8 research outputs found
Alat-alat batu Pacitan: mobilitas budaya prasejarah
Dalam kerangka periode prasejarah di Indonesia, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dengan penonjolan tradisi paleolitbik telah menempati posisi yang tertua. Masa ini bermula dengan terciptanya basil-basil kebudayaan manusia pertama sekitar 700.000 tabuq yang lalu, kemudian berakhir pada awal Kala Holosen, sekitar 10.000 tabun silam. Dari jangka waktu itu, berbagai alat untuk mengeksploitasi lingkungan telah menjadi bukti tentang eksistensi pendukung kebudayaan Kala Plestosen di Indonesia. Betapapun sangat sederhananya, alat-alat ini telab memberikan gambaran tentang perilaku manusia Plestosen di Indonesia, terutama tentang hubungan tiinbal-balik yang erat antara lingkungan h~dup manusia, teknolgi dan sistem-sistem sosial. Tiap-tiap gejala ini harus diperbatikan secara seksama, sehingga dapat diketabui bubungan fungsionalnya
Masa depan arkeologi bawah air di Indonesia
Perkembangan arkeologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari kehidupan masa silam berdasarkan benda-benda yang ditinggalkan, telah mengalami kemajuan pesat sejak abad 19. Bermula dari minat yang menimbulkan pengkoleksian benda-benda arkeologis, yang berakhir dengan usaha untuk mengungkap beberapa aspek yang mellputi benda tadi, antara lain jenis, fungsi, periode dan sebagainya
Primata besar di Jawa: spesimen baru gigantopithecus dari Semedo
Pada tahun 2014 ditemukan dua spesimen mandibula yang ”enigmatic”, dengan nama Semedo 3417 dan Semedo 3418. Kedua mandibula tersebut secara morfologis mirip dengan bentuk rahang primata pada umumnya, namun berukuran dua kali lipat lebih besar. Dalam penelitian ini dilakukan studi morfologi dan morfometri guna mengungkap identitas spesies dan posisi taksonomi spesimen tersebut. Sebagai pembanding digunakan sampel dari populasi Homo erectus (Jawa dan China), Gigantopithecus (blacki dan bilaspurensis), Australopithecines (kekar dan ramping). Hasilnya diketahui bedasarkan karakter morfologi dan morfometri pada mandibula dan gigi cenderung dekat dengan populasi Gigantopithecus blacki. Penemuan fosil
Gigantopithecus di Jawa ini membuka sejumlah permasalahan penelitian khususnya mengenai pola adaptasi makhluk yang selama ini diketahui hanya ditemukan di garis lintang tinggi. Selain
itu, penemuan ini semakin meneguhkan pandangan bahwa lingkungan Tropis memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi, khususnya fosil primat
Berkala Arkeologi Volume 40, Nomor 2 November 2020
Jurnal Berkala Arkeologi mengundang para pakar dan peneliti untuk menulis artikel ilmiah yang berkaitan dengan kajian arkeologi.Naskah yang masuk disunting oleh penyunting ahli. Penyunting berhak melakukan perubahan/penyuntingan tanpa mengubah isinya