E-Journal STKIP-MB - Jurnal Muara Pendidikan STKIP Muhammadiyah Muara Bungo
Not a member yet
    384 research outputs found

    PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINNING (IHT) PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SATU LEMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SMP

    No full text
    This study departs from the results of the quality report cards for SMP Negeri 4 Muara Bungo and the results of observations in the classrooms, it is concluded that most teachers have not made RPP optimally in accordance with national standards. In House Training Activities are one of the self-development activities carried out in schools, namely the RPP Component according to the Regulation of the Minister of Education and Culture Number 22 of 2016 concerning the Standards for the Primary and Secondary Education Process consisting of 13 RPP Components and the Making of 1 Sheet RPP in accordance with the Circular of the Minister of Education and Culture No. 14 of 2019 concerning the making of one-sheet RPP, which is still guided by the 2013 Curriculum RPP. In this IHT Activity, the achievement of making RPP with 13 assessment components from cycle 1 to cycle 2 has increased. In cycle one, the average attainment of participants' attitudes was 82.7% (good) while in cycle 2 it was 88.09% (very good). The achievement of making lesson plans in cycle 1 is 84.74% (Good) while Cycle 2 is worth 93.7 (very good). This increase shows that the implementation of IHT can improve teacher competence both from the achievement of activities/attitudes and the achievement of competence in making lesson plans. Of the thirteen good RPP components based on Curriculum 13 according to the Regulation of the Minister of Education and Culture Number 22 of 2016 and the Circular Letter of the Minister of Education and Culture No. 14 of 2019 concerning the Making of one-sheet RPP Cycle one and cycle two, the lowest is the Making of one-sheet RPP, namely 1. Suitability of Learning Objectives, 2. Learning Media, 3. Learning Steps and 4. Learning Assessment. This is because these four components require broad insight and knowledge, and are in accordance with class/student conditions.Penelitian ini berangkat dari hasil Rapor mutu Mutu SMP Negeri 4 Muara Bungo dan Hasil Observsi di kelas-kelas maka disimpulkan bahwa sebagaian besar guru belum membuat RPP secara maksimal sesuai dengan standar Nasional. Kegiiatan In House Trainning adalah salah satu Pengembangan diri yang dilaksanakan disekolah yaitu  Komponen RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas 13 Komponen RPP dan Pembuatan RPP 1 Lembar yang  sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud No 14 tahun 2019 tentang pembuatan RPP satu lembar, yang tetap berpedoman pada RPP Kurikulum 2013. Pada Kegiatan IHT ini Ketercapaian Pembuatan RPP dengan 13 koponen penilaian  siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan.  Siklus satu rata-rata  Ketercapaian sikap peserta 82,7 % (Baik) sedang pada siklus 2 menjadi 88,09% (sangat Baik). Ketercapaian pembuatan RPP pada siklus 1 bernilai 84,74% (Baik) sedang Siklus 2 bernilai 93,7 (sangat baik). Peningkatan Ini Menunjukan Bahwa Pelaksanaan IHT dapat meningkatkan Kompetensi Guru baik dari ketercapaian aktivitas/ sikap maupun Ketercapaian Kompetensi pembuatan RPP. Dari tiga belas Komponen RPP baik Berdasrkan Kurikulm 13 menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016  dan Surat Edaran Mendikbud No. 14 tahun 2019 tentang Pembuatan RPP satu lembar Siklus satu dan siklus dua yang paling rendah adalah pada Pembuatan RPP satu lembar yaitu 1. Kesesuaian Tujuan Pembelajaran, 2. Media Pembelajaran, 3. Langkah-langkah Pembelajaran dan 4. Penilaian Pembelajaran. Hal Ini disebabkan karena Keempat Komponen ini membutuhkan Wawasan dan pengetahuan yang Luas, dan sesuai dengan kondisi kelas/siswa

    PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA BUKU BERGAMBAR PADA ANAK DESA SITIMERTO

    No full text
     Era globalisasi dan kemajuan tekhnologi menjadikan setiap orang mudah menjalin komunikasi dan hubungan antar Negara. Semakin meluasnya hubungan antar manusia membuat mereka mau tidak mau harus mempelajari bahasa asing khususnya bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Didunia pendidikan mata pelajaran bahasa inggris sudah diajarkan sejak zaman penjajahan belanda dan masih terus digunakan hingga sekarang. Sudah sejak lama pelajaran bahasa inggris menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa tingkat menengah pertama atau SMP dan tingkat menengah atas atau SMA. Ditingkat sekolah dasar atau SD, mata pelajaran bahasa inggris sudah menjadi muatan lokal sejak tahun 1996. Mengajarkan bahasa inggris pada berbaga tingkat tidaklah sama. Pada tingkat sekolah dasar bahasa inggris lebih ditekankan pada peningkatan dan penguasaan kosakata. Selain itu para pengajar haruslah menggunakan metode yang tepat dan media yang akan menunjang kegiatan pembelajaran. Pada penelitian kali ini peneliti akan melakukan eksperimen yang berpusat pada peggunaan buku bergambar sebagai media dalam meningkatkan kosakata bahasa inggris. Dalam rangka pengabdian masyarakat yang dilakukan tim KKN-DR IAIN KEDIRI. Penelitian ini ditujukan untuk anak-anak pada tingkat sekolah dasar yang ada di desa Sitimerto. Penelitian yang dilakukan dengan metode pra-eksperimen ini menghasilkan sebuah kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media buku bergambar pada peningkatan kosakata ternyata terbukti. Pada penelitian ditemukan adanya pengaruh yang menunjukkan arah positif. Meskipun hasil peningkatan yang ditunjukkan tidak terlalu signifikan, hal ini membuktikan bahwa peningkatan kosakata dengan media buku bergambar membuahkan hasil.The era of globalization and technological advances make it easy for everyone to establish communication and relations between countries. The increasingly widespread relationship between humans makes them inevitably have to learn foreign languages, especially English as an international language. In the world of education, English subjects have been taught since the Dutch colonial era and are still used until now. For a long time, English lessons have become a compulsory subject for junior high school and senior high school students. At the elementary school level, English subjects have become local content since 1996. Teaching English at various levels is not the same. At the elementary school level, English is more emphasized on improving and mastering vocabulary. In addition, teachers must use appropriate methods and media that will support learning activities. In this study, researchers will conduct an experiment centered on the use of picture books as a medium in increasing English vocabulary. In the context of community service carried out by the KKN-DR IAIN KEDIRI team. This research is aimed to children at the elementary school level in Sitimerto village. The research which was conducted using this pre-experimental method resulted in a conclusion. The results showed that the use of picture book media in increasing vocabulary was proven. In the study, it was found that there was an influence that showed a positive direction. Although the results of the increase shown are not very significant, this proves that increasing vocabulary using picture books has yielded results

    PENGEMBANGAN LKPD TEMPE KEMUL (KETERAMPILAN MEMBACA, MENULIS, DAN BERHITUNG PERMULAAN) UNTUK PESERTA DIDIK KELAS I

    No full text
    This study aims to develop TEMPE KEMUL LKPD (Reading, Writing, and Beginning Counting Skills) for class I students. This research is a research and development research by applying the ADDIE model. This model consists of five stages, namely analysis (analysis), design (design), development (development), implementation (implementation), and evaluation (evaluation). The subjects in this study were students of class I MI Muhammadiyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo Central Java. The data analysis used is descriptive quantitative and qualitative. The results showed that the assessments included 1) material expert validation getting 82% including the very valid category, 2) expert validation getting 98% including the very valid category, 3) media expert validation getting 78% validity including in the valid category. Student teacher practicality assessment 1) teacher practicality test, getting 92% including very practical category, 2) small group practicality test, getting 97% including very practical category, 3) large group practicality test, reaching 99% including very practical category. Based on these data, the TEMPE KEMUL LKPD for learning reading, writing, and arithmetic skills is suitable for use.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD TEMPE KEMUL (Keterampilan Membaca, Menulis, dan Berhitung Permulaan) untuk peserta didik kelas I. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan mengaplikasikan model ADDIE. Model ini terdiri dari lima tahap, yaitu analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas I MI Muhammadiyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo Jawa Tengah. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan penilaian antara lain 1) validasi ahli materi mendapatkan 82% termasuk kategori sangat valid, 2) validasi ahli mendapatkan 98% termasuk kategori sangat valid, 3) validasi ahli media mendapatkan kevalidan 78% termasuk pada kategori valid. Penilaian kepraktisan guru peserta didik 1) uji kepraktisan guru, mendapatkan 92% termasuk kategori sangat praktis, 2) uji kepraktisan kelompok kecil, mendapatkan 97% termasuk kategori sangat praktis, 3) uji kepraktisan kelompok besar, mencapai 99% termasuk kategori sangat praktis. Berdasarkan data-data tersebut, maka LKPD TEMPE KEMUL untuk pembelajaran keterampilan membaca, menulis, dan berhitung permulaan layak digunakan

    PENDAMPINGAN PROGRAM BELAJAR BERBASIS SMART HOME DI DESA RASAU

    No full text
    Online learning that is applied in schools turns out to leave some problems for students. There are students who do not use their time to study at home, but are used to play outside the home. As a result, there are students who do not understand and are not unprepared for parents in guiding their children to study. This community service program is carried out in the village of Rasau. This service is carried out with the Smart Home concept. The methods used in this service include preparation, implementation and evaluation. The results of the assistance service for smart home-based learning programs are carried out by providing assistance in learning to read, write, count and learn foreign languages. Furthermore, providing vocational training to train psychomotor abilities and physical fitness assistance to maintain the physical health of students. So learning assistance provides benefits for improving cognitive and psychomotor students in the village of Rasau.Pembelajaran daring yang diterapkan di sekolah ternyata menyisakan sebagian permsalahan bagi siswa/siswa. Terdapat siswa/siswi yang tidak menggunakan waktunya untuk belajar di rumah, tetapi digunakan untuk bermain di luar rumah. Akibatnya terdapat siswa yang tidak paham serta tidak ketidaksiapan orang tua dalam membimbing anaknya belajar. Program pengabdian masyatakat ini dilaksanakan di desa Rasau. Pengaabdian ini dilaksanakan dengan konsep Smart Home. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi persiapan, pelakasanaan dan evaluasi. Hasil pengabdian pendampingan program belajar berbasis smart home dilaksanakan dengan memberikan pendampingan belajar membaca, menulis, menghitung dan belajar bahasa asing. Selanjutnya memberikan pelatihan prakarya untuk melatih kemampuan psikomotor dan pendampingan kebugaran jasmani untuk menjaga kesehatan jasmani siswa/siswi. Jadi pendampingan belajar memberikan manfaat untuk meningkatkan kognitif dan psikomotor siswa/siswi di desa Rasau.&nbsp

    DEVELOPMENT OF IPA LEARNING MODULE BASED ON STEM TO GROW HOTS VIBRATION FOR SMP

    No full text
    The aim of the study was to develop STEM-based IPA modules to Grow HOTS of Vibration, Wave and Sound Materials For Grade VIII Junior Students. The method used in this study uses the Thiagarajan 4-D model which consists of (4) four stages namely Define (Defining), Design (Design), Develop (Development), Disseminate (Dissemination). The research was conducted only up to the stage of small-scale trials. The instrument used is a validation questionnaire to the feasibility of the module and the student's response to stem-based IPA modules to grow HOTS of vibration, wave and sound material. The subjects in the study were 3 lecturers of the Bengkulu State Islamic Institute. The conclusion of this research is that the module developed has been feasible, and practically used as teaching materials in supporting the teaching and learning process on vibration, wave and sound materials in fostering the hots ability of junior high school students for class VIII.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul IPA berbasis STEM untuk Menumbuhkan HOTS Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi Untuk Siswa Kelas VIII  SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Thiagarajan 4-D yang terdiri dari (4) empat tahapan yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), Disseminate (Penyebarluasan). Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap uji coba skala kecil. Instrument yang digunakan yaitu  angket validasi terhadap kelayakan modul dan respon siswa terhadap modul IPA berbasis  STEM untuk Menumbuhkan HOTS Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi. Subjek dalam penelitian adalah 3 orang dosen Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. kesimpulan penelitian ini adalah modul yang dikembangkan telah layak, dan praktis digunakan sebagai bahan ajar dalam menunjang proses belajar mengajar pada materi getaran, gelombang dan bunyi dalam menumbuhkan kemampuan  HOTS siswa SMP untuk kelas VIII

    MODIFIKASI BOLA KARET UNTUK MENINGKATKAN MINAT PADA MATERI BOLA VOLI SISWA KELAS V SD

    No full text
    This research is motivated by the students' interest in volleyball game is still very low, this is because many students complain about the use of hard balls, so in this case the author tries to modify the ball to be lighter and not sick when used, with the hope that it can increase student interest 88 / VI Elementary School Bangko V Merangin Regency in a volleyball game. The study used a Class Action Research design which was carried out in two cycles, each cycle consisting of planning, implementing actions, observing and reflecting. The subjects of this study were students of class V of elementary school 88 / VI Bangko V, totaling 21 students. Volleyball learning outcomes data obtained through performance tests, observation sheets are used to collect data on student activities in following the volleyball learning process by learning to use a rubber ball.The results of this study were obtained based on an assessment of the interests of Grade V students of 88 / VI Elementary School Bangko. From the aspect of the assessment the percentage of completeness of grade V students of 88 / VI Elementary School Bangko V Merangin Regency cycle I was 47.62%. The results of the assessment of aspects of volleyball learning in the first cycle showed students achieving the KKM criteria or values> 75. There was a significant improvement from the condition of cycle I to cycle II. Volleyball learning assessment results obtained from the first cycle were as many as 14 students who completed. Whereas in the second cycle stage, the percentage of completeness of the total value of volleyball learning interest in grade V elementary school students 88 / VI Bangko V Merangin Regency is 85.71%, in other words> 75 or has met the KKM. Of the 21 students, 18 are stated to have reached KKM or only 3 have completed KKM. Based on the results of the study it was concluded that volleyball learning through modification of rubber balls can improve student learning outcomes of Class V elementary schools 88 / VI Bangko V. For Physical Education teachers in Primary Schools can apply learning effectively according to Physical Education lessons especially in ball learning volleyball.Penelitian ini dilatar belakangi minat siswa terhadap permainan Voli masih sangat rendah hal ini dikarenakan banyak siswa yang mengeluh penggunaan bola yang keras, maka dalam hal ini penulis mencoba memodifikasi bola tersebut agar menjadi lebih ringan dan tidak sakit saat digunakan, dengan harapan agar dapat meningkatkan minat siswa Sekolah Dasar 88/VI Bangko V Kabupaten Merangin pada permainan bola voli. Penelitian menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar 88/VI Bangko V yang berjumlah 21 siswa. Data hasil pembelajaran bola voli diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran bola voli dengan pembelajaran menggunakan bola karet.Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan penilaian minat siswa kelas V Sekolah Dasar 88/VI Bangko. Dari aspek penilaian tersebut persentase ketuntasan nilai siswa kelas V Sekolah Dasar 88/VI Bangko V Kabupaten Merangin siklus I adalah 47.62 %. Hasil penilaian aspek-aspek pembelajaran bola voli siklus I menunjukkan siswa mencapai kriteria KKM atau nilai > 75. Terdapat peningkatan yang signifikan dari kondisi siklus I ke siklus II. Hasil penilaian pembelajaran bola voli yang diperoleh dari siklus I adalah sebanyak 14 siswa yang tuntas. Sedangkan pada tahapan siklus II, persentase ketuntasan jumlah nilai minat pembelajaran bola voli siswa kelas V Sekolah Dasar 88/VI Bangko V Kabupaten Merangin adalah 85.71 %, dengan kata lain > 75 atau telah memenuhi KKM. Dari jumlah siswa sebanyak 21 orang, 18 dinyatakan mencapai KKM atau tuntas hanya 3 orang yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran bola voli melalui modifikasi bola karet dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar 88/VI Bangko V. bagi guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar dapat menerapakan pembelajaran dengan efektif sesuai dalam pelajaran Pendidikan Jasmani khususnya pada pembelajaran bola voli

    POLA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DI MTS PAB-1 SAMPALI

    No full text
    This study aims to reveal the leadership pattern of a madrasa head, the formulation of the problem in this study is how the leadership pattern of the madrasa head and the implementation of the madrasa head in decision making in the madrasa. This research was conducted at MTS PAB-1 Sampali, Deli Serdang Regency. The research method used in this research is to use a qualitative approach. The result of the research is that the leadership applied is a democratic leadership pattern by involving all elements of the school such as teachers, students, stake holders and parents. Decision making on students who commit disciplinary violations also goes through three stages before being sanctioned with dismissal, namely Giving Advice, Recording/Agreement Letters/Black Books, Calling ParentsPenelitian ini bertujuan mengungkap pola kepemiminan seorang kepala madrasah, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pola kepemimpinan kepala madrasah dan implementasi kepala madrasah dalam pengambilan keputusan yang dilakukan di madrasah. Penelitian ini dilakukan pada MTS PAB-1 Sampali Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian adalah kepemimpinan yang diterapkan merupakan pola kepemimpinan demokratis dengan melibatkan seluruh unsur sekolah seperti guru, siswa, stake holder dan orang tua. Pengambilan keputusan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan juga melalui tiga tahap sebalum diberi sanksi pemberhentian yaitu Pemberian Nasihat, Pencatatan/Surat Perjanjian/Buku Hitam, Pemanggilan Orang tu

    UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 19 BUNGO

    No full text
    This research is a school action research (PTS) which aims to improve teacher competence in the learning process through academic supervision. PTS is carried out in four stages, namely planning, implementation, observation and reflection. These four activities take place repeatedly in the form of cycles. The subjects of this study were 7 teachers of SMAN 19 Bungo who met the criteria and needed to be given guidance through academic supervision. Data collection techniques were carried out by observation, literature study, and documentation. Direct observation to measure teacher competence in developing lesson plans and implementing classroom learning. The results of teacher competence in the first cycle of 74.1 increased to 86 in the second cycle. So it can be concluded that the competence of teachers in the learning process has increased through the application of academic supervision.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran melalui supervisi akademik. PTS dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Subjek penelitian ini adalah 7 orang guru SMAN 19 Bungo yang memenuhi kriteria perlu diberikan pembinaan melalui supervisi akademik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, studi literatur, dan dokumentasi. Observasi langsung untuk mengukur kompetensi guru dalam mengembangkan RPP dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Hasil kompetensi guru pada siklus I sebesar 74,1 meningkat menjadi 86 pada siklus II. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam proses pembelajaran telah meningkat melalui penerapan supervisi akademik

    PGMI STUDENTS' ABILITY TO DEVELOP SCIENCE LEARNING VIDEOS BASED ON PROBLEM BASED LEARNING MODELS

    No full text
    This study aims to determine the ability of PGMI students to integrate and develop MI science learning videos based on the PBL model. This study uses a quantitative descriptive method where the subject of this research is 30 students of the PGMI Study Program. Data were obtained through observation sheets, product assessment sheets and interview guidelines. The results showed that PGMI students had been able to integrate well (82.14) the PBL learning model in scenarios and the development of science learning videos in MI. PBL-based video learning is considered to be able to support students to learn independently (85,14). Technically, the assessment of sound and picture clarity still needs to be improved (67.86).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa PGMI dalam mengintegrasikan dan mengembangkan video pembelajaran sains MI berbasis model PBL. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana subjek penelitian ini adalah 30 mahasiswa Prodi PGMI. Data diperoleh melalui lembar observasi, lembar penilaian produk dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa PGMI telah mampu mengintegrasikan dengan baik (82,14) model pembelajaran PBL dalam skenario dan pengembangan video pembelajaran sains di MI. Pembelajaran melalui video berbasis PBL dinilai dapat mendukung siswa untuk belajar mandiri (85,14). Secara teknis, penilaian kejelasan suara dan gambar masih perlu ditingkatkan (67,86)

    STUDENTS’ PERCEPTION OF EDMODO USE IN ENGLISH CLASS

    No full text
    The use of technology in learning is an effort made in the classroom to increase student participation, motivation and learning outcomes. Edmodo as a technology that can be used in learning has features that facilitate students to learn and play through dynamic games. This article contains the results of research from students' experiences in using Edmodo. Data collection was carried out by distributing questionnaires to students regarding the use of features in Edmodo; the extent to which this affects their learning activities in class and also their motivation to learn. The results of this study indicate that the use of Edmodo affects the dynamics of learning in the classroom, student involvement, learning experiences and student learning motivation. In addition, the use of Edmodo features is also very influential in reducing student focus in learning and improving the quality of learning in comparison. learn in a conventional manner. In addition, another factor that affects the improvement of learning using Edmodo is suitable content which is complemented by feedback to students

    272

    full texts

    384

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    E-Journal STKIP-MB - Jurnal Muara Pendidikan STKIP Muhammadiyah Muara Bungo is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇