5 research outputs found

    Evaluasi Pembangunan Rusunawa Pasca Konstruksi di Jakarta

    Get PDF
    Evaluasi pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) pasca konstruksi diJakarta diperlukan untuk mendapatkan gambaran kondisi dan permasalahan yang terjadi, sehinggadapat menjadi acuan untuk membuat perbaikan teknis dan non-teknis dalam pelaksanaanpembangunan. Untuk kelancaran kegiatan pembangunan Rusunawa diperlukan kesiapan tanah secaraclear and clean. Pada pelaksanaan pembangunan Rusunawa di Jakarta, persyaratan teknis danekologis harus diperhatikan, begitu juga persyaratan administratif. Dalam kegiatan evaluasi ini datayang memadai terkait dengan pengendalian waktu dan mutu pekerjaan didapatkan melalui wawancaradengan pemilik bangunan. Kualitas hasil konstruksi terutama yang terkait dengan finishing, instalasiair bersih dan system instalasi air kotor dapat menunjukkan mutu bangunan dan ditinjau langsungkelokasi Rusunawa. Hasil penelitian yang didapat mengenai kesiapan tanah yang digunakan untukpembangunan Rusunawa berupa tanah matang atau siap bangun. Persyaratan pembangunan sudahmemenuhi persyaratan teknisdan ekologis, tetapi pemenuhan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) barudiurus selama proses pembangunan. Pelaksanaan konstruksi terutama berkaitan dengan ketepatanwaktu pelaksanaan masih belum memenuhi, sedangkan kualitas hasil konstruksi dari mutu pekerjaanyang dapat terlihat dari pekerjaan finishing, instalasi air bersih dan system instalasi air kotor masihada beberapa yang kurang. Agar dapat dimanfaatkan secara baik, Rusunawa harus didukung olehketersediaan prasarana, sarana dan utilitas lingkungan secara memadai

    Perbandingan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Indeks Sni 7394-2008 Dengan Biaya Konstruksi Kontraktor Pada Proyek Bangunan Gedung

    Full text link
    Pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Indonesia menjelaskan analisa SNI dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya proyek. Analisa SNI 7394-2008 merupakan pembaruan dari BOW (Burgelijke Openbare Werken), karena dalam analisa BOW banyak koefisien-koefisien yang tidak sesuai jika diterapkan dalam Kenyataan di lapangan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perencanaan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan analisa SNI 7394-2008 dengan kebutuhan tenaga kerja kontraktor pada implementasi proyek bangunan apartement mulai lantai 5 ke atas

    Studi Perbandingan Bekisting Konvensional dengan Pch (Perth Construction Hire)

    Full text link
    Secara umum pelaksanaan bangunan sipil dimulai dengan tahapan struktur yang merupakan tahapan terpenting karena menjadi penentu agar bangunan dapat bertahan sesuai dengan umur rencana dalam menerima beban baik dari beban sendiri dan atau dari beban luar. Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dibutuhkan suatu metode agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai target waktu, mutu dan biaya. Perencanaan bekisting merupakan bagian penting dalam pelaksanaan struktur beton bertulang, ada beberapa macam metode bekisting. Salah satunya adalah metode bekisting PCH, yang dikembangkan di Australia dan sudah digunakan dibeberapa negara. Dalam penulisan ini mengkaji metode bekisting PCH (Perth Construction Hire) yang digunakan dalam Proyek Gedung Departemen Kesehatan kemudian dibandingkan dengan metode konvensional terutama pada struktur plat dan kolom yang ditinjau dari segi waktu dan biaya

    Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Metode Analisis Titik Impas

    Full text link
    Kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik menyatakan angka backlog (kekurangan rumah) pada tahun 2014 mecapai 15 juta. Salah satu wilayah yang sedang melakukan pengembangan untuk dijadikan daerah permukiman adalah Kabupaten Bandung Barat . Letaknya hanya 30 menit dari kota Bandung melalui akses jalan tol Padalarang . Namun, pendapatan masyarakat kota Bandung yang masih tergolong rendah, membuat pengembang harus menyesuaikan dengan type rumah yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil studi kasus dari proyek Perumahan yang berlokasi di Jl. Cibatu Kec. Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Pembangunan Perumahan ini dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama akan dibangun rumah type 36/72 dengan jumlah 56 unit dan rumah type 40/72 dengan jumlah 77 unit. Berdasarkan hasil analisa, harga jual rumah yang sesuai dengan kurva permintaan untuk type 36/72 yang adalah Rp 236.236.499,32 dan untuk type 40/72 adalah = Rp 244.095.155,64. Dengan asumsi margin 15% maka harga rumah type 36/72 menjadi Rp 271.671.974,00 dan harga rumah type 40/72 menjadi Rp 280.709.428,00. Dari diagram pendapatan rata-rata masyarakat diketahui bahwa pendapatan masyarakat yang berminat membeli rumah yaitu antara tiga juta sampai lima juta per bulan. Sehingga jumlah angsuran per bulan selama lima belas tahun untuk type 36/72 yaitu Rp 1.396.092.00 dan untuk type 40/72 yaitu Rp 1.403.547.00. Maka harga yang telah ditetapkan di atas dinyatakan sesuai dengan pendapatan masyarakat
    corecore