2 research outputs found
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI INFORMASI SISWA SMP PADA TEMA INTERAKSI CAHAYA DENGAN ORGANISME
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu tema interaksi
cahaya dengan organisme untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi
informasi siswa SMP. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development
(R&D). Pengembangan bahan ajar menggunakan Model Proses Menulis Materi Ajar
(MPM2A). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada satu sekolah di
Tebing Tinggi. Penelitian ini menggunakan dua kelas dengan kelas eksperimen
menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dan kelas kontrol menggunakan bahan ajar
yang biasa digunakan di sekolah. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian
kualitas bahan ajar, uji keterpahaman ide pokok, tes keterampilan berpikir kritis, tes
literasi informasi, dan angket tanggapan siswa. Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa: (1) Bahan ajar yang dikembangkan menyajikan materi yang disusun
menggunakan multimodus representasi, kegiatan-kegiatan yang melatihkan keterampilan
berpikir kritis dan literasi informasi yang sesuai dengan kurikulum dan indikator
keterampilan, dan latihan soal keterampilan berpikir kritis dan literasi informasi; (2)
bahan ajar IPA terpadu yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran; (3) peningkatan keterampilan berpikir kritis dan literasi informasi siswa
yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan termasuk kriteria sedang; (4)
penggunaan bahan ajar IPA terpadu yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan literasi informasi; dan (5) siswa menunjukkan respon
positif terhadap bahan ajar IPA terpadu yang dikembangkan.;--This study aimed to develop integrated science teaching materials in theme interaction of
light with organism to improve critical thinking skills and information literacy of junior
high school students. This study used Research and Development (R&D) method. The
teaching materials developed with Model for the Process Writing Teaching Materials.
Subjects in this study were students of VIII grade at one school in Tebing Tinggi. This
research used two classes with experimental class using developed teaching materials and
control class using teaching materials commonly used in school. The instruments in this
study were the quality assessment sheet of the teaching materials, the main idea
comprehension test, critical thinking skills tests, information literacy tests, and student
responses questionnaire. Based on the results of data analysis, it could be concluded that:
(1) the developed teaching materials present the material compiled using multimodal
representations, activities that engage critical thinking skills and information literacy in
accordance with curriculum and skills indicators, and critical thinking skills and
information literacy; (2) integrated science teaching materials were feasible to use in
learning activities; (3) improvement of critical thinking skills and information literacy of
students using developed teaching materials including medium criteria; (4) the used of
integrated science teaching materials developed was effective in improving critical
thinking skills and information literacy; and (5) the students showed a positive response
to the integrated science teaching materials developed
Kualitas Argumentasi Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Problem Based Learning Dengan Pendekatan Flipped Classroom
This research is quantitative research with a descriptive method that aims to analyze and compare the quality of students' scientific arguments in experimental class 1 which is applied by the PBL model through Flipped Classroom approach with experimental class 2 which applies the PBL model only. Instruments to measure students' scientific argumentation skills are essay questions. The quality of the students' arguments was analyzed based on the completeness of the components and the strength of the arguments. Analysis of the completeness of students' argumentation components aims to determine the level of students' argumentation which consists of 5 levels. The strength of the students' arguments was analyzed and categorized into three categories, namely weak, moderately strong, and strong. The results showed that students' scientific argumentation skills based on the completeness of the argument components in both classes experienced a significant increase. Most of the students in both classes have level 3 argumentation skills, meaning that students can make claims accompanied by complete supporting grounds. Based on the analysis of students' argument strength, experimental class 1 showed better argument quality than experimental class 2 where the percentage of students with strong argument strength in experimental class 1 was higher. Therefore, it can be concluded that the application of PBL with Flipped Classroom approach can improve the quality of students' scientific argumentsPenelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kualitas argumentasi ilmiah siswa pada kelas eksperimen 1 yang diterapkan model Problem Based Learning melalui pendekatan Flipped Classroom dengan kelas eksperimen 2 yang diterapkan model Problem Based Learning saja. Instrumen untuk mengukur keterampilan argumentasi ilmiah siswa yaitu soal esai. Kualitas argumen siswa dianalisis berdasarkan kelengkapan komponen dan kekuatan argumen. Analisis kelengkapan komponen argumentasi siswa bertujuan untuk menentukan level argumentasi siswa yang terdiri dari 5 level. Kekuatan argumen siswa dianalisis dan dikategorikan dalam tiga kategori yaitu lemah, cukup kuat dan kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan argumentasi ilmiah siswa berdasarkan kelengkapan komponen argumen pada kedua kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Sebagian besar siswa di kedua kelas memiliki kemampuan argumentasi level 3 artinya siswa mampu membuat klaim dengan disertai dasar pendukung yang lengkap. Berdasarkan analisis kekuatan argumen siswa, kelas eksperimen 1 menunjukkan kualitas argumen yang lebih baik dari kelas eksperimen 2 dimana persentase siswa dengan kekuatan argumen kuat pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning dengan pendekatan Flipped Classroom dapat meningkatkan kualitas argumentasi ilmiah siswa