17 research outputs found

    Persepsi Penumpang terhadap Kenyamanan dan Keamanan Angkutan Umum di Kota Pekanbaru (Kasus: Trans Metro Pekanbaru, Bus Kota dan Angkot)

    Full text link
    Angkutan umum jenis Trans Metro Pekanbaru, bus kota dan angkot merupakan angkutan umum yang berperan penting dalam menunjang kegiatan masyarakat Kota Pekanbaru. Penelitian ini fokus pada persepsi penumpang keamanan angkutan umum dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik USAha menurut jenis angkutan umum, karakteristik penumpang dan persepsi penumpang terhadap Kenyamanan dan keamanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angkutan umum milik pemerintah (Trans Metro Pekanbaru) memiliki kelebihan dari segi biaya, jam operasional, kapasitas angkut penumpang dan jumlah armada sedangkan angkutan umum milik swasta (bus kota dan angkot) memiliki kelebihan pada jam operasional, kapasitas angkut (bus kota), serta jumlah armada dan trayek (angkot). Karakteristik penumpang didominasi oleh perempuan, usia remaja (<15-24 tahun), pendidikan SMA/SLTA, status sebagai pelajar/mahasiswa dan wiraswasta, dan memiliki penghasilan 1,1-5 juta perbulan. Mayoritas penumpang bergerak menuju ke lokasi kegiatan tambahan. Trans Metro Pekanbaru memiliki nilai tingkat Kenyamanan dan keamanan yang baik sedangkan bus kota dan angkot dengan nilai sedang

    Reservoir Operation to Minimize Sedimentation

    Full text link
    The Wonogiri Reservoir capacity decreases rapidly, caused by serious sedimentation problems. In 2007, JICA was proposed a sediment storage reservoir with a new spillway for the purpose of sediment flushing / sluicing from The Keduang River. Due to the change of reservoir storage and change of reservoir system, it requires a sustainable reservoir operation technique. This technique is aimed to minimize the deviation between the input and output of sediments. The main objective of this study is to explore the optimal Wonogiri reservoir operation by minimizing the sediment trap. The CSUDP incremental dynamic programming procedure is used for the model optimization. This new operating rules will also simulate a five years operation period, to show the effect of the implemented techniques. The result of the study are the newly developed reservoir operation system has many advantages when compared to the actual operation system and the disadvantage of this developed system is that the use is mainly designed for a wet hydrologic year, since its performance for the water supply is lower than the actual reservoir operations.Doi: 10.12777/ijse.6.1.16-23 [How to cite this article: Wulandari, D.A., Legono, D., and Darsono, S., 2014. Reservoir Operation to Minimize Sedimentation. International Journal of Science and Engineering, 5(2),61-65. Doi: 10.12777/ijse.6.1.16-23

    Karakteristik dan Kapaistas Vital Paksa Paru Pekerja Bagian Produksi Aspal Hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi Tahun 2014

    Full text link
    Hazards at the workplace like dust exposure could interference the respiratory functionimpairment effects. Several factors of the worker's characteristics itself could affect the lungcondition such as age, smoking habits, medical history, personal protective equipment, nutritionalstatus, exercise habits and working period. The purpose of this research is to know the descriptionof the characteristics and lung forced of vital capacity of workers at hot mix asphalt production inPT. Sabaritha Perkasa Abadi 2014.This research is a descriptive research with cross-sectional design, with sample is 12 people(Total Sampling). To analize of data is using descriptive statistics where each variable of theresearch will be presented in the form of frequency distribution table The results of researchshowed that 6 workers (50.0 %) aged less than 32 years old and 6 (50.0 %) of workers aged over32 years, all workers have no history of pulmonary disease, 11 workers (91.7 %) are smoker and 10workers (90.9 %) are light smokers, 9 workers (75.0 %) wearing PPE (Personal ProtectionEquipment) in workplace , 7 workers (58,3 %) worked under 1 years, 8 workers (66.7 %) havenormal nutritional status, 11 workers (91.7 %) not exercising, and the results of forced vitalcapacity test showed that all workers had normal forced vital capacity.The suggestion are the company have to make a smoking ban in workplace, provide PPE forworkers and make all workers to wear it, do the workers examination in regularly, workers have tostop smoke and doing of exercise regularly

    Perencanaan Saluran Bypass Sungai Keduang Untuk Meminimalisasi Sedimentasi Di Waduk Wonogiri

    Full text link
    Waduk Wonogiri terletak di bagian selatan Kabupaten Wonogiri. Sepanjang pengoperasiannya waduk ini mengalami sedimentasi 3,1 juta m3/tahun, aliran sedimen terbesar disumbang oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang. Diperlukan upaya untuk mengurangi sedimentasi, antara lain dengan membuat saluran bypass agar aliran dengan konsentrasi sedimen yang tinggi dapat dialihkan sebelum masuk ke waduk. Perencanaan ini bertujuan untuk menentukan debit operasional, struktur dan dimensi penampang saluran bypass Sungai Keduang hingga rencana anggaran pembangunan. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah dengan melakukan analisis hidrologi melalui pendekatan konsep debit dominan dan angkutan sedimen sehingga dapat diketahui besarnya debit, waktu pelepasan, dan tingkat efisiensi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, volume air yang dilepas melalui saluran bypass rata-rata sebesar 482.044.742 m3/tahun, dan batasan debit operasional saluran bypass sebesar 10-30 m3/s. Dengan batasan tersebut dihasilkan tingkat efisiensi saluran bypass rata-rata sebesar 29,36%. Pengoperasian saluran bypass menggunakan pintu air tipe angkat dan pintu klep otomatis, dengan perkuatan sisi mengggunakan dinding penahan pasangan batu. Perkiraan nilai biaya pembangunan saluran bypass sebesar Rp 217.540.837.000 (dua ratus tujuh belas milyar lima ratus empat puluh juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah) dengan durasi pelaksanaan pekerjaan selama 37 minggu

    Perencanaan Drainase Jalan Pahlawan Dan Jalan Sriwijaya, Semarang

    Full text link
    Banjir adalah aliran air di permukaan tanah yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan ke kiri dari saluran drainase serta menimbulkan genangan/aliran dalam jumlah yang melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia. Jalan Pahlawan dan Jalan Sriwijaya Kota Semarang merupakan kawasan pusat kegiatan dan pelayanan di Kota Semarang. Pada saat hujan terjadi banjir atau genangan di jalan tersebut. Hal ini disebabkan karena saluran drainase berkurang kapasitasnya akibat sedimentasi, serta kurangnya saluran inlet yang beroperasi maksimal. Oleh karena itu diperlukan analisis hidrologi untuk mencari debit banjir rencana pada saluran drainase sehingga didapat dimensi optimal untuk saluran drainase dan jumlah serta dimensi saluran inlet yang dibutuhkan. Evaluasi kapasitas eksisting dengan debit rencana yang diperoleh dari aplikasi InfoSWMM untuk mengetahui daerah mana yang berpotensi terjadi genangan. Hasil evaluasi menunjukkan ada beberapa saluran yang tidak memenuhi syarat dari segi kapasitas dan kemiringan dasar saluran, serta kurangnya jumlah saluran inlet. Sehingga perlu dilakukan perencanaan dimensi saluran baru dan kemiringan saluran baru. Perencanaan kemiringan saluran dilakukan dengan bentuk saluran tetap. Perencanaan gorong-gorong menggunakan gorong-gorong U-Ditch. Perencanaan inlet menggunakan dua jenis inlet yaitu kerb inlet A2nh dengan dimensi 13/16 x 30 x 50 cm dan gutter inlet dengan dimensi gril saluran 49 x 35 x 2 cm

    Global, regional, and national burden of diabetes from 1990 to 2021, with projections of prevalence to 2050: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2021

    Get PDF
    This online publication has been corrected. The corrected version first appeared at thelancet.com on September 28, 2023BACKGROUND : Diabetes is one of the leading causes of death and disability worldwide, and affects people regardless of country, age group, or sex. Using the most recent evidentiary and analytical framework from the Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study (GBD), we produced location-specific, age-specific, and sex-specific estimates of diabetes prevalence and burden from 1990 to 2021, the proportion of type 1 and type 2 diabetes in 2021, the proportion of the type 2 diabetes burden attributable to selected risk factors, and projections of diabetes prevalence through 2050. METHODS : Estimates of diabetes prevalence and burden were computed in 204 countries and territories, across 25 age groups, for males and females separately and combined; these estimates comprised lost years of healthy life, measured in disability-adjusted life-years (DALYs; defined as the sum of years of life lost [YLLs] and years lived with disability [YLDs]). We used the Cause of Death Ensemble model (CODEm) approach to estimate deaths due to diabetes, incorporating 25 666 location-years of data from vital registration and verbal autopsy reports in separate total (including both type 1 and type 2 diabetes) and type-specific models. Other forms of diabetes, including gestational and monogenic diabetes, were not explicitly modelled. Total and type 1 diabetes prevalence was estimated by use of a Bayesian meta-regression modelling tool, DisMod-MR 2.1, to analyse 1527 location-years of data from the scientific literature, survey microdata, and insurance claims; type 2 diabetes estimates were computed by subtracting type 1 diabetes from total estimates. Mortality and prevalence estimates, along with standard life expectancy and disability weights, were used to calculate YLLs, YLDs, and DALYs. When appropriate, we extrapolated estimates to a hypothetical population with a standardised age structure to allow comparison in populations with different age structures. We used the comparative risk assessment framework to estimate the risk-attributable type 2 diabetes burden for 16 risk factors falling under risk categories including environmental and occupational factors, tobacco use, high alcohol use, high body-mass index (BMI), dietary factors, and low physical activity. Using a regression framework, we forecast type 1 and type 2 diabetes prevalence through 2050 with Socio-demographic Index (SDI) and high BMI as predictors, respectively. FINDINGS : In 2021, there were 529 million (95% uncertainty interval [UI] 500–564) people living with diabetes worldwide, and the global age-standardised total diabetes prevalence was 6·1% (5·8–6·5). At the super-region level, the highest age-standardised rates were observed in north Africa and the Middle East (9·3% [8·7–9·9]) and, at the regional level, in Oceania (12·3% [11·5–13·0]). Nationally, Qatar had the world’s highest age-specific prevalence of diabetes, at 76·1% (73·1–79·5) in individuals aged 75–79 years. Total diabetes prevalence—especially among older adults—primarily reflects type 2 diabetes, which in 2021 accounted for 96·0% (95·1–96·8) of diabetes cases and 95·4% (94·9–95·9) of diabetes DALYs worldwide. In 2021, 52·2% (25·5–71·8) of global type 2 diabetes DALYs were attributable to high BMI. The contribution of high BMI to type 2 diabetes DALYs rose by 24·3% (18·5–30·4) worldwide between 1990 and 2021. By 2050, more than 1·31 billion (1·22–1·39) people are projected to have diabetes, with expected age-standardised total diabetes prevalence rates greater than 10% in two super-regions: 16·8% (16·1–17·6) in north Africa and the Middle East and 11·3% (10·8–11·9) in Latin America and Caribbean. By 2050, 89 (43·6%) of 204 countries and territories will have an age-standardised rate greater than 10%. INTERPRETATION : Diabetes remains a substantial public health issue. Type 2 diabetes, which makes up the bulk of diabetes cases, is largely preventable and, in some cases, potentially reversible if identified and managed early in the disease course. However, all evidence indicates that diabetes prevalence is increasing worldwide, primarily due to a rise in obesity caused by multiple factors. Preventing and controlling type 2 diabetes remains an ongoing challenge. It is essential to better understand disparities in risk factor profiles and diabetes burden across populations, to inform strategies to successfully control diabetes risk factors within the context of multiple and complex drivers.Bill & Melinda Gates Foundation.http://www.thelancet.comam2024School of Health Systems and Public Health (SHSPH)SDG-03:Good heatlh and well-bein

    Pengaruh Sudut Bilah pada Performa Kipas Aksial Terowongan Angin Kecepatan Rendah Menggunakan Metode Komputasi

    Full text link
    Terowongan angin digunakan untuk mengetahui karakteristik aerodinamik dari sebuah benda.Salah satu komponen terowongan angin yang memiliki fungsi penting adalah kipas aksial. Kipas aksialberfungsi untuk menghasilkan angin pada terowongan angin. Pengendalian kecepatan aliran udara dapatdilakukan dengan menggunakan Perubahan pada sudut bilah kipas aksial. Penelitian ini bertujuan untukmengkaji pengaruh sudut bilah terhadap performa kipas aksial terowongan angin kecepatan rendah denganmenggunakan metode komputasi. Metode penelitian ini menggunakan simulasi perangkat komputasi aliranfluida dinamik dengan melakukan variasi sudut bilah kipas aksial pada sudut 8o sampai pada sudut 80ointerval 8o, menggunakan putaran motor 1400 rpm.Berdasarkan hasil penelitian didapat, bahwa Perubahan sudut bilah kipas aksial dengan performayang terbaik ada pada sudut 64o dengan nilai beda tekanan sebesar 694,70 Pascal, nilai daya yangdihasilkan sebesar 858,33 Watt, dan efisiensi sebesar 57,58 %. Karakteristik dari aliran udara pada kipasaksial memiliki nilai kecepatan yang semakin besar menuju arah tip dari kipas aksial, tekanan pada bagianbelakang bilah kipas aksial lebih besar dibandingkan bagian depan dari kipas aksial, aliran udaramengalami efek putar sebelum memasuki kipas aksial dengan intensitas kecil dan efek putar denganintensitas besar setelah melewati kipas aksial.Perubahan sudut bilah berpengaruh terhadap performa kipas aksial terowongan angin kecepatanrendah. Pengembangan kipas aksial dapat dilakukan dengan memperbesar bentuk bilah pada bagian tipkipas aksial untuk meningkatkan efektifitas dari kipas aksial mengingat karakteristik dari kontur kecepatanaliran udara pada bilah kipas aksial
    corecore