Ejournal of industrial system portal (Kementerian Perindustrian)
Not a member yet
3118 research outputs found
Sort by
Pemanfaatan Limbah Industri Kayu Lapis Dan Kayu Gergajian Untuk Pembuatan Alat Olahraga Danalat Pendidikan Pra Sekolah
Industri kayu lapis dan kayu gergajian pada umumnya menghasilkan limbah sebanyak 39% sampai 47% dari bahan bakunya. Limbah yang beraneka ragam bentuk dan ukurannya ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah tersebut adalah untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan prasekolah.Dalam percobaan ini dilakukan pembuatan alat – alat olahraga: pemukul kasti, rounders, tongkat bola sodok, pemukul bola tenis meja, serta beberapa alat peraga pendidikan taman kanak – kanak. Limbah yang dipergunakan berupa: potongan ujung log, sibiran, sisir vinir, sisa kupas atau center log dan B.S. atau sortisan. Ptoses percobaan meliputi: pemilihan limbah, pembuatan bahan baku siap pakai dan pembuatan sampel alat olahraga dan alat peraga pendidikan. Desainnya disesuaikan dengan persyaratan tertentu, dan alat olahraga yang dibuat diuji beratnya. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa limbah industri kayu lapis dan kayu gergjian dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan pra sekolah. Pembuatan alat olahraga dapat dimanfaatkan 15% sampai 60% dari limbah yang dipergunakan, sedang pembuatan alat peraga dapat memenfaatkan 50% sampai 70% dari limbah yang digunakan. Industri kayu lapis dan kayu gergajian pada umumnya menghasilkan limbah sebanyak 39% sampai 47% dari bahan bakunya. Limbah yang beraneka ragam bentuk dan ukurannya ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah tersebut adalah untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan prasekolah.Dalam percobaan ini dilakukan pembuatan alat – alat olahraga: pemukul kasti, rounders, tongkat bola sodok, pemukul bola tenis meja, serta beberapa alat peraga pendidikan taman kanak – kanak. Limbah yang dipergunakan berupa: potongan ujung log, sibiran, sisir vinir, sisa kupas atau center log dan B.S. atau sortisan. Ptoses percobaan meliputi: pemilihan limbah, pembuatan bahan baku siap pakai dan pembuatan sampel alat olahraga dan alat peraga pendidikan. Desainnya disesuaikan dengan persyaratan tertentu, dan alat olahraga yang dibuat diuji beratnya. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa limbah industri kayu lapis dan kayu gergjian dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan pra sekolah. Pembuatan alat olahraga dapat dimanfaatkan 15% sampai 60% dari limbah yang dipergunakan, sedang pembuatan alat peraga dapat memenfaatkan 50% sampai 70% dari limbah yang digunakan.
Pengaruh Suhu Dan Waktu Oksidasi Pada Proses Pencelupan Batik Kain Kapas Dengan Zat Warna Indigosol
Pencelupan batik dengan zat warna indigosol memerlukan energi sinar matahari untuk membangkitkan warnanya (oksidasi), karenanya pencelupan batik bentuk panjang dengan alat celup BLC mengalami kesulitan agar batik bentuk panjang (dengan alat Bf, C) dapat dicelup dengan zal warna indigosol, maka dilakukan penelitian untuk mengganti energi matahari dengan larutan oksidasi panas. Mengingat sifat Iilin batik yang melunak pada suhu tinggi, maka oksidasi dilakukan pada suhu 40°C dan 50°C selama 1, 2 dan 3 menit. Hasil penelitian diuji kekuatan tarik dan ketuaan warnanya. Dari evaluasi dapat diketahui bahwa kekuatan tarik arah lusi terendah sebesar 19,81 kg/cm2 lebih tinggi dari standar (Standar SII 13,55 kg/cm2) dan arah pakan terendah sebesar 12,70 kg/cm2 lebih tinggi dari standar (Standar SIl 10,39 kg/cm2). Untuk ketuaan warna, warna Grey IBL dan Green I3B lebih tinggi dari warna hasil celupan tradisional, sedangkan warna Pink R berada I tingkat di bawah hasil celupan tradisional.Pencelupan batik dengan zat warna indigosol memerlukan energi sinar matahari untuk membangkitkan warnanya (oksidasi), karenanya pencelupan batik bentuk panjang dengan alat celup BLC mengalami kesulitan agar batik bentuk panjang (dengan alat Bf, C) dapat dicelup dengan zal warna indigosol, maka dilakukan penelitian untuk mengganti energi matahari dengan larutan oksidasi panas. Mengingat sifat Iilin batik yang melunak pada suhu tinggi, maka oksidasi dilakukan pada suhu 40°C dan 50°C selama 1, 2 dan 3 menit. Hasil penelitian diuji kekuatan tarik dan ketuaan warnanya. Dari evaluasi dapat diketahui bahwa kekuatan tarik arah lusi terendah sebesar 19,81 kg/cm2 lebih tinggi dari standar (Standar SII 13,55 kg/cm2) dan arah pakan terendah sebesar 12,70 kg/cm2 lebih tinggi dari standar (Standar SIl 10,39 kg/cm2). Untuk ketuaan warna, warna Grey IBL dan Green I3B lebih tinggi dari warna hasil celupan tradisional, sedangkan warna Pink R berada I tingkat di bawah hasil celupan tradisional
Penelitian Pengaruh Derajat Keasaman Pada Pencelupan Batik Sutera
Keterbatasan sifat bahan sutera untuk batik telah mendorong dilakukannya penelitian mengenai optimalisasi proses pencelupan. Dalam penelitian ini dilakukan pencelupan sutera dengan zat warna reaktif dan indigosol dengan variasi pH:4, 5, 6 , 7 dan 8. Sebagai pembanding dilakukan pencelupan untuk kedua zat warna tersebut pada kondisi normal. Dari hasil pengujian ternyata derajat keasaman berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan beda warna. Penelitian memberikan hasil terbaik untuk penggunaan zat warna reaktif pada kisaran pH: 7-9 sedang untuk zat warna indigosol pada kisaran pH : 3-5
Pelapisan Barang Kerajinan Tembaga Dan Kuningan Dengan Metode Elektroplating
Kerajinan tembaga dan kuningan mudah mengalami korosi dan berubah warnanya karena pengaruh udara. Pelapisan barang kerajinan dengan emas dan perak dimaksudkan untuk memperindah benda aslinya, serta untuk mencegah korosi.Penelitian ini dilakukan dengan mencoba melapiskan emas dan perak secara elektroplanting pada cincin tembaga dan kuningan, dengan variasi lama pelapisan. Kemudian hasil pelapisan diuji dengan pengujian secara gosokan, dan pengujian ketahanan terhadap keringat dengan menggunakan keringat buatan yang bersifat asam.Hasil percobaan menunjukkan bahwa lapisan emas dan perak cukup berbeda ketahanannya, dan pelapisan emas yang didahului dengan pelapisan perak hasilnya tidak jauh berbeda dengan pelapisan emas langsung kepada logam dasarnya. Sementara itu hasil pengujian ketahanan terhadap keringat menunjukkan bahwa pelapIsan emas/perak terhadap kuningan lebih baik daripada pelapisan terhadap tembaga.Kerajinan tembaga dan kuningan mudah mengalami korosi dan berubah warnanya karena pengaruh udara. Pelapisan barang kerajinan dengan emas dan perak dimaksudkan untuk memperindah benda aslinya, serta untuk mencegah korosi.Penelitian ini dilakukan dengan mencoba melapiskan emas dan perak secara elektroplanting pada cincin tembaga dan kuningan, dengan variasi lama pelapisan. Kemudian hasil pelapisan diuji dengan pengujian secara gosokan, dan pengujian ketahanan terhadap keringat dengan menggunakan keringat buatan yang bersifat asam.Hasil percobaan menunjukkan bahwa lapisan emas dan perak cukup berbeda ketahanannya, dan pelapisan emas yang didahului dengan pelapisan perak hasilnya tidak jauh berbeda dengan pelapisan emas langsung kepada logam dasarnya. Sementara itu hasil pengujian ketahanan terhadap keringat menunjukkan bahwa pelapIsan emas/perak terhadap kuningan lebih baik daripada pelapisan terhadap tembaga
Teknologi Pembuatan Batik Brokat Dengan Oksidator KmNO4
Serat selulosa dapat rusak oleh asam kuat dan zat-zat pengelantang yang bersifat oksidator atau pun reduktor. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batik brokat (yaitu batik yang mempunyai penampilan seperti kain brokat) dari kain campuran polyamida dan selulosa dengan cara perusakan salah satu jenis seratnya yang dikerjakan secara rendaman dengan lilin batik sebagai zat perintangnya. Proses pembuatan batik brokat dilakukan secara “lorodan” dengan teknik pengerjaan seperti pada pembuatan batik pada umumnya. Menjelang akhir proses pengerjaan, dilakukan proses perusakan serat selulosa. Bagian kain yang tertutup lilin batik tetap tebal, sedang bagian kain yang terbuka (tak tertutup lilin batik) akan menjadi tipis, sehingga diperoleh efek tebal-tipis seperti pada kain brokat. Zat perusak yang dipergunakan adalah: asam sulfat, kalium permanganat, kostik soda, dan natrium hidrosulfit. Dengan membuat bermacam-macam konsentrasi zat-zat tersebut diperoleh konsentrasi terkecil yang menghasilkan perusakan sempurna seperti berikut:Rendaman I selama 30 menit dalam larutan KMnO4 5 g/1 dan H2SO4 93% 25 cc/1Rendaman II selama 30 menit dalam larutan NaOH 20 g/1Rendaman III selama 30 menit dalam larutan Na2S2O4 20 g/
Penelitian Persyaratan Iratan Agel Sebagai Bahan Baku Bagor
Agel merupakan salah satu serat alam yang diperoleh dari proses pengiratan daun muda (pucuk) pohon gebang (corypha gabanga BL), dan bagor merupakan salah satu produk kerajinan yang dibuat dari agel. Bagor yang dijual di pasaran pada umumnya dibedakan menjadi 3 kelas mutu: halus, sedang, dan kasar. Pembagian kerlas mutu tersebut belum jelas dasarnya sehingga penilaian mutu bagor masih tergantung pada selera perorangan. Karena itu dilakukan penelitian guna memperoleh dasar penentuan mutu bagor. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap serat agel sebagai bahan baku bagor, dan terhadap serat agel yang diambil dari anyaman bagor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persyaratan agel sebagai bahan baku agel terbagi atas beberapa kelas sesuai dengan penggunaannya, yaitu: mutu I (halus) mutu II (sedang), dan mutu III (kasar)
Penelitian Pengaruh Beberapa Pelarut Organik Dalam Pembuatan Lilin Batik Cair Terhadap Proses Pembatikan
Pembuatan lilin batik pasta merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan lilin batik cair pada suhu kamar yang siap pakai sehingga dapat dipergunakan seperti lilin batik tradisional. Dalam menelitian ini lilin batik pasta diencerkan dengan berbagai variasi komposisi di dalam beberapa pelarut organik seperti: Aceton, Toluen, n-Hexana, Terpentin, sehingga diperoleh lilin batik cair. Selanjutnya lilin batik cair tersebut dicoba dibatik tuliskan, dan hasilnya dievaluasi. Pada percobaan ini campuran 25,0 gram Toluen dan 15,5 gram Aceton yang dipergunakan untuk mengencerkan 100,0 gram lilin batik cair, lilin batik cair yang dihasilkan: lancar pada pembatikanya, tapak cantingnya tajam, tembus dan tak patah-patah, cukup tahan terhadap alkali yang dipergunakan pada proses pencelupan batik, mudah dilorod (dilepas kembali dari kain) tanpa meninggalkan noda, serta waktu pengeringannya 22,5 jam.
Penelitian Penggunaan Zat Warna Prada
Zat warna prada adalah sejenis zat warna metal. Di pasaran terdapat dua bentuk zat warna prada yaitu bentuk bubuk dan bentuk apsta, sedang warnanya terdiri dari dua macam warna yaitu warna eemas dan warna perak. Penggunaan zat warna prada selain untuk batik juga digunakan untuk bahan sandang lainnya misalnya tekstil kerajinan seperti sasirangan, jumputan dan tenun ikat dengan maksud untuk mendapatkan diversifikasi produk serta meningkatkan nilai tambahnya. Di dalam penelitian ini pasta dibuat dari zat wana prada bentuk pasta warna emas, zat warna prada bentuk bubuk warna emas dan warna perak. Sedangkan zat pembantu yang digunakan adala binder metalik, katalis DAP dan polysol. Pasta prada kemudian dilekatkan pada kain dengan menggunakan canting tulis. Keenceran pasta prada diatur dengan penambahan air. Dari hasil evaluasi terlihat bahwa pasta prada yang dibuat dari zat warna prada emas berbentuk pasta zat warna prada bentuk zat warna emas dan perak dan binder dengan perbandingan 1:5, atau campuran keduanya dengan perbandingan 1:1 sampai 1:2 merupakan pasta prada yang cukup baik digunakan, baik dalam kelancaran pelekatan maupun ketahanan luntur terhadao pencucian, gosokan dan sinar. Di dalam penelitian ini pasta dibuat dari zat wana prada bentuk pasta warna emas, zat warna prada bentuk bubuk warna emas dan warna perak. Sedangkan zat pembantu yang digunakan adala binder metalik, katalis DAP dan polysol. Pasta prada kemudian dilekatkan pada kain dengan menggunakan canting tulis. Keenceran pasta prada diatur dengan penambahan air. Dari hasil evaluasi terlihat bahwa pasta prada yang dibuat dari zat warna prada emas berbentuk pasta zat warna prada bentuk zat warna emas dan perak dan binder dengan perbandingan 1:5, atau campuran keduanya dengan perbandingan 1:1 sampai 1:2 merupakan pasta prada yang cukup baik digunakan, baik dalam kelancaran pelekatan maupun ketahanan luntur terhadao pencucian, gosokan dan sinar.