4 research outputs found

    PERANAN PAGURON TRIRASA JALASUTRA DALAM MENGEMBANGKAN KESENIAN PENCAK SILAT NAMPON DI KOTA BANDUNG TAHUN 1993-2015

    Get PDF
    Skripsi ini berjudul “PERANAN PAGURON TRIRASA JALASUTRA DALAM MENGEMBANGKAN PENCAK SILAT NAMPON DI KOTA BANDUNG TAHUN 1993-2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eksistensi pencak silat Nampon di Kota Bandung sampai tahun 2015, yaitu dengan mendirikan suatu Paguron Pencak Silat Nampon Trirasa Jalasutra. Masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1) Bagaimana latar belakang munculnya Paguron Trirasa Jalasutra dalam mengembangkan Pencak Silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993; 2) Bagaimana kondisi Paguron Trirasa Jalasutra dalam mengembangkan kesenian Pencak Silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993-2015; 3) Apa fungsi dan kegunaan dari jurus-jurus pencak silat Nampon di Paguron Trirasa Jalasutra Kota Bandung tahun 1993-2015; dan 4) Bagaimana upaya seniman dan pemerintah dalam mengembangkan pencak silat Nampon di Kota Bandung tahun 1993-2015. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode historis meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Heuristik; 2) Kritik Sumber; 3) Interpretasi; dan 4) Historiografi. Teknik yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi literatur dan wawancara. Teknik wawancara tersebut melalui sejarah lisan (oral history) dan tradisi lisan (oral tradition) terhadap pelaku atau narasumber yang mengetahui dan mengerti mengenai peristiwa yang dikaji. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pencak silat Nampon merupakan warisan budaya leluhurnya serta memiliki perubahan di setiap periodenya, terutama dalam menerapkan misi dan keanggotaannya. Fungsi dan kegunaan yang terkandung dalam jurus Nampon mulai bergeser, dari bersifat fisik ke aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan dan kepribadian manusia. Upaya seniman dan pemerintah bertugas untuk melestarikan dan mengembangkan seni tersebut. ;---This study entitled "JALASUTRA TRIRASA PAGURON’S ROLE IN DEVELOPING NAMPON MATRIAL ARTS IN BANDUNG IN THE YEAR OF 1993 TO 2015". This study was aimed to explain the existence of martial arts in the city of Bandung Nampon until the year of 2015, namely by establishing a Paguron Pencak Silat Nampon Trirasa Jalasutra. Limitation of problems in this study, as follows: 1) What does the background of the entrance of Paguron Trirasa Jalasutra in developed pencak silat Nampon artistry in Bandung year 1993-2015; 2) How does the condition Paguron Trirasa Jalasutra in developed pencak silat Nampon artistry in Bandung year 1993-2015; 3) What is the function and usability of pencak silat Nampon in Paguron Trirasa Jalasutra in the city of Bandung in 1993-2015; and 4) What are efforts need to be done in order to develop pencak silat Nampon Trirasa Jalasutra in Bandung year 1993-2015 by the artist and government. The method used in this study was the historical method included the steps as follows: 1) Heuristic; 2) Source Criticism; 3) Interpretation; and 4) Historiography. The technique performed in this study was literature study and interview. This technique was done by oral history interview (oral history) and the oral tradition (oral tradition) against the perpetrators or informants who acknowledge and understand the events that were examined. The results of the study showed that Pencak silat Nampon is the cultural heritage of the ancestors and has a change in each period, especially in the aplication of the Pencak Silat Nampon mission. The sense of self-defense and health inside the Pencak Silat Nampon has its own philosophy for the life of human being. The artists and governments need to make some efforts to preserve and develop the arts

    Promosi Potensi Wisata Desa Bayan Melalui Program Desa Digital

    Get PDF
    Bayan Village is one of the villages in Bayan District, North Lombok Regency, which consists of 1.530 families with 5.255 people, most of whom work as farmers and ranchers. One of the potentials used by the community is in the tourism sector. Several potentials in the tourism sector in Bayan Village are Bayan Beleq Ancient Mosque, traditional houses, customary forests, terracing areas, Mandala swimming pool columns, and Singang Petune waterfall. However, the tourism potential is still not widely known to the public, so many tourists do not know about the tourism potential in this village. Therefore, through the Thematic Real Work-Study activities, University of Mataram with the theme Digital Village are expected to help the community and village officials in developing and promoting the tourism potential of Bayan Village. The implementation method used is observation, website creation, and socialization. The observations show that there is still a lack of public knowledge regarding the management or use of the internet network for tourism promotion. The attractive potential is still not sufficiently explored. A website has also been created to promote the tourism potential in Bayan Village. As the final stage, there has been socialization about the importance of tourist villages as a catalyst for micro-economic improvement

    STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN VEGEMART DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN

    No full text
    ABSTRACT Komunikasi pemasaran berfungsi sebagai penyampaian informasi dan memasarkan produk kepada konsumennya. Salah satu cara yang ditempuh adalah meningkatkan citra perusahaan dengan analisis komunikais pemasaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi vegemart dalam meningkatkan loyalitas konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran vegemart dalam meningkatkan loyalitas konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Objek penelitian ini dilakukan di Perum Legok Permai Cluster Idesia Blok i1/b8, legok, Tanggerang. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu wawancara dengan Owner, Marketing, Admin dan konsumen, Observasi dilakukan dengan cara mengamati interaksi antara konsumen dan pihak vegemart, dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data konsumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti menarik kesimpulan bahwa vegemart sudah dapat meningkatkan loyalitas konsumen dengan program komunikasi pemasran yang dijalankan yaitu iklan Advertisin, Sales promotion, Personal selling,Words Of Mouth Marketing. Dan mampu memanfaatkan berbagai macam promosi baik secara online maupun offline dengan konten ataupun pesan yang disampaikan secara kreatif. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan yakni kurangnya rasa kepercayaan dari konsumen, kurangnya upload, updating terkait konten produk dan kurang lengkapnya terkait produk yang dipasarkan. antar pribadi sehingga komunikasi berjalan secara lebih efektif. Hal itu sebagaimana hasil penelitian ini praktik pisuhan di masyarakat Desa Pulerejo Bakung Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada penggunaan kata pisuhan di tengah komunitas mayoritas pemuda yang mempunyai pandangan berbeda dengan orang tua. Praktik pisuhan di antaranya diambil dari penggunaan kata yang menjelaskan keadaan fisik seseorang dengan bahasa yang pejorative, penyebutan orang atau umpatan dengan menggunakan nama binatang, dan penyebutan aktivitas harian manusia dengan bahasa kasar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pisuhan mampu meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi interpersonal. Hal itu ditunjukan kesan oleh penerima yang lebih mudah menerima pesan daripada jika pengirim pesan menggunakan kata kata yang formal. Meskipun demikian, pisuhan tidak dapat digunakan sembarangan karena terdapat batasan-batasan dan tantangan bagi penutur. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Bahasa Jawa, Pisuhan

    STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN VEGEMART DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN

    No full text
    ABSTRACT Komunikasi pemasaran berfungsi sebagai penyampaian informasi dan memasarkan produk kepada konsumennya. Salah satu cara yang ditempuh adalah meningkatkan citra perusahaan dengan analisis komunikais pemasaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi vegemart dalam meningkatkan loyalitas konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran vegemart dalam meningkatkan loyalitas konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Objek penelitian ini dilakukan di Perum Legok Permai Cluster Idesia Blok i1/b8, legok, Tanggerang. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu wawancara dengan Owner, Marketing, Admin dan konsumen, Observasi dilakukan dengan cara mengamati interaksi antara konsumen dan pihak vegemart, dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data konsumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti menarik kesimpulan bahwa vegemart sudah dapat meningkatkan loyalitas konsumen dengan program komunikasi pemasran yang dijalankan yaitu iklan Advertisin, Sales promotion, Personal selling,Words Of Mouth Marketing. Dan mampu memanfaatkan berbagai macam promosi baik secara online maupun offline dengan konten ataupun pesan yang disampaikan secara kreatif. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan yakni kurangnya rasa kepercayaan dari konsumen, kurangnya upload, updating terkait konten produk dan kurang lengkapnya terkait produk yang dipasarkan. antar pribadi sehingga komunikasi berjalan secara lebih efektif. Hal itu sebagaimana hasil penelitian ini praktik pisuhan di masyarakat Desa Pulerejo Bakung Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada penggunaan kata pisuhan di tengah komunitas mayoritas pemuda yang mempunyai pandangan berbeda dengan orang tua. Praktik pisuhan di antaranya diambil dari penggunaan kata yang menjelaskan keadaan fisik seseorang dengan bahasa yang pejorative, penyebutan orang atau umpatan dengan menggunakan nama binatang, dan penyebutan aktivitas harian manusia dengan bahasa kasar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pisuhan mampu meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi interpersonal. Hal itu ditunjukan kesan oleh penerima yang lebih mudah menerima pesan daripada jika pengirim pesan menggunakan kata kata yang formal. Meskipun demikian, pisuhan tidak dapat digunakan sembarangan karena terdapat batasan-batasan dan tantangan bagi penutur. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Bahasa Jawa, Pisuhan
    corecore