4 research outputs found

    Rekonsiliasi Penambangan Antara Rencana Penambangan Bulanan Dengan Realisasi Di Tambang Swakelola B2 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

    Full text link
    Dalam kegiatan penambangan sering terjadi adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan kondisi aktual dilapangan, ketidaksesuaian ini ditemukan setelah dilakukan rekonsiliasi di akhir progress (bulan). Penggunaansoftware sangat membantu dalam melakukan perencanaan penambangan. Namun, dalam kesempatan ini jugadigunakan untuk merekonsiliasi antara rencana penambangan dengan kondisi actual. Ketidaksesuaian yang seringterjadi mencakup overcut (kelebihan penggalian berdasarkan RL), undercut (kekurangan penggalian), overstripping(pengupasan melebihi target posisi yang ditentukan). Jika tidak diidentifikasi secara dini, ketidaksesuaianini dapat terjadi berulang dan berlanjut setiap bulan, dan akan berpotensi menyebabkan kerugian terhadapperusahaan. Untuk mengetahui mengapa dan dimana saja ketidaksesuaian itu terjadi maka diperlukan rekonsiliasipenambangan. Analisis rekonsiliasi dilakukan menggunakan data pada bulan Juli 2014. Ketercapaian actual progressbulan Juli 2014 adalah 76,33% untuk tanah penutup dan 101,04% untuk batubara. Hasil analisis didapatkan bahwapenggalian sesuai dengan rencana (In Mine Plan Design) adalah 60,43% untuk tanah penutup dan 83,42% untukbatubara. Dengan kelebihan penggalian (overcut) 11,95% untuk tanah penutup dan untuk batubara adalah17,44%.Penggalian diluar batas rencana penambangan (over-stripping) 8,66% untuk tanah penutup. Sedangkan untuk materialyang belum terselesaikan (undercut) adalah 39,57% untuk tanah penutup dan 16,58% untuk batubara. Factorpenyebab ketidaksesuaian antara rencana penambangan dengan realisasi disebabkan oleh factor kinerja alat gali muat(overburden) yang digunakan tidak optimal karena banyaknya waktu effektif yang hilang dan factor pengawasan akibatsering hilangnya patok-patok elevasi. Ketidaktercapaian rencana penambangan berdampak pada stripping ratio sisapenggalian tahun 2014. Hal ini terlihat pada meningkatnya stripping ratio pada sisa penambangan 2014 dari rencanaawal 1:4,22 naik menjadi 1:6,39. Hal ini dikarenakan material yang tidak selesai penggaliannya terakumulasi padabulan selanjutnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketercapaian rencana penambangan denganpenjadwalan ulang penggunaan alat gali muat (excavator backhoe) dan meningkatkan pengawasan

    Evaluasi Persiapan Dan Pelaksanaan Proyek Komersialisasi Gas Lapangan X Untuk Memenuhi Syarat Volume Dan Tekanan Pada Kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (Pjbg) Di PT Pertamina Ep Asset 1 Field Jambi

    Full text link
    PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi saat ini sedang melaksanakan kerjasama dengan BUMD Muaro Jambi berupa kegiatan jual beli gas, ditandai dengan dibuatnya kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara pihak PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi selaku penjual dan pihak BUMD Muaro Jambi selaku pembeli. Pertamina Jambi akan memproduksi gas sesuai dengan syarat dan spesifikasi yang tertera pada kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), yaitu volume gas sebesar 2,5-2,8 MMSCFD dan tekanan gas sebesar 100-200 psig, dimana persyaratan ini menyesuaikan dengan spesifikasi fasilitas yang ada di CNG Station milik BUMD Muaro Jambi. Guna memenuhi kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang telah disepakati tersebut, pihak Pertamina Jambi melaksanakan Proyek Komersialisasi Gas pada Lapangan X. Persiapan yang matang diperlukan agar pelaksanaan proyek ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan persyaratan pada perjanjian, maka dari itu diperlukan evaluasi pada tahap persiapan dan pelaksanaan Proyek Komersialisasi Gas pada Lapangan X. Persiapan Proyek Komersialisasi Gas telah berjalan dengan baik. Persiapan tersebut yaitu pada fasilitas produksi, berupa separator, gas scrubber dan gas filter separator yang telah dapat memisahkan dan menyalurkan gas yang sesuai dengan permintaan konsumen serta persiapan pada sumur produksi berupa pemilihan bean 13 mm untuk memproduksikan gas sebesar 2,8389 MMSCFD dan tekanan sebesar 140 psig sesuai dengan permintaan konsumen. Dengan persiapan yang baik tersebut maka pelaksanaan Proyek Komersialisasi Gas pada Lapangan X berjalan dengan lancar dengan dialirkannya gas sesuai dengan syarat dan spesifikasi yang tertera pada kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi selaku penjual dan BUMD Muaro Jambi selaku pembeli

    Kajian Kinerja Waterflooding Pada Struktur X Lapisan Y Formasi Talang Akar Lapangan a PT Pertamina Ep Asset 2 Field Prabumulih

    Full text link
    Kajian kinerja Waterflooding merupakan analisis penilaian untuk mengetahui kesalahan dan tingakt keberhasilan dari pelaksanaan Waterflooding pada struktur X lapisan Y di lapangan A PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih. Analisis waterflooding dilakukan karena produksi semakin menurun dalam jangka waktu 6 tahun setelah dilakukannya injeksir. Analisis dilakukan menggunakan data harian dan bulanan dengan menganalisis sumuran dan struktural. Analisis sumuran dan struktural dilakukan menggunakan data produksi dan injeksi yang diolah pada parameter Hall Plot, Profil Injeksi, Voidage Replacement Ratio, Profil Produksi, dan Bubble Map. PT. Pertamina melakukan injeksi air (Waterflooding) harus dilakukan analisis kinerjanya secara berkala baik harian maupun bulananan guna mengetahui kesalahan yang terjadi. Dalam menganalisis kinerja Waterflooding secara sumuran dan struktural harus mengola data produksi dan data injeksi pada parameter yang digunakan. Hasil analisis diketahui kegiatan injeksi air (Waterflooding) berhasil karena adanya peningkatan tekanan pada struktur X lapisan Y di lapangan A dan terjadi peningkatan perolehan produksi minyak dengan kumulatif produksi minyak sebelum dilakukannya waterflooding dari januari 1965-September 1997 adalah 22235 MBBL dan setelah dilakukannya waterflooding pada Oktober 1997-Mei 2013 adalah 28873 MBBL
    corecore