56 research outputs found

    Pelembagaan Partai Nasdem

    Full text link
    Yudistira, 2014 : Pelembagaan Partai NasDem. Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. Dosen Pembimbing : Muhtar Haboddin, S.IP., M.A dan Rachmad Gustomy, S.IP., M.IP. Penelitian ini berfokus pada proses pelembagaan Partai NasDem yang terbentuk pada tahun 2011 sampai keikutsertaannya pada Pemilu 2014. Terdapat beberapa faktor yang terus mendorong lahirnya Partai NasDem diantaranya ada desakan dari beberapa kalangan untuk segera membentuk partai, lahirnya UU No. 02 tahun 2011 tentang Partai Politik, serta upaya dari partai lain yang mencoba menjegal partai baru lahir. Ketiga faktor tersebut kemudian menstimulasi beberapa kader Ormas Nasional Demokrat untuk mendirikan Partai NasDem dengan dukungan penuh Surya Paloh. Uniknya, perjalanan partai baru ini mengalami masa-masa sulit pada proses pelembagaannya dimana resistensi dan konflik kepentingan menjadi penggalan sejarah yang membawa warna tersendiri. Pada awal pembentukan, resistensi muncul dari internal Ormas Nasional Demokrat yang kurang menyambut pembentukan Partai NasDem. Walau beragam tanggapannya, akan tetapi resistensi tersebut memiliki implikasi yang paling buruk bagi dua organisasi yang sama-sama sedang membangun kepercayaan publik. Ormas Nasional Demokrat mulai ditinggalkan para kadernya seiring mundurnya Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sedangkan Partai NasDem sebagai entitas yang berbeda dari Ormas mengalami masa-masa sulit ketika dukungan dari Ormas Nasional Demokrat hanya 15%. Namun, permasalahan tersebut tidak menjadi soal terlebih Partai NasDem membuktikan mampu lolos pada verifikasi Kemenkumham dan KPU. Pada fase berikutnya, konflik kepentingan terjadi antara kubu Harry Tanoesudibyo dan Surya Paloh. Konflik tersebut terjadi pada pra Kongres Pertama Partai yang terdiri dari beberapa motif politik pasca wacana pengusungan Surya Paloh sebagai Ketua Umum pada Kongres. Untuk memahami semua peristiwa proses pelembagaan Partai NasDem, maka penelitian ini menggunakan pisau analisis historical institutionalism. Tujuannya adalah untuk bisa menganalisis kelompok-kelompok, motif politik, struktur informal, dan konvensi-konvensi yang terjadi selama kurun waktu 3 tahun

    Rancang Bangun Mesin Pemipih Emping Jagung

    Get PDF
    Penanganan jagung pasca panen di tingkat petani memerlukan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani. Proses pasca panen jagung terdiri atas serangkaian kegiatan yang dimulai dari pemetikan dan pengeringan tongkol, pemipilan tongkol, pengemasan biji, dan penyimpanan sebelum dijual ke pedagang pengumpul. Mesin pemipih jagung sederhana ini mempunyai spesifikasi dengan ukuran panjang alat 20 cm, lebar alat 30 cm dan tinggi alat 80 cm, Pengujian kinerja mesin pemipih emping jagung dilakukan dua kali pengujian dengan pengujian pertama, dengan ketebalan 2 mm dengan hasil rata-rata pemipihan emping 1,57 kg, dan dengan waktu rata- rata kerja pemipihan 1,46 jam, pengujian kedua dengan ketebalan 1 mm dengan hasil rata-rata pemipihan emping sebanyak 1,33 kg, dengan rata- rata waktu 0,21 jam

    PENERAPAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) UNTUK KLASIFIKASI KABUPATEN TERTINGGAL DI PROVINSI MALUKU

    Get PDF
    Daerah tertinggal merupakan daerah yang memiliki  masyarakat serta kondisi daerahnya kurang berkembang jika dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Pemerataan pengembangan dan pembangunan daerah sangat penting untuk menjamin kesetaraan dan keseimbangan sosial ekonomi demi mencegah adanya daerah tertinggal. Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang terletak di Kawasan Timur Indonesia dan merupakan salah satu propinsi dengan daerah tertinggal terbanyak yaitu sebanyak 6 kabupaten dari 11 kabupaten/kota. Untuk itu, perlu dilakukan pengklasifikasian wilayah agar dapat menentukan prioritas dalam pemerataan pembangunan yang cepat dan tepat sasaran. Salah satu metode statistika yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi yaitu Support Vector Machine (SVM). Kelebihan SVM dibandingkan dengan metode lain adalah mampu menghasilkan model klasifikasi yang baik dengan akurasi yang lebih tinggi. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode SVM diperoleh fungsi kernel terbaik yaitu fungsi kernel linear dengan parameter C=1 dan mampu mengklasifikasikan secara benar sebesar 76,13%. Sedangkan error rate model sebesar 23,87%, dimana kabupaten yang awalnya dikategorikan tidak tertinggal menjadi tertinggal ada 3 yaitu Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Tengah, dan Buru. Sementara kabupaten yang awalnya dikategorikan tertinggal menjadi tidak tertinggal juga ada 3 yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, dan Maluku Barat Daya

    Application of Rule of Law by Jurisdiction System on Illegal Logging Case in Indonesia 2002-2008

    Full text link
    The aim of this research is to analyze behavior of Supreme Court\u27s judge on detention period sentence for illegal logging defendants in Indonesia from year 2002 through 2008.The first analysis is censored normal regression method using detention period indictment by prosecutor, detention period sentence by district court, defendant\u27s gender, appealeffort, defendant\u27s age, and defendant\u27s job variables. Those variables are used to analyze how each variable affect on Supreme Court\u27s verdict on detention period sentence forillegal logging defendants in Indonesia. Second analysis is descriptive statistic involves three levels of jurisdiction\u27s considerations (prosecutor, district court, and SupremeCourt) on determining detention period sentence for illegal logging defendants in Indonesia and suitability those three levels of jurisdiction to law. Research\u27s result showsthat detention period indictment by prosecutor, detention period sentence by district court, and defendant\u27s age significantly affect on Supreme Court\u27s verdict on detention period sentence for illegal logging defendants in Indonesia. But, on the other hand there is unsuitable verdict made by those three levels of jurisdiction to law

    Rancang Bangun Alat Pengaduk Kerupuk Adonan Tipe Horizontal

    Full text link
    Dalam proses produksi kerupuk ikan, tahapan pengadukan adonan kerupuk merupakan kegiatan paling membutuhkan daya besar, sehingga banyak produsen atau pengusaha kerupuk melakukan pengadukan dengan menginjak-injak adonan dengan kaki supaya cepat kalis. Cara pengadukan seperti ini tentu berpengaruh pada kehigienisan kerupuk dan apabila dilihat konsumen, akan menurunkan selera dan minat beli. Rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk pada penelitian ini menitikberatkan pada disain yang cocok untuk USAha skala kecil dan menengah yang mudah dalam penggunaan dan perawatan serta murah dalam biaya pengoperasian. Untuk itu penulis melakukan rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk tipe horizontal yang mempermudah pengeluaran adonan setelah kalis dengan kapasitas produksi rata-rata 13,5 kg/jam. Dari hasil analisa kelayakan ekonomi didapatkan biaya tetap Rp.2.179.302,9/tahun, biaya tidak tetap Rp.13.026,9786/jam, biaya pokok pengoperasian mesin Rp.101,50/kg dan break event point 5.368,5kg/tahun
    • …
    corecore