2 research outputs found

    Analisis Kinerja Simpang Patung Pahlawan Marilonga Ende

    Get PDF
    Simpang Patung Pahlawan Marilonga Ende merupakan salah satu simpang yang cukup ramai karena memiliki akses langsung ke pasar Wolowona, dan juga dilalui peregerakan lalu lintas utama dan menerus  yang melalui jalan trans Flores.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kondisi kinerja simpang saat ini. Data yang diperlukan berupa volume lalu lintas dan kondisi lingkungan. Indikator penilaian kinerja simpang berdasarkan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Departemen Pekerjaan Umum, 1997).Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja simpang Patung Pahlawan Marilonga Ende dalam kondisi batas yang tidak ideal, nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,75, tundaan 13,4866 det/smp, dan peluang antrian (QP) 22 % - 45%. Setelah dilakukan upaya pengendalian berupa pengaturan pergerakan kendaraan dan pelarangan penggunaan aktivitas sisi jalan yang berdampak pada hambatan samping menjadi rendah. Kinerja simpang mengalami penurunan, dengan nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,31, nilai tundaan 8,1031 det/smp, dan peluang antrian (QP) 5 % - 14%.  Sehingga upaya mempertahankan kinerja simpang melalui pemasangan rambu lalu lintas berupa dilarang melawan arah, dilarang parkir, dan dilarang berhenti merupakan beberapa cara pengendalian yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan pergerakan lalu lintas yang ada pada simpang Patung Pahlawan Marilonga Ende

    Studi Perbandingan Karakteristik Agregat Quarry Nangapanda Dan Quarry Aemau Untuk Lapis Pondasi Bawah (Sub Base)

    Get PDF
    Salah satu bahan penyusun perkerasan jalan adalah agregat,untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik material agregat sebagai bahan dasar konstruksi jalan. Quarry Nangapanda dan quarry Aemau merupakan sumber material yang sering digunakan untuk pembangunan pekerjaan jalan di Kabupaten Ende dan Nagekeo. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik agregat quarry Nangapanda dan quarry Aemau, serta perbandingan karakteristiknya untuk lapis pondasi bawah (sub base). Metode yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil pengujian analisis saringan agregat dua quarry ini termasuk dalam tipikal gradasi seragam,berat jenis (bulk) quarry Nangapanda sebesar 2,53 dan quarry Aemau sebesar 2,84. Penyerapan (absorption) untuk quarry Nangapanda sebesar 2,81% dan quarry Aemau sebesar 1,60%,kadar air agregat quarry Nangapanda sebesar 1,51% dan quarry Aemau sebesar 1,075%,agregat yang lolos nomor 200 (0,075 mm) quarry Nangapanda sebesar 0,283% dan quarry Aemau sebesar 0,423%, keausan agregat quarry Nangapanda sebesar 18,30% dan quarry Aemau sebesar 12,06%. Hasil akhir agregat dua quarry ini sudah memenuhi syarat SNI dengan perbandingan karakteristik agregat quarry Aemau lebih baik dari agregat quarry Nangapanda
    corecore