Portal Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Banjarmasin (Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia)
Not a member yet
70 research outputs found
Sort by
Inovasi pembelajaran matematika berbasis heterogenitas siswa
Tujuan kajian pustaka ini adalah menyosialisasikan pembelajaran matematika yang berbasis pada heterogenitas siswa, dengan membedakan siswa menjadi tiga level kemampuan matematika yaitu di atas high-ability, intermediate-ability, dan low-ability. Alasan peneliti mengangkat tema ini karena kurangnya pembelajaran matematika yang berbasis tersebut. Pembagian level ini berdasarkan pada nilai hasil belajar siswa atau hasil pretes siswa. Siswa high-ability diberi pembelajaran berbasis problem solving dengan soal non rutin yang menekankan pada kompetisi individu. Siswa intermediate-ability dan low-ability diberi pembelajaran kooperatif. Penilaian dilakukan dengan portofolio
Metode guided inquiry efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry pada pokok bahasan Peluang. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Martapura, dipilih dua kelas yang dipilih secara acak. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen diberikan pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran guided inquiry, sedangkan kelas kedua merupakan kelas kontrol yang diberikan metode pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa, pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa, dan pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa
Penggunaan software geogebra dan microsoft mathematic dalam pembelajaran matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang bidang kajiannya absrtak dan memerlukan daya berpikir logis sehingga untuk menyampaikannya diperlukan suatu media agar siswa menjadi lebih memahami materi yang disampaikan dan merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan daya berpikir logis. Salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan saat ini adalah pengguanaan software. Keberadaan software dapat membantu guru untuk menyampaikan materi matematika yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami karena software dapat memvisualkan hal itu. Keberadaan software GeoGebra dan Microsoft Mathematic dapat membantu guru untuk menyampaikan materi matematika yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami karena software dapat memvisualkan hal itu, selain itu software ini dibuat untuk melatih daya kreativitas dan daya kritis siswa
Pembelajaran matematika dalam perspektif kekinian
Pada Konaspi VIII di Jakarta, 13 Oktober 2016, terdapat pokok-pokok pemikiran penting perihal revitalisasi pendidikan di Indonesia dewasa ini terkait dengan kondisi LPTK dan masa depan guru. Kementerian PPN melalui Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan BAPPENAS (Subandi Sardjoko, 2016) menguraikan bahwa penguatan lembaga pendidikan tinggi keguruan melalui revitalisasi LPTK dilakukan agar dapat mengembangkan program akademik, untuk dapat melahirkan guru-guru yang berkualitas. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lambat pada tahun 2015. Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Sementara, ditataran makro atau dunia, Jika kita menuju hilirnya Filsafat, kita akan menemukan Pendidikan Berbasis Rasio atau Berbasis Kognitif, dengan sifat-sifat ikutan yang dapat diturunkan sebagai atau berbentuk Cognitive-Based Education, Anti-Spiritualisme, Dunia Parsial dan Hedonisme. Dalam era Kontemporer (AFTA), terdapat main-set yang cukup kuat dan signifikan bahwa semua pengambil kebijakan Pendidikan di Indonesia akan mengimplementasikan Pendidikan Berbasis Pasar, yang dengan sendirinya akan mencari hakekat kebenaran ada di dalam Pasar. Dengan metode yang sama seperti sudah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Berbasis Pasar dengan sendirinya bersifat Anti-Spiritualisme, dengan sifat-sifat ikutan yang dapat diturunkan sebagai Reduksionisme, Eksploitasi Vital, Kompetisi Mutlak, Egosentrik, Hegemoni, Dunia Terpotong, Materialisme, Pragmatisme, Hedonisme, dan Pendidikan Laskar. Pendidikan Konseratif Mutlak mempunyai sifat Reduksionisme, Eksploitasi Vital, Monokulturisme, Egosentrik, dan Ethical Closed-ended Mutlak (Nilai Budaya Tertutup Mutlak).Pada Konaspi VIII di Jakarta, 13 Oktober 2016, terdapat pokok-pokok pemikiran penting perihal revitalisasi pendidikan di Indonesia dewasa ini terkait dengan kondisi LPTK dan masa depan guru. Kementerian PPN melalui Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan BAPPENAS (Subandi Sardjoko, 2016) menguraikan bahwa penguatan lembaga pendidikan tinggi keguruan melalui revitalisasi LPTK dilakukan agar dapat mengembangkan program akademik, untuk dapat melahirkan guru-guru yang berkualitas. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lambat pada tahun 2015. Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Sementara, ditataran makro atau dunia, Jika kita menuju hilirnya Filsafat, kita akan menemukan Pendidikan Berbasis Rasio atau Berbasis Kognitif, dengan sifat-sifat ikutan yang dapat diturunkan sebagai atau berbentuk Cognitive-Based Education, Anti-Spiritualisme, Dunia Parsial dan Hedonisme. Dalam era Kontemporer (AFTA), terdapat main-set yang cukup kuat dan signifikan bahwa semua pengambil kebijakan Pendidikan di Indonesia akan mengimplementasikan Pendidikan Berbasis Pasar, yang dengan sendirinya akan mencari hakekat kebenaran ada di dalam Pasar. Dengan metode yang sama seperti sudah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Berbasis Pasar dengan sendirinya bersifat Anti-Spiritualisme, dengan sifat-sifat ikutan yang dapat diturunkan sebagai Reduksionisme, Eksploitasi Vital, Kompetisi Mutlak, Egosentrik, Hegemoni, Dunia Terpotong, Materialisme, Pragmatisme, Hedonisme, dan Pendidikan Laskar. Pendidikan Konseratif Mutlak mempunyai sifat Reduksionisme, Eksploitasi Vital, Monokulturisme, Egosentrik, dan Ethical Closed-ended Mutlak (Nilai Budaya Tertutup Mutlak)
Metode guided inquiry efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry pada pokok bahasan Peluang. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Martapura, dipilih dua kelas yang dipilih secara acak. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen diberikan pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran guided inquiry, sedangkan kelas kedua merupakan kelas kontrol yang diberikan metode pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa, pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa, dan pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari aspek prestasi belajar dan motivasi belajar siswa
Mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kepercayaan diri siswa melalui efektivitas model pembelajaran PBL
Penelitian ini berjudul “Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Kepercayaan Diri Siswa melalui Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”. Kecerdasan interpersonal termasuk dalam jenis kecerdasan majemuk. Tidak semua siswa yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu, seorang guru perlu untuk memahami dan mengembangkan potensi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal ini. Kecerdasan interpersonal juga berhubungan erat dengan emosi seseorang sehingga kecerdasan ini berhubungan erat dengan kepercayaan diri siswa. Penelitian dilakukan pada siswa dari dua kelas yang memiliki kemampuan setara dengan model pembelajaran yang berbeda. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen diberikan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning (PBL), sedangkan kelas kedua merupakan kelas kontrol yang diberikan model pembelajaran konvensional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dan kepercayaan diri siswa. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kecerdasan interpersonal dan kepercayaan diri siswa
Peningkatan efektivitas pembelajaran matematika dengan metode kooperatif tipe STAD di STMIK Asia Malang
Tujuan pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran matematika dalam mendapatkan nilai yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Teknik Informatika STMIK Asia Malang terhadap mahasiswa matakuliah matematika semester 1 tahun akademik 2015/2016 menerapkan desain penelitian tindakan kelas dengan dua siklus . Data yang dikumpulkan berupa data nilai mahasiswa dan angket respon mahasiswa terhadap metode pembelajaran. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes uraian materi integral baik secara kelompok maupun individual dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aadanya peningkatan prosentase jumlah mahasiswa yang mendapat nilai 60 atau lebih. Pada siklus 1 prosentase tersebut mencapai 83% dan meningkat menjadi 93% pada siklus 2. Adapun prosentase respon positif dari hasil angket secara klasikal lebih besar dari 75% yaitu mencapai 77,8%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mendukung, merasa senang dan berminat terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
Peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dengan model ideal problem solving mata kuliah kapita selekta matematika 1
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dengan model IDEAL Problem Solving. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada mahasiswa pendidikan matematika IKIP Veteran Semarang, dengan subyek penelitian adalah mahasiswa S1 yang mengambil mata kuliah Kapita Selekta Matematika 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran IDEAL Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII, dan bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektivan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Banjarmasin yang berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket respon siswa, tes hasil belajar, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pengembangan LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII dikembangkan menggunakan model pengembangan ADDIE; (2) kelayakan LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan dapat dilihat dari: (a) hasil validasi berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek kevalidan; (b) hasil angket respon siswa berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek kepraktisan; dan (c) hasil tes hasil belajar siswa berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek keefektivan
Implementasi model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 10 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 pada materi barisan dan deret
Berdasarkan pengalaman mengajar dan hasil pengamatan kegiatan belajar matematika yang selama ini berlangsung di SMAN 10 Banjarmasin , ditemui pada saat pembelajaran berlangsung aktivitas siswa dalam kelas hanya datang, duduk, diam dan dengar saja. Selama pembelajaran siswa jarang bertanya kepada guru dan pada saat guru bertanya hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab, mereka cenderung diam dan menundukan kepala. Kondisi pembelajaran seperti ini menyebabkan pencapaian hasil belajar siswa selama ini masih rendah khususnya pada materi Barisan dan Deret. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodir masalah tersebut adalah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2016 dengan subjek siswa kelas XII IPA 1 yang berjumlah 32 siswa. Data yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui penilaian tes pada akhir tindakan (Siklus I dan II) sedangkan data kualitatif diperoleh dari observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa dan catatan lapangan. Setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), aktivitas siswa dalam belajar meningkat, siswa berani bertanya, mengemukakan pendapat, mengemukakan ide dan gagasan serta dapat meningkatkan kemampuan siswa yang berkemampuan rendah. Begitupun dengan persentase aktivitas belajar siswa mengalami kenaikan. Hasil belajar siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Banjarmasin meningkat setelah dilakukan pembelajaran menggunakan Think-Pair-Share (TPS). Pada akhir tindakan I hanya terdapat 16 siswa yang tuntas belajar dengan persentase 50%. Hasil akhir tindakan II terdapat 26 siswa yang tuntas belajar dengan persentase 81,25%. Jadi terjadi kenaikan persentase jumlah siswa yang tuntas belajar yaitu sebesar 31,25% jika dibandingkan dengan tes akhir tindakan I. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPA pada materi Barisan dan Deret