20 research outputs found
Potensi Nanokomposit Fe3O4@C dari Bijih Besi Sebagai Pendeteksi Kadar Glukosa
Sintesis nanokomposit Fe3O4@C dari bijih besi Tanah Laut dan sumber karbon dari gula pasir telah dilakukan dengan menggunakan metode kopresipitasi dan metode hidrotermal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik Fe3O4@C berbahan bijih besi. Sebanyak 6 g bijih besi digunakan sebagai bahan baku pembuatan Fe3O4. FeSO4.7H2O digunakan sebagai sumber ion Fe2+. Sampel diaduk dengan menggunakan temperatur 70oC dengan kecepatan adukan 450 rpm. Karbon (C) disintesis menggunakan metode hidrotermal pada temperatur 300oC dengan menambahkan etilon glikol sebagai surfaktan. Sampel Fe3O4 dan C digabung pada suhu 250oC selama 30 menit dengan kecepatan 500 rpm. SampelĀ Nanokomposit Fe3O4@C dikarakterisasi menggunakan Vibrating Sample Magnetometer, Fourier Transform Infrared, Transmission Electron Microscopy, serta elektrokimia. Dari penelitian, diperoleh nilai magnetisasi saturasi sebesar 24,82 emu/g, jenis ikatan yang terdapat dalam nanokomposit Fe3O4@C adalah ikatan Fe-O, C=O, C=N dan O-H, distribusi ukuran partikel dalam rentang 5 nm ā 20 nm, dengan rata-rata ukuran partikel 12 nm, serta nilai sensitivitas 0,285 mA/ppm
Modifikasi Kayu Batang Kelapa Sawit Dengan Bahan Formaldehida Sebagai Material Akustik
Kinerja limbah batang kelapa sawit (BKS) dari Banjarbaru Kalimantan
Selatan telah ditingkatkan dengan metode modifikasi kimia dua-langkah sebagai
material akustik. Pertama, formalisasi kayu BKS dengan larutan formaldehida dan
kedua, mengimpregnasi kayu BKS dengan resin melamin-formaldehida.
Modifikasi kayu BKS dipelajari dalam 3 kajian studi, yaitu modifikasi berdasarkan
(i) variasi pH formalisasi tanpa tekanan impregnasi, (ii) variasi formalisasi dengan
pemberian tekanan impregnasi dan (iii) variasi tekanan impregnasi dan suhu curing.
Modifikasi diakhiri dengan pengeringan sampel kayu dalam oven pada suhu (103
Ā± 2) Ā°C untuk mencapai kadar air kurang dari 6%.
Kombinasi modifikasi formalisasi dan impregnasi telah mengubah struktur
dan morfologi kayu BKS. Permukaan kayu menjadi lebih rata, licin dan padat. Hal
ini dikonfirmasi oleh hasil dari hasil FTIR dan SEM. Formalisasi dengan katalis
NaOH telah meningkatkan sifat stabilitas dimensi dan sifat adesif sel kayu, dan
modifikasi impregnasi telah meningkatkan sifat-sifat fisis kayu, meliputi, kadar air,
densitas, stabilitas dimensi, porositas, persentasi kenaikan berat, mekanik, perilaku
mekanik-dinamik, kinerja akustiknya. Berdasarkan sifat densitas, modulus
dinamik, faktor redaman dan stabilitas dimensi, modifikasi kimia dua-langkah
kajian 2 dan 3 yang telah diterapkan pada limbah kayu BKS, telah memenuhi syarat
sebagai material akustik khususnya sebagai bahan pemantul (reflector) untuk
frekuensi kerja yang ditetapkan. Metode yang paling direkomendasikan dari
penelitian ini, yaitu limbah kayu BKS dimodifikasi pada pH formalisasi 10,
perlakuan impregnasi pada tekanan 5 bar ditahan selama 1 jam, suhu curing 120 oC
selama 10 menit dan diakhiri dengan pengeringan dalam oven pada suhu (103 2) o
Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method)
Dalam analisis akustik, kasus yang paling umum adalah menentukan
medan akustik/suara yang terjadi akibat sumber akustik yang bergetar (radiasi)
atau medan suara yang terjadi ketika gelombang suara mengenai suatu
penghalang (scattering) dalam domain eksterior atau interior. Hal ini dapat
diselesaikan jika informasi mengenai kecepatan atau tekanan akustik di
permukaan sumber akustik tersebut diketahui. Solusi untuk masalah ini tidak
selalu dapat diperoleh secara analitik, apalagi jika permasalahan tersebut
menyangkut bentuk-bentuk geometri yang tidak teratur. Dalam hal ini
penyelesaian secara numerik merupakan suatu alternatif untuk mencari
solusinya. Salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah di atas adalah metode elemen batas (Boundary Element
Method). Penelitian ini menyajikan formulasi metode elemen batas untuk
mendapatkan distribusi medan akustik di sekitar sumber akustik dalam domain
interior dengan metode elemen batas dan dapat disimpulkan bahwa penempatan
dan jumlah sumber akustik/suara sangat mempengaruhi distribusi suara dalam
domain interior serta pemberian bahan penyerap pada ruangan dapat
meningkatkan tekanan suara dalam domain interior
Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz
Sistem komunikasi memerlukan media transmisi untuk mengirimkan
informasi agar sampai ke penerima informasi. Antena memegang peranan
penting pada sistem unguided transmision media. Bentuk dan desain antena
yang diharapkan adalah antena yang mempunyai gain yang tinggi, efisiensi
tinggi, bandwidth yang lebar, profil rendah, bobot yang ringan dan biaya murah.
Antena mikrostrip dapat memenuhi kriteria semacam itu. Dengan metode FDTD
persoalan medan elektromagnetik dapat ditransformasikan ke dalam bentuk
numerik. Pada simulasi menggunakan metode FDTD diperoleh antena mikrostrip
patch dengan sebuah slot dalam substrat FR4 yang bekerja pada frekuensi
2,40019 GHz dengan return loss -40,5565 dan VSWR 1,018 (Nilai VSWR
mendekati sempurna ā 1) pada ukuran 4,0 cm x 4,0 cm x 0,3 cm, ukuran feed
line 0,25 cm x 2,5 cm, slot 2,0 cm x 0,25 cm dan patch 2,2 cm x 2,5 cm. Dengan
mengubah panjang patch diperoleh bahwa semakin pendek patch frekuensi
kerja akan semakin besar, sedangkan pergeseran return loss pada perubahan
panjang patch tidak dapat dijadikan acuan perubahan. Pada perubahan lebar
patch diperoleh bahwa semakin lebar patch maka frekuensi kerja semakin kecil
dengan return loss yang semakin kecil pula. Pada perubahan panjang slot
diperoleh bahwa semakin panjang slot nilai frekuensi kerja akan semakin besar
sedangkan nilai return loss tidak dapat dijadikan acuan pada pergeseran
panjang slot ini. Untuk perubahan lebar slot diperoleh bahwa semakin lebar slot
nilai frekuensi kerja akan semakin besar sedangkan pergeseran lebar slot tidak
dapat dijadikan acuan sebagai bergesernya nilai return loss
Identifikasi Parameter Akustik Permukaan Sumber dengan Metode Elemen Batas
Abstrak: Penentuan medan suara yang terjadi akibat radiasi sumber atau akibat hamburan gelombang suara merupakan salah satu permasalahan yang banyak diteliti oleh para peneliti akustik. Kasus seperti ini dapat disebut sebagai kasus langsung (direct problem). Kasus lain yang juga ditemui dalam akustik adalah kebalikan kasus langsung yakni penentuan parameter akustik seperti tekanan, kecepatan partikel atau impedansi akustik pada permukaan sumber berdasarkan informasi hasil pengukuran parameter akustik di titik-titik medan di sekitar sumber akustik. Kasus seperti ini dikenal sebagai kasus inversi (inverse problem). Solusi numerik yang digunakan pada tesis ini adalah Metode Elemen Batas. Kelebihan utama dari metode ini adalah penurunan dimensi masalah, karena hanya permukaan sumber akustik yang perlu didiskritisasi sehingga mengurangi dimensi persoalan yang dihadapi, misalkan persoalan tiga dimensi diselesaikan dengan perlakuan dua dimensi. Pada makalah ini disajikan solusi inversi dengan metode elemen batas untuk permasalahan radiasi akustik dalam domain akustik interior. Uji kasus radiasi melibatkan sumber akustik berbentuk kubus. Hasil perhitungan parameter akustik permukaan sumber dengan inversi metode elemen batas menunjukkan kesesuaian dengan nilai sebenarnya
Pengukuran Kadar Oksigen (O2), Kelembaban dan Temperatur di PT. Perkebunan Nusantara XIII
Penelitian tentang pembuatan alat ukur kadar oksigen, kelembabn, dan temperatur telah dilakukan. Alat ukur yang dibuat terdiri dari catudaya, penguat tak membalik, sensor oksigen KE-50, modul SHT11, dan modul mikrokontroler ATMega8535. Sensor KE-50 memiliki tegangan keluaran yang positif, nilai tersebut tidak dapat terbaca oleh mikrokontroler, sehingga perlu dikuatkan dengan penguat tak membalik. SHT11 memiliki tegangan keluaran digital dan sudah terkalibrasi oleh pabrik, sehingga SHT11 langsung bisa dihubungkan dengan modul mikrokontroler. Penentuan persamaan karakteristik sensor KE-50 didapatkan dari perkalian tegangan keluaran sensor pada keadaan bebas dengan persamaan karakteristik penguat yang telah dikarakterisasi. Hasil penentuan persamaan karakteristik sensor KE-50 didapatkan persamaan karakteristik tegangan = 39.852x + 0.0117Ā Volt yang membentuk kurva linier dengan nilai x adalah oksigen. Faktor koreksi pada persamaan karateristik tersebut adalah 0,0117 dan RĀ² = 1.Ā Alat ukur yang dibuat dapat dignakan untuk mengukur kadar oksigen, kelembaban, dan temperatur pada lahan perkebunan kelapa sawit.
Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan Metode Tabung Impedansi Berbasis Platform Arduino
Telah dibuat alat ukur sifat akustik material dengan metode tabung impedansi di Laboratorium Fisika FMIPA ULM dan material uji serat daun nanas dengan perbandingan fraksi volume sebagai sampel uji. Alat ukur ini menggunakan Sound Analog Sensor (SAS)-V2 sebagai sensor bunyi. Alat ini telah dikalibrasi menggunakan Sound Lever Meter standar dan sampel standar (plywood 3/8ā). Nilai koefisien serapan sampel standar untuk frekuensi 125 Hz ā 1000 Hz berturut-turut 0,288Ā±0,016; 0,217Ā±0,032; 0,187Ā±0,023; 0,057Ā±0,006; dan 0,083Ā±0,014. Hasil pengukuran 3 sampel uji material serat daun nanas dengan perbandingan fraksi volume serat dan matrik (lem fox) yaitu A (10%:90%), B (15%:85%), dan C (20%:80%) disimpulkan bahwa material uji serat daun nanas bersifat absorber pada frekuensi rendah ā¤500 Hz (0,169<Ī±<0,343) dan 1000 Hz (Ī±ā„0,15), kecuali sampel C bersifat reflector pada frekuensi 500 Hz (Ī±=0,118)
STUDI AWAL PEMILIHAN BAHAN KOMPOSIT BERBAHAN PENGUAT SERAT DAUN NANAS (PINEAPPLEāLEAF FIBRES) DENGAN ADMIXTURE KAOLIN DAN SILIKA
Abstrak: Penelitian studi awal pemilihan bahan komposit berbahan penguat serat daun nanas (pineapple-leaf fibres) dengan admixture Kaolin dan Silika telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi matriks, serat dan bahan tambahan (admiture) yang paling baik yang digunakan sebagai papan komposit ditinjau dari sifat mekanik dan mikroskopiknya. Sifat mekanik dan mikroskopik ini juga dilihat dari orientasi susunan serat, yakni serat arah vertikal, vertikal horizontal, serat pendek dan disusun acak dan variasi jumlah massa serat. Berdasarkan hasil uji MOR dan MOE, komposisi matriks dan penguat yaitu resin epoxy dan serat nanas adalah 2,6 gr : 55 gr dengan susunan vertikal yaitu dengan nilai uji tekan (MOR) sebesar 569,49 kg/cm2 dan uji tarik (MOE) sebesar 43.407,91 kg/cm2. Penambahan bahan admixture silika dan kaolin pada bahan komposit tidak mempengaruhi atau memperbaiki sifat mekanik dari papan komposit serat nanas, bahkan melemahkan, demikian juga dengan ukuran serat pendek dan jika disusun acak. Berdasarkan uji mikroskopik, papan komposit yang dibuat telah menujukkan homogenitas antara serat, resin dan bahan admixture yaitu kaolin dan silika
Kata Kunci : serat daun nanas, komposit, admixture, MOR, MO
Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID
Sistem pengolahan air bersih terdiri dari beberapa unit yakni Raw Water
Intake, bak pengumpul, Pulsator, Filter, Storage Well, Reservoir dan Clear Well. Pada
dasarnya proses pengolahan air bersih pada tiap unit sudah dilakukan secara
otomatis namun untuk pengoperasian pompa masih dilakukan secara manual,
khususnya pada pengisian bak pengumpul dari raw water intake. Penelitian ini
memodelkan penggunaan kontrol otomatis untuk mengatur proses pengisian bak
pengumpul dari raw water intake. Kontrol otomatis yang digunakan yaitu pengontrol
PID. Pengontrol PID berguna untuk mendapatkan kestabilan sistem pengisian bak
pengumpul PDAM dan Simulasi pengontrolan PID ini dilakukan dengan menggunakan
sofware Labview 7.1. Simulasi ini merupakan top level VI yang terdiri dari 3 buah
subVI yakni subVI bak pengumpul berfungsi untuk menghasilkan level air aktual dan
menghitung debit air yang keluar dari bak pengumpul, subVI pengontrol PID berfungsi
untuk menghasilkan sinyal kontrol dan subVI kontrol valve berfungsi untuk
menghasilkan persentase bukaan valve. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake dapat diperoleh cukup
dengan memasang pengontrol integral (I) saja, karena dengan nilai konstanta I (Ki) =
3,985 sudah dapat menghasilkan sistem pengisian bak pengumpul PDAM yang baik
pada waktu 2656 detik