mengalami penurunan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya yaitu 141 per 100.000 kelahiran hidup. Preeklampsia menyumbang 40 – 60 % kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSPUR Kota Banda Aceh. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit umum Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah teknik purposive sampling. Populasi penelitian sebanyak 10381 ibu hamil dengan sampel 92 ibu hamil di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnanti Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan distribusi ibu hamil dengan preeklampsia lebih banyak pada usia berisiko ( 35 tahun) yakni sebanyak 25%. Berdasarkan hasil uji statistik SPSS dan analisis Chi-Square didapatkan nilai (p=0,000 < α (0,05)), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara usia ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia. Usia ibu hamil merupakan faktor risiko penting untuk kejadian preeklampsia. Ibu hamil dengan usia berisiko, baik terlalu muda maupun terlalu tua, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami preeklampsia. Penanganan dini dan pemantauan ketat pada kelompok usia yang berisiko tinggi dapat membantu mengurangi kejadian preeklampsia dan komplikasi yang terkait
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Bunga Melati Sebagai Biolarvasida Terhadap Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melewati gigitan nyamuk Aedes aegypi. Pengendalian vektor penyakit DBD dapat dilakukan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Salah satu cara pengendalian dengan menggunaan bahan dari alam yang ramah lingkungan berupa penggunaan bunga melati (Jasminum sambac L.). Bunga melati menjadi pilihan yang tepat sebagai salah satu solusi untuk mengendalikan penyakit DBD karena mengandung kandungan saponin, alkaloid, flavonoid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biolarvasida ekstrak bunga Melati (Jasminum sambac L.) terhadap mortalitas Aedes aegypti. Desain penelitian eksperimental dengan sampel penelitian sebanyak 225 ekor larva Aedes aegypti. Setelah itu, dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan menggunakan konsentrasi 12,5%, 25% dan 50%. Kemudian dilakukan pengamatan selama 24 jam pada setiap konsentrasi untuk melihat pengaruh terhadap larva Aedes aegypti. Hasil persentase mortalitas paling tinggi dari ketiga kosentrasi terdapat pada konsentrasi 50% dikarenakan dapat menyebabkan mortalitas sebanyak 16 ekor larva. Kemudian uji analisis probit dilakukan untuk menentukan nilai LT50,95. Hasil analisis probit LT50 pada konsentrasi 25% membutuhkan waktu 47 jam dan konsentrasi 50% dengan waktu 40 jam. ekstrak bunga melati (Jasminum sambac L.) dapat menyebabkan mortalitas terhadap larva
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Keterlambatan Perkembangan Global Pada Anak Di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek
Adanya keterlambatan yang cukup berarti pada dua atau lebih domain perkembangan merupakan diagnostik untuk Keterlambatan Perkembangan Global (GDP). Hingga tahun 2016, 7.512,6 dari 100.000 anak Indonesia (7,51%) mengalami keterlambatan atau gangguan perkembangan. Data ini dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan penelitian ntuk mengetahui faktor risiko pada anak dengan keterlambatan perkembangan global. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian di RSUD dr.H.Abdoel Moeloek pada bulan Desember 2023 sampai bulan Februari 2024. Populasi seluruh anakj dengan kbatan perkembangan global yang menjalani terapi dibagian tumbuh kembang anak, dengan sampel 42 responden, dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Hasil penelitian faktor usia paling tinggi usia 21-40 bulan sebanyak 36 responden (42,9%), faktor jenis kelamin paling banyak perempuan sebanyak 46 responden (54,8%), faktor resiko kejadian Asfiksia sebanyak 64 responden (76,2%), faktor resiko kejadian sepsis yang paling banyak tidak sepsis sebanyak 45 responden (53,6%), faktor resiko kejadian hipotiroid sebanyak 60 responden (71,4%). Kesimpulan Diketahui ada hubungan antara asfiksia p-value (0,01) , sepsis p-value (0,016), dan hipotirod kongenital p-value (0,016) terhadap kejadian keterlambatan perkembangan global
Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Nifas Melalui Edukasi Kebutuhan Dasar Ibu Nifas dan Manajemen Laktasi di Wilayah Kerja Puskemas Nogosari
ABSTRAK Masa nifas (postpartum) berlangsung dari satu jam pertama hingga 6–8 minggu setelah persalinan, ditandai dengan involusi uterus dan pemulihan sistem hormonal. Ketidaksiapan ibu serta masalah dalam penyesuaian diri selama kehamilan dan persalinan dapat menghambat peran ibu, memicu kecemasan, hingga gangguan psikologis postpartum. Di Kabupaten Boyolali, dari Januari hingga November 2024, terdapat 18 kasus kematian ibu, termasuk 3 kasus di Kecamatan Nogosari akibat keterlambatan mengenali tanda bahaya masa nifas. Selain itu, cakupan ASI eksklusif di Nogosari mencapai 79,9%, namun masih belum optimal. Faktor penyebabnya meliputi rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang ASI, kurangnya layanan konseling laktasi, minimnya dukungan tenaga kesehatan, faktor sosial budaya, keterbatasan cuti bagi ibu bekerja, serta promosi susu formula yang masif. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan dasar masa nifas dan manajemen laktasi. Metode yang dilakukan dengan penyuluhan, diskusi interaktif dengan media poster. Hasil kegiatan penyuluhan menggunakan media poster dengan judul upaya peningkatan pengetahuan ibu nifas melalui edukasi kebutuhan dasar ibu nifas dan manajemen laktasi di Wilayah Kerja Puskemas Nogosari yang difokuskan di desa Kenteng, dikarenakan sasarannya adalah ibu nifas, dimana jumlah ibu nifas lebih banyak yaitu 8 ibu nifas di bulan Januari 2025. Kegiatan penyuluhan dengan fokus edukasi dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Januari 2025 pukul 09.00 WIB. Jumlah ibu nifas yang hadir yaitu 5 ibu nifas. Bertempat di rumah ibu kader KIA. Terdapat peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan dasar ibu nifas dan manajemen laktasi. Kata Kunci: Edukasi, Kebutuhan Dasar Ibu Nifas, Manajemen Laktasi ABSTRACT The postpartum period lasts from the first hour to 6-8 weeks after delivery, characterized by uterine involution and recovery of the hormonal system. Maternal unpreparedness and adjustment problems during pregnancy and childbirth can hinder maternal roles, trigger anxiety, and postpartum psychological disorders. In Boyolali District, from January to November 2024, there were 18 cases of maternal death, including 3 cases in Nogosari District due to delays in recognizing the danger signs of the postpartum period. In addition, exclusive breastfeeding coverage in Nogosari reached 79.9%, but is still not optimal. The contributing factors include low knowledge of mothers and families about breastfeeding, lack of lactation counseling services, lack of support from health workers, socio-cultural factors, limited leave for working mothers, and massive promotion of formula milk. The purpose of this community service is to increase the knowledge of postpartum mothers about the basic needs of the postpartum period and lactation management. The purpose of this community service is to increase the knowledge of postpartum women about the basic needs of the postpartum period and lactation management. The method used was counseling, interactive discussion with poster media. The results of counseling activities using poster media with the title of efforts to increase the knowledge of postpartum women through education on the basic needs of postpartum women and lactation management in the Nogosari Community Health Center Working Area focused on Kenteng village, because the target is postpartum women, where the number of postpartum women is more, namely 8 postpartum women in January 2025. Counseling activities with a focus on education were held on Tuesday, January 21, 2025 at 09.00 WIB. The number of postpartum women who attended was 5 postpartum women. Located at the home of the KIA cadre mother. There was an increase in knowledge about the basic needs of postpartum women and lactation management. Keywords: Education, Basic Needs of Postpartum Mothers, Lactation Managemen